568 663 1 SM PDF
568 663 1 SM PDF
1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2), 3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Email: jurnalpsik.unitri@gmail.com
ABSTRAK
Menurut Global Tabacco Surveillance System Data, tahun 2012 pelajar sudah pernah
merokok pada usia 15-18 tahun dengan persentasi perokok pria 57,8% dan perempuan
6,4%. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja adalah faktor
lingkungan seperti faktor keluarga, teman sebaya dan media massa. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan dengan perilaku merokok pada remaja laki-
laki di Desa T Kabupaten Mojokerto. Desain penelitian menggunakan deskriptif
korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 25
remaja laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto. Teknik sampling yang digunakan adalah
total sampling, sehingga didapatkan sampel berjumlah 25 remaja laki-laki usia 12– 22
tahun di Desa T Kabupaten Mojokerto. Metode analisis data yang digunakan yaitu uji
Spearman rho.Hasil penelitian membuktikan bahwasebagian besar 17 (68,0%) responden
berada pada faktor lingkungannegatif dan sebagian besar 18 (72,0%) responden memiliki
perilaku merokok kategori sedang. Berdasarkan uji Spearman rho didapatkan nilai p value
= 0,005<α (0,05) yang berarti H0 ditolak, artinya ada “Hubungan Faktor Lingkungan
dengan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto”,
dimana semakin negatif lingkungan akan menyebabkan semakin tinggi pula perilaku
merokok pada remaja. Disarankan remaja laki-laki untuk mengurangi perilaku merokok
yang berlebihan harus bergaul dengan lingkungan yang positif atau memilih bergaul
dengan teman yang tidak merokok.
68
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
ABSTRACT
According to Global Tabacco Surveillance System Data, in 2012 students have smoked at
the age of 15-18 years with the percentage of male smokers 57.8% and women 6.4%. One
of many factors that influenced the smoking behavior is environmental factor such as
family, friends and social media. The purpose of this study to determine the relationship of
environmental factors with smoking behavior in adolescent boys in Village T Mojokerto
regency. The research design is using correlational descriptive with cross sectional
approach. The population in this study were 25 male teenagers in T Village Mojokerto
District. The sampling technique used is total sampling, so that the sample of 25 teenage
boys aged 12-22 years in T Village Mojokerto District. Data analysis method used is
Spearman rho test. The results showed that most of the 17 (68.0%) respondents were on
negative environmental factors and most of them (72.0%) had medium category smoking
behavior. Based on Spearman rho test obtained p value = 0.005 <α (0.05) which means
H0 rejected, it means there is "Environmental Factor Relation with Smoking Behavior in
Male Teens in Village T Mojokerto District", where the more negative the environment will
cause more high smoking behavior in adolescents. It is recommended that male teens to
reduce excessive smoking behavior should associate with a positive environment or choose
to get along with non-smoking friends.
69
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
70
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
menimbulkan berbagai penyakit jika baik dan siap bersaing dalam tataran
dilihat dari sisi kesehatan. Bahan kimia internasional. Kebijakan yang dibuat oleh
ini akan memacu kerja susunan syaraf pemerintah itu salah satunya adalah
pusat dan susunan syaraf simpatis membatasi seseorang untuk merokok,
sehingga mengakibatkan tekanan darah membatasi peredaran rokok, menaikkan
meningkat dan detak jantung bertambah cukai hingga menutup pabrik rokok.
cepat (Komalasari& Helmi, 2000), Kebijakan tersebut tentu dan akan
menstimuli penyakit kanker dan juga mendapatkan pertentangandari siapapun
berbagai penyakit lain seperti yang terkena dampak akibat berbagai
penyempitan pembuluh darah, tekanan kebijakan di atas. Namun pemerintah
darah tinggi, jantung, paru-paru dan harus berani sebab sangat berpengaruh
bronchitis kronis. Selain dari dampak akan kualitas hidup bangsa Indonesia
munculnya penyakit juga dapat pada masa yang akan datang. Kita tahu
menimbulkan dampak yang lain, bahwa rokok dapat merusak kesehatan,
misalnya dampak ekonomi pada seorang selain merusak diri sendiri si perokok
perokok akan lebih banyak menghabiskan juga merugikan orang lain sebagai
uangnya untuk membeli rokok, dampak perokok pasif. Berdasarkan point ini tentu
pada pemerintah, misalnya terjadi bisa dijadikan alasan oleh pemerintah
kecelakaan lalu lintas karena kebiasaan karena dasarnya jelas yaitu suatu
merokok saat mengendarai motor dapat perbuatan yang merusak dan merugikan
mengganggu konsentrasi selama orang lain harus dihentikan.
mengemudi sehingga memicu kecelakaan Merokok juga merupakan jembatan
dan terjadinya kebakaran karena lalai emas menuju penyalahgunaan narkoba,
menempatkan rokok yang sudah karena merokok dan penyalahgunaan
dihisapnya atau membuang putung rokok narkoba mempunyai awal yang sama
sembarangan. Merokok juga dapat yaitu ingin mencoba seperti apa rasanya
menimbulkan dampak negatif bagi orang dan akhirnya kecanduaan. Selain itu,
yang berada di sekeliling perokok.Resiko merokok dan penyalahgunaan narkoba
yang ditanggung perokok pasif lebih untuk kalangan tertentu menjadi lambang
berbahaya dari pada perokok aktif karena keberanian dan gaya hidup. Oleh karena
daya tahan terhadap zat-zat yang itu, untuk menghentikan penyalahgunaan
berbahaya sangat rendah.Meskipun sudah narkoba harus dimulai dari menghentikan
diketahui akibat negatif dari merokok atau melarang bangsa Indonesia
tetapi jumlah perokok bukan semakin merokok. Secara ekonomi dengan adanya
menurun tapi semakin meningkat. industri rokok pemerintah diuntungkan
Peningkatkan kualitas hidup bangsa dengan adanya cukai yang besar, tentu
sangat diperlukan agar bangsa Indonesia saja ini dibebankan kepada perokok.
memiliki ketahanan fisik dan psikis yang Selain itu banyak tenaga kerja yang
71
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
terserap dalam industri ini, namun pikiran, agar diterima dalam kelompok
keuntungan pemerintah itu dibarengi (tekanan dari kelompok), atau rokok
kerugian yang lebih besar lagi yaitu menjadikan pelampiasan bila remaja
persoalan kesehatan dan menurunnya mempunyai masalah dalam keluarga
kualitas hidup yang nilainya tidak bisa ataupun dengan teman, artinya perilaku
dihitung dengan materi.Kerugian lainnya merokok selain disebabkan faktor-faktor
adalah hangusnya ratusan milyar rupiah dalam diri juga disebabkan oleh faktor
setiap hari dibakar oleh perokok di lingkungan. Banyak faktor lingkungan
seluruh Indonesia. Tentu dapat kita yang dapat mempengaruhi perilaku
bayangkan jika dana tersebut digunakan merokok pada remaja adalah faktor
untuk investasi, misalnya dibidang keluarga, teman sebaya dan media massa
pertanian dan peternakan, maka (iklan). Perilaku merokok sudah menjadi
diharapkan beberapa tahun ke depan gaya hidup bagi sebagian orang. Masa
Indonesia akan semakin maju. remaja adalah masa dimana ia mulai
Perilaku merokok cenderung identik meniru apa yang dilakukan oleh orang
dengan pria WHO, (2012) menyebutkan lain dan perilaku merokok ini adalah
bahwa pada tahun 2000-2008 terdapat perilaku yang paling mudah untuk ditiru
24,1 % remaja pria dan 4 % remaja oleh remaja karena mereka menganggap
perempuan di Indonesia adalah perokok dapat menunjukkan kedewasaan.
aktif. Tahun 2009 terjadi peningkatan Penelitian yang yang dilakukan oleh
sebesar 65,9 % pria dan 4,5 % perempuan Rosdiana (2011) terhadap remaja di SMP
merupakan perokok. Survey yang dan SMA Jakarta, menunjukkan bahwa
dilakukan pada 3319 pelajar berusia 15- sebesar 56,1 % teman sebaya
18 tahun menyebutkan bahwa 30,4 % berpengaruh pada perilaku merokok
pelajar sudah pernah merokok dengan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh
presentasi perokok pria 57,8 % dan (Febriana, 2012) pada sejumlah remaja di
perempuan 6,4 % menurut Global SMA Jakarta menunjukkan bahwa
Tobacco Surveillance System Data sebanyak 36,64 % remaja merokok
(2012). Meningkatnya prevelensi karena memang sudah menjadi
merokok di negara-negara berkembang, kebiasaan, 26,3 % karena sudah
termasuk di kalangan remaja ketagihan dan merasa tidak enak jika
menyebabkan masalah merokok menjadi tidak merokok, 18,81 % beralasan untuk
semakin serius (Tulakom & Bonet, menenangkan perasaan-perasaan negatif
2003). dari dirinya, dan 17,82 % karena ingin
Menurut (Komalasari & Helmi, meningkatkan kesenangan yang sudah
2000), beberapa alasan yang ada dalam dirinya. Remaja sering
melatarbelakangi perilaku merokok pada mengalami tekanan-tekanan yang
remaja antara lain untuk menenangkan dirasakannya baik saat dirumah, sekolah,
72
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
maupun tempat kerja, hal ini dapat sendiri, tapi mereka tidak peduli yang
membuat remaja mencari pelarian dari penting mereka merasa puas dengan apa
masalah-masalah yang dihadapi yang yang mereka lakukan saat ini.
salah satunya dengan merokok. Anak Berdasarkan uraian di atas muncullah
remaja sebagian besar percaya bahwa sebuah fenomena dimana sebenarnya
merokok akan menghilangkan stress dan perilaku merokok itu sendiri dapat
akan lebih mudah bergaul dengan teman- muncul tidak hanya karena ajakan teman
temannya (Dewi, 2008). Awalnya remaja sebaya tetapi faktor keluarga, iklan dan
hanya mencoba merokok untuk perilaku meniru juga dapat
menengkan perasaannya, namun setelah mempengaruhi perilaku merokok pada
ia menemukan kelegaan setelah merokok remaja. Alasan peneliti melakukan
maka ia pun lama kelamaan menjadi penelitian di daerah ini karena Desa T ini
terbiasa untuk merokok (Sa’diah, 2007). terdapat banyak remaja yang merokok
Berdasarkan studi pendahuluan yang karena dipengaruhi oleh temannya
di lakukan pada pada tanggal 17 mei dengan cara menawarkan dan disuruh
2015 dengan wawancara pada remaja untuk mencoba rokok. Tidak hanya
laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto, remaja laki-laki, remaja perempuan dan
dari 10 responden mengatakan merokok, ibu-ibu juga ada yang merokok.
dan 7 diantaranya mengatakan alasan Tujuan penelitian ini adalah untuk
mereka merokok karena di ajak oleh mengetahui hubungan faktor lingkungan
teman pergaulan secara terus menerus, dengan perilaku merokok pada remaja
yang membuat mereka penasaran laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto.
sehingga ada keinginan untuk mencoba
dan sekarang sudah menjadi kebiasaan
bagi mereka. 3 responden yang lain METODE PENELITIAN
mengatakan alasan mereka merokok
karena iklan dan melihat orang tuanya Desainpenelitian menggunakan
yang merokok sehingga timbul keinginan desain deskriptif korelasional (non
mereka untuk meniru. Rata-rata dari 10 eksperimental) dengan pendekatan cross
responden tersebut memberikan alasan sectional. Populasi dalam penelitian ini
menyukai rokok karena dapat sebanyak 25 remaja laki-laki di Desa T
meningkatkan mood atau suasana Kabupaten Mojokerto. Teknik sampling
hati.Mereka juga beranggapan bila tidak yang digunakan adalah total sampling,
merokok merasa tidak termotivasi untuk sehingga didapatkan sampel berjimlah
melakukan aktivitas, bahkan ada yang 25 remaja laki-laki usia 12– 22 tahun di
mengatakan rokok adalah sebagian dari Desa T Kabupaten Mojokerto.
hidupnya. Meskipun sebenarnya mereka Variabel independen dalam
tahu dampak negatif dari rokok itu penelitian ini adalah faktor lingkungan,
73
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
74
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
75
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
pada saat ada masalah remaja mencari keluarga, teman yang merokok, atau
pelampiasan dengan merokok. remaja ini terpengaruh karena media
massa. Hal ini terdapat pada 17
Perilaku Merokok responden (68,0%), Faktor lingkungan
Berdasarkan Tabel 2, perilaku yang kurang baik akan memberikan
merokok pada remaja laki-laki di Desa T dampak yang kurang baik juga dalam
Kabupaten Mojokerto lebih dominan pergaulan remaja. Faktor lingkungan ini
memiliki perilaku merokok sedang merupakan faktor yang paling besar
sebanyak 18 responden (72,0%). pengaruhnya terhadap perilaku merokok
Pengertian merokok sedang dapat pada remaja laki-laki.Remaja laki-laki
diartikan yaitu berdasarkan dengan lama akan berperilaku merokok dengan
merokok paling banyak terjadi sejak > 10 memperhatikan lingkungan sosialnya.
tahun sebanyak 12 responden (48%), Faktor lingkungan sangat berperan
dengan jenis rokok kretek sebanyak 12 penting dalam perkembangan dan
responden (48%), frekuensi 10-20 pergaulan remaja, lingkungan yang baik
batang/hari sebanyak 14 orang (56%), akan berpotensi memberikan pengaruh
dengan cara menghisap secara dangkal positif yang baik juga bagi kalangan
sebanyak 15 orang (60%), dan dengan remaja untuk tidak merokok. Begitu pula
selang waktu 6-30 menit setelah bangun sebaliknya, faktor lingkungan yang
tidur sebanyak 13 orang (52%). kurang baik akan berpotensi memberikan
pengaruh negatif bagi kalangan remaja.
Identifikasi Faktor Lingkungan pada Hasil penelitian menunjukkan
Remaja Laki–laki di Desa T sebanyak 8 (32,0%) remaja laki-laki di
Kabupaten Mojokerto Desa T Kabupaten Mojokerto berada di
Berdasarkan pada data hasil peneliti lingkungan yang positif. Remaja dalam
pada 25 responden diketahui bahwa hal ini tidak terpengaruh karena
remaja laki-laki di Desa T Kabupaten lingkungan yang ada di sekitar, bahkan
Mojokerto ini mempunyai perilaku dalam keluarga atau pun teman tidak ada
merokok paling banyak pada usia remaja yang merokok, tapi remaja ini
akhir (19-22 tahun) sebanyak 15 mempunyai keyakinan dalam dirinya
responden (60%) dengan tingkat bahwa dengan merokok dapat
pendidikan paling banyak SMA sebanyak meningkatkan rasa percaya diri atau
16 responden (64%) dan pekerjaan dengan merokok remaja ini merasa lebih
swasta sebanyak 11 orang (44%). Faktor jantan.
lingkungan pada remaja laki-laki di Desa Hasil penelitian juga menunjukkan
T Kabupaten Mojokerto ini lebih bahwa terdapat 13 responden (52%)
dominan memiliki faktor lingkungan remaja memiliki keluarga yang merokok,
negatif artinya remaja ini memiliki meskipun sebagian besar remaja memiliki
76
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
keluarga yang merokok tapi sebanyak 18 ingin bebas untuk mencari jati dirinya,
responden (72%) remaja tidak saat di mana remaja ini ingin bebas untuk
mempunyai keinginan untuk meniru bersenang-senang. Remaja cenderung
keluarga yang merokok, 20 responden lebih nyaman bila berkumpul dengan
(80%) keluarga tidak pernah menawarkan teman-temannya (Afriani, 2009).
rokok pada anaknya, tetapi 16 responden Berdasarkan faktor media massa
(64%) remaja laki-laki merokok setiap juga berpengaruh terhadap perilaku
ada masalah keluarga, dan 21 responden merokok pada remaja laki-laki, 13
(84%) remaja laki-laki di Desa T responden (52%) remaja mempunyai
Kabupaten Mojokerto merasa bahwa keinginan meniru merokok saat melihat
keluarga tidak mempengaruhi perilaku idolanya pada iklan rokok di televisi,
merokoknya. Pengaruh keluarga meskipun 25 responden (100%) remaja
merupakan salah satu bentuk dari faktor ini tahu tentang peringatan ataupun
lingkungan sosial yang menyebabkan gambar penyakit yang ada pada bungkus
seorang remaja memutuskan untuk rokok, 14 responden (56%) remaja setuju
merokok atau tidak. Seorang remaja dengan tema iklan rokok yang memberi
merokok bisa karena dalam keluarga pesan positif seperti macho, bergaya,
tidak menerapkan system diskusi pada peduli, dan setia kawan, 13 responden
saat ada masalah (supporting system), (52%) remaja tidak setuju dengan
sehingga cara remaja untuk mengatasi pernyataan pada iklan rokok di televisi
masalah yaitu dengan merokok. bahwa rokok dapat meninkatkan
Berdasarkan faktor teman sebaya kejantanan, rokok bisa membuat percaya
hampir semua remaja laki-laki di Desa T diri, dan 16 responden (64%) remaja laki-
Kabupaten Mojokerto ini memiliki teman laki di Desa T Kabupaten Mojokerto ini
yang merokok sebanyak 25 responden merasa bahwa media massa tidak
(100%), 21 responden (84%) teman mempengaruhi perilaku merokok saat ini.
sebaya mengajak remaja untuk merokok, Remaja mengerti tentang dampak dari
15 responden (60%) remaja langsung ikut merokok, bahkan remaja ini sering
ajakan teman sebaya untuk merokok, 23 membaca peringatan-peringatan pada
responden (92%) teman sebaya selalu bungkus rokok atau pun peringatan pada
menawarkan rokok pada remaja, dan iklan rokok, tetapi remaja ini tidak pernah
hampir 22 responden (88%) remaja laki- memperdulikan dengan dampak-dampak
laki di Desa T Kabupaten Mojokerto ini dari merokok. Remaja cenderung
merasa bahwa teman sebaya yang mengabaikan dan tetap merokok.
mempengaruhi perilaku merokok, dalam
hal ini teman sebaya sangat berpengaruh
pada perilaku merokok remaja. Masa
remaja merupakan masa di mana remaja
77
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
78
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
79
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
karena masalah yang ada dalam keluarga. merokok akan menghilangkan stress dan
Hal tersebut terjadi mungkin karena akan lebih mudah bergaul dengan teman-
dalam keluarga tidak menerapkan diskusi temannya (Dewi, 2008). Awalnya remaja
pada saat ada masalah (supporting hanya mencoba merokok untuk
system), sehingga anak mencari menengkan perasaannya, namun setelah
pelampiasan dengan merokok. Orang tua ia menemukan kelegaan setelah merokok
memiliki peranan penting dalam maka ia pun lama kelamaan menjadi
mencegah perilaku merokok pada remaja, terbiasa untuk merokok (Sa’diah, 2007).
dengan demikian dapat disimpulkan Banyak faktor yang mendorong dan
semakin baik peran orang tua maka mempengaruhi remaja untuk merokok,
perilaku merokok pada remaja akan salah satunya adalah iklan. Iklan
berkurang. merupakan suatu media untuk
Selain faktor keluarga berbagai menyampaikan informasi kepada
fakta juga mengungkapkan bahwa masyarakat terhadap suatu produk dan
semakin banyak remaja merokok maka iklan memiliki fungsi untuk
semakin besar kemungkinan teman- menyampaikan informasi, membujuk,
temannya adalah perokok juga dan atau untuk mengingatkan masyarakat
demikian sebaliknya. Masa remaja ini terhadap produk rokok. Melihat iklan
merupakan masa dimana remaja lebih yang ada di televisi dan media massa,
banyak berada diluar rumah dengan remaja mulai mengenal dan mencoba
dengan teman sebayanya. Remaja untuk merokok. Hasil penelitian juga
perokok mempunyai teman yang menunjukkan 52% remaja laki-laki di
merokok pula. Hal ini dapat di simpulkan Desa T Kabupaten Mojokerto merokok
dari hasil penelitian pada remaja laki-laki karena terpengaruh oleh iklan yang ada
di Desa T Kabupaten Mojokerto, dari 25 pada media massa.
responden mempunyai teman seorang Berdasarkan data diketahui bahwa
perokok. Penelitian ini sesuai dengan ada hubungan antara faktor lingkungan
penelitian yang dilakukan oleh Rosdiana dengan perilaku merokok pada remaja
(2011), menunjukkan bahwa sebesar laki-laki di Desa T Kabupaten Mojokerto
56,1% teman sebaya berpengaruh pada dan berdasarkan tabel silang didapatkan
perilaku merokok remaja. Remaja sering sebanyak 18 (72,0%) remaja laki-laki
mengalami tekanan-tekanan yang yang memiliki perilaku merokok sedang
dirasakannya baik saat dirumah, sekolah, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
maupun tempat kerja, hal ini dapat yang negatif 10 (40,0%), dan 8 (32,0%)
membuat remaja mencari pelarian dari dari lingkungan yang positif yang berasal
masalah-masalah yang dihadapi yang dari diri sendiri ataupun dari keluarga,
salah satunya dengan merokok. Anak teman tidak ada yang merokok, tapi
remaja sebagian besar percaya bahwa dalam keluarga tidak menerapkan sistem
80
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
81
Nursing News Hubungan Faktor Lingkungan dengan Perilaku
Volume 2, Nomor 3, 2017 Merokok Pada Remaja Laki–Laki di Desa T
Kabupaten Mojokerto
82