Anda di halaman 1dari 15

Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku

Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T


Kabupaten Mojokerto

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU


MEROKOK PADA REMAJA LAKI–LAKI DI DESA T
KABUPATEN MOJOKERTO

Nur Windahsari1), Erlisa Candrawati2), Warsono3)

1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2), 3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email: jurnalpsik.unitri@gmail.com

ABSTRAK

Menurut Global Tabacco Surveillance System Data, tahun 2012 pelajar sudah pernah
merokok pada usia 15-18 tahun dengan persentasi perokok pria 57,8% dan perempuan
6,4%. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja adalah faktor
lingkungan seperti faktor keluarga, teman sebaya dan media massa. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja laki-
laki di Desa T Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian menggunakan deskriptif
korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 25
remaja laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto. Teknik sampling yang digunakan adalah
total sampling, sehingga didapatkan sampel berjumlah 25 remaja laki-laki usia 12– 22
tahun di Desa T Kabupaten Mojokerto. Metode analisis data yang digunakan yaitu uji
Spearman rho.Hasil penelitian membuktikan bahwasebagian besar 17 (68,0%) responden
berada pada faktor lingkungannegatif dan sebagian besar 18 (72,0%) responden memiliki
perilaku merokok kategori sedang. Berdasarkan uji Spearman rho didapatkan nilai p value
= 0,005<α (0,05) yang berarti H0 ditolak, artinya ada “Hubungan Faktor Lingkungan
dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto”,
dimana semakin negatif lingkungan akan menyebabkan semakin tinggi pula perilaku
merokok pada remaja. Disarankan remaja laki-laki untuk mengurangi perilaku merokok
yang berlebihan harus bergaul dengan lingkungan yang positif atau memilih bergaul
dengan teman yang tidak merokok.

Kata kunci: Faktor Lingkungan, Perilaku Merokok, Remaja Laki-laki

68
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

RELATIONSHIP ENVIRONMENTAL FACTORS WITH SMOKING BEHAVIOR IN


ADOLESCENT IN THE VILLAGE T MOJOKERTO

ABSTRACT

According to Global Tabacco Surveillance System Data, in 2012 students have smoked at
the age of 15-18 years with the percentage of male smokers 57.8% and women 6.4%. One
of many factors that influenced the smoking behavior is environmental factor such as
family, friends and social media. The purpose of this study to determine the relationship of
environmental factors with smoking behavior in adolescent boys in Village T Mojokerto
regency. The research design is using correlational descriptive with cross sectional
approach. The population in this study were 25 male teenagers in T Village Mojokerto
District. The sampling technique used is total sampling, so that the sample of 25 teenage
boys aged 12-22 years in T Village Mojokerto District. Data analysis method used is
Spearman rho test. The results showed that most of the 17 (68.0%) respondents were on
negative environmental factors and most of them (72.0%) had medium category smoking
behavior. Based on Spearman rho test obtained p value = 0.005 <α (0.05) which means
H0 rejected, it means there is "Environmental Factor Relation with Smoking Behavior in
Male Teens in Village T Mojokerto District", where the more negative the environment will
cause more high smoking behavior in adolescents. It is recommended that male teens to
reduce excessive smoking behavior should associate with a positive environment or choose
to get along with non-smoking friends.

Keywords: Adolescent, Environmental Factors, Smoking Behavior

PENDAHULUAN dapat terjadi perubahan pada psikologis


remaja yang dapat terlihat dari
Masa remaja adalah masa dimana ketidakstabilan emosi ketika menghadapi
seorang anak akan mengalami transisi sesuatu. Masa remaja juga mengalami
dari anak-anak menuju ke dewasa baik perubahan fisik yang cepat termasuk
dari fisik maupun psikologis perubahan hormon dan bentuk tubuh,
(Notoatmojo, 2010). Masa transisi sering yang dapat dilihat dari pertambahan
kali menghadapkan remaja pada situasi tinggi, berat badan, dan juga kematangan
yang membingungkan, karena di satu seksual (Notoatmojo, 2010).Remaja laki-
pihak ia masih anak-anak dan di lain laki sudah mulai ingin menjadi seorang
pihak harus bersikap dewasa, sehingga pria dan seorang anak perempuan ingin

69
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

menjadi perempuan dewasa.Keinginan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,


menjadi dewasa ini yang membuat masa antara lain karena masa perkembangan
perkembangan remaja mengalami anak yang mencari identitas diri dan
peralihan dari sifat yang sangat selalu mencoba hal baru yang ada di
tergantung pada orang tua ke sifat yang lingkungannya. Faktor lingkungan yang
mulai berani untuk mencoba menjadi mempengaruhi perilaku merokok pada
mandiri dan bertanggung jawab, remaja antara lain faktor keluarga,
mengalami perubahan bentuk fisik, kurangnya perhatian dari orang tua
kognitif, psikososial, dan ekonomi karena kesibukan, adanya masalah
(Hurlock, 2012). keluarga, sehingga membuat remaja
Masa remaja ini, biasanya timbul mencari pelampiasan salah satunya
masalah-masalah yang kompleks, yang dengan merokokatau karena perilaku
berkaitan dengan perubahan-perubahan meniru yang dilakukan oleh orang tua
yang terjadi pada remaja. Hal ini terjadi yang merokok. Faktor teman sebaya,
karena masa remaja adalah masa yang banyak remaja memandang teman sebaya
labil, sehingga remaja paling rentan merupakan aspek yang penting dalam
terbawa arus gaya hidup yang tidak baik. kehidupan mereka.Banyak remaja yang
Contohnya saja remaja mudah sekali tidak bisa menolak ajakan dari teman
terpengaruh gaya hidup yang tidak sehat, sebaya untuk merokok. Beberapa remaja
seperti mengonsumsi alkohol, akan melakukan apapun, agar dapat
menggunakan narkoba, tindakan dimasukkan sebagai anggota kelompok
kriminal, tawuran, merokok, dan lain- pertemanan mereka (Santrock, 2007).
lain. Perilaku tersebut merupakan Orang tua dan teman sebaya yang
masalah yang paling sering terjadi adalah merokok, maka sangat memungkinkan
perilaku merokok (Santrock, 2007). remaja untuk mengikuti. Selain itu
Menurut teori (Green, 1980) seperti tayangan media yang menayangkan idola
yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2003) remaja yang menghisap rokok akan
bahwa Green mencoba menganalisis mendorong remaja untuk mengikutinya.
faktor perilaku manusia ditentukan atau Perilaku merokok dilihat dari
dibentuk oleh 3 faktor, yang pertama berbagai sudut pandang sangat
faktor predisposisi yang meliputi merugikan, baik untuk diri sendiri
pengetahuan dan lingkungan (keluarga, maupun orang disekelilingnya.Ada
teman sebaya, dan media massa), yang ke beberapa riset yang mendukung
dua faktor pendukung yang berupa pernyataan tersebut jika dilihat dari sisi
kebijakan-kebijakan, yang ke tiga faktor individu yang bersangkutan.Pengaruh
pendorong berupa pengaruh bagi individu bahan-bahan kimia yang dikandung
dalam menerimanya berupa positif atau rokok seperti nikotin, CO
negatif. Perilaku merokok pada remaja (Karbonmonoksida) dan tar dapat

70
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

menimbulkan berbagai penyakit jika baik dan siap bersaing dalam tataran
dilihat dari sisi kesehatan. Bahan kimia internasional. Kebijakan yang dibuat oleh
ini akan memacu kerja susunan syaraf pemerintah itu salah satunya adalah
pusat dan susunan syaraf simpatis membatasi seseorang untuk merokok,
sehingga mengakibatkan tekanan darah membatasi peredaran rokok, menaikkan
meningkat dan detak jantung bertambah cukai hingga menutup pabrik rokok.
cepat (Komalasari& Helmi, 2000), Kebijakan tersebut tentu dan akan
menstimuli penyakit kanker dan juga mendapatkan pertentangandari siapapun
berbagai penyakit lain seperti yang terkena dampak akibat berbagai
penyempitan pembuluh darah, tekanan kebijakan di atas. Namun pemerintah
darah tinggi, jantung, paru-paru dan harus berani sebab sangat berpengaruh
bronchitis kronis. Selain dari dampak akan kualitas hidup bangsa Indonesia
munculnya penyakit juga dapat pada masa yang akan datang. Kita tahu
menimbulkan dampak yang lain, bahwa rokok dapat merusak kesehatan,
misalnya dampak ekonomi pada seorang selain merusak diri sendiri si perokok
perokok akan lebih banyak menghabiskan juga merugikan orang lain sebagai
uangnya untuk membeli rokok, dampak perokok pasif. Berdasarkan point ini tentu
pada pemerintah, misalnya terjadi bisa dijadikan alasan oleh pemerintah
kecelakaan lalu lintas karena kebiasaan karena dasarnya jelas yaitu suatu
merokok saat mengendarai motor dapat perbuatan yang merusak dan merugikan
mengganggu konsentrasi selama orang lain harus dihentikan.
mengemudi sehingga memicu kecelakaan Merokok juga merupakan jembatan
dan terjadinya kebakaran karena lalai emas menuju penyalahgunaan narkoba,
menempatkan rokok yang sudah karena merokok dan penyalahgunaan
dihisapnya atau membuang putung rokok narkoba mempunyai awal yang sama
sembarangan. Merokok juga dapat yaitu ingin mencoba seperti apa rasanya
menimbulkan dampak negatif bagi orang dan akhirnya kecanduaan. Selain itu,
yang berada di sekeliling perokok.Resiko merokok dan penyalahgunaan narkoba
yang ditanggung perokok pasif lebih untuk kalangan tertentu menjadi lambang
berbahaya dari pada perokok aktif karena keberanian dan gaya hidup. Oleh karena
daya tahan terhadap zat-zat yang itu, untuk menghentikan penyalahgunaan
berbahaya sangat rendah.Meskipun sudah narkoba harus dimulai dari menghentikan
diketahui akibat negatif dari merokok atau melarang bangsa Indonesia
tetapi jumlah perokok bukan semakin merokok. Secara ekonomi dengan adanya
menurun tapi semakin meningkat. industri rokok pemerintah diuntungkan
Peningkatkan kualitas hidup bangsa dengan adanya cukai yang besar, tentu
sangat diperlukan agar bangsa Indonesia saja ini dibebankan kepada perokok.
memiliki ketahanan fisik dan psikis yang Selain itu banyak tenaga kerja yang

71
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

terserap dalam industri ini, namun pikiran, agar diterima dalam kelompok
keuntungan pemerintah itu dibarengi (tekanan dari kelompok), atau rokok
kerugian yang lebih besar lagi yaitu menjadikan pelampiasan bila remaja
persoalan kesehatan dan menurunnya mempunyai masalah dalam keluarga
kualitas hidup yang nilainya tidak bisa ataupun dengan teman, artinya perilaku
dihitung dengan materi.Kerugian lainnya merokok selain disebabkan faktor-faktor
adalah hangusnya ratusan milyar rupiah dalam diri juga disebabkan oleh faktor
setiap hari dibakar oleh perokok di lingkungan. Banyak faktor lingkungan
seluruh Indonesia. Tentu dapat kita yang dapat mempengaruhi perilaku
bayangkan jika dana tersebut digunakan merokok pada remaja adalah faktor
untuk investasi, misalnya dibidang keluarga, teman sebaya dan media massa
pertanian dan peternakan, maka (iklan). Perilaku merokok sudah menjadi
diharapkan beberapa tahun ke depan gaya hidup bagi sebagian orang. Masa
Indonesia akan semakin maju. remaja adalah masa dimana ia mulai
Perilaku merokok cenderung identik meniru apa yang dilakukan oleh orang
dengan pria WHO, (2012) menyebutkan lain dan perilaku merokok ini adalah
bahwa pada tahun 2000-2008 terdapat perilaku yang paling mudah untuk ditiru
24,1 % remaja pria dan 4 % remaja oleh remaja karena mereka menganggap
perempuan di Indonesia adalah perokok dapat menunjukkan kedewasaan.
aktif. Tahun 2009 terjadi peningkatan Penelitian yang yang dilakukan oleh
sebesar 65,9 % pria dan 4,5 % perempuan Rosdiana (2011) terhadap remaja di SMP
merupakan perokok. Survey yang dan SMA Jakarta, menunjukkan bahwa
dilakukan pada 3319 pelajar berusia 15- sebesar 56,1 % teman sebaya
18 tahun menyebutkan bahwa 30,4 % berpengaruh pada perilaku merokok
pelajar sudah pernah merokok dengan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh
presentasi perokok pria 57,8 % dan (Febriana, 2012) pada sejumlah remaja di
perempuan 6,4 % menurut Global SMA Jakarta menunjukkan bahwa
Tobacco Surveillance System Data sebanyak 36,64 % remaja merokok
(2012). Meningkatnya prevelensi karena memang sudah menjadi
merokok di negara-negara berkembang, kebiasaan, 26,3 % karena sudah
termasuk di kalangan remaja ketagihan dan merasa tidak enak jika
menyebabkan masalah merokok menjadi tidak merokok, 18,81 % beralasan untuk
semakin serius (Tulakom & Bonet, menenangkan perasaan-perasaan negatif
2003). dari dirinya, dan 17,82 % karena ingin
Menurut (Komalasari & Helmi, meningkatkan kesenangan yang sudah
2000), beberapa alasan yang ada dalam dirinya. Remaja sering
melatarbelakangi perilaku merokok pada mengalami tekanan-tekanan yang
remaja antara lain untuk menenangkan dirasakannya baik saat dirumah, sekolah,

72
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

maupun tempat kerja, hal ini dapat sendiri, tapi mereka tidak peduli yang
membuat remaja mencari pelarian dari penting mereka merasa puas dengan apa
masalah-masalah yang dihadapi yang yang mereka lakukan saat ini.
salah satunya dengan merokok. Anak Berdasarkan uraian di atas muncullah
remaja sebagian besar percaya bahwa sebuah fenomena dimana sebenarnya
merokok akan menghilangkan stress dan perilaku merokok itu sendiri dapat
akan lebih mudah bergaul dengan teman- muncul tidak hanya karena ajakan teman
temannya (Dewi, 2008). Awalnya remaja sebaya tetapi faktor keluarga, iklan dan
hanya mencoba merokok untuk perilaku meniru juga dapat
menengkan perasaannya, namun setelah mempengaruhi perilaku merokok pada
ia menemukan kelegaan setelah merokok remaja. Alasan peneliti melakukan
maka ia pun lama kelamaan menjadi penelitian di daerah ini karena Desa T ini
terbiasa untuk merokok (Sa’diah, 2007). terdapat banyak remaja yang merokok
Berdasarkan studi pendahuluan yang karena dipengaruhi oleh temannya
di lakukan pada pada tanggal 17 mei dengan cara menawarkan dan disuruh
2015 dengan wawancara pada remaja untuk mencoba rokok. Tidak hanya
laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto, remaja laki-laki, remaja perempuan dan
dari 10 responden mengatakan merokok, ibu-ibu juga ada yang merokok.
dan 7 diantaranya mengatakan alasan Tujuan penelitian ini adalah untuk
mereka merokok karena di ajak oleh mengetahui hubungan faktor lingkungan
teman pergaulan secara terus menerus, dengan perilaku merokok pada remaja
yang membuat mereka penasaran laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto.
sehingga ada keinginan untuk mencoba
dan sekarang sudah menjadi kebiasaan
bagi mereka. 3 responden yang lain METODE PENELITIAN
mengatakan alasan mereka merokok
karena iklan dan melihat orang tuanya Desainpenelitian menggunakan
yang merokok sehingga timbul keinginan desain deskriptif korelasional (non
mereka untuk meniru. Rata-rata dari 10 eksperimental) dengan pendekatan cross
responden tersebut memberikan alasan sectional. Populasi dalam penelitian ini
menyukai rokok karena dapat sebanyak 25 remaja laki-laki di Desa T
meningkatkan mood atau suasana Kabupaten Mojokerto. Teknik sampling
hati.Mereka juga beranggapan bila tidak yang digunakan adalah total sampling,
merokok merasa tidak termotivasi untuk sehingga didapatkan sampel berjimlah
melakukan aktivitas, bahkan ada yang 25 remaja laki-laki usia 12– 22 tahun di
mengatakan rokok adalah sebagian dari Desa T Kabupaten Mojokerto.
hidupnya. Meskipun sebenarnya mereka Variabel independen dalam
tahu dampak negatif dari rokok itu penelitian ini adalah faktor lingkungan,

73
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

sedangkan variabel dependennya adalah Berdasarkan Tabel 1 diketahui


perilaku merokok. bahwa faktor lingkungan pada remaja
Teknik yang digunakan untuk laki–laki di Desa T Kabupaten Mojokerto
pengumpulan data dalam penelitian ini lebih dominan memiliki faktor
menggunakan instrumen kuesioner lingkungan negatif terdapat 17
dengan tehnik wawancara dan interview responden (68,0%).
terstruktur. Kuesioner yang digunakan
yaitu kuesioner tentang faktor lingkungan Tabel 2. Perilaku merokok pada Remaja
dan kuesioner tentang perilaku merokok Laki-lakidi Desa T Kabupaten
yang telah di uji validitas dan reliabilitas Mojokerto.
dengan rumus Cronbach Alpha dengan Perilaku
f (%)
nilai 0.644, yang berarti kuesioner Merokok
Berat 0 0
dinyatakan reliabel.
Sedang 18 72,0
Penelitian ini dilakukan
Ringan 7 28,0
berdasarkan etika penelitian yaitu:
Total 25 100
informed consent, anonymity dan
condfidentiality. Data yang sudah diolah,
Berdasarkan Tabel 2 diketahui
diuji dengan uji statistik Spearman’s rho
bahwa perilaku merokok pada remaja
nilai Sig. (2 tailed)< 0,05 dan Corelation
laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto
Coefficientmendekati 1, maka H0 ditolak
lebih dominan memiliki perilaku
sehingga ada hubungan yang signifikan
merokok sedang sebanyak 18 responden
antara faktor lingkungan dengan perilaku
(72,0%).
merokok pada remaja laki-laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto.
Tabel 3.Uji spearman rho
Koefisien
Variabel N
Korelasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan faktor
lingkungan dengan
25 -.081
perilaku merokok pada
Tabel 1. Faktor lingkungan pada remaja
remaja laki-laki.
laki–laki di Desa T Kabupaten
Mojokerto. Berdasarkan Tabel 3, hasil
Faktor lingkungan f (%) perhitungan diketahui hubungan faktor
Positif 8 32,0 lingkungan dengan perilaku merokok
Negatif 17 68,0 pada remaja laki-laki didapatkan p value
Total 25 100 = 0,005< α (0,05) yang berarti data
dinyatakan signifikan dan menerima H1.
Artinya ada “Hubungan faktor

74
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

lingkungan dengan perilaku merokok mempunyai keinginan untuk meniru


pada remaja laki-lakidi Desa T keluarga yang merokok, 20 responden
Kabupaten Mojokerto”. Arah hubungan (80%) keluarga tidak pernah menawarkan
dalam penelitian ini adalah negatif. rokok pada anaknya, tetapi 16 responden
Koefisien korelasi (-.081). Artinya (64%) remaja laki-laki merokok setiap
semakin negatif faktor lingkungan maka ada masalah keluarga, dan 21 responden
semakin tinggi perilaku merokok pada (84%) remaja laki-laki di Desa T
remaja laki-laki. Sehingga terdapat Kabupaten Mojokerto merasa bahwa
hubungan yang sangat kuat antara faktor keluarga tidak mempengaruhi perilaku
lingkungan dengan perilaku merokok merokoknya. Remaja ini juga
pada remaja laki-laki di Desa T terpengaruh karena media massa, 13
Kabupaten Mojokerto. responden (52%) remaja mempunyai
keinginan meniru merokok saat melihat
Faktor Lingkungan idolanya pada iklan rokok di televisi,
Berdasarkan Tabel 1, faktor meskipun 25 responden (100%) remaja
lingkungan pada remaja laki–laki di Desa ini tahu tentang peringatan ataupun
T Kabupaten Mojokerto lebih dominan gambar penyakit yang ada pada bungkus
memiliki faktor lingkungan negatif rokok, 14 responden (56%) remaja setuju
terdapat 17 responden (68,0%), hal ini dengan tema iklan rokok yang memberi
dipengaruh karena remaja memiliki pesan positif seperti macho, bergaya,
teman sebaya yang merokok sebanyak 25 peduli, dan setia kawan, 13 responden
responden (100%), 21 responden (84%) (52%) remaja tidak setuju dengan
teman sebaya mengajak remaja untuk pernyataan pada iklan rokok di televisi
merokok, 15 responden (60%) remaja bahwa rokok dapat meninkatkan
langsung ikut ajakan teman sebaya untuk kejantanan, rokok bisa membuat percaya
merokok, 23 responden (92%) teman diri, dan 16 responden (64%) remaja laki-
sebaya selalu menawarkan rokok pada laki di Desa T Kabupaten Mojokerto ini
remaja, dan hampir 22 responden (88%) merasa bahwa media massa tidak
remaja laki-laki di Desa T Kabupaten mempengaruhi perilaku merokok saat ini.
Mojokerto ini merasa bahwa teman Lingkungan positif terdapat 8
sebaya yang mempengaruhi perilaku responden (32%), dalam hal ini meskipun
merokok. Selain faktor teman sebaya juga lingkungan positif tapi remaja masih
ada faktor keluarga, sebanyak 13 merokok karena remaja mempunyai
responden (52%) remaja memiliki keyakinan bila merokok bisa membuat
keluarga yang merokok, meskipun percaya diri dan mungkin remaja ini
sebagian besar remaja memiliki keluarga merokok karena dalam keluarga tidak
yang merokok tapi sebanyak 18 menerapkan sistem diskusi, sehingga
responden (72%) remaja tidak

75
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

pada saat ada masalah remaja mencari keluarga, teman yang merokok, atau
pelampiasan dengan merokok. remaja ini terpengaruh karena media
massa. Hal ini terdapat pada 17
Perilaku Merokok responden (68,0%), Faktor lingkungan
Berdasarkan Tabel 2, perilaku yang kurang baik akan memberikan
merokok pada remaja laki-laki di Desa T dampak yang kurang baik juga dalam
Kabupaten Mojokerto lebih dominan pergaulan remaja. Faktor lingkungan ini
memiliki perilaku merokok sedang merupakan faktor yang paling besar
sebanyak 18 responden (72,0%). pengaruhnya terhadap perilaku merokok
Pengertian merokok sedang dapat pada remaja laki-laki.Remaja laki-laki
diartikan yaitu berdasarkan dengan lama akan berperilaku merokok dengan
merokok paling banyak terjadi sejak > 10 memperhatikan lingkungan sosialnya.
tahun sebanyak 12 responden (48%), Faktor lingkungan sangat berperan
dengan jenis rokok kretek sebanyak 12 penting dalam perkembangan dan
responden (48%), frekuensi 10-20 pergaulan remaja, lingkungan yang baik
batang/hari sebanyak 14 orang (56%), akan berpotensi memberikan pengaruh
dengan cara menghisap secara dangkal positif yang baik juga bagi kalangan
sebanyak 15 orang (60%), dan dengan remaja untuk tidak merokok. Begitu pula
selang waktu 6-30 menit setelah bangun sebaliknya, faktor lingkungan yang
tidur sebanyak 13 orang (52%). kurang baik akan berpotensi memberikan
pengaruh negatif bagi kalangan remaja.
Identifikasi Faktor Lingkungan pada Hasil penelitian menunjukkan
Remaja Laki–laki di Desa T sebanyak 8 (32,0%) remaja laki-laki di
Kabupaten Mojokerto Desa T Kabupaten Mojokerto berada di
Berdasarkan pada data hasil peneliti lingkungan yang positif. Remaja dalam
pada 25 responden diketahui bahwa hal ini tidak terpengaruh karena
remaja laki-laki di Desa T Kabupaten lingkungan yang ada di sekitar, bahkan
Mojokerto ini mempunyai perilaku dalam keluarga atau pun teman tidak ada
merokok paling banyak pada usia remaja yang merokok, tapi remaja ini
akhir (19-22 tahun) sebanyak 15 mempunyai keyakinan dalam dirinya
responden (60%) dengan tingkat bahwa dengan merokok dapat
pendidikan paling banyak SMA sebanyak meningkatkan rasa percaya diri atau
16 responden (64%) dan pekerjaan dengan merokok remaja ini merasa lebih
swasta sebanyak 11 orang (44%). Faktor jantan.
lingkungan pada remaja laki-laki di Desa Hasil penelitian juga menunjukkan
T Kabupaten Mojokerto ini lebih bahwa terdapat 13 responden (52%)
dominan memiliki faktor lingkungan remaja memiliki keluarga yang merokok,
negatif artinya remaja ini memiliki meskipun sebagian besar remaja memiliki

76
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

keluarga yang merokok tapi sebanyak 18 ingin bebas untuk mencari jati dirinya,
responden (72%) remaja tidak saat di mana remaja ini ingin bebas untuk
mempunyai keinginan untuk meniru bersenang-senang. Remaja cenderung
keluarga yang merokok, 20 responden lebih nyaman bila berkumpul dengan
(80%) keluarga tidak pernah menawarkan teman-temannya (Afriani, 2009).
rokok pada anaknya, tetapi 16 responden Berdasarkan faktor media massa
(64%) remaja laki-laki merokok setiap juga berpengaruh terhadap perilaku
ada masalah keluarga, dan 21 responden merokok pada remaja laki-laki, 13
(84%) remaja laki-laki di Desa T responden (52%) remaja mempunyai
Kabupaten Mojokerto merasa bahwa keinginan meniru merokok saat melihat
keluarga tidak mempengaruhi perilaku idolanya pada iklan rokok di televisi,
merokoknya. Pengaruh keluarga meskipun 25 responden (100%) remaja
merupakan salah satu bentuk dari faktor ini tahu tentang peringatan ataupun
lingkungan sosial yang menyebabkan gambar penyakit yang ada pada bungkus
seorang remaja memutuskan untuk rokok, 14 responden (56%) remaja setuju
merokok atau tidak. Seorang remaja dengan tema iklan rokok yang memberi
merokok bisa karena dalam keluarga pesan positif seperti macho, bergaya,
tidak menerapkan system diskusi pada peduli, dan setia kawan, 13 responden
saat ada masalah (supporting system), (52%) remaja tidak setuju dengan
sehingga cara remaja untuk mengatasi pernyataan pada iklan rokok di televisi
masalah yaitu dengan merokok. bahwa rokok dapat meninkatkan
Berdasarkan faktor teman sebaya kejantanan, rokok bisa membuat percaya
hampir semua remaja laki-laki di Desa T diri, dan 16 responden (64%) remaja laki-
Kabupaten Mojokerto ini memiliki teman laki di Desa T Kabupaten Mojokerto ini
yang merokok sebanyak 25 responden merasa bahwa media massa tidak
(100%), 21 responden (84%) teman mempengaruhi perilaku merokok saat ini.
sebaya mengajak remaja untuk merokok, Remaja mengerti tentang dampak dari
15 responden (60%) remaja langsung ikut merokok, bahkan remaja ini sering
ajakan teman sebaya untuk merokok, 23 membaca peringatan-peringatan pada
responden (92%) teman sebaya selalu bungkus rokok atau pun peringatan pada
menawarkan rokok pada remaja, dan iklan rokok, tetapi remaja ini tidak pernah
hampir 22 responden (88%) remaja laki- memperdulikan dengan dampak-dampak
laki di Desa T Kabupaten Mojokerto ini dari merokok. Remaja cenderung
merasa bahwa teman sebaya yang mengabaikan dan tetap merokok.
mempengaruhi perilaku merokok, dalam
hal ini teman sebaya sangat berpengaruh
pada perilaku merokok remaja. Masa
remaja merupakan masa di mana remaja

77
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

Identifikasi Perilaku Merokok pada lingkungan sekitarnya, kepekaan yang


Remaja Laki-lakidi Desa T Kabupaten berlebihan ini ditambah dengan
Mojokerto berkurangnya pengendalian terhadap ego
Berdasarkan data didapatkan bahwa yang dapat membuat remaja memilih
perilaku merokok pada remaja laki-laki di perilaku merokok. Sedangkan pada tahap
Desa T Kabupaten Mojokerto lebih umur 16-18 tahun yang terdiri dari 3
dominan perilaku merokok sedang, hal orang (12%), masa ini ditandai dengan
ini didapatkan pada 18 (72,0%) remaja semakin berkembangnya kemampuan
laki-laki yang memiliki perilaku merokok berfikir yang baru, sehingga pada masa
sedang yang dipengaruhi oleh faktor ini remaja mulai berfikir dan bisa
lingkungan yang negatif sebanyak 10 membedakan tingkah laku yang positif
(40,0%) seperti keluarga yang merokok, atau negatif. Masa ini remaja sangat
teman yang merokok atau pun karena membutuhkan teman-teman dan
media massa yang membuat remaja lingkungan yang positif agar perilaku
merokok, 8 (32,0%) dari lingkungan yang merokok tidak berlebihan. Masa remaja
positif artinya dari keluarga atau pun akhir 19-22 tahun yang terdapat 15 orang
teman tidak ada yang merokok bahkan (60%) berusaha meyakinkan tujuan
remaja tidak terpengaruh oleh media apakah mampu meninggalkan kebiasaan
massa, tapi remaja ini merokok karena merokok atau tidak (Hendriati, 2006).
keyakinan pada dirinya seperti merokok Masa remaja akhir lebih banyak yang
tanda dewasa., dan diketahui bahwa merokok karena pada masa ini remaja
sebanyak 7 (28,0%) remaja mengalami sudah mulai bekerja dan mendapatkan
perokok ringan, dengan berdasarkan penghasilan, karena mereka belum
faktor lingkungan yang negatif sebanyak mempunyai tanggungan seperti anak,
7 (28,0%). ataupun istri sehingga remaja cenderung
Masa remaja merupakan masa akan merokok.
penentuan perilaku merokok atau tidak,
masa remaja umur dari 12-15 tahun Hubungan Faktor Lingkungan dengan
terdapat 7 orang (28%) merupakan tahap Perilaku Merokok pada Remaja Laki-
awal masa remaja dalam mengenal laki
perkembangan lingkungan terutama masa Berdasarkan analisis data dengan
untuk mencoba merokok. Pada tahap ini mengunakan uji spearman rho dengan
remaja mulai meninggalkan peran mengunakan bantuan program SPSS,
sebagai anak-anak dan berusaha untuk didapatkan p value = 0,005 < α (0,05)
mengembangkan diri sebagai individu yang berarti data dinyatakan signifikan.
yang tidak tergantung pada orang tua. Artinya ada “hubungan faktor lingkungan
Remaja pada usia ini lebih cenderng ingin dengan perilaku merokok pada remaja
bebas. Remaja lebih peka terhadap laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto.

78
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

Berdasarkan hasil penelitian seseorang akan berperilaku merokok


didapatkan faktor lingkungan dinyatakan dengan memperhatikan lingkungannya
sebagian besar responden (68,0%) yang menyebabkan seseorang tersebut
sebagian besar remaja laki-laki tinggal ingin mencoba.Faktor lingkungan yang
dilingkungan yang negatif, hal ini berkaitan dengan perilaku merokok pada
terdapat pada 17 responden, sedangkan remaja laki-laki antara lain keluarga yang
didapatkan bahwa sebagian besar merokok, teman sebaya yang merokok,
responden (72,0%) responden memiliki dan media massa atau iklan.
perilaku merokok sedang yang terdapat Orangtua juga memiliki pengaruh
pada 18 remaja laki-laki di Desa T pada anaknya dalam hal merokok,
Kabupaten Mojokerto. khususnya orang tua perokok,
Berdasarkan data tersebut maka kemungkinan besar akan membuat
dapat disimpulkan bahwa perilaku anaknya untuk meniru perilaku merokok
merokok pada remaja laki-laki dapat yang di lakukan oleh orang tuanya.
dipengaruhi oleh berbagai faktor, Hasanah (2011) menyatakan bahwa
misalnya faktor psikologis, faktor saudara dan orang tua sangat berpengaruh
biologis, faktor regulasi dan hukun, serta pada perilaku merokok remaja dan
faktor lingkungan. Adapun faktor menyebabkan faktor keterlanjutan pada
lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku merokok. Sama seperti (Baer &
perilaku merokok pada remaja laki-laki Corado, 2007) mengungkapkan bahwa
seperti faktor dalam keluarga yang pengaruh yang paling kuat adalah bila
merokok, teman sebaya yang merokok orang tua sendiri atau salah satu anggota
ataupun faktor media massa seperti media keluarga menjadi figur contoh yaitu
cetak atau elektronik, sedangkan sebagai perokok, maka anak-anaknya
hubungan faktor lingkungan dengan akan mungkin sekali untuk
perilaku merokok pada remaja laki-laki mencontohnya. Remaja ingin mencoba
adalah bagian terpenting dan mendasar apa yang dilakukan oleh orang dewasa
dari kehidupan manusia. Sejak dilahirkan dan orangtua termasuk perilaku merokok
manusia sudah berada dalam lingkungan (modelling), sehingga remaja cenderung
baru dan asing baginya. Lingkungan baru merokok karena mempunyai keluarga dan
inilah yang akan membentuk sifat dan saudara yang merokok. Berbanding
perilaku manusia dengan sendirinya. terbalik dengan penelitian di Desa T
Lingkungan yang baik akan membentuk Kabupaten Mojokerto bahwa 8% remaja
pribadi yang baik, sementara lingkungan merokok karena mencontoh sang ibu,
yang buruk akan membentuk sifat dan 12% karena mencontoh sang ayah, dan
perilaku yang buruk pula (Notoadmodjo, 20% merokok karena mencontoh saudara
2007). Faktor lingkungan berpengaruh baik kakak ataupun adik yang merokok,
terhadap sikap individu, dan kebanyakan tapi hampir 16 (64%) remaja merokok

79
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

karena masalah yang ada dalam keluarga. merokok akan menghilangkan stress dan
Hal tersebut terjadi mungkin karena akan lebih mudah bergaul dengan teman-
dalam keluarga tidak menerapkan diskusi temannya (Dewi, 2008). Awalnya remaja
pada saat ada masalah (supporting hanya mencoba merokok untuk
system), sehingga anak mencari menengkan perasaannya, namun setelah
pelampiasan dengan merokok. Orang tua ia menemukan kelegaan setelah merokok
memiliki peranan penting dalam maka ia pun lama kelamaan menjadi
mencegah perilaku merokok pada remaja, terbiasa untuk merokok (Sa’diah, 2007).
dengan demikian dapat disimpulkan Banyak faktor yang mendorong dan
semakin baik peran orang tua maka mempengaruhi remaja untuk merokok,
perilaku merokok pada remaja akan salah satunya adalah iklan. Iklan
berkurang. merupakan suatu media untuk
Selain faktor keluarga berbagai menyampaikan informasi kepada
fakta juga mengungkapkan bahwa masyarakat terhadap suatu produk dan
semakin banyak remaja merokok maka iklan memiliki fungsi untuk
semakin besar kemungkinan teman- menyampaikan informasi, membujuk,
temannya adalah perokok juga dan atau untuk mengingatkan masyarakat
demikian sebaliknya. Masa remaja ini terhadap produk rokok. Melihat iklan
merupakan masa dimana remaja lebih yang ada di televisi dan media massa,
banyak berada diluar rumah dengan remaja mulai mengenal dan mencoba
dengan teman sebayanya. Remaja untuk merokok. Hasil penelitian juga
perokok mempunyai teman yang menunjukkan 52% remaja laki-laki di
merokok pula. Hal ini dapat di simpulkan Desa T Kabupaten Mojokerto merokok
dari hasil penelitian pada remaja laki-laki karena terpengaruh oleh iklan yang ada
di Desa T Kabupaten Mojokerto, dari 25 pada media massa.
responden mempunyai teman seorang Berdasarkan data diketahui bahwa
perokok. Penelitian ini sesuai dengan ada hubungan antara faktor lingkungan
penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana dengan perilaku merokok pada remaja
(2011), menunjukkan bahwa sebesar laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto
56,1% teman sebaya berpengaruh pada dan berdasarkan tabel silang didapatkan
perilaku merokok remaja. Remaja sering sebanyak 18 (72,0%) remaja laki-laki
mengalami tekanan-tekanan yang yang memiliki perilaku merokok sedang
dirasakannya baik saat dirumah, sekolah, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
maupun tempat kerja, hal ini dapat yang negatif 10 (40,0%), dan 8 (32,0%)
membuat remaja mencari pelarian dari dari lingkungan yang positif yang berasal
masalah-masalah yang dihadapi yang dari diri sendiri ataupun dari keluarga,
salah satunya dengan merokok. Anak teman tidak ada yang merokok, tapi
remaja sebagian besar percaya bahwa dalam keluarga tidak menerapkan sistem

80
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

diskusi pada saat ada masalah 2) Sebagian besar remaja laki-laki


(supporting system), hingga remaja mengalami perilaku merokok sedang.
cenderung lebih mencari pelampiasan 3) Ada hubungan faktor lingkungan
dengan merokok. Remaja laki-laki di dengan perilaku merokok pada
Desa T Kabupaten Mojokerto ini terdapat remaja laki–laki di Desa T
17 (68,0%) yang berada di lingkungan Kabupaten Mojokerto.
negatif dan hanya 8 (32,0%) lingkungan
yang positif.
Faktor lingkungan merupakan DAFTAR PUSTAKA
faktor penting yang pertama kali
memperkenalkan remaja terhadap Dewi, N. C 2008. Remaja Putri
perilaku merokok, terutama perilaku Indonesia Merokok karena Ingin
merokok yang ada di lingkungan Langsing. Diperoleh dari
keluarga (orangtua atau saudara kandung http://news.detik.com/read/2008/08
yang merokok), dan perilaku merokok /27/163858/995733/100/remaja-
teman sebaya, ataupun iklan. Bahkan ada putri-indonesia-merokok-karena-
sebuah penelitian lain yang menghasilkan ingin-langsing. Diakses pada
kesimpulan bahwa remaja yang temannya Tanggal 05 Mei 2016.
merokok memiliki resiko delapan kali
lebih besar untuk ikut merokok dibanding Hurlock, E. B. 2012. Psikologi
remaja yang memiliki teman tidak Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
merokok (Megawati, 2006). Hal ini juga
membenarkan teori Soetjiningsih (2004) Komalasari, D & Helmi, A F. 2000.
yang mengungkapkan bahwa faktor Faktor-faktor Penyebab Perilaku
resiko munculnya perilaku merokok pada Merokok pada Remaja. Skripsi.
remaja dipengaruhi oleh berberapa faktor Psikologi Universitas Gadjah
yang salah satu diantaranya adalah faktor Mada. Yogyakarta.
lingkungan.
Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
Kesehatan: Teori dan Aplikasi.
KESIMPULAN Jakarta: Rineka Cipta.

1) Sebagian besar remaja laki-laki Rosdiana. 2011. Dinamika Perilaku


memiliki kategori lingkungan yang Merokok Remaja Ditinjau dari
negatif seperti keluarga yang Pengaruh Teman Sebaya dan
merokok, teman yang merokok atau Terpaan Iklan Rokok.Skripsi.
pun karena media massa yang Jurusan Psikologi Universitas
membuat remaja merokok. Indoneisa. Jakarta.

81
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto

Santrock, J. W. 2007. Remaja jilid 1.


Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sa’diah, L. W. 2007. Hubungan antara


Perilaku Merokok dengan
Kepercayaan diri siswa.Skripsi.
Jurusan Psikologi Universitas Islam
Negeri. Malang.

WHO. 2012. Tabacco Surveillance.


Diperoleh dari www.who.int/
tabacco/surveillance/gyts/. Diakses
pada Tanggal 05 Mei 2016.

82

Anda mungkin juga menyukai