TINJAUAN TEORI
1
2. Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema
yang universalis (90%-100%), biasanya disertai skuama. Bila eritamanya
antara 50%-90% disebut sebagai pre-eritroderma. Pada definisi ini yang
mutlak harus ada adalah eritema, sedangkan skuama tidak selalu
terdapat.(Djuanda, Adhi; 2007)
3. Eritroderma juga dikenal sebagai exfoliative dermatitis atau pitriasis rubra.
Eritroderma adalah suatu penyakit kulit dengan gambaran dermatologis
berupa eritema difusa dan skuama yang meliputi lebih dari 90% area kulit.
2.1.2 Etiologi
Etiologi menurut Mahbob, Nordadia bt Mohammad. (2013) yaitu :
1. Penyakit kulit sebelumnya
Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang telah
ada sebelumnya, diantaranya yang paling sering menimbulkan eritroderma
anatar lain;
a. Psoriasis
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik
dan residif, yang ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas
tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan.
b. Dermatitis atopic
Dermatitis atopic adalah dermatitis yang terjadi pada orang yang
mempunyai riwayat atropi, ditandai dengan adanya reaksi yang
berlebihan terhadap rangsangan dari lingkungan sekitarnya, seperti
bahan iritan, allergen, dan kecenderungan untuk memproduksi IgE.
Karakteristiknya adalah adanya rasa gatal, eritema dan adanya
perubahan histologik dengan sel radang yang bulat, dan ada epidermal
spongiotik.
c. Dermatitis Seboroik
2
Dermatitis seboroik adalah peradangan yang sering terdapat pada daerah
tubuh berambut, terutama pada kulit kepala, alis mata dan muka, kronik
dan superficial.
2. Reaksi hipersensitivitas Obat
Beberapa obat seperti golongan calcium channel blocker, antiepilepsi,
antibiotic (seperti penicili, sulfonamis, dan vancomicin), allopurinol, gold,
lithium quinidine, simetidin dan dapsone yang paling sering mencetuskan
terjadinya eritrodermaderma.
3. Penyakit Keganasan
Penyakit keganasan yang dapat menimbulkan eritroderma adalah limfoma
dan leukemia.
4. CTCL (Cutaneus T cell Lymphoma) atau sindrom Sezary,
Penyakit ini termasuk limfoma, ada yang berpendapat merupakan stadium
dini mikosis fungoides yang penyebabanya belum diketahui, dan diduga
akibat infeksi virus.
5. Penyebab lainnya:
Penyebabnya bersifat idiopatik. Sementara penyebab eritroderm yang
kurang umum anatara lain penyakit imunobulosa, penyakit jaringan ikat,
infeksi yang meliputi scabies dan dermatofit, pitriasis rubra piliasri (PRP)
dan penyakit keganasan.
3
4. Warna kulit berubah dari merah muda menjadi merah gelap, setelah
seminggu, mulai terbentuk eksfoliatif (bersisik) dalam bentuk serpihan tipis
yang membuat lapisan kulit menjadi halus dan merah, dengan
pembentukan sisik baru karena sisik sebelumnya terkelupas
5. Kemungkinan terjadi kerontokan rambut
6. Pengaruh sistemik : gagal jantung kongestif curah tinggi, ginekomastia,
hiperuresemia, dan gangguan suhu tubuh
4
parakeratosis menonjol, terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis dan
perpanjangan rete ridge lebih dominan.
Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrsi bisa menjadi semakin plemorfik,
dan mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostic specific, seperti
bandlike limfod infiltrate di dermis-dermis, dengan sel cerebriform
mononuclear atipikal dan pautrier’s microabscesses.
Pada pasien dengan sindrom Sezary ditemukan limfosit atipik yang disebut
dengan sel sezary. Biopsi pada kulit juga member kelainan yang agak khas,
yakni terdapat infiltrate pada dermis bagian atas dan terdapatnya sel
Sezary. Disebut sezary syndrome bila jumlah sel yang beredar 1000/mm3
atau melebihi 10 % sel yang beredar.
5
denga asetretin. Lama penyebuhan golongan II ini bervariasi beberapa
minggu hingga beberapa bulan, jadi tidak seperti golong I.
Pada pengobatan dengen kortikosteroid jangka lama (long term),
yakni jika melebihi 1 bulan lebih baik digunakan metilprednisoslon
daripada perdnison dengan dosis ekuivalen karena efeknya lebih sedikit.
Pengobatan penyakit Leiner dengan kortikosteroid member hasil yang baik.
Dosis prednisone 3x 1,2 mg sehari. Pada syndrome Sezary pengobatan
terdiri ata kortikosteroid (prednisosn 30 mg) atau metilprednisolon
ekuivalen dengan sitotatik, biasanya digunakan klorambusil dengan dosis
2-6 mg sehari.
Pada eritroderma kronis diberikan pula diet tinggi protein, karena
terlepasnya skuama mengakibatka kehinlangan proten. Kelainan kulit juga
perl diolesi emolien untuk mengurangi radiasi akibat vasidilatasi oleh
eritema misalnya salep lanolin 10% atau krim urea 10%.
Antibiotik sistemik diperlukan bagi pasien yang terbukti mendapat
infeksi sekunder baik yang bersifat local maupun sistemik. Pemberian
antibiotic sistemik pada pasien yang tidak terbukti mengalami infeksi
sekunder juga memberikan keuntungan karena kolonisasi bakteri dapat
menyebabakan eksaserbasi eritroderma.
4. Perawatan Topical
o Bila masih menggigil penderita tidak boleh mandi dulu
o Setiap pagi seluruh tubuh diolesi oleum cocos
o Untuk kulit yang terlalu kering dapat digunakan krim
hidrokortison 1 %
.
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi sistemik eritroderma meliputi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, gangguan termoregulator, infeksi, syok kardiogenik,
sindrom gawat napas, dekompensasi pada penyakit hati kronis, dan
ginekomastia.
6
Cairan dan elektrolit hilang melalui kapiler-kapiler yang bocor akibat
terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Hilangnya protein pada
pasien eritroderma terjadi melalui pembentukan skuama yang lebih dari
normal dimana pada pembentukan skuama meningkat hingga 20-30%.
Hilangnya protein yang significan menyebabkan negative nitrogen balance
(keseimbangan nitrogen negative) yang dapat menimbulkan edema dan
hipoalbuminemia.
Pada lesi akan mudah terbentuk kolonialisasi bakteri yang akan
menimbulkan reaksi inflamasi, pecah-pecah, dan ekskoriasi pada kulit. Pasien
eritroderma akibat CTCL atau HIV-AIDS sebagai penyakit yang mendasari
akan lebih rentan terjadi sepsis oleh bakteri stafilokokus.
2.1.8 Prognosis
Prognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang
mendasarinya. Kasus karena penyebab obat dapat membaik setelah
penggunaan obat dihentikan dan diberi terapi yang sesuai. Penyembuhan
golongan ini tercepat dari golongan lain.
Pada eritroderma yang belum diketahui sebabnya, pengobatan
dengan kortikosteroid hanya mengurangi gejalanya, pasien akan mengalami
ketergantungan kortikosteroid
Eritroderma disebabkan oleh dermatosa dapat diatasi dengan
pengobatan, tetapi mungkin akan timbul kekambuhan. Kasus idiopatik adalah
kasus yang tidak terduga. Dapat bertahan dalam waktu yang lama, seringkali
disertai dengan kondisi yang lemah.
Sindrom sezary prognosisnya buruk, pasien pria umumnya akan
meninggal setelah 5 tahun, sedangkan pasien wanita setelah 10 tahun. kemTIn
disebabkan oleh infeksi atau penyakit yang berkembang menjadi mikosis
fungoides.
7
2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk
mendeteksi infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah
amat rentan terhadap infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi
mikroorganisme pathogen yang akan memperberat inflamasi antibiotik , yang
diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan
sensitivitas.
1. Biodata
Jenis Kelamin: Biasanya laki – laki 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit dahulu ( RPM )
Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus ,
psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis.
Seboroik dan dermatosiss atopik , limfoblastoma.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama
kulit.
3. Pola Fungsi Gordon
a. Pola Nutrisi dan metabolisme
Terjadinya kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan
nitrogen yang negative mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh
pasien ( dehidrasi ).
b. Pola persepsi dan konsep diri
Konsep diri
Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan /
lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon ,
pembentukan skuama sehingga mengganggu harga diri.
8
4. Pemeriksaan fisik
a. KU : lemah
b. TTV : suhu naik atau turun.
c. Kepala
Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.
d. Mulut
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh
obat.
e. Abdomen
Adanya limfadenopati dan hepatomegali.
f. Ekstremitas
Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.
g. Kulit
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi
ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi.
Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.
(Brunner & Suddarth , 2002 ).
9
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan.
10
37,5 0C cairan berlebih dapat
menimbulkan
dehidrasi yang
berbahaya dan
mengakibatkan syok
11
) 4. Menghindari
Bau (-) 4 adanya infeksi
Batasan nosokomial yang
karakteristik: dapat memperparah
-skuama/sisik keadaan.
berkurang 5. Menjaga diri dan
-luka dekubitus pasien dari infeksi
(-) lebih lanjut.
6. Untuk mengurangi
paparan kepada
pasien yang dapat
memperberat
infeksi.
3 Ketidaksei -Setelah dilakukan Nutrition Management 1. Untuk memastikan
mbangan tindakan 1. Kaji adanya alergi pemeberian makanan
nutrisi: keperawatan 3x24 makanan yang sesuai untuk
kurang jam 2. Kolaborasi dengan pasien.
dari ketidakseimbangan ahli gizi untuk 2. Perhitungan
kebutuhan nutrisi: kurang dari menentukan jumlah kebutuhan kalori
tubuh kebutuhan dapat kalori dan nutrisi sesuai keadaan dan
b.d teratasi. yang dibutuhkan kondisi pasien sangat
Ketidakma -Klien menunjukkan; pasien. penting untuk
mpuan Status nutris dg 3. Anjurkan pasien menentukan intake
mengabsor indikator: untuk meningkatkan yang harus diberikan.
psi nutrisi indikator score intake Fe, protein, 3. Untuk memenuhi
Intake 4 vitamin C, asam kebutuhan unsure-
nutrient folat,zink,dan unsur penting dalam
(vitamin, lainnya sesuai tubuh sehingga
protein, indikasi. metabolisme/ reaksi
4. Berikan makanan dalam tubuh baik.
12
Mineral,ka yang terpilih (sudah 4. Makanan yang sesuai
rbohidrat) dikonsultasikan dengan perhitungan
adekuat dengan ahli gizi) yang tepat membantu
Intake 4 5. Berikan informasi penyembuhan pasien.
makanan tentang kebutuhan 5. Pengetahuan tentang
Intake 4 nutrisi nutrisis sangat penting
minuman 6. Kaji kemampuan untuk memandirikan
BB sesuai pasien untuk pasien.
TB normal mendapatkan nutrisi 6. Agar nutrisi dapat
(36-40 Kg) yang dibutuhkan masuk ke tubuh
Hb dan pasien.
hematokrit Nutrition Monitoring 7. Mengetahui
normal 7. Ukur BB pasien jika perkembangan gizi
(Hb=14,3- memungkinkan pasien.
17,7)& 8. Monitor kulit kering 8. Adanya kulit kering
(Hct=40- dan perubahan dan pigmentasi yang
47%) pigmentasi abnormal
Batasan 9. Monitor kekeringan, menunjukkan adanya
karakteristik: rambut kusam, dan gangguan dalam
-Keadaan umum mudah patah nutrisi tubuh.
baik 10. Monitor kadar 9. Adanya kekeringan,
-laboratorium: albumin, total rambut kusam, dan
13
kulit kering
dan kasar
berkurang
mukosa bibir
tidak kering
Status gizi
membaik
14
DAFTAR PUSTAKA
15