Anda di halaman 1dari 2

Seorang wanita usia 32 tahun datang dengan keluhan lemas dan cepat merasa capai dalam kegiatan

sehari-hari. Pasien juga merasa sering berkunang-kunang dan pusing sehingga sering harus
beristirahat sejenak disela-sela aktivitasnya. Pasien tampak pucat dan lemah.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dengan 2 orang anak, terakhir berusia 1 tahun. Suami
adalah seorang buruh serabutan.

1. Kenapa pasien lemas?

2. Kenapa pasien cepat capai?

3. Kenapa pasien sering berkunang-kunang?

4. Kenapa pasien sering pusing?

5. Kenapa pasien tampak pucat dan lemah?

6. Bagaimana hubungan antara jumlah anak dengan pasien?

7. Bagiamana hubungan pekerjaan dengan yang dialami pasien?

8. Bagaimana hubungan pekerjaan suami dengan apa yang dialami pasien?

1. Lemas karena suply oksigen ke jaringan di seluruh tubuh berkurang, menjadikan sel tidak
bisa untuk menghasilkan energy dengan optimal karena proses pembuatan energy dan
panas beralih yang asalnya menggunakan metabolisme aerob menjadi metabolisme
anaerob. Pada metabolisme anaerob, energy yang dipakai menghasilkan 36 atp. Namun
ketika menggunakan metabolisme anaerob, maka yang dihasilkan hanya 2 atp dan laktat.
Dimana ketika terjadi penumpukan laktat akan membuat otot menjadi lemas, pegal dan
keram.

8. Hubungan antara status ekonomi dengan kejadian anemia yang dialami oleh pasien
adalah kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya keterjangkauan untuk
mendapatkan gizi yang mencukupi pada pasien dengan anemia, penyebabnya adalah
kurangnya keterjangkauan lokasi dan pendapatan untuk pembelian makanan sehari-hari
sehingga mengurangi jumah dan kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada
penurunan status gizi. Gangguan gizi yang umum pada perempuan adalah anemia, meskipun
secara fisiologis, menstruasi bulanan juga berperan dalam hal ini.
Terkait dengan sumber makanan atau gizi yang dikonsumsi oleh pasien anemia, seharusnya,
pasien anemia mendapatkan asupan protein yang tinggi, namun dikarenakan pendapatan
yang rendah juga keterjangkauan lokasi untuk mendapatkan protein, menjadikan
kekurangan asupan protein menjadi salah satu faktor resiko untuk terjadi, namun
dikarenakan pendapatan yang rendah juga keterjangkauan lokasi untuk mendapatkan
protein, menjadikan kekurangan asupan protein menjadi salah satu faktor resiko untuk
memperburuk kejadian anemia.

6. Adapun hubungan antara jumlah anak dengan resiko anemia adalah banyaknya jumlah
keluarga merupakan salah satu faktor yang juga diasumsikan mempunya hubungan dengan
resiko anemia, apalagi dengan keadaan ibu tersebut sedang hamil. Hal ini disebabkan karena
pendistribusian makanan yang tidak merata bagi setiap anggota keluarga, dan kelompok
yang paling terkena akibatnya adalah ibu hamil. Biasanya, seorang ibu yang sedang hamil
akan mengutamakan makanan bagi anak-anaknya dan suaminya terlebih dahulu. Bila
kesediaan makanan terbatas, sementara jumlah anggota keluarga banyak dengan sistem
prioritas seperti ini, maka yang akan mendapatkan makanan seadanya adalah ibu hamil.
Dengan jumlah makanan yang seadanya, intake zat gizi yang serba terbatas, dan bila terjadi
terus menerus dalam kurun waktu yang lama, kemungkinan terjadinya anemia karena
kebutuhan zar gizi, contohnya besi yang tidak terpenuhi.

7. Pada dasarnya pekerjaan seseorang dapat berhubungan dengan tingkat pendidikan


seseorang. Seseorang dengan pendidikan yang baik akan mendapatkan akses pekerjaan dan
pendapatan yang lebih baik karena proses seleksi yang terbuka. Pendidikan akan
berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang, bagaimana dia mencari pekerjaan,
bagaimana dia mendapatkan pengetahuan tentang makanan dan gizi yang didapatkan
sehingga dengan pendidikan yang baik akan sangat berpengaruh pada kejadian anemia pada
ibu tersebut, terutama pada ibu hamil.
jika dilihat pada skenario, ibu dan bapak tersebut bekerja hanya buruh serabutan dan irt,
hipotesa sementara hal tersebut karena tingkat pendidikan yang rendah.
Adapun hubungan antara anemia dengan tingkat pendidikan/ pengetahuan yang rendah
adalah kurangnya akses untuk mendapatkan hal-hal seputar anemia, contohnya perjalanan
penyakitnya, penyebabnya, resikonya, diagnosanya, cara-cara untuk terapi nya walaupun
dengan home terapi, dan juga cara untuk mendapatkan pelayanan menuju akses kesehatan
di daerah setempat. Kebanyakan orang-orang dengan tingkat pengetahuan yang rendah,
kurang respect atau menyadari tentang adanya fasilitas layanan kesehatan di lingkungannya,
ataupun malah berpindah dengan cara pengobatan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai