BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana yang tidak ada habisnya, baik karena manusia maupun karena
kejadian alam merupakan sumber stressor yang dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai masalah kesehatan jiwa masyarakat, baik yang ringan
sampai yang berat. Masalah kesehatan jiwa yang ringan berupa masalah
psikososial seperti kecemasan, psikosomatis dapat terjadi pada orang yang
mengalami bencana. Bahkan keadaan lebih berat seperti depresi dan psikosis
dapat terjadi jika orang yang mengalami masalah psikososial tidak ditangani
dengan baik
Biasanya harga diri sangat rentan terganggu pada saat remaja dan usia
lanjut. Dari hasil riset ditemukan bahwa masalah kesehatan fisik dapat
mengakibatkan harga diri rendah. Harga diri tinggi terkait dengam
ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain.
Sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal yang
buruk dan resiko terjadi harga diri rendah.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri
rendah dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (negatif self
evaluasi yang telah berlangsung lama). Dan dapat di ekspresikan secara
langsung atau tidak langsung (nyata atau tidak nyata). Konsep diri sangat
erat kaitannya dengan diri individu. Kehidupan yang sehat, baik fisik
maupun psikologi salah satunya di dukung oleh konsep diri yang baik dan
stabil. Konsep diri adalah hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran,
kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu
tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam
membina hubungan interpersonal. Meskipun konsep diri tidak langsung ada,
begitu individu di lahirkan, tetapi secara bertahap seiring dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan individu, konsep diri akan terbentuk karena
pengaruh ligkungannya. selain itu konsep diri juga akan di pelajari oleh
individu melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk
berbagai stressor yang dilalui individu tersebut. Hal ini akan membentuk
persepsi individu terhadap dirinya sendiri dan penilaian persepsinya
terhadap pengalaman akan situasi tertentu. Gambaran penilaian tentang
konsep diri dapat di ketahui melalui rentang respon dari adaptif sampai
dengan maladaptif. Konsep diri itu sendiri terdiri dari beberapa bagian,
yaitu: gambaran diri (body Image), ideal diri, harga diri, peran dan identitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi ganguan jiwa?
2. Apa penyebab gangguan jiwa?
3. Apa saja macam-macam gangguan jiwa?
4. Bagaimana dukungan sosial keluarga?
5. Apa saja peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa komunitas?
6. Bagaimana pelayanan kesehatan jiwa komunitas?
7. Baigaimana menetapkan asuhan keperawatan komunitas jiwa masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi gangguan jiwa.
2. Untuk mengetahui penyebab gangguan jiwa.
3. Untuk mengetahui gangguan jiwa.
4. Untuk mengetahui dukungan sosial keluarga.
5. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa komunitas
6. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan jiwa kesehatan.
7. Untuk menetapkan asuhan keperawatan komunitas jiwa masyarakat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami
oleh setiap orang dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah
5
b. Parafrenia
Parafrenia merupakan gangguan jiwa gawat yang pertama timbul
pada (lansia), (misalnya pada waktu menopause pada wanita). Gangguan
ini sering dianggap sebagai kondisi diantara Skizofrenia paranoid di satu
pihak dan gangguan depresif di pihak lain.
c. Gangguan Jiwa Afektif
Gangguan jiwa afektif adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
adanya gangguan emosi (afektif) sehingga segala perilaku diwarnai oleh
ketergangguan keadan emosi.
d. Neurosis
Gangguan neurosis dialami sekitar 10-20% kelompok lansia.
Sering sukar untuk mengenali gangguan ini pada lansia karena disangka
sebagai gejala ketuaan. Hampir separuhnya merupakan gangguan yang
ada sejak masa mudanya, sedangkan separuhnya lagi adalah gangguan
yang didapatkannya pada masa memasuki lansia. Gangguan neurosis
pada lansia berhubungan erat dengan masalah psikososial dalam
memasuki tahap lansia. Gangguan ini ditandai oleh kecemasan sebagai
gejala utama dengan daya tilikan (insight) serta daya menilai realitasnya
yang baik. Kepribadiannya tetap utuh, secara kualitas perilaku orang
neurosis tetap baik, namun secara kuantitas perilakunya menjadi
irrasional. Secara umum gangguan neurosis dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Neurosis cemas dan panic
2. Neurosis obsesif kompulsif
3. Neurosis fobik
4. Neurosis histerik (konversi)
5. Gangguan somatoform
6. Hipokondriasis
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS JIWA MASYARAKAT
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data Inti (Core)
a. Riwayat :
1. Usia penderita:
Anak : 15 – 20 tahun
Orang tua : 32 tahun
2. Jenis ganguan jiwa yang pernah diderita: gangguan konsep diri: harga diri
rendah, memandang dirinya tidak sebaik teman-temannya di sekolah.
3. Riwayat trauma : takut yang berlebihan
4. Konflik : penganiayaan
b. Demografi
1) Vital statistik:
Kelurahan Patimuan terletak di Kecamatan Patimuan, Kabupaten
Cilacap. Kelurahan Patimuan berbatasan langsung dengan 4
Kelurahan. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan purwodadi,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan cinyawang, sebelah
timur berbatasan dengan Kelurahan sidamukti, dan sebelah barat
berbatasan dengan Kelurahan Maos. Kelurahan Patimuan terdapat 5
RW, dan setiap RW ada 5 RT, dan setiap RT terdapat 28 Kepala
Keluarga.
2) Agama : Islam
3) Budaya : Jawa
c. Data Delapan subsistem
1) Lingkungan fisik
Kualitas udara di Kelurahan Patimuan cukup bersih tidak ada polusi
udara, karena Kelurahan tersebut masih banyak terdapat pohon-
pohon rindang. Di Kelurahan Patimuan untuk memenuhi kebutuhan
29
7) Rekreasi
Sarana rekreasi yang sering digunakan oleh warga yang ada di
kelurahan Patimuan adalah bermain bersama di lapangan bola setiap
sore, dan sering berkumpul mengobrol di lingkungan rumah. Warga
yang ada di kelurahan Patimuan biasanya melakukan rekreasi di
lapangan pada sore hari dan berkumpul di lingkungan rumah pada
saat malam sehabis magrib.
Dampak rekreasi terhdap kesehatan jiwa masyarakat rekreasi yang
ada cukup memberikan dampak positif pada warga, karena semakin
terjalinnya kebersamaan dan rasa peduli antar warga dan sering
berdiskusi untuk mengatasi masalah ekonomi yang sulit sehinga
kondisi emosional sebagian warga yang sering marah dapat di
kurangi dengan saling berdiskusi pada saat berkumpul di lingkungan
rumah.
B. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah situasional pada remaja di kelurahan Patimuan
berhubungan dengan Gangguan gambaran diri yang dimanifestasikan dengan
Akibat dimarahi dan diperlakukan kasar sama orang tua.
C. Perencanan
1. Tujuan jangka panjang
Koping komunitas di kelurahan Patimuan menjadi efektif dalam menjalani
masalah.
2. Tujuan jangka pendek
a. Orangtua di kelurahan patimuan dapat mengatasi stres.
b. Tidak terjadi kekerasan pada remaja di kelurahan patimuan.
c. Remaja di kelurahan patimuan tidak lagi takut dengan orangtuanya.
d. Percaya diri paa remaja di kelurahan patimuan meningkat.
e. Kedekatan orang tua dan remaja menjadi lebih baik.
3.3 Implementasi
Kriteri
Dx Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Waktu Standar Evaluasi Evaluator
a
.I Setelah dilakukan Setelah dilakukan Proses 1. Pembentukan a. Kader Aula Setiap Respon e. Warga Mahasiswa
tind.keperawatan tind. keperawatan kelompok kelompok kerja kesehatan Kelurahan hari verbal mengikuti Kader
selama 3 minggu selama 1 minggu: kesehatan jiwa di b. Tokoh Patimuan minggu, kelompok kerja kesehatan
diharapkan Warga Kelurahan desa masy. dilakukan kesehatan jiwa
orangtua bisa Patimuan dapat 2. Pembentukan c. Maha 2 kali/ di desa
melakukan membentuk kelompok siswa minggu. f.Warga
tindakan koping kelompok kerja pendukung seperti d. Materi ttg mengikuti
yang efektif. kesehatan jiwa di kelompok kesehatan kelompok
desa dan pengajian, jiwa pengajian
kelompok kelompok diskusi
pendukung . kesehatan jiwa.
Setelah dilakukan Pedidikan g. Latihan 1. kader Aula Setiap Respon a. Warga Mahasiswa
tind keperawatan kesehatan kepemimpinan kesehatan Kelurahan hari verbal mengikuti Kader
selama 2 minggu Jiwa (mengadakan 2. Tokoh Patimuan minggu, training motivasi kesehatan
warga kelurahan melalui training motivasi) masy. dilakukan b. Warga bisa
33
Setelah dilakukan Pemberda i. Pembinaan 1. Kader Aula Setiap Respon 1. Warga aktif Mahasiswa
tind. keperawatan yaan dan keluarga sehat dan kesehatan Kelurahan hari Psikom diskusi terkait Kader
selama 3 minggu kemitraan anggota keluarga 2. Tokoh Patimuan minggu, otor kasus yang ada kesehatan
warga kelurahan resiko gang. jiwa masy. dilakukan 2. Warga
patimuan dapat membahas kasus 3. Maha 2 kali/ 1 terkontrol
melakukan studi terkait manajemen siswa minggu emosinya
kasus tentang stress dan di 4. Materi dengan
masalah yang diskusikan. tentang kelompok
sering dihadapi j. Pembinaan kesehatan Respon diskusi tersebut
kelompok & jiwa Afektif 3. Masyarakat
masy. melalui lebih mampu
kunjungan Perawa menghadapi
t Puskesmas/ kemungkinan
Komunitas masalah yg ada
k. Kerjasama LP warga terbuka
dengan Dinas wawasan dan
Kesehatan peluang usaha
Kabupaten berupa untuk perbaikan
pengadaan ekonominya.
kegiatan rutin Life
Skill Education
dan LS berupa
pelatihan
kewirausaan dari
Dinas Perikanan.
Setelah dilakukan Intervensi 1. Terapi modalitas 4. Perawat Aula Setiap 2 Respon 1. Warga merasa Mahasiswa
tind.keperawatan profesiona keperawatan 5. Tokoh Kelurahan hari verbal lebih tenang dan kader
selama 4 minggu l berupa pemberian masy. Patimuan sekali/min 2. Warga merasa kesehatan
warga kelurahan teknik relaksasi 6. Tokoh ggu lebih semangat
35
A. Kesimpulan
Keperawatan Jiwa adalah pelayan keperawatan 36aladaptive36 didasarkan
pada ilmu perilaku, Ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respon psiko-sosial yang 36aladaptive yang disebabkan
oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi
keperawatan jiwa (komunikasi terapetik dan dan terapi modalitas keperawatan
kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa. Klien,
(individu, keluarga, kelompok komunitas).
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan proses interpersonal yang
berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang
mendukung pada fungsi yang terintegrasi sehingga sanggup mengembangkan
diri secara wajar dan dapat melakukan fungsinya dengan baik, sanggup
menjelaskan tugasnya sehari-hari sebagaimana mestinya, Dalam
mengembangkan upaya pelayanan keperawatan jiwa, perawat sangat penting
untuk mengetahui dan meyakini akan peran dan fungsinya, serta memahami
beberapa konsep dasar yangf berhubungan denga asuhan keperawatan jiwa.
37
DAFTAR PUSTAKA