Anda di halaman 1dari 5

KOMPOSISI KIMIA MEMBRAN SEL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMEABILITAS
YOSSI OLIVIA
1710422012
4B
yosiolivia1@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum mengenai air sebagai komponen tumbuhan dilaksanakan pada hari juma’t, 14
september 2018 pukul 14.00 s/d selesai di Laboratorium Pendidikan IV, Jurusan Biologi,
FMIPA, Universitas Andalas. Praktikum bertujuan untuk melihat pengaruh berbagai perlakuan
fisik dan kimia terhadap permeabilitas serta melihat pengaruh larutan asam dan basa terhadap
permeabilitas membran jaringan. Pengaruh perlakuan panas dan dingin terhadap
permeabilitas sel menyebabkan semakin tinggi atau terlalu terlalu rendahnya suhu yang
diberikan pada jaringan umbi maka nilai absorban yang diperoleh akan semakin besar. Hal ini
menyebabkan membran semakin rusak akibatnya semakin banyak pula isi sel yang ke luar
dan larutan menjadi keruh

Kata Kunci :Absorban, Membran, Permeabilitas, Spektofotometer, Suhu

PENDAHULUAN
Membran sel merupakan lapisan yang plasma. Membran plasma adalah tepi
melindungi inti sel dan sitoplasma, kehidupan, pembatasan yang
serta membungkus organel-organel di memisahkan sel hidup dari lingkungan
dalam sel. Membran sel merupakan sekelilingnya. Membran plasma
lapisan semi permeable yang menunjukkan permeabilitas selektif
mengontrol pertukaran zat-zat, antara artinya memungkinkan beberapa zat
bagian dalam sel dan lingkungan luar. untuk menembus membran tersebut
Membran sel terdiri dari banyak tipe secara lebih mudah dari pada zat zat
molekul, dan setiap tipe ini memiliki yang lain. Lipid dan protein adalah
kegunaan yang berbeda-beda dalam bahan penyusun utama membran
struktur dan fungsinya sebagai disamping karbohidrat. Lipid yang
penyusun membran. Beberapa contoh paling melimpah disebagian besar
dari molekul tersebut adalah : membran adalah fosfolipid.
Fosfolipid, Protein, Kolestrol, Glikolipid, Kemampuan fosfolipid ung pada untuk
dan Glikoprotein. Molekul penyusun membentuk membran merupakan
membran sel memiliki struktur yang sifan inheren dalam struktur
dinamis, dimana komponen- molekularnya (Campbell,2002)
komponennya bergerak dan dapat Membran sel merupakan
terikat bersama dalam berbagai bentuk larutan secara eksternal maka interaksi
interaksi semi permanen. fisiologi dapat terjadi diantara aliran-
(Dwijoseputro, 1985) aliran antara pelarut. Untuk mengukur
Lapisan dalam sel tumbuan berbagai pelarut berbagai membran
adalah membran sel atau membran “nilella transinans” bahwa membran
terutama membran plasmolemma dan tersebut tidak mudah ditembus oleh
protoplasma yang telah diplasmolisis molekul polar, sehingga membran sel
mungkin sangat berbeda dengan sel mencegah keluarnya komponen-
yang normal kurang atau lebih lumid komponen dalam sel yang larut dalam
karena tingkat volumenya dari air. Namun, sel juga memerlukan
protoplas yang diplasmolisi sulit diukur bahan-bahan nutrisi dan membuang
dengan tiap terjadinya. (Willkins, limbahnya ke luar sel. Untuk
1989). memenuhi kebutuhan ini, sel harus
Membran plasma merupakan mengembangkan suatu sistem atau
batas kehidupan, batas yang mekanisme khusus untuk transpor
memisahkan sel hidup dari melintasi membran sel. (Subowo,
sekelilingnya yang mati. Berdasarkan 1995)
dari komposisi kimia membran dan Perbedaan permeabilitas
pemeabilitasnya terhadap solut maka sangat bergantung pada besar
dapat disimpulkan bahwa membran sel kecilnya molekul yang lewat dan
terdiri atas lipid dan protein. Tiga ditentukan dengan besarnya pori-pori
macam lipida polar yang utama adalah membran. Tapi pada membran plasma
fosfolipida, glukolipida dan sedikit sel hidup besarnya molekul tidak
sulfolipida. Pada lipida polar, asam berpengaruh, hal ini disebabkan
lemak yang hidrofobik berorientasi ke adanya kaitan antara kelarutan zat
bagian dalam membran. Variasi antara dalam salah satu komponen membran
panjang dan tingkat ketidakjenuhan (Tomi, 2009). Selain itu, permeabilitas
(jumlah ikatan rangkap) dari rantai membran sel dipengaruhi oleh ukuran
asam lemak berpengaruh terhadap titik solut, kelarutan lemak, derajat ionisasi,
cair. Membran sel terdiri atas dua lapis pH, dan temperatur. Ukuran solut yang
molekul fosfolipid. Bagian ekor dengan cenderung semakin besar, serta
asam lemak yang bersifat hidrofobik derajat ionisasi yang semakin tinggi
(non polar), kedua lapis molekul menyebabkan kemampuan
tersebut saling berorientasi kedalam, permeabilitas membran cenderung
sedangkan bagian kepala bersifat menurun, sedangkan pengaruh
hidrofilik (polar), mengarah ke temperature dan pH yang tinggi
lingkungan yang berair.Pada membran membuat membran sel menjadi lebih
terdapat lapisan ganda dan molekul- mudah mengalami denaturasi
molekul posfolipid yang letaknya (Loveless, 1991)
teratur sedemikian rupa sehingga
ujung karbon yang hidropobik
terbungkus sedemikian rupa di dalam
sebuah lapisan amorf dalam senyawa METODA PRAKTIKUM
lipid. (Prawiranata, 1981).
Waktu dan tempat
Adanya sifat hidrofobik di
bagian tengah lapisan lipid membran Pelaksanaan praktikum mengenai Air
plasma menyebabkan membran sebagai Komponen Tumbuhan
dilaksanakan pada Jumat, 14
September 2018 pukul 13.30 s/d
selesai di Laboratorium pendidikan IV, 1.2 Perlakuan Dingin
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan alam, Umbi dipotong kemudian
Universitas Andalas,Padanf didinginkan hingga membeku. Umbi
dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Alat dan Bahan yang berisi 15 ml air. Sebagai kontrol
umbi yang tidak didinginkan
Alat yang dibutuhkan ialah gelas piala dimasukkan ke dalam 15 ml air.
1000 ml, bor, spektrofotometer, kuvet, Diinkubasi umbi selama 1 jam, cek nilai
thermometer, freezer, tabung reaksi absorbannya dengan spektrofotometer
dan silet. Bahan yang dibutuhkan ialah .
umbi-umbian, air destilata, methanol, 1.3 Perlakuan dengan senyawa kimia
aseton, tertiary butyl alcohol, HCl.
KOH, Asam asetat, NH4OH Umbi dimasukkan ke dalam larutan
methanol dan aseton. Diinkubasi
Cara Kerja
selama 1 jam kemudian diukur nilai
1.Pengaruh suhu dan senyawa kimia absorbannya.
terhadap permeabilitas membran sel
2. Permeabilitas jaringan hidup pada
Dicuci bersih umbi kentang dengan larutan asam basa
sikat kemudian dipotong 2 bentuk
silinder umbi dengan bantun bor Disiapkan 10 sayatan
dengan ketebalan 3 cm. Umbi dicuci epidermis Rhoeo discolor. 10 ml
selama 10-15 menit. Larutan penguji (air, KOH, NH4OH,
HCL, CH3COOH) dimasukkan ke
1.1 Perlakuan Panas dalam tabung reaksi . 2 sayatan Rhoeo
2/3 air dipanaskan dengan gelas discolor dimasukkan ke dalam air, 2
piala 1000 ml diatas api. Potongan sayatan dimasukkan ke dalam larutan
umbi dimasukkan ke dalam gelas piala KOH dan 6 sayatan dimasukkan ke
pada suhu 700C selama 1 menit. dalam larutan NH4OH. 4 Sayatan
Setelah 1 menit lalu dipindahkan umbi dibilas dengan air kemudian 2 sayatan
ke dalam tabung reaksi berisi 15 ml air Rhoeo discolor yang telah dibilas
pada suhu masing-masing 650C, 600C, dimasukkan ke dalam larutan HCL dan
500C, 450C, 800C. Setelah diinkubasi 2 sayatan lagi dimasukkan ke dalam
selama 1 jam, umbi dikelurkan dan CH3COOH. Di catat waktu perubahan
tabung reaksi dikocok kemudian warna kemudian dibilas dan masukkan
dihitung nilai absorbannya pada ke dalam larutan NH4OH.
panjang gelombang 525 nm pada
spektrofotometer
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :

TABEL 1. Pengaruh Suhu Terhadap Permeabilitas Membran Sel

NO SUHU NILAI ABSORBAN


1 400C 0,019
2 550C 0,002
3 700C 0,001
4 850C 0,001
5 Suhu Dingin (20C) 0,005

Berdasarkan tabel, setelah dilakukan tidak tepat waktunya 1 menit,


percobaan pengaruh suhu, untuk kebanyakan sudah lewat dari waktu
perlakuan panas didapatkan nilai semestinya karena praktikan harus
absorban untuk suhu 850C adalah antri.
0,001nm, suhu 700C nilai absorbannya Adanya nilai absorban ini
0,001 nm, suhu 550C nilai absorbannya menunjukkan bahwa plasma dari sel
0,002 nm, suhu 400C nilai absorbannya umbi telah diserap oleh larutan.
0,019 nm untuk perlakuan dingin (20C) Dengan kata lain, pigmen larutan telah
didapatkan nilai absorban 0,005 nm. terserap oleh larutan sehingga larutan
Pada perlakuan panas, menjadi keruh. Menurut Salisbury dan
seharusnya semakin tinggi suhu yang Cleon (1995), semakin tinggi suhu
diberikan maka nilai absorban akan maka protein akan terdenaturasi
semakin besar. Karena semakin tinggi sehingga membran plasma dapat
suhu, menyebabkan membran menjadi rusak akibatnya banyak cairan
semakin rusak akibatnya semakin sel yang keluar dan nilai absorbannya
banyak pula isi sel yang ke luar. Seperti tinggi
diketahui bahwa komponen membran Perlakuan dingin terhadap
tersusun atas lipid dan protein. Jika permeabilitas membran, di. dapat nilai
suhunya terlalu tinggi, protein akan absorbans 0,005 Hal ini berarti ketika
mengalami denaturasi kemudian bit gula pada suhu 2°C, membran
meyebabkan isi di dalam sel ke luar mengalami kerusakan yang lebih
karena protein penyusun membran parah. Karena suhu terlalu ekstrim bagi
selnya rusak. Akan tetapi pada ketahanan membran. Hal ini pun
percobaan didapatkan hasil yang tidak dikarenakan pecahnya ikatan
sesuai dengan literatur. Bahkan pada hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan
suhu 80°C nilai absorbannya adalah garam dan terbukanya lipatan molekul
0,008. Kesalahan dalam percobaan ini Pada perlakuan dingin paling pekat
karena sebagian sel isinya air, jika
disebabkan oleh beberapa hal antara
dibekukan air akan mengkristal
lain jaringan yang dipotong tidak sama
sehingga tidak permeabel lagi. Pada
besar. Kemudian pada waktu perlakuan panas merusak semua
pemanasan, waktu yang digunakan bagian sel bila terlalu tinggi suhunya,
tidak efisien karena setiap kelompok sehingga protein menjadi rusak ( tidak
menggunakan penangas air yang tahan panas ) suhu makin tinggi,
sama. Jadi saat pengambilan jaringan protein akan rusak. (Niemietz 2006).
KESIMPULAN DAN SARAN storage roots shows high
water channel activity
Kesimpulan
regulated by pH. Journal of
Dari hasil percobaan yang didapatkan, Experimental Botany. 57:3.
dapat disimpulkan bahwa :
Prawinata, W. 1981. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
1. Nilai absorban yang tertinggi terjadi Bandung : ITB.
pada larutan yang diberikan
perlakuan pada suhu 400C dengan Salisbury, J.W. dan Cleon W. Ross.
nilai absorban 0,019 dan nilai 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
ITB: Bandung.
absoban terendah pada suhu 700C
dan 850C dengan nilai absorban Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung :
0,001 Angkasa.
2. Semakin tinggi suhu yang diberikan
maka nilai absorban semakin besar
Wilkins, M.B. 1989. Fisiologi tanaman.
3. Pembekuan menyebabkan
PT Bina Aksara : Jakarta..
permeabilitas membran tinggi.
Saran
Pada pelaksanaan praktikum ini
diharapkan praktikan agar lebih
cekatan dalam bekerja. Selain itu,
praktikan diharapkan lebih pandai lagi
membuat preparat yang representative

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2002 Biologi Edisi


Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Dwijoseputro, D. 1985. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia.
Jakarta.
.

Lovelles. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi


Tumbuhan Untuk Daerah
Tropika. Gramedia Pustaka
Utama. Bandung
Niemietz Christa. 2006. Plasma
Membrane of Beta vulgaris

Anda mungkin juga menyukai