Desain PLTU Dan Analisis Ekonominya
Desain PLTU Dan Analisis Ekonominya
THERMODYNAMICS
Oleh:
Dosen/Pengajar
Ary Bachtiar, ST, MT, Ph.D
1.2 Tujuan
2. Kajian Teori
2.1 Bahan Bakar Batu Bara
Batubara adalah sisa tumbuhan dari zaman prasejarah yang berubah
bentuk yang awalnya berakumulasi di rawa dan lahan gambut. Penimbunan
sisa tumbuhan dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeseran kerak bumi
(dikenal sebagai pergeseran tektonik) mengubur rawa dan gambut yang
seringkali sampai ke kedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunan,
material tumbuhan tersebut terkena suhu dan tekanan yang tinggi. Suhu dan
tekanan yang tinggi tersebut menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami
proses perubahan fisika dan kimiawi dan mengubah tumbuhan tersebut
menjadi gambut dan kemudian batubara. Batubara diklasifikasikan dalam
berbagai cara menurut sifat-sifat kimia dan fisiknya. Sistem yang paling
umum diterima adalah yang digunakan oleh American Society for Testing and
Materials (ASTM, perhimpunan pengujian dan bahan di Amerika Serikat),
yang membagibagi atas berbagai kualitas batubara atau berdasarkan tingkat
metamorphosis (perubahan bentuk dan struktur dibawah pengaruh suhu,
tekanan, dan air). Klasifikasi ini mencakup batubara mulai dari keadaan
metamorphosis yang paling rendah yaitu lignit, subbitumin, bitumin dan yang
tertinggi yaitu antrasit.
Specific enthalpy :
𝒉𝟐 = 𝒉𝒇 + 𝒙𝟐 𝒉𝒇𝒈 = 𝟔𝟗𝟕. 𝟐𝟐 + (𝟎. 𝟗𝟖𝟗𝟓 𝐗 𝟐𝟎𝟔𝟔. 𝟑) = 𝟐𝟕𝟒𝟏. 𝟖𝟐 𝒌𝑱/𝒌𝒈
Specific enthalpy :
𝒉𝟒 = 𝒉𝒇 + 𝒙𝟒 𝒉𝒇𝒈 = 𝟏𝟕𝟑. 𝟖𝟖 + (𝟎. 𝟗𝟑𝟖𝟐 𝐗 𝟐𝟒𝟎𝟑) = 𝟐𝟒𝟐𝟖. 𝟑𝟕 𝒌𝑱/𝒌𝒈
State 5 (saturated liquid)
P5 = 0.008 MPa,
h5 = 173.88 kJ/kg.
̇ ⁄𝑴𝑾|
(𝟏𝟎𝟎 𝑴𝑾)|𝟑𝟔𝟎𝟎𝒔⁄𝒉||𝟏𝟎𝟑 𝒌𝑾
𝒎̇ =
(𝟔𝟎𝟔.𝟔+𝟗𝟐𝟒.𝟖−𝟖.𝟎𝟔) 𝒌𝑱⁄𝒌𝒈
= 𝟐. 𝟒 × 𝟏𝟎𝟓 𝒌𝒈⁄𝒉
The rate of heat transfer from the condensing steam to the cooling
water :
̇ 𝒎̇ (𝒉 − 𝒉 )
𝑸̇𝒐𝒖𝒕 = 𝟒 𝟓
Thermal efficiency :
(𝒉𝟏 −𝒉𝟐 )+(𝒉̇ 𝟑 −𝒉𝟒 )−(𝒉𝟔 −𝒉𝟓 )
𝜼=
(𝒉𝟏 −𝒉𝟔 )+(𝒉𝟑 −𝒉𝟐 )
̇
(𝟑𝟑𝟒𝟖.𝟒−𝟐𝟕𝟒𝟏.𝟖)+(𝟑𝟑𝟓𝟑.𝟑−𝟐𝟒𝟐𝟖.𝟓)−(𝟏𝟖𝟏.𝟗𝟒−𝟏𝟕𝟑.𝟖𝟖)
𝜼= (𝟑𝟑𝟒𝟖.𝟒−𝟏𝟖𝟏.𝟗𝟒)+(𝟑𝟑𝟓𝟑.𝟑−𝟐𝟕𝟒𝟏.𝟖)
Ẇturbin
Ẇturbin = ṁ [(h1 – h2) + (h3 – h4)]
Ẇturbin = 𝟐. 𝟒 × 𝟏𝟎𝟓 𝒌𝒈⁄𝒉 [((𝟑𝟑𝟒𝟖. 𝟒 − 𝟐𝟕𝟒𝟏. 𝟖) +
(𝟑𝟑𝟓𝟑. 𝟑 − 𝟐𝟒𝟐𝟖. 𝟓) ]
= 𝟏𝟎𝟐 𝑴𝑾
State 2 :
P2 = 2.0 MPa
Specific entropy s2, Sama dengan state 1.
Dari tabel A-4, didapatkan h2 = 2963.5 kJ/kg.
State 5 :
Dari tabel A-4 diperoleh :
p5 = 0.3 MPa dan s5 = s47.7571 kJ/kg K, maka enthalpy pada state 5
dapat dihitung. Dari perhitungan diperoleh h5 = 3101.5 kJ/kg.
State 6 :
s6 = s4, diperoleh quality pada state 6 : x6 = 0.9382.
𝒉𝟔 = 𝒉𝒇 + 𝒙𝟔 𝒉𝒇𝒈 = 𝟏𝟕𝟑. 𝟖𝟖 + (𝟎. 𝟗𝟑𝟖𝟐 𝐗 𝟐𝟒𝟎𝟑. 𝟏)
= 𝟐𝟒𝟐𝟖. 𝟓 𝒌𝑱/𝒌𝒈
State 7 pada condenser exit :
h7 = 173.88 kJ/kg.
Pompa 1
𝑾̇𝒑𝟏
= (𝟏 − 𝒚′ − 𝒚")(𝒉𝟖 − 𝒉𝟕 )
𝒎̇𝟏
= (𝟎. 𝟕𝟓𝟑𝟕)(𝟏𝟕𝟒. 𝟏𝟕 − 𝟏𝟕𝟑. 𝟖𝟖) = 𝟎. 𝟐𝟐 𝒌𝑱/𝒌𝒈
Pompa 2
𝑾̇𝒑𝟐
= (𝒉𝟏𝟎 − 𝒉𝟗 ) = 𝟓𝟔𝟗. 𝟕𝟑 − 𝟓𝟔𝟏. 𝟒𝟕 = 𝟖. 𝟐𝟔 𝒌𝑱/𝒌𝒈
𝒎̇𝟏
Thermal effisiensi
𝑾̇𝒕𝟏 ⁄𝒎̇𝟏 +𝑾̇𝒕𝟐 ⁄𝒎̇𝟏 −𝑾̇𝒑𝟏 ⁄𝒎̇𝟏 −𝑾̇𝒑𝟐 ⁄𝒎̇𝟏
𝜼=
𝑸̇𝒊𝒏 ⁄𝒎̇𝟏
𝟓𝟕𝟐.𝟗+𝟕𝟐𝟎.𝟕−𝟎.𝟐𝟐−𝟖.𝟐𝟔
𝜼= = 𝟎. 𝟒𝟐
𝟐𝟗𝟖𝟒
𝜼 = 𝟎. 𝟒𝟐 = 𝟎. 𝟒𝟐 𝐗 𝟏𝟎𝟎% = 𝟒𝟐 %
5. Analisis Ekonomi
Sistem PLTU ini akan didesain menggunakan Reheat Rankine Cycle
Saja tanpa penambahan Open feed water heater (OFWH) dan close feed water
heater (CFWH).
5.1 Biaya bahan bakar batubara (Fuel Cost / FC)
Jenis batubara yang digunakan adalah Lignite Coal yang mempunyai
properties sebagai berikut :
Nilai kalori LHV = 4200 kkal/kg
Harga /kg = Rp 595/kg
Untuk menghitung total Fuel Cost, maka diperlukan parameter-
parameter lain yang harus ditentukan dengan asumsi sebagai berikut :
Lifetime PLTU = 25 tahun
Waktu operasional dalam 1 tahun = (8640 jam/tahun)
Laju aliran massa (ṁ) = 2.363x105 Kg/Jam
= Rp (4,973+0.105+0.3501+0.034) x 1012
= Rp 5.4621 x 1012
5.3 Biaya Operational dan Maintanace (OMC)
Biaya operational (OMC) dapat dihitung menggunakan persamaan
dibawah ini :
OMC = Biaya Operational dan Maintenance x Waktu operational x
Capacity factor x Kapasitas Produksi Listrik
=Rp 130/Kwh x 25 (tahun) x 8640 (jam/tahun) x (0.95) x
10 x 105 (Kwatt)
= Rp 2.67 x 1012
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa secara termodinamika dan analisis ekonominya
maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Dari analisa diatas dapat dilihat bahwa modifikasi dengan penambahan
open feedwater heater (OFWH) dan closed feedwater heater (CFWH)
dapat meningkatkan effisiensi dari reheat cycle. Terbukti bahwa sebelum
dilakukan modifikasi effisiensi reheat cycle 𝟎. 𝟒𝟎𝟑𝟐 (𝟒𝟎. 𝟑𝟐%) dan sesudah
dilakukan modifikasi effisiensi reheat cycle naik menjadi 𝟎. 𝟒𝟐 (𝟒𝟐 %).
2. Total biaya investasi pada PLTU 2 x 50 MW Ombilin Sumatera Barat
adalah Rp. 4.11 x 1013.
3. Lama waktu yang di butuhkan untuk mengembalikan biaya investasi
adalah 18.2 Tahun