Anda di halaman 1dari 9

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN

DALAM INGATAN MANUSIA

Oleh:

Gumilang Sari, S.Pd


19020518010936

SMP NEGERI 3 PARUNGPANJANG

Jalan Gintung Cilejet, Kecamatan Parungpanjang Kab.Bogor

2018-2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ingatan memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu dan perkiraan pada
masa depan. Ingatan merupakan kumpulan reaksi elektromia yang rumit yang diaktifkan
melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat rumit
dan unik di seluruh bagian otak. Ingatan yang sifatnya dinamis ini terus berubah dan
berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan. Pengolahan
informasi mengandung arti bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Ketika
individu memperoleh suatu informasi, secara tidak langsung otak akan memproses
informasi tersebut.
Kita sebagai manusia memiliki otak yang memiliki kehebatan yang luar biasa
bahkan melebihi komputer. Akan tetapi terkadang kita tidak tahu bagaimana
memanfaatkan kehebatan dan mengoptimalkan seluruh potensi otak tersebut, terutama
dalam mengingat sesuatu. Sehingga otak tidak memungkinkan semua jejak ingatan itu
tersimpan terus dengan sempurna. Ketika orang yang bersangkutan diminta untuk
mengingat kembali hal yang sudah diingatnya, berangsur-angsur akan mulai terlupakan
sebagiannya. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari teori dan faktor-faktor ingatan
(memori) agar dapat mewariskan memori ini sepanjang zaman, sehingga perkembangan
manusia selalu berkembang.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengorganisasian informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia ?
2. Bagaimana model pembelajaran pemrosesan informasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian ingatan (memori) dan teori pendukungnya.
2. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ingatan (Memori) Manusia


Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali
informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat
kesadaran (otak) setelah diberikan tafsiran. Untuk menyimpan informasi yang diperoleh dari
panca indera, melalui perhatian, dan proses persepsi, kemudian tersimpan dalam waktu yang
singkat atau dalam waktu yang lama. Informasi yang tersimpan dalam jangka waktu singkat
berarti informasi tersebut hanya masuk ke dalam ingatan jangka pendek (short term memory),
manakala informasi itu masuk ke dalam ingatan jangka panjang (long term memory) ia akan
tersimpan dalam waktu yang relatif lama, mulai dari satu menit sampai akhir hayat seseorang.
Berikut ini jangka waktu penyimpan informasi diantaranya :
1. Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek ialah tempat menyimpan informasi yang akan dikeluarkan
segera dalam waktu yang labih pendek. Ada 2 cara untuk meningkatkan ingatan jangka
pendek, yaitu:
a. Rehearsal adalah pengulangan informasi secara sadar sebagai usaha untuk
mempertahankan informasi dalam ingatan jangka pendek.
b. Encoding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk yang dapat
diingat. Encoding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu pengelompokan
beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata sebagai frase (larger
chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger chunks).
2. Ingatan Jangka Panjang
Ingatan jangka panjang ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk masa
yang cukup lama. Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa
faktor, yaitu :1) Faktor Individu, dimana proses mengingat akan lebih efektif apabila
individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam
pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi Fisik dan kesehatan yang baik. 2) Faktor
Sesuatu yang dalam hal ini adalah sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang
jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas
rangsangan yang cukup kuat. 3) Faktor Lingkungan proses mengingat akan lebih efektif
apabila ada lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.
Adapun teori yang paling banyak yang digunakan oleh para ahli adalah teori tentang tiga
proses memori, seperti berikut :
1. Enconding (Fungsi Memasukan)
Enconding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam bentuk
yang dapat diingat. Enconding dapat dilakukan dengan metode chunking, yaitu
pengelompokan beberapa huruf sebagai kata (small chunks), sekelompok kata
sebagai frase (larger chunks) dan serangkaian frase sebagai kalimat (even larger
chunks). Proses pengubahan informasi dapat terjadi dengan dua cara, yaitu :
a. Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh indera dimasukkan
dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya.Contohnya adalah seorang anak yang
menginginkan barang yang sangat ia mau, apabila tidak dibelikan, ia akan
menangis sekeras kerasnya. Kelakuan tersebut bisa tersimpan di otak mereka
karena dengan menagis sekeras-kerasnya ia akan dibelikan barang yang ia mau.
b. Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan
pengetahun ke dalam ingatannya. Contohnya adalah seseorang yang sering jalan
kesuatu tempat, ia akan hafal dengan sengaja tempat tersebut.
2. Storage (Fungsi Menyimpan)
Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam enconding tersebut.
Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang
diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Sistem penyimpanan ini sangat
mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, atau memori
jangka panjang). Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri
seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatannya. Sehubungan
dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal penting yang dapat dicata, yaitu
interval atau jarak waktu antara memasukkan dan menimbulkan kembali. Interval dapat
dibedakan atas :
1. Lama Interval yaitu menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan
sampai ditimbulkan kembali bahan itu. Lamanya berkaitan dengan kekuatan retensi
2. Isi Interval yaitu aktivitas-aktivitas yang terdapat pada interval. Aktivetas tersebut
akan merusak atau menganggu jejak ingatan sehingga dapat menyebabkan
kelupaan.
3. Retrieval
Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya. Proses
mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi
yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Hilgrad (1975)
menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu :
a) Recall yaitu mengeluarkan bagian spesifik dari informasi, biasanya diarahkan
dengan menggunakan Selective attention adalah membatasi perhatian pada
stimulus tertentu ketika ada banyak stimulus yang hadir pada situasi tertentu.
Individu lebih memperhatikan karakteristik fisik dari stimulus, contohnya adalah
volume dan ritme suara.
b) Recognition yaitu mengenali bahwa stimulus tertentu telah disajikan
sebelumnya. Contohnya Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya
dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah
diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan
yang ada.
c) Redintegrative yaitu proses meningat dengan menghubungkan berbagai
informasi menjadi suatu cerita yang cukup lengkap. Proses ini terjadi bila
seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Susilo Bambang Yudhoyono
(presiden RI), maka akan teringat banyak hal tentang tokoh tersebut.
Perbedaan antara recall dan recognition menunjukan adanya fungsi petunjuk
mengingat dalam recognition. Petunjuk ini membantu organisme mengenali informasi
yang akan diingat khususnya memori jangka panjang. Pendekatan Information-
Processing menyatakan bahwa memori dapat dipahami melalui tiga proses, yaitu
enconding, storage, dan interval. Tapi dalam proses tersebut terlibat tiga sistem memori
yang berbeda, yaitu memori sensorik, memori jangka pendek (short term memory), dan
memori jangka panjang (long term memory).
Memori bukanlah gudang informasi yang pasif akan tetapi merupakan sistem yang
aktif, ia memilih data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi
informasi yang bermakna, dan menyimpan banyak dari informasi itu untuk digunakan
pada waktu kemudian.Namun demikian para ahli berpendapat bahwa ingatan tidak hanya
terbatas dalam ingatan jangka pendek dan panjang, akan tetapi ingatan itu terbagi ke
dalam ingatan dekleratif, ingatan prosudural, ingatan semantik, ingatan episodik, ingatan
implisit, ingatan eksplisit, dan ingatan otomatis dan ingatan penuh usaha. Endel Tulving
(dalam Matlin, 1989) membuat karakteristik memory episodik dan semantik dari hasil
penelitiannya, sebagaimana di bawah ini :

No Karakteristik Ingatan Episodik Ingatan Semantik


1 Sumber informasi Pengalaman indera Pengertian
2 Unit informasi Episode & peristiwa Konsep, ide, fakta
3 Organisasi Terkait dengan waktu Konseptual
4 Muatan emosi Lebih penting Kurang penting
5 Kecendrungan lupa Besar Kecil
Waktu yang dibutuhkan untuk
6 Relatif lama Relatif pendek
mengingat
Mengingat kembali
7 Cara mengingat di laboratorium Pengetahuan umum
episode tertentu
8 Kegunaan umum Kurang berguna Sangat berguna

B. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia.


Dengan pengorganisasian atau penataan informasi di dalam memori, kita akan
terbantu dalam mengingat dan menghadirkannya kembali. Strategi penataan memori
yang baik, yakni dengan mengelompokan atau “mengepak” informasi menjadi unit-unit
“higher order” yang dapat diingat sebagai salah satu unit tunggal dengan chunking.
Chunking dilakukan dengan membuat sejumlah besar informasi menjadi lebih mudah
dikelola dan lebih bermakna diantaranya :
1. Konteks
Jalan lain yang dilakukan dalam pengorganisasian proses yang terlihat untuk
mengoperasikan memori adalah bagaimana pengaruh konteks dalam memori. Cara
informasi dikode dan disimpan dalam memori dapat dengan mudah dipengaruhi oleh
konteks. Aturan konteks bisa menseleksi fitur tertentu yang ditujukan untuk
pengkodean dan penyimpanan. Singkatnya konteks berfungsi untuk membantu
mengatur fitur tertentu dalam penempatannya di memori. Apabila kata-kata itu diproses
pada tingkat yang dangkal, lebih sedikit kata-kata yang bisa di ingat, ketika kata-kata
itu diproses pada tingkat yang lebih dalam maka secara substansial lebih banyak kata-
kata yang bisa di ingat.
2. Proses Konstruksi
Secara umum, proses konstruktif merujuk pada tindakan bagaimana kita dapat
mengintegrasikan atau mengatur informasi dalam memori sebuah pola yang lebih
kurang koheren disebut skema. Dapat dipahami, sebuah skema dapat mempengaruhi
bagaimana informasi. informasi baru dapat diintegrasikan ke dalam memori jangka
panjang.
3. Memori Semantik
Memori semantik adalah pengetahuan umum siswa tentang dunia. Memori ini
mencakup:
1. Pengetahuan tentang pelajaran di sekolah (seperti pengetahuan geometri).
2. Pengetahuan tentang bidang keahlian yang berbeda (seperti pengetahuan catur).
3. Pengetahuan “sehari-hari” tentang makna kata, orang terkenal,tempat-tempat penting,
dan hal-hal umum (seperti apa arti kata gaul atau siapa itu SBY atau Gamawan
Fauzi).[4]
Studi memori semantik menitik beratkan pada memori alami, yaitu memori yang
menyimpan apa-apa saja yang didapatkan dari pengalaman berbahasa. pandangan yang
populer tentang memori semantik yaitu beragam makna dari kata-kata yang saling
berhubungan di dalam memori dengan berbagai persetujuan dalam memori. Tidak semua
link diantara kata- kata yang terkait sama-sama penting. Kata-kata yang lebih kritis atau
penting terkait dengan makna konsep dianggap lebih dekat dibanding kata-kata lain.
Sebagai contoh “konsep manusia” mungkin memiliki link ke “orang, tangan , hati, dan
orang”. Tetapi mereka mungkin berbeda dalam mendefenisikan properti dari manusia.
4. Pengelompokan persepsi dan memori
Ide penting yang berasal dari teori Gelstalt memori adalah bahwa hal-hal yang
dikelompokkan perceptual akan menentukan cara mereka akhirnya diselenggarakan di
memori. Informasi di lingkungan kita terkadang special atau temporal terorganisasi
sehingga kita menggunakan organisasi ini untuk mengkodekan dan menyimpan informasi.
Misalnya nomor telepon dikelompokkan menjadi dalam urutan tiga dijit dan empat digit.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Memori atau mengingat merupakan proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan
kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan, kemudian
disimpan dalam pusat kesadaran (otak).
2. Informasi tersimpan dalam waktu yang singkat/ jangka pendek (short term memory)
dan dalam waktu yang lama ingatan jangka panjang (long term memory)
3. Pengorganisasian adalah cara lain untuk melihat proses berlangsungnya
pengorganisasian informasi di dalam memori adalah dengan melihat pengaruh kontek
di dalam memori. Bentuk lain dari proses kerja memori adalah constrative process
yaitu mengacu kepada tindakan yang dilakukan oleh manusia untuk mampu
mengintegrasikan atau mengorganisasikan informasi di dalam memori sehingga
informasi tersebut menjadi lebih koheren.

DAFTAR PUSTAKA
Auliamarsya. 2012. Memori, pengorganisasian, dan lupa.(online),
(http://auliamarsya.blogspot.com/2012/03/memori-ii-pengorganisasian-lupa-dan.html
BimoWalgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset dit or delete it and start
blogging, 1990), 165
Donyprisma. 2011. Informasi dan Pengetahuan). (online),
https://donyprisma.wordpress.com/2011/10/21/data-informasi-dan-pengetahuan
Lanymuklim. Ingatan, memori manusia. (online). ttps://lannymuklim.wordpress.com/ingatan-
memory-manusia)
Mahmud, M. Dimyati. 1991. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: PBFE.
Muhibbin Syah.2001. Psikologi belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
Martinis. 1960. Mempertajamkan daya tahan ingatan dalam proses belajar. (online).
https://martinis1960.wordpress.com/2010/08/01/mempertajamkan-daya-tahan-ingatan-
dalam-proses-belajar/
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999)

Anda mungkin juga menyukai