Anda di halaman 1dari 14

MEROKOK DI KALANGAN MAHASISWA

(STUDI KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU)

Oleh: Putri Meilani / 1301113952


Email: putri.meynr@gmail.com
Dosen Pembimbing: Tengku Romi Marnally, M.Si

Jurusan Sosiologi-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau


Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293-
Telp/fax. 0761-63277

Abstrak
Merokok dapat meningkatkan resiko kematian dari berbagai macam jenis kanker
(khususnya kanker paru-paru), penyakit jantung, strok, radang tengorokan dan gangguan
kehamilan. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau dianggap memiliki kemampuan,
kecakapan dan pengetahuan yang tinggi terutama masalah kesehatan dan bahaya merokok itu
sendiri. Namun dari hasil pengamatan menunjukkan masih terdapat mahasiswa FKUR yang
merokok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan tipe penelitian
deskriptif (deskriptive approach). Informan dalam penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran
UR yang merokok sebanyak 5 orang. Pengumpulan data, observasi, yang kemudian data yang
telah diperoleh dijelaskan secara kualitatif. Latar belakang sosial ekonomi informan merupakan
dari keluarga yang mampu, sehingga memudahkan informan untuk membeli rokok. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keluarga dan teman memiliki hubungan dengan perilaku
merokok. Namun informan yang merokok mengatakan teman adalah faktor yang paling
mempengaruhi dalam merokok. Faktor kepribadian juga akan mempengaruhi mahasiswa
kedokteran untuk merokok, menurut mereka merokok dapat menghilangkan kebosanan dan
tekanan-tekanan yang mereka hadapi.

Kata kunci: mahasiswa kedokteran, aktivitas merokok, faktor merokok.

SMOKING IN COLLEGE STUDENT


(CASE STUDY OF MEDICAL FACULTY OF RIAU UNIVERSITY)

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


By : Putri Meilani /1301113952
Email: putri.meynr@gmail.com
Counselor : Tengku Romi Marnally, M.Si
Department of Sociology-The Faculty of Social and Political Science of Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru, 28293-
Telp/fax. 0761-63277

Abstract

Smoking can increase death risk from many types of cancers (ec : lung cancer), heart
stroke, throat inflammation, and pregnancy disease. Students of Medical Faculty of Riau
University have capability and good knowledge about health and the smoking effect. But from
the research showed that there were several of them smoking. This research used qualitative
method with descriptive approach. Informans in this research were the smoking students of
Medical Faculty of Riau University with total 5 respondents. Accumulation of data,
observation, and the collected data was explained as qualitative. The economic social
background of informans was from high-status family which it made them bought cigarettes
easily. The result showed that family and friends had relation with smoking attitude. But the
informans said friends were main factor. Personal factor also influenced them to smoke, and
they said smoking could make disappear their bored and daily problems.

Keywords : student of medical faculty, smoking activity, smoking factor.

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari sering


kita temui orang merokok diberbagai
tempat, seperti di pasar, kantor, tempat
rekreasi, tempat makan dan tempat-tempat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


umum lainnya bahkan di lingkungan tahun dengan prevalensi merokok 33,4%
rumah sendiripun. Trend merokok tidak memiliki angka tertinggi, kemudian usia 35
hanya terjadi pada pria, namun juga – 39 tahun dengan prevalensi 32,3%
dikalangan wanita, dan usia remaja, hingga perokok aktif. Sementara angka prevalensi
anak – anak. Dari lampiran data GAT yang cukup mengejutkan ialah usia 20 – 24
(Global Adult Tobacco) menyatakan bahwa tahun yang mana merupakan rentang usia
di dunia terdapat 879 juta manusia mahasiswa dengan prevalensi 27,2%. Data
menggunakan tembakau, dimana jumlah tersebut membuktikan terjadi peningkatan
721 juta jiwa laki – laki dan 158 juta jiwa prevalensi perokok usia muda terutama
perempuan yang terdapat di 22 negara yang pada usia Mahasiswa, dimana realita ini
tergabung dalam GAT. Secara regional, di pun melibatkan Mahasiswa Fakultas
India terdapat 197 juta jiwa laki – laki dn 78 Kedokteran3.
juta jiwa perempuan pengguna tembakau, Mahasiswa kedokteran dianggap
dan China memiliki pengguna tembakau memiliki kemampuan, kecakapan, dan
sebesar 288 juta jiwa laki – laki dan 13 juta pengetahuan yang tinggi tentang masalah
jiwa perempuan1. kesehatan dan bahaya merokok. Sebagai
Dikutip dari jurnal online Centers for seorang mahasiswa kedokteran yang
Disease Control and Prevention tentang menjadi calon tenaga kesehatan,
Dampak Merokok bagi Kesehatan yang seharusnya ikut serta dalam aksi
dipublikasikan pada tahun 2015, merokok pencegahan merokok, namun tak diduga
dapat merusak setiap organ tubuh, ternyata masih ada dari kalangan
menyebabkan berbagai macam penyakit, mahasiswa kedokteran yang justru
dan tentunya menurunkan kesehatan tubuh membiasakan diri dengan rokok. Hal ini
perokok itu sendiri. Merokok merupakan tentunya menjadi polemik dan pandangan
penyebab paling utama kematian di buruk bagi masyarakat yang
Amerika Serikat. Lebih dari 480.000 mengetahuinya. Oleh karena itulah kasus
kematian setiap tahunnya disebabkan oleh ini penulis angkat menjadi studi kasus yang
merokok. Merokok menyebabkan kematian tertuang dalam “ Perilaku Merokok
lebih banyak dibanding kasus kematian Mahasiswa Studi Kasus Fakultas
akibat HIV, penggunaan narkoba, alkohol, Kedokteran Universitas Riau”.
dan kecelakaan. Kasus kematian warga
Amerika Serikat yang menderita kanker 4 Tindakan Sosial Max Weber
terutama kanker paru akibat merokok
Max Weber menyatakan tindakan
ditemukan baik pada pria maupun wanita.
sosial merupakan tindakan individu
Merokok juga meningkatkan resiko
sepanjang tindakan tersebut memiliki
penyakit jantung koroner dan juga stroke.
makna atau arti subjektif terhadap dirinya
Disamping itu, tentunya merokok dapat
dan diarahkan kepada tindakan orang lain.
mengganggu finansial seseorang yang
Ada empat tindakanyang dibedakan dalam
bahkan berujung pada tindak kriminal
konteks motif para pelakunya menurut Max
akibat kecanduannya terhadap rokok2.
Weber yaitu: 4
Data Riskesdas pada tahun 2013
didapatkan perokok dengan usia 30 – 34

1 3
Samira, dkk. The GATS atlas global adult Balitbang Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar;
tobacco survey. Atlanta: CDC Foundation. 2015 RISKESDAS.Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
2
CDC, 2015, Health Effect of Cigarrette Smoking, 2013
jurnal
https://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/fact_s
4
heets/health_effects/effects_cig_smoking/ akses 6 Jones, Alih bahasa : Achmad Fedyani Saifuddin,
oktober 2016 Pengantar Teori – Teori Sosial. Cetakan Pertama,
Jakarta : Yasasan Pustaka Obor Indonesia. 2009

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


spontan ketika mengalami suatu
kejadian. Tindaka sosial ini
biasanya dikuasai oleh perasaan
(afektif). Sama seperti merokok
1. Tindakan sosial yang
pada mahasiswa kedokteran,
berorientasi nilai
dimana kandungan rokok yaitu
Merupakan tindakan yang
berupa nikotin yang ada
menyatakan bahwa alat – alat
membuat mahasiswa
yang ada hanya sebagai bahan
kedokteran yang merokok
pertimbangan dan perhitungan
tersebut menjadi kecanduan,
yang sadar, sementara
sehingga mereka merasakan
tujuannya sudah didalam
kenikmatan ketika merokok dan
hubungannya dengan nilai –
hal ini tentu mempengaruhi
nilai seorang individu yang
perasaan dan emosi mereka.
bersifat absolut. Sebagaimana
4. Tindakan tradisional
hal nya merokok, dimana
Yaitu tindakan yang
sebelum menjadi perokok,
dilakukan atas dasar kebiasaan,
mereka mahasiswa kedokteran
adat istiadat yang ada, berlaku
sudah tahu dan bahkan paham
secara turun – temurun.
bahaya rokok dan
Mahasiswa kedokteran yang
kandungannya terhadap
merokok dimana mereka yang
kesehatan tubuh, namun
terbiasa merokok sejak berada
sayangnya mereka tetap
dibangku sekolah dan juga
merokok. Mereka merokok
pengaruh teman sebaya sangat
karena ingin merasakan
memiliki pengaruh terhadap
kenikmatan dan ketenangan
tindakan mereka yang memilih
disaat kesibukan seperti tugas
untuk merokok.
perkuliahan melanda kehidupan
mereka. 2.5 Teori Aksi Talcott Parsons
2. Tindakan sosial yang Teori aksi yang juga di kenal sebagai
berorientasi tujuan atau teori bertindak (action theory) yang pada
penggunaan rasionalitas mulanya di kembangkan oleh Max Weber.
instrumental Teori Weber di kembangkan lebih lanjut
Yaitu tindakan yang olrh Talcott Parsons, yang mulai dengan
dilakukan dengan mengkritik Weber, menyatakan bahwa
memperhitungkan aksi/action itu bukanlah
kesesuaiannya antara cara yang perilaku/behaviour. Aksi merupakan
digunakan dengan tujuan yang tanggapan/respon mekanis terhadap suatu
ingin dicapai. Seperti halnya stimulus sedangkan perilaku adalah suatu
merokok, bagi mahasiswa proses mental yang aktif dan kreatif.
fakultas kedokteran universitas Menurut Parsons, yang utama bukanlah
riau mereka sebenarnya sadar tindakan individual, melainkan norma-
bahwa mereka merokok dan
akhirnya berani menerima
resiko apapun yang terjadi
karena aktivitas merokok itu.
3. Tindakan afektif
Yaitu tindakan yang
dilakukan seorang individu
berdasarkan perasaan yang ia
miliki. Biasanya timbul secara

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


norma dan nilai sosial yang menuntun dan Particularis
Immanence
mengatur perilaku5. m
Object Ascription
Kondisi obyektif disatukan dengan 4.
modalities Achievement
komitmen kolektifterhadap suatu nilai akan Scope of Diffuseness
mengembangkan suatu bentuk tindakan 5. significance of
sosial tertentu. Parsons melihat bahwa Specificity
the object
tindakan tindakan individu dan kelompok
dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem
sosial, sistem budaya dan sistem
1) Tindakan menghadapi dilema
kepribadian masing-masing individu. Kita
antara dorongan impulsif versus
dapat mengkaitkan individu dengan sistem
disiplin
sosialnya melalui status dan perannya.
1. Aspek budaya
Dalam setiap sistem sosial individu
Dalam mrenghadapi dilema
menduduki suatu tempat (status) tertentu
impulsif versus disiplin ini
dan bertindak (berperan) sesuai dengan
seorang aktor di hadapkan
norma atau aturan yang dibuat oleh sistem
kepada aspek budaya,
ersebut dan perilaku individu ditentukan
kepribadian dan sistem
pula oleh tipe kepribadiannya. Contohnya,
sosial. Aspek budaya terkait
keputusan seseorang untuk merokok
pola normative yang
ataupun tidak merokok, tidak hanya
mengijinkan aktor
tergantung dari kedudukannya dalam
melakukan tindakan-
komunitas itu (mahasiswa kedokteran),
tindakan tanpa harus
atau apakah merokok itu sesuai atau tidak
melakukan pertimbangan
dengan nilai kesehatan, melainkan juga dari
tertentu (affective) disatu
keberaniannya atau keinginannya untuk
sisi, dan pilihan melakukan
merokok sekalipun akan menimbulkan rasa
evaluasi terlebih dahulu
tidak enak terhadap teman-temannya dan
untuk melakukan atau tidak
masyarakat. Menurut Parsons masyarakat
melakukan sebuah tindakan
memiliki dua alternatif terpola terdiri dari
(affective neutral).
pasangan berbeda yang masing-masing
2. Aspek kepribadian
terdiri atas lima variabel, yaitu6:
Aspek pribadi terkait
Tabel 2.1 variabel teori aksi talcott dengan disposisi aktor untuk
parsons mengijinkan dirinya
melakukan tanpa evaluasi
No Pola dan reasoning (affective),
Dilema
. Tindakan sedangkan affective neutral
Impulse Affective terkait seorang aktor merasa
1. Affective perlu mempertimbangkan
Disciplin kemungkinan ada larangan
neutral
Private untuk melakukan tindakan.
Self-oriented 3. Aspek sistem sosial
interests
2. Pada aspek sistem sosial
Collective Collective
interests oriented terkait dengan peran yang
Transcendenc diharapkan, yang dalam hal
3. Universalsm ini pelaku peran bisa saja
e

5 6
Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan:Beberapa Zainuddin Maliki. Rekontruksi Teori Sosial
Konsep Beserta Aplikasinya. Yogyakarta: Gadjah Modern. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Mada University Press. 2007 2012

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


memilih sikap affective aktor kepada disposisi
sehingga merasa bebas tindakan yang didasarkan
melakukan tindakan tanpa kepada rasa tanggung jawab
merasa perlu mengndalikan menegakkan nilai,
diri untuk melakukan ketentuan, dan aturan yang
diriplin tertentu. Aktor disepakati bersama.
dalam sistem sosial ini juga 3. Aspek sistem sosial
bisa memilih bersikap Dari aspek sisem sosial,
affective neutral sehingga pola self-orientation pelaku
dalam bertindak peran dibenarkan unruk
mendasarkan diri pada memprioritaskan
disiplin, alasan dan aturan kepentingan dirinya yang
yang berlaku dalam sistem berbeda dengan
sosial itu. kepentingan atau nilai
2) Tindakan menghadapi dilema kelompoknya. Sedangkan
antara private versus collective pola collective orientation,
interest pelaku peran tidak
1. Aspek budaya dibenarkan
Aspek budaya yang memprioritaskan
dihadapi ketika harus kepentingan dirnya. Ia harus
menetntukan private atau memprioritaskan
collective intereste, seorang kepentingan/nilai
aktor harus bisa memilih kelompoknya, meski suatu
sikap mengarah kepada saat bertolak belakang
pemenuhan kepentingan diri dengan kepentingan/nilai
tanpa harus membuat sendiri.
pertimbangan mengenai 3) Tindakan menghadapi dilema
dampaknya bagi orang lain antara universalism versus
(self orientation). Dan particularism
dalam aspek budaya ini 1. Aspek budaya
aktor bisa memilih affective Dalam kaitan dengan aspek
neutral, sehingga seorang budaya, aktor yang memilih
aktor merasa perlu universalism sebagai pola
mempertimbangkan nilai- tindakannya, mewajibkan
nilai yang disepakati diri untuk memprhatikan
bersama dengan rasa standar umum dari pada
tanggung jawab (collectivity mempertimbangkan sifat
orientation). hubungan kepemilikan atau
2. Aspek kepribadian status properti tertentu.
Pola self orientation Sedangkan yang memilih
mengarahkan aktor untuk particularism menerapkan
memilih disposisi kriterianya sendiri dalam
pembenaran terhadap berhubungan dengan
pemenuhan kepentingan diri properti yang dikuasainya
tanpa harus dibanding
mempertimbangkan mempertimbangkan atribut,
kepentingan orang lain kapasitas atau kepada
dalam kelompoknya. standar performance.
Sedangkan pola collective 2. Aspek kepribadian
orientation mengarahkan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


Dalam kaitan dengan soal Dalam pola ascription aktor
kepribadian, universalism mendasarkan pada
memilih disposisi disposisinya bahwa atribut,
melakukan konformitas sifat dan status sosial sebuah
terhadap standar umum, dan obyek lebih penting dari
mengabaikan sifat performance. Sebaliknya
hubungan khusus dia aktor yang memilih
dengan properti yang dia achievment mengambil
hadapi. Sedangkan aktor disposisi bahwa pencapaian
yang memilih lebih relevan untuk
particularism, memilih diperhatikan dari pada
dipandu kriteria pilihan dia atribut obyek.
berdsarkan sistem relasinya 3. Aspek sistem sosial
dengan objek dan bukan Dilihat dari sistem sosial,
berdasarkan kriteria yang pemangku peran yang
dibuat umum. memilih ascription, dalam
3. Aspek sistem sosial mengorientasikan diri
Dalam kaitan dengan sistem terhadap obyek
sosial, tindakan pemangku mempertimbangkan atribut
peran yang memilih yang melekat pada obyek,
universalism menekankan dan bukan pada potensi
kepada standar yang maupun pencapaian aktual.
ditetapkan umum, lepas dari Sedangkan yang memilih
hubungan khusus aktor achivment,
terhadap obyek. Tindakan mempertimbangkan
pemangku peran yang performance maupun aktual
memilih particularism, suatu obyek dari atirbut
menekankan kepada yang melekat pada obyek itu
pentingnya sifat atau nilai sendiri
obyek dengan hubungan 5) Tindakan menghadapi dilema
khusus yang dimiliknya, lingkup pemaknaan obyek
lepas dari cara masyarakat 1. Aspek budaya
umum menempatkan klas Jika dirinci dalam aspek
properti itu. budaya, aktor yang memilih
4) Tindakan menghadapi dilema disffuseness membangun
modalitas obyek pola normative dimana
1. Aspek budaya orientasi aktor terhadap
Jika didisripsikan dalam obyek tidak diberi batasan
aspek budaya,pola spesifik. Sedangkan aktor
ascription menekankan yang memilih specificity
kepada sifat,atribut atau membangun norma yang
status yang dimiliki obyek. membatasi concernnya
Sedangkan yang memilih sesua dengan spesifikasi
pola achievement, yang dimiliki, dan tidak
menekankan kepada pola membanarkan untuk
normatif yang mendorong menaruh concern yang lain.
aktor pada pencapaian dan 2. Aspek kepribadian
bukan atribut yang ada pada Aktor yang memilih
obyek. diffuseness,merespon obyek
2. Aspek kepribadian menggunakan disposisi

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


berbagai cara dengan dan fakta – fakta yang disampaikan oleh
berbagai kemungkinan yang informan dalam penelitian ini.
luas dalam hubungan sifat Daerah yang menjadi lokasi
aktor dan sifat obyek dengan penelitian ini berada di Fakultas
ego aktor. Sementara itu Kedokteran Universitas Riau. Pada
aktor yang memilih penelitian ini, kriteria yang ditentukan
specificity menggunakan untuk penarikan subjek, yaitu Mahasiswa
pertimbangan spesifikasi kedokteran Universitas Riau yang merokok
mode atau konteks angkatan 2013-2016 dan untuk
pemaknaan terhadap obyek, mempermudah peneliti menemukan subjek
dengan menutup dengan cara menggunakan strategi teknik
kemungkinan masuknya Snowball Sampling dimana teknik ini
mode pemaknaan lain adalah dari jumlah subjek yang sedikit,
terhadap obyek. semakin lama semakin berkembang
3. Aspek sistem sosial menjadi banyak. Dengan teknik ini, jumlah
Aktor yang memilih informan yang akan menjadi subjeknya
disffuseness pemangku akan terus bertambah sesuai dengan
peran mengambil semua kebutuhan dan terpenuhinya informasi.
kemungkinan pemaknaan Pada penelitian ini, teknik Snowball
terhadap obyek sesua Sampling digunakan untuk mengumpulkan
dengan kepentingannya. data primer informan. Data primer adalah
Sedangkan aktoryang data yang diperoleh secara langsung dari
mengambil pola specificity informan melalui wawancara. Snowball
hanya mendasarkan kepada Sampling adalah teknik pengambilan
kemungkinan yang relevan sampel dengan bantuan key informan, dan
dengan kondisi atau alat- dari key informan inilah akan berkembang
alat instrumental yang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti
sesuai. hanya mengungkap kriteria sebagai
persyaratan untuk dijadikan sampel.7 Dan
jumlah sampel yang didapatkan adalah 5
informan. Nama informan disamarkan
METODE
dengan inisial Indra, Roni, Robi, Doni, dan
Metode penelitian yang digunakan Dani.
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Dalam mendapatkan data yang
yang bertujuan mengungkap fakta, keadaan, dibutuhkan maka dalam penelitian ini
dan fenomena. Kaitan metode penelitian dilakukan langkah – langkah berupa
dengan penelitian ini adalah penulis ingin observasi, wawancara, dan dokumentasi.
mengungkap fakta, keadaan, fenomena Adapun jenis data yang digunakan adalah
perilaku merokok mahasiswa kedokteran data primer yaitu data yang diperoleh atau
dimana mahasiswa kedokteran adalah calon dikumpulkan langsung di lapangan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan orang yang melakukan penelitian atau yang
bahaya merokok pada kesehatan seharusnya bersangkutan yang memerlukannya. Data
melakukan pencegahan dimulai terhadap diri primer di dapat dari sumber informan yaitu
sendiri. Namun kenyataannya mereka justru individu atau perseorangan seperti hasil
berperilaku yang berlawanan dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti8.
pengetahuan tersebut. Sehingga penulis akan Dan data sekunder yaitu data yang
mengembangkan konsep, menghimpun data diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
7
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 8
Iqbal Hasan. Pokok – Pokok Materi Metodologi
Bandung : Alfabeta, 2006 Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia
Indonesia . 2002

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


yang melakukan penelitian dari sumber- Berikut keterangan etnis para
sumber yang telah ada9. Teknik analisis informan dalam penelitian ini:
data yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada konsep Milles & Huberman No. Nama Suku
yaitu interactive model yang 1. Indra Batak
mengklasifikasikan analisis data dalam tiga 2. Roni Jawa
langkah, yaitu reduksi data, penyajian data, 3. Robi Banjar
dan penarikan kesimpulan.10 4. Doni Melayu
5. Dani Melayu

PEMBAHASAN Agama
Latar Belakang Sosial Ekonomi Berikut merupakan keterangan
agama dari informan dalam penelitian ini:
Sosial ekonomi adalah kedudukan
atau posisi seseorang dalam kelompok No. Nama Agama
masyarakat yang ditentukan oleh jenis
1. Indra Kristen
aktivitas ekonomi, pendidikan serta
pendapatan. Dalam sub bab ini peneliti 2. Roni Islam
menjelaskan secara mendalam tentang latar 3. Robi Islam
belakang sosial ekonomi para informan, 4. Doni Islam
yaitu: 5. Dani Islam

Pekerjaan Orang Tua


Berikut tabel latar belakang sosial
Berikut adalah data pekerjaan orang ekonomi informan :
tua kelima informan:
No. Nama Pekerjaan orang tua Peker
Keuanga
N Na jaan Etni Aga
Ayah: pensiunan n
o ma orang s ma
BUMN perbulan
1. Indra tua
Ibu : IRT (ibu
Ayah
rumah tangga)
: PNS
Ayah : almarhum
2. Roni Ibu :
Ibu : PNS 1 Ind ibu Rp.2000 Bata Kris
Ayah : PNS . ra ruma .000 k ten
3. Robi Ibu : IRT (Ibu h
rumah tangga) tangg
Ayah : PNS a
4. Doni
Ibu : PNS Ayah
Ayah : PNS 2 Ro Rp.1000 Jaw Isla
5. Dani :
Ibu : PNS . ni .000 a m
Ibu :
Ayah
: PNS
Etnis 3 Ro Rp.2500 Ban Isla
Ibu :
. bi .000 jar m
ibu
ruma

9
Iqbal Hasan. Pokok – Pokok Materi Metodologi 10
Nasution, s. Metode Penelitian Naturalistik –
Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1996)
Indonesia . 2002

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


h pengaruh teman sebaya dan beberapa
tangg alasan lainnya. Dari keterangan kelima
a subjek, dapat disimpulkan bahwa pertama
Ayah Rp.1000 kali mereka mencoba rokok karena
4 Do : PNS .1000- Mel Isla pergaulan dan rasa penasaran. Pergaulan
. ni Ibu : Rp.1500 ayu m dalam berteman ternyata sangat
PNS .000 mempengaruhi seseorang dalam
Ayah menentukan gaya hidup dan aktivitas yang
5 Da : PNS Rp.1000 Mel Isla akan dilakukan.
. ni Ibu : .000 ayu m
PNS Frekuensi
Frekuensi merokok adalah jumlah
rokok yang dihabiskan dalam satuan batang
Aktivitas merokok
perhari. Dari satu jenis perokok dapat
Berikut ini akan dijelaskan tetang dibagi atas perokok ringan sampai perokok
bagaimana kegiatan merokok mahasiswa berat. Seseorang dianggap sebagai perokok
kedokteran, yang meliputi dimana tempat ringan apabila merokok kurang dari 1-4
informan merokok, kemudian kapan saja batang perhari. Lalu akan disebut sebagai
informan ingin merokok, lalu dari mana perokok sedang apanila menghabiskan 5-14
sumber dana yang didapatkan untuk batang perhari. Kemudian perokok berat
membeli rokok, berapa banyak rokok yang akan menghisap rokok lebih dari 15 batang
dihabiskan dalam sehari, dan lain perhari. Dari penjelasan kelima informan
sebagainya. dapat disimpulkan ada 2 orang sebagai
perokok ringan, 1 orang sebagai perokok
Mengenal rokok sedang dan 2 orang sebagai perokok berat.
Hal tersebut diukur dari jumlah rokok yang
Berdasarkan wawancara yang dikonsumsi oleh para informan dan kurun
dilakukan oleh peneliti, semua informan waktu yang dihabiskan untuk merokok.
mengakui bahwa mengenal rokok dari Tempat merokok
salah satu anggota keluarganya sendiri. Tempat merokok adalah area atau
Keluarga merupakan tempat pertama kali wilayah terjadinya aktivitas merokok yang
seorang anak melakukan interaksi. Melalui dipilih perokok dengan pertimbangan-
lingkungan keluarga anak mengenal dunia pertimbangan tertentu. Pertimbangan-
sekitarnya dan pola pergaulan sehari-hari. pertimbangan tersebut antara lain adanya
Jika ada pembelajaran yang tidak sempurna area tertentu yang dilarang tempat untuk
maka akan terjadi hal yang tidak kita merokok seperti di Fakultas Kedokteran,
inginkan, seperti merokok yang dilakukan kemudian tingkat kenyamanan perokok
oleh seorang ayah ataupun anggota saat mengkonsumsi rokok dan lain
keluarga yang dewasa akan dipelajari oleh sebagainya.
anak karena penempatan yang tidak sesuai. Berdasarkan pengakuan kelima
Kebiasaan merokok merupakan hal yang informan diatas dapat disimpulkan bahwa
biasa dilakukan oleh pria dewasa sehingga kost merupakan tempat yang paling sering
bebas dilakukan dimana saja. digunakan untuk tempat merokok.
Mencoba rokok Sebagian informan mengaku pernah
Pada bagian ini akan dijelaskan merokok di sekitar area kampus, meskipun
bagaimana pertama kali subjek merokok ada peraturan dilarang merokok di sekitar
yang berawal dari pengetahuan seorang area kampus.
subjek dari anggota keluarga, membuat rasa
penasaran dan ingin mencoba bagaimana Rokok yang dikonsumsi
rasanya merokok ternyata diperkuat dengan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


Berdasarkan pengakuan dari kelima merokok secara terang-terangan. Karena
informan diatas dapat disimpulkan bahwa menurut dia tidak ada hubungan antara
pada umumnya subyek membeli rokok kebiasaan merokoknya dengan pendidikan
dengan mempertimbangkan kulitas, rasa yang dia jalani sekarang. Menurutnya
dan harga. merokok adalah kebebasan bagi setiap
orang.
Keputusan merokok Dani juga mengatakan kalau dia
Kebiasaan merokok adalah sebuah merokok secara terang-terangan, meskipun
kebiasaan yang bebas dilakukan oleh siapa kadang merasa khawatir jika kebiasaan
saja. Setiap orang berhak memutuskan apa merokok tersebut diketahui keluarganya.
saja yang ingin dilakukan dalam hidupnya. Tapi kalau untuk pandangan orang lain
Termasuk dalam memutuskan untuk tentang mahasiswa kedokteran yang
mengkonsumsi rokok. Seperti yang kita merokok, belum ada yang menilai itu tidak
ketahui kebiasaan merokok sebenarnya baik.
adalah sebuah kebiasaan yang banyak Berdasarkan kesimpulan diatas maka
memberikan dampak negatif. Baik bagi dapat dikaitkan dengan toeri tindakan
perokok aktif maupun perokok pasif, tapi sosial. Dimana tindakan sosial menurut Mx
dibalik itu si perokok tentunya punya Weber adalah tindakan individu sepanjang
alasan-alasan tertentu dalam memutuskan tindakan tersebut memiliki makna atau arti
untuk mengkonsumsi benda yang subjektif terhadap dirinya dan diarahkan
sebenarnya sangat berbahaya. kepada tindakan orang lain. Jadi aktivitas
Merokok Secara Sembunyi-sembunyi merokok yang dilakukan oleh informan
Dalam penelitian ini Roni termasuk dalam penelitian ini adalah bentuk tindakan
dalam kategori mahasiswa yang merokok sosial.
secara sembunyi-sembunyi. Subjek Cara orang berbeda-beda untuk
memutuskan untuk merokok secara menenangkan fikirannya, adaa yang positif
sembunyi-sembunyi karena ia tidak ingin dan ada yang negatif. Sarnoff dalam
dinilai sebagai mahasiswa kesehatan yang Sarlito11 mengidentifkasikan sikap sebagai
tidak baik oleh orang yang mengetahuinya. kesediaan untuk bereaksi (disposition to
Subjek tidak ingin kebiasan merokoknya react) secara positif (favorably) atau secara
diketahui oleh kedua orang tua dan negatif (unfavorably) terhadap objek-objek
keluarganya. tertentu. Sebagai manusia kita memiliki hak
Selain Roni, yang memutuskan untuk memilih apakah sikap yang akan kita
merokok secara sembunyi-sembunyi lakukan dalam menyelesaikan sesuatu.
adalah Dani. Dani beralasan tidak ingin Rokok dijadikan salah satu obat untuk
mengecewakan kedua orang tuanya, menghadapi tekanan-tekanan yang mereka
walaupun Dani memutuskan merokok alami, baik dalam perkuliahan, masalah
hanya untuk menjadikan rokok sebagai percintaan dan lain sebagainya. Oleh sebab
obat disaat menghadapi stress. itu informan dalam penelitian ini
Merokok secara Terang-terangan beranggapan bahwa merokok adalah solusi
Informan yang memilih merokok untuk meringankan segala masalah
secara terang-terangan, yaitu Indra, Robi kehidupan yang mereka hadapi.
dan Dani. Indra memberanikan diri
merokok secara terang-terangan di tempat
umum, meskipu masih ada rasa waspada
jika kebiasaan merokoknya tersebut
diketahui oleh orang tua dan keluarganya.
Berdasarkan pengakuan Robi, bahwa ia
11
Sarlito, sarwono.2011, teori-teori psikologi
sosial, cetakan ke 15

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


Faktor penyebab tetap merokok merokok unruk memenuhi kebutuhannya,
tanpa memperhatikan dampaknya bagi
Pengetahuan tentang bahaya rokok orang lain.
Pengetahuan tentang rokok adalah Sedangkan dalam aspek sistem sosial,
informasi yang dimiliki oleh seseorang pola collective orientation, pelaku peran
tentang zat-zat yang dikandung oleh rokok, tidak dibenarkan memprioritaskan
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kepentingan dirinya. Ia harus
perilaku merokok dan pengetahuan umum memprioritaskan kepentingan/nilai
seputar rokok. Seorang mahasiswa kelompoknya meski bertentangan atau
Kedokteran sudah pasti mengetahui akan bertolak belakang dengan
bahaya dari kebiasaan merokok. seperti kepentingan/nilainya sendiri. Ada sebagian
pengakuan Indra yang mengetahui dampak dari perilaku merokok mahasiswa
merokok bagi kesehatannya. kedokteran yang hanya mengikuti
Pengetahuan tentang kesan negatif kebiasaan merokok ketika sudah
Dari penjelasan kelima informan berkumpul dengan temannya, walaupun itu
dapat disimpulkan bahwa kelima informan bertentangan dengan statusnya sebagai
tersebut merasa takut jika dinilai sebagai seorang mahasiswa kedokteran.
dokter yang tidak baik. Dan semua
informan menyadari bahwa kebiasaan SIMPULAN
merokok tersebut akan memberikan
pengaruh pada profesinya nanti. Adapun simpulan yang dapat ditarik
Faktor tetap merokok dari penelitian ini adalah berdasarkan latar
Berdasarkan keterangan kelima belakang informan merupakan berasal dari
informan, mereka pernah mencoba untuk keluarga yang mampu, dengan pekerjaan
berhenti merokok. Berbagai macam usaha orang tua informan yang dominan adalah
yang dilakukan, seperti olah raga, mencari seorang PNS. Keuangan perbulan yang
kesibukan, menahan dari dan mengganti dikirim oleh orang tuanya cukup untuk
dengan permen, namun usaha yang mereka memenuhi kebutuhan termasuk kebutuhan
lakukan tetap saja gagal. Perilaku merokok merokok para informan. Aktivitas merokok
tidak pernah lepas dari dua faktor yang yang terjadi pada mahasiswa kedokteran
selalu mendampinginya. Faktor pertama Universitas Riau bermula ketika mengenal
yakni faktor internal yang berarti faktor rokok dari anggota keluarganya sendiri.
yang berasal dari dalam diri seseorang. Rasa penasaran pun muncul dari dirinya
Meliputi sikap, pengalaman dan dan ingin mencoba bagaimana rasa benda
pengamatan, kepribadian, konsep diri, yang bernama rokok tersebut. dengan
motif dan persepsi. Faktor kedua yakni dorongan dari teman sepermainan membuat
faktor eksternal dapat berupa kelompok mereka memberanikan diri untuk mencoba
referensi, keluarga, kelas sosial dan rokok tanpa memikirkan bahaya yang akan
kebudayaan . disebabkan oleh rokok tersebut. sebagian
Hal tersebut dapat dikaitkan dengan dari merekan ada yang memutuskan untuk
teori aksi Talcott Parsons. Dalam aspek merokok secara terang-terangan dan
kepribadian, pola self orientation sebagian lagi ada yang memutuskan untuk
mengarahkan aktor untuk memilih disposisi merokok secara sembunyi-sembunyi.
pembenaran terhadap pemenuhan Semakin tinggi tingkat kebiasaan merokok
kepentingan diri sendiri tanpa harus mahasiswa tersebut, maka semakin
mempertimbangkan kepentingan orang lain mempengaruhi keadaan perekonomiannya.
dalam kelompoknya. Setiap orang berhak Sebagai seorang Mahasiswa Kedokteran
untuk memilih apa yang akan di tentunya akan memberikan pengauh buruk
lakukannya. Tidak terkecuali mahasiswa terhadap profesinya jika masysarakat
kedokteran yang merokok, mereka mengetahi kalau mereka merokok. Banyak

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


usaha yang dilakukan mahasiswa Jones, Alih Bahasa : Achmad Fedyani
kedokteran untuk bisa berhenti dari Saifuddin. 2009, Pengantar
kebiasaan merokok, namun usaha yang Teori-Teori Tindakan Sosial.
dilakukan masih saja gagal. Ada dua aspek Cetakan pertama, Jakarta :
yang mempengaruhi mahasiswa untuk tetap Yasasan Pustaka Obor Indonesia
merokok, yaitu aspek kepribadian dan
aspek sistem sosial. Pada aspek Joko Subagyo, P. 2006. Metode Penelitian
kepribadian, mahasiswa kedokteran Dalam Teori Dan Praktek.
merokok dengan tujuan merasakan Jakarta: Rineka Cipta.
kenikmatan dan menghilangkan rasa stress Kusuma, P dan Rizkia, A. 2012, Pengaruh
yang dihadapinya. Pada aspek sistem Merokok Terhadap Kesehatan
sosial, tujuan dari mahasiswa kedokteran Gigi dan Rongga Mulut. J. of
karena mengikuti kebiasaan kelompok atau Majalah Ilmiah Sultan Agung
teman sepermainan yaitu kebiasaan
Maliki Zainuddin. 2012. Rekontruksi Teori
merokok. sehingga sulit untuk mereka
Sosial Modern. Yogyakarta :
berhenti.
Gadjah Mada University.
Martono, Nanang. 2011. Metode
Daftar Pustaka Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
PT Raya Grafindo Persada.
Muhibah,F.A.B. 2011, Tingkat
Ahmadi, Rulam. 2014, Metodologi
Pengetahuan Pelajar Sekolah
Penelitian Kualitatif . Ar-ruzz
Menengah Sains Hulu Selangor
Media, Yogyakarta
Mengenaik Efek Rokok Terhadap
Arikunto, Suharsimi.1993. Prosedur Kesehatan. (KTI). Universitas
Penelitian Suatu Pendekatan Sumatera Utara. Medan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasution, s. 1996. Metode Penelitian
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tarsito.
Balitbang Kemenkes RI. 2013, Riset
Nujumun Ni’mah. 2011. Perilaku Merokok
Kesehatan Dasar, Riskesdes.
Mahasiswi UNNES. Semarang.
Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Jurusan Sosiologi dan
CDC : Health Effect of Cigarrette Smoking Antropologi Fakultas Ilmu
: published 2015, Sosial, Universitas Negeri
https://www.cdc.gov/tobacco/da Semarang
ta_statistics/fact_sheets/health_e
Ogden, Jane. (2000), Heath Psychology
ffects/effects_cig_smoking/ .
(2nd ed). Philadelphia: Open
akses 6 oktober 2016
University Press
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok – Pokok Materi
Oskamp, Stuart. 1984. Applied Social
Metodologi Penelitian dan
Psychology. New Jersey:
Aplikasinya. Jakarta : Ghalia
Prentice Hall
Indonesia.
Rahayu Indah.2015. Perilaku Mahasiswa
Heryani, R. 2014. Kumpulan Undang –
Kedokteran Terhadap Gambar
Undang dan Peraturan
Bahaya Merokok Pada Kemasan
PemerintahRepublik Indonesia
Rokok (Studi Kasus Fakultas
Khusus Kesehatan. Jakarta : CV.
Kedokteran UR Dan Fakultas
Trans Info Media

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13


Kedokteran Abdurrab di
Pekanbaru). Pekanbaru,
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Riau
Samira. 2015, The GATS atlas Global Adult
Tobacco Survey. Atlanta: CDC
Foundtion
Santika. 2011. Mengintip Kisah di Balik
Tembakau. Nasional Rakyat
Merdeka news online.
Sarwono, Solita. 2007. Sosiologi
Kesehatan:Beberapa Konsep
Beserta Aplikasinya.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soekanto, Soerjono. 2004, Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada
Sugiyono. 2006, Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010, Metode Penelitian
Kunatitatif dan Kualitatif.
Bandung: Alfabeta
Suryana. 2010, Metode Penelitian (Model
Praktis Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif), Universitas
Pendidikan Indonesia
Tandra, Merokok dan kesehatan,
http://www.domeclinic.com/life
style/merokok-a-kesehatan.fdf.
akses 6 oktober 2016
Tri Dita Maharani. 2011. Perilaku Merokok
Pada Dosen Pria Fakultas
Kedokteran (Studi Kasus di
Fakultas Kedokteran Undip).
Semarang. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 14

Anda mungkin juga menyukai