Oleh:
Deskafiani Putri
NIM 1708436518
Pembimbing:
Usia : 53 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Nomor RM : 99.74.15
Keluhan Utama
Nyeri pada seluruh bagian perut sejak 1 minggu yang lalu.
AMPLE
A : Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat-obatan.
M : Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan.
P : Riwayat diabetes melitus (-), hipertensi (-), asma (-), penyakit jantung (-).
L : Pasien dipuasakan selama 6 jam sebelum operasi.
E : Pasien merokok.
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALISATA
Keadaan Umum : Tampak sakit berat.
Kesadaran : GCS 15
Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Suhu : 36,9oC
Pernapasan : 16 x/menit
Berat Badan : 65 kg
Tinggi badan : 170 cm
BMI : 22,5 kg/m2
A. Airway
Pasien dapat berbicara dengan lancar, tidak terdapat kelainan pada leher, tidak
ada suara nafas tambahan (gurgling, stridor, snoring), hembusan nafas dapat
dirasakan.
Penilaian LEMON
L (Look) : Gigi dan lidah pasien tidak besar, tidak terdapat
trauma wajah.
E (Evaluation) : Jarak antara gigi seri atas - bawah 3 jari.
Jarak tulang tiroid dengan dagu 3 jari.
Jarak benjolan tiroid dengan dasar mulut 2 jari.
M (Mallampati score) : Classification II.
O (Obstruction) : Tidak tampak adanya kemungkinan obstruksi.
N (Neck mobility) : Pasien tidak memiliki keterbatasan gerak leher.
B. Breathing
Frekuensi nafas 16x/menit, gerakan dinding dada simetris kanan-kiri, tidak
ada retraksi sela iga dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan, suara nafas
vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).
C. Circulation
Akral hangat, tidak pucat, frekuensi nadi 96 x/menit, reguler, pengisian
penuh, CRT < 2 detik, tekanan darah 130/80 mmHg, terpasang IV line dengan
cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit, terpasang kateter urin.
D. Disability
Kesadaran composmentis cooperative, GCS 15 (E4V5M6).
Pupil isokor 2 mm/2 mm, refleks cahaya (+/+).
E. Exposure
Pasien mengenakan baju OK dan diselimuti.
Pemeriksaan Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), udem palpebral (-/-),
pupil isokor, refleks cahaya (+/+).
Mulut : Sianosis (-), mukosa kering (-), gigi palsu (-), bibir pucat (-).
Leher : Tidak tampak adanya benjolan dan pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar getah bening.
Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : Dinding dada simetris, gerakan dinding dada simetris, tidak ada
retraksi sela iga dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
Palpasi : Vokal fremitus simetris.
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas jantung dbn.
Auskultasi : suara nafas vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), bunyi
jantung S1 dan S2 normal regular, murmur (-), gallop (-).
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut tampak distensi, scar (-), venektasi (-).
Auskultasi : Bising usus (-)
Palpasi : Defans muskuler (+), nyeri tekan seluruh regio abdomen (+), hepar
dan lien sulit dinilai.
Perkusi : Sulit dinilai.
Pemeriksaan Ekstremitas
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah Rutin (23/10/2018)
Leukosit : 14.000 /uL
Hemoglobin : 17,5 gr/dl
Hematokrit : 50,5 %
Trombosit : 237.000 /uL
CT : 7’
BT : 2’
b. Kimia Darah (23/10/2018)
Glukosa : 159 mg/dl
c. Rontgen Thoraks
Cor dan pulmo dalam batas normal.
Diagnosis Kerja
Ileus Obstruktif ec Susp. Keganasan
Diagnosis Banding
Apendisitis akut.
Penatalaksanaan
Laparotomi eksplorasi.
Rencana Anestesi
General anestesi ET.
Status ASA
ASA II.
Persiapan Pasien
Pasien telah puasa selama 6 jam sebelum pelaksanaan operasi.
Menggunakan pakaian khusus operasi.
Pasien tidak menggunakan perhiasan, gigi palsu, dan gigi tidak ada yang goyang.
Melihat kemampuan pasien membuka mulut.
Akses intravena satu jalur (kateter IV No. 18) dipasang di tangan kiri dan menetes
lancar.
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung (connector),
face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan stetoskop, ETT jenis kingking nomor 6,5; 7; 7,5 , spuit 20 cc,
magill, lidocain jelly, anestesi topical dan vasokontriksi yaitu lidocain 3% dan
phenylephrine 0,25 %, introducer, plester (hipafix) 2 lembar ukuran 15 x 1,5
cm dan 2 lembar ukuran 5x3 cm, konektor, dan selang suction.
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5, dan 10 cc
Alat infus kontinius
Tahapan anastesi
1. Premedikasi
- Dengan akses intavena, berikan bolus fentanyl 150 mcg.
2. Oksigenasi
- Alirkan O2 2 L/menit melalui face mask, dan alirkan kearah depan wajah
pasien.
3. Induksi
- Bolus propofol 100 mg, selanjutnya cek respon reflek bulu mata pasien
hingga dapat hasil respon (-), diikuti dengan pemberian bolus atracurium
30 mg.
4. Ventilasi
- Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala,
gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah pada jalan
nafas pasien.
- Pasang face mask, dan berikan aliran O2 2 L/menit ditambah dengan aliran
N2O 2 L/menit dan aliran Sevoflurane 2 Vol. %. Pasien diberikan ventilasi
secara manual dengan frekuensi nafas 14x/menit selama 3 menit. Setelah
memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan laringoskopi.
5. Laringoskopi
- Lepaskan face mask dan oropharynx tube.
- Pasang blade pada gagang laringoskop dan pegang laringoskop dengan
tangan kiri.
- Masukan laringoskop ke dalam mulut pasien dari sisi kanan, singkirkan
lidah ke kiri, posisikan kepala pasien ekstensi, telusuri lidah pasien hingga
terlihat epiglottis dan plica vocalis.
6. Intubasi
Masukan ETT no 7,0 dengan tangan kanan ke arah plica vocalis.
Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi.
Pastikan ETT telah masuk ke trakea dengan cara lihat pergerakan dinding
dada simetris dan auskultasi paru dengan suara nafas yang sama kuat
pada lapangan paru kanan dan kiri saat memompa balon.
Fiksasi interna ETT dengan mengembangkan balon ETT menggunakan
udara melalui spuit 20 ml dan fiksasi eksterna dengan menggunakan
plester.
Tutup mata pasien dengan plester.
Pasang oropharynx tube pada pasien.
Ubah setting mesin anestesi dari manual spontan ke IPPV spontan dengan
500 ml dan RR 12x/ menit.
Maintenance
- Inhalasi O2 2 L/menit, N2O 2 L/menit, dan sevoflurane 2 vol %.
Durante Operasi
Terapi cairan
Kebutuhan cairan maintenance per jam (M)
P = M x lama puasa
P = 105 ml/jam x 6 jam = 630 ml
Ekstubasi
Menutup aliran N2O dan sevoflurance.
Alirkan oksigen 8 L/menit.
Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur.
Melakukan suction slime pada airway pasien.
Mengempeskan balon ETT, lepaskan plester fiksasi ETT, cabut ETT, dan
segera pasang face mask dengan oksigen 8 L/menit.
Ekstensikan kepala pasien.
Recovery
- Drip Ketorolac 30 mg.
- Drip Tramadol 100 mg.
Instruksi di RR