Anda di halaman 1dari 6

Nama : Niar Tandilintin

Nim : 21606044

Kelas : Reg. B

Konsep Dasar Anatomi Dan Fisiologi Sistem Imun

A. Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh


Sistem imunitas manusia berhubungan erat dengan sistem limfatik, karena itu organ organ
yang berperan disini adalah organ-organ sistem limfatik. Dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Organ limfatik primer
 Timus
Suatu jaringan limfatik yang terletak di sepanjang trakea di rongga dada bagian
atas. Fungsinya memproses limfosit muda menjadi T limfosit.
 Sumsum Tulang
Jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat
produksi sebagian besar sel darah baru. Sumsum tulang merupakan jaringan
limfatik karena memproduksi limfosit muda yang akan diproses pada timus atau
tempat-tempat lainnya untuk menjadi limfosit T atau limfosit B.
2) Organ limfatik sekunder
a. Tonsil
Jaringan lymphatic yang terdiri dari kumpulan-kumpulan limposit .
Fungsi : Memproduksi lymphatic dan antibodi yang kemudian akan masuk ke
dalam cairan lymph. Tonsil terletak pada :
 Dinding dalam nosopharynx (tonsila pharingea )
 Fosa tonsilaris di samping-belakang lidah (tonsil palatina)
 Di bawah lidah (tonsila liqualis)
Tonsil bukan merupakan kelenjar karena tidak memiliki pembuluh lymph afferent,
oleh sebab itu tonsil tidak menyaring cairan lympha.
a. Nodus Limfa
Nodus limfa adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus)
yang mengandung limfosit dan makrofag.
Nodus limfa berfungsi sebagai:
Penyaring mikroorganisme dalam limfe ketika cairan tersebut melewati nodus.
Jadi bila jaringan terinfeksi, nodus limfatik bisa menjadi bengkak dan nyeri bila
ditekan. Apabila infeksinya ringan, imfeksi tersebut akan diatasi oleh sel-sel nodus
sehinggar nyeri serta bengkak mereda. Apabila infeksinya berat, organesme penyebab
infeksi akan menyebabkan peradangan akut dan destruksi sehingga terbentuklah abses
di dalam nodus tersebut. Apabila bakteri tidak berhasil dirusak oleh nodus, bakteria
tersebut dapat masuk ke dalam aliran limfe dan menginfeksi sirkulasi sistemik dan
menimbulkan septikemia.
 Memproduksi limfosit baru untuk aliran darah. Sel-sel di dalam nodus
bermultiplikasi secara konstan dan sel-sel yang baru terbentuk akan dibawa oleh
cairan limfe.
 Nodus dapat memproduksi beberapa antibodi dan antitoksin untuk mencegah
infeksi.
Limpa ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri
abdomen di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh, dan sebelas.
Limpa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limpa
menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas struktur jaringan ikat . Diantara jalinan-jalinan itu terbentuk isi
limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastis yang terdiri dan
beberapa serabut otot halus. Serabut otot halus ini berperram- seandainya ada- sangat
kecil bagi limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk trabekulae yang masuk ke
dalam jaringan limpa dan membaginya ke dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke dalam pulpa,
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada
organ-organ yang lain dipisahkan oleh pembuluh darah
Fungsi limpa :
 Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang
dewasa juga masih mengerjakannya bila sumsum tulang rusak.
 Sel darah merah yang sudah rusak dipisahkan dari sirkulasi.
 Limpa juga menghasilkan limfosit.
 Diperkirakan juga limpa bertuigas menghancurkan sel darah putih dan trombosit.
 Sebagai bagian dari sistema retikulo endoteleal ,limpa juga terlibat dalam
perlindungan terhadap penyakit dan menghasilkan zat-zat antibodi.
B. Sistem Pertahan Tubuh
Pertahanan tubuh ada 2 yaitu pertahanan tubuh non spesifik dan pertahanan tubuh spesifik.
1. Pertahanan tubuh non spesifik (Natural / Imunitas Bawaan)
Dikatakan tidak spesifik karena berlaku untuk semua organisme dan memberikan
perlindungan umum terhadap berbagai jenis agent. Secara umum pertahanan tubuh non
spesifik ini terbagi menjadi pertahanan fisik, mekanik dan kimiawi.
Lapisan pertahanan tubuh non spesifik dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Lapisan Pertama
1) Pertahanan fisik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan pertahanan fisik dalam tubuh manusia
antara lain adalah:
 Kulit, kulit yang utuh menjadi salah satu garis pertahanan pertama karena
sifatnya yang permeable terhadap infeksi berbagai organisme.
 Asam laktat, dalam keringat dan sekresi sebasea dalam mempertahankan
pH kulit tetap rendah, sehingga sebagian besar mikroorganisme tidak
mampu bertahan hidup dalam kondisi ini.
 Cilia, mikroorganisme yang masuk saluran nafas diangkut keluar oleh
gerakan silia yang melekat pada sel epitel.
 Mukus, membrane mukosa mensekresi mucus untuk menjebak mikroba
dan partikel asing lainnya serta menutup masuk jalurnya bakteri/virus.
 Granulosit, mengenali mikroba organisme sebagai musuh dan menelan serta
menghancurkan mereka.
 Proses inflamasi, invasi jaringan oleh mikroorganisme merangsang respon
inflamasi pada tubuh dengan tanda inflamasi yaitu kemerahan,
panas,pembengkakan, nyeri, hilangnya fungsi dan granulosit dan
mikroorganisme nosit keluar.
2) Pertahanan mekanik
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara pertahanan mekanik antara lain
adalah:
 Bersin, reaksi tubuh karena ada benda asing (bakteri, virus, benda dan lain-
lain yang masuk hidung) reaksi tubuh untuk mengeluarkan dengan bersin.
 Bilasan air mata, saat ada benda asing produksi air mata berlebih
untuk mengeluarkan benda tersebut.
 Bilasan saliva, kalau ada zat berbahaya produksi saliva berlebih
untuk menetralkan.
 Urin dan feses, jika berlebih maka respon tubuh untuk segera
mengeluarkannya.
3) Pertahanan kimiawi
Pertahanan tubuh non spesifik dengan cara kimiawi antara lain adalah:
 Enzim dan asam dalam cairan pencernaan berfungsi sebagai pelindung
bagi tubuh.
 HCL lambung, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
 Asiditas vagina, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
 Cairan empedu, membunuh bakteri yang tidak tahan asam.
b. Lapisan kedua
1) Seluler
 Natural Kiler
Natural kiler adalah leukosit yang berjaga di sistem peredaran darah dan
limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus
 Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan makrofag. Sel fagosit
menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.
2) Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus.
Interferon berfungsi memperingatkan sel lain di sekitarnya akan bahaya suatu
antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel yang terinfeksi, karena
mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen
3) Inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap suatu
kerusakan.
Fungsi inflamasi:
 Membunuh antigen yang masuk.
 Mencegah penyebaran infeksi.
 Mempercepat proses penyembuhan
2. Pertahanan tubuh spesifik (Pertahanan Tubuh Didapat)
Dikatakan spesifik karena hanya terbatas pada satu mikroorganisme dan tidak
memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang tidak berkaitan. Pertahanan ini di
dapat melalui pejanan terhadap agen infeksi spesifik sehingga jaringan tubuh
membentuk system imun. Komponen sistem imun yang paling utama adalah pada
bagian ini yaitu leukosit.
Kekebalan tubuh yang didapat dibagi menjadi dua , yaitu :
a. Kekebalan Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit B dengan
atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel B akan dilaksanakan
oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel plasma. Terdapat lima kelas
imunoglobulin yang kita kenal, yaitu IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
Pembentukan kekebalan humoral dilakukan setelah respon imun non-spesifik
berhasil dilakukan.
1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya
oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada
sel B. Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.
Macam-macam sel limfosit B:
 Sel B memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik
apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
 Sel B plasma, mensekresikan antibodi dan hidup selama 4-5 hari.
b. Kekebalan Dimediasi Sel
Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik
gagal menahan antigen masuk ke tubuh.
Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen oleh sel
limfosit T.
1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
2) yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya
oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.
Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh
yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan
antibodi.
Macam-macam sel limfosit T:
 Sel T memori, diprogram untuk mengingat dan mengenali antigen spesifik
apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
 Sel T helper , mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan
aktivasi sel T.
 Sel T sitotoksik (pembunuh), melisis sel tubuh yang diserang antigen.
 Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.

Anda mungkin juga menyukai