PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya malam atau wax / lilin merupakan salah satu bahan
yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi.
Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia
Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang
yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya,
malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik
dan pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam
gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis. Karena penggunaan
malam dalam kedokteran gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala
aspek dalam malam atu wax terutama sifat-sifatnya sehingga akan
memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil
manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu
dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi
malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi.
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan
dalam proses laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam
dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya
malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah
gigi. Sebuah malam dental juga harus memiliki syarat-syarat tertentu
sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam
yang digunakan secara direct ataupun indirect. Pada proses laboratorium
malam dental digunakan dalam banyak kepentingan, dan penggunaannya
disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari masing-masing malam
dental.
B. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Inlay Wax
Parafin (60 %)
Bees Wax (5 %)
Ceresin (10 %)
Carnauba (25 %)
Distorsi
Distorsi barang kali merupakan masalah yang paling serius yang dapat
terjadi sewaktu membentuk dan melepaskan model dari mulut atau die.
Keadaan ini terjadi karena perubahan panas dan dilepaskannya stress yang
ditimbulkan sewaktu terjadi kontraksi saat pendinginan; udara yang
terjebak; perubahan bentuk selama molding, pengukiran, pelepasan; waktu
serta temperatur selama penyinaran. Pada temperatur kamar dapat juga
terjadi distorsi oleh karena pergerakan molekul apabila diberikan stress
padanya. Misalnya:
o Memasukkan wax kedalam kavitas dengan penekanan dan
dibentuk (carving) dengan tidak sengaja terjadi stress maka pattern
akan mengalami distorsi.
o Memasukkan wax yang tidak sama temperaturnyakedalam kavitas
sehingga oleh karena adanya thermal expansion yang berbeda akan
terjadi stress.
o Pressure yang tidak merata selama pendinginan sehingga ada
molekul yang tertekan lebih dekat satu sama lain daripada
molekul-molekul yang lain sehingga terjadi stress.
o Penambahan wax yang dicairkan pada bagian wax yang telah ada
untuk memperbaiki beberapa bagian wax pattern, yang rusak atau
kurang akan menyebabkan stress selama pendinginan.
o Selama carving sebagian molekul mengalami gangguan sehingga
terjadi stress. Untuk mengurangi hal ini dipakai temperatur-
instrumen yang tajam dan agak dipanasi. Juga diusahakan agar
secepatnya ditanam (invest) kedalam investment massa segera
sesudah selesaipembuatan wax pattern.
1) Jika lunak harus merata atau homogen. Dengan kata lain, bahan-
bahan dasarnya harus tercampur dengan baik satu sama lain,
sehingga tidak ada butiran atau titik yang keras.
2. Casting Wax
b) Ceresin
c) Bees wax
Checking artikulasi
Komposisi :
1.Ceresin 80 %
2.Bees wax 12 %
3.Carnauba 2,5 %
4.Synthetic resin 3 %
5.Microcrystalline 2,5 %
4. Sticky Wax
Digunakan untuk :
Komposisi :
1.Resin
2.Rosin
4.Bahan warna
5.Natural resin
5. Boxing Wax
6. Utility Wax
7. Impression Wax
a. Corrective Wax
b. Bite Wax
Berguna untuk membuat hasil yang tepat pada artikulasi model yang
melintang atau bertentangan. Diformulasikan oleh bees wax atau
hydrocarbon wax.
§Bila terus menerus dipanaskan → hrs dpt menguap sampai habis (tanpa
meninggalkan bekas) → mutlak utk inlay wax (700 - 800˚C)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA