Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELAPA SAWIT
Buku 1
Fisiologi Benih Kelapa Sawit
Perkembangan lignifikasi dari cangkang diwariskan secara kuantitatif
dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga timbul berbagai variasi
ketebalan cangkang di dalam masing masing masing tipe.
Didalam proses reproduksi hanya satu yang hadir pada gamet atau sel
kelamin, selama proses pembuahan, kedua gamet dari tetua jantan
dan betina bersatu kembali dan tergantung kepada konstitusi genetik,
genotype keturunan mungkin sama atau berbeda dengan tetuanya.
• Silsilah keturunan
• Standar seleksi yang digunakan
• Proses produksi benih
• Profil produksi
• Komponen minyak
• Karekteristik sekunder
• Kepekaan terhadap penyakit
SILSILAH KETURUNAN
1. Origin Dura Semua genitor yang saat ini ada di PPKS adalah dura deli
yang berasal dari 4 pohon kelapa sawit kebun raya bogor, meskipun
tidak ada alasan untuk mengkelompokkannya ke dalam berbagai
populasi, namun penggunaan origin dura ini oleh berbagai lembaga
riset telah menyebabkan terjadinya penghanyutan genetika (Genetic
drift) yang sedikit banyak menimbulkan perbedaan diantara genitor.
Kebanyakan dan pada umumnya dari genitor dura adalah
dari ”populasi Marihat” berdasarkan jumlahnya adalah memungkinkan
untuk membedakan populasinya ini menjadi beberapa origin, bahkan
sub origin. Origin-origin tadi diberi kode berdasarkan nama kebun yang
pertama kali menggunakannya sebagai genitor, yaitu marihat, tinjauan,
dan dolok sinumbah. RISPA adalah ”Populasi Marihat” yang berasal
dari kebun marihat dan selanjutnya di seleksi oleh RISPA. Kode-kode
untuk sub-origin di dasarkan pada nama genitor moyangnya (yang
ditetapkan mulai tahun 1900-an) jadi kebanyakan genitor dura adalah
dari ”populasi Marihat” dihubungkan dengan genitor yang sama
yakni ”533” Diantara genitor genitor ada yang berasal dari
persilangan ”Pupulasi Marihat” dengan sumber sumber lainnyayaitu
genitor yang tidak diketahui untuk orijin ”DS x ?” dan dengan SP 540T
untuk orijin M-RISPA. Empat orijin deli lainnya tidak berhubungan
dengan ”populasi Marihat” , ke empatnya yaitu ”origin Gunung Bayu”
(asal Sumatera) , ”origin Dabou” (asal Sumatera di seleksi di Ivory
Coast) ”orijin Socfin” (asal Sumatera di seleksi di Malaysia dan Ivory
Coast) dan ”origin Dumpy atau ”origin Elmina” (asal Malaysia dan
kemudian dipergunakan oleh RISPA) ”orijin Gunung Melayu” ,
sedangkan ”origin M-Dumpy dan ”Serdang” merupakan orijin yang
relatif belum banyak mengalami seleksi.
2. Orijin Tenera Sebahagian besar dari genitor Tenera yang ada di PPKS
berasal dari Zaire, dan beberapa origin dapat dibedakan berdasarkan
kebun atau pusat riset yang telah melakukan seleksi genitor
moyangnya, dan genitor genitor tersebut antara lain :
Pusat penelitaian kelapa sawit (PPKS) adalah salah institusi resmi yang
ditujuk oleh pemerintah untuk pengadaan benih kelapa sawit di
Republik Indonesia Ini, yang mempunyai potensi 40 juta benih
pertahun, proses pengadaan kecambah yakni dengan tekhnik
fermentasi, perendaman, pemanasan dan perkembangan kecambah
telah dapat mempercepat proses perkecambahan dan meningkatkan
prosentase daya kecambah. Bila benih multi embrio dari benih kelapa
sawit D x P dapat digunakan sebagai sumber bahan tanaman,
penggunaan benih palsu sebagai bahan tanaman akan menurunkan
produksi minyak/ha sebesar 50% dan tertundanya waktu panen.
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Family : Arecaceae
Subfamili : Cocoideae
Genus : Elaeis
3. E. odora
SISTEM AKAR
Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier
dan kuarterner berada pada kedalaman 0-60 cm dan jarak 2-2,5 m dari
pangkal pohon.
BATANG
Batang kelapa sawit memiliki tiga lapisan, 1) lapisan kulit luar, yang
dibentuk perpanjangan basis daun dan terdiri dari jaringan fibrosa
padat. Hal ini cukup tipis dan berwarna krem; 2) lapisan perikel,
ditemukan di dalam kulit dan berwarna keabu-abuan. Ini adalah
jaringan dari mana akar dibentuk pada pangkal batang dan di dalam
lubang tanam; dan 3) pusat silinder atau inti, yang terdiri dari ikatan
pembuluh padat terdiri dari jaringan floem dan xylem di sekitar
parenkim (Tomlinson, 1961).
Tunas yang tumbuh tunggal atau apical meristem terletak pada 10-12
cm di diameter 2,5-4 cm secara mendalam di bagian atas batang. Jika
apikal meristem rusak, maka tanaman secara fungsional mati. Daun
yang ada dapat tetap hijau untuk beberapa waktu, tetapi tidak ada
daun baru yang diproduksi. Jika apikal meristem dari bibit kelapa sawit
telah mati atau rusak oleh penyakit (busuk tunas) atau hama (kumbang
Oryctes), maka kelapa sawit tidak akan pulih dan harus diganti.
Daun kelapa sawit (atau daun) memiliki panjang 7-8 m dan terdiri dari
komponen-komponen berikut. Panjang tangkai daun 1-1,5 m dan
terdiri dari bagian daun antara batang dan titik penyisipan daun sejati
pertama dan disertai duri (Gambar 4). Tangkai antar daun (PCS)
terletak pada titik penyisipan daun sejati pertama sekitar 40-90 cm2
tetapi tangkai daun ini jauh lebih luas pada titik lampiran ke batang.
Tangkai antar daun merupakan indikator yang sensitif dan berguna
untuk pertumbuhan vegetatif (Lampiran 6). Panjang malai 5-6 m,
asimetris secara berlawanan dengan permukaan abaksial dan
permukaan bawah daun atau adaksial. Malai mendukung
pertumbuhan daun (Gambar 4).
Daun (pinnae) terletak atas bawah pada sisi malai (rachis) (Gambar 4).
Setiap daun berisi sekitar 150-250 lembar yang masing-masing dengan
pelepah dan lamina. Lebar daun 3-5 cm di titik pertengahan dan
panjang 80-120 cm (Gambar 4). Pembentukan tunas daun embrio dan
kematian daun karena penuaan oleh alam dapat terjadi selama 4
tahun, namun durasi dari fase fungsional setelah membuka daun
penuh sekitar dua tahun. Hal ini membutuhkan waktu sekitar 20-24
bulan untuk pemanjangan daun dan yang paling cepat dalam 5-6 bulan
terakhir (Broekmans, 1957, Henry, 1955). Di perkebunan komersial,
pelepah daun dibuang pada saat panen atau selama proses
pemangkasan daun tua kurang dari 2 tahun. Produksi daun mungkin
lebih besar dari 40 daun/ tanaman/ tahun pada tanaman sangat muda
(2-3 tst), tetapi tingkat produksi daun menurun cepat dan stabil 18-24
daun/ tahun pada tanaman > 4-6 tst. Daun yang tidak dipangkas
sekitar 35-40 daun.
Daun yang belum membuka atau tombak adalah indikator diagnostik
yang baik untuk menduga cekaman kekeringan. Beberapa tanaman
kelapa sawit mengalami kekeringan bila ditanam pada tanah yang
bertekstrur tanah kasar dan kemungkinan sekitar 6 daun yang tidak
membuka pada kondisi kekeringan (misalnya <100 mm curah hujan per
bulan selama >3 bulan). Daun yang belum membuka dapat membuka
karena hujan, namun tampak kuning untuk waktu yang singkat.
A=P.L.k
Keterangan :
A = Luas daun (cm2),
P = Panjang daun (cm),
L = Lebar daun (cm),
k = konstanta;
(a) 0,57 untuk daun belum membelah (lanset) pada pre nursery,
Arah putaran dilihat dari arah atas kebawah, dan arah putaran
ini tidak ada pengaruhnya terhadap produksi.
PERBUNGAAN
Pembungaan betina terdiri dari perianth dari enam segmen dalam dua
whorls, sebuah ovarium tricarpelat dan stigma trifid (Gambar 5).
Bagian reseptif dari lobus stigma yang ditekan satu sama lain ketika
muda tetapi terbuka keluar ketika dewasa. Kemungkinan terdapat
100-300 spikelet dan lebih dari 2.000 bunga di setiap perbungaan
betina. Pembungaan jantan terdapat di tandan panjang dan terdiri
dari spikelet silinder seperti jari-jari, masing-masing 700-1.200 bunga
jantan (Gambar 6). Bunga jantan terdiri dari enam segmen perianth
dan androseum tubular dengan enam benang sari. Bunga mulai
membuka dari dasar spikelet tersebut.
Kelapa sawit merupakan tanaman yang memiliki bunga berumah satu,
yaitu bunga jantan dan betina terpisah, namun pada tanaman yang
sama. Bunga jantan dan betina matang pada waktu yang berbeda,
sehingga harus melakukan penyerbukan silang. Penyerbukan pada
skala komersial dilakukan oleh kumbang penyerbuk Elaedobius
kamerunicus, yang pertama kali diperkenalkan di Asia Tenggara awal
1980-an (Syed et al., 1982). Serangga tertarik pada bunga jantan (di
mana mereka makan dan melengkapi siklus hidup mereka) dengan
aroma khas yang kuat pada saat bunga mekar dan mulai melepaskan
serbuk sari yang berlangsung selama 36-48 jam. Kumbang E.
kamerunicus membawa serbuk sari dari bunga jantan dan menyerbuki
bunga betina reseptif di kelapa sawit di sebelahnya.
BUAH
Buah adalah buah berbiji sesil atau satu buah yang tertutup dalam
bentuk daging segar bervariasi dari hampir bulat telur atau memanjang.
Buah berkisar 2-7 cm dan terdiri dari sebuah eksocarp tipis atau kulit,
daging mesocarp berminyak, sebuah endocarp keras atau cangkang,
dan endosperm atau kernel. Endocarp dan kernel merupakan benih.
Minyak berapa di mesocarp dan kernel tetapi minyak kelapa sawit
diperoleh dari mesocarp, yang berisi sekitar 11-21% bahan berserat.
Buah tunggal atau berondolan mengandung sekitar 40% minyak
dibandingkan dengan minyak tandan, yang berisi sekitar 25% minyak.
Dengan demikian, berondolan yang jatuh harus diambil pada saat
panen merupakan aspek manajemen lapangan dan warna penampilan
luar buah sangat bervariasi, terutama pada pematangan. Warna yang
paling umum adalah ungu hingga hitam di puncak dan tidak berwarna
di dasar sebelum matang. Jenis buah digambarkan sebagai nigrescens.
Saat matang, warna bervariasi dari oranye hingga merah, hal ini diduga
karena perubahan karoten. Jenis yang relatif jarang adalah hijau
sebelum pemasakan dan disebut virescens. Pada pematangan berubah
menjadi oranye terang kemerahan. Buah tanpa karoten di mesocarp
ini disebut sebagai albescens, dan sangat jarang.
5. Embryo : Lembaga
Biji sawit terdiri dari shell (endocarp) dan kernel. Pada shell terdapat
serat-serat yang menempel dengan arah memanjang. Di dalam biji
terdapat 3 germpore. Jumlah gerkpore yang berfungsi tergantung
kepada jumlah kernel yang berkembang. Dalam setiap germpore
terdapat tutup berupa serat, yang menempel di bagian dalam
permukaan shell.
Embrio biji kelapa sawit dan cotyledone tidak akan terangkat ke atas
sebagai bagian tanaman hijau, yang akan berfungsi untuk
fotosintesa. Sebagai gantinya, ujung cotyledone membesar
membentuk haustorium, yang akan berfungsi untuk menunjang
pertumbuhan tanaman muda sampai berminggu-minggu setelah
berkecambah.
Bentuk embryo lurus, dengan panjang ± 3 mm. Ujung embryo dan
germpore dipisahkan oleh lapisan operculum. Lapisan ini terdiri dari
lapisan endosperm yang tipis dan menyatukan pangkal serat
membentuk tutup germpore terdorong keluar secara bersama dari biji.
– Nigrescens
Buah nigrescens berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan
berubah menjadi jingga kehitam-hitaman pada waktu matang.
-Virescens
Pada waktu muda, buah virescens berwarna hijau dan ketika matang
warnanya berubah menjadi jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap
kehijau-hijauan.
-Albescens
BENIH
KESIMPULAN