BAHAN PEMBELAJARAN 1
BAHAN PEMBELAJARAN 1
BAHAN PEMBELAJARAN
DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI
MANAJERIAL BAGI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
HALAMAN JUDUL
PENYUSUNAN PROGRAM
DAN MONITORING & EVALUASI
Bahan Pembelajaran
Penyusunan Program dan Monitoring & Evaluasi
Diterbitkan Oleh
LPPKS, Indonesia
© 2016
Dilarang keras menerjemahkan, memfotocopy, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini tanpa izin tertulis dari LPPKS.
KATA PENGANTAR
Berkaitan dengan hal tersebut, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah
(LPPKS) telah menyiapkan bahan pembelajaran sesuai dengan materi yang dibutuhkan Kepala
Sekolah/Madrasah khususnya kompetensi manajerial. Materi ini dirancang untuk pembelajaran
program pendidikan dan pelatihan dengan pola In-On-In selama total 200 JP. Dengan harapan
pada akhir kegiatan pembelajaran, pengetahuan dan keterampilan peserta menunjukkan
peningkatan yang signifikan dan pada gilirannya dapat dimanfaatkan sebagai dasar
pengembangan keprofesian secara berkelanjutan. Kemudian, dari semua yang diperolehnya itu
diharapkan berdampak pada semakin banyaknya pemimpin-pemimpin yang amanah, kompeten
dan profesional.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan bahan pembelajaran
ini. Masukan yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberkati kita semua.
Kepala LPPKS,
DAFTAR ISI
1. Materi ................................................................................................................................... 20
2. Penugasan ........................................................................................................................... 21
Topik 8: Berfikir reflektif Tim Pengembang Sekolah/Madrasah ............................................... 21
1. Materi ................................................................................................................................... 21
2. Penugasan ........................................................................................................................... 22
Topik 9: Penentuan Skala Prioritas Program dan Jadwal RKTS/M ........................................ 22
1. Materi ................................................................................................................................... 22
2. Penugasan ........................................................................................................................... 23
Topik 10: Penyusunan RKAS/M ................................................................................................ 23
1. Materi ................................................................................................................................... 23
2. Penugasan ........................................................................................................................... 24
D. Kegiatan Belajar 4 .................................................................................................................... 25
Topik 11 : Pengantar Program Monitoring Dan Evaluasi Serta Pelaporan .............................. 25
1. Materi ................................................................................................................................... 25
2. Penugasan ........................................................................................................................... 40
Topik 12 : Penyusunan Instrumen Monitoring dan Evaluasi Sekolah ...................................... 40
1. Materi ................................................................................................................................... 40
2. Penugasan ........................................................................................................................... 43
Topik 13 : Penyusunan Program Monitoring Evaluasi (Monev) di Sekolah ............................. 43
1. Materi ................................................................................................................................... 43
2. Penugasan ........................................................................................................................... 45
Topik 14 : Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi (Monev) di Sekolah .................................... 46
1. Materi ................................................................................................................................... 46
2. Penugasan ........................................................................................................................... 47
Topik 15 : Penyusunan Pelaporan Hasil Monev Kegiatan Sekolah ......................................... 47
1. Materi ................................................................................................................................... 47
2. Penugasan ........................................................................................................................... 49
REFLEKSI ..................................................................................................................................... 50
SIMPULAN .................................................................................................................................... 52
KEGIATAN ON THE JOB LEARNING (OJL) ............................................................................... 55
KEGIATAN IN SERVICE LEARNING - 2 (IN-2) ........................................................................... 57
GLOSARIUM ................................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 59
DAFTAR BACAAN ........................................................................................................................ 61
LAMPIRAN .................................................................................................................................... 62
PENJELASAN UMUM
Penjaminan mutu di sekolah dilakukan atas dasar prinsip keberlanjutan, terencana dan
sistematis, menghormati otonomi sekolah, dan terbuka. Untuk memenuhi prinsip-prinsip
tersebut, penjaminan mutu di sekolah harus dilakukan dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan atau berbasis data dan rekomendasi hasil EDS/M. Esensi penjaminan
mutu berbasis EDS/M adalah adanya penekanan pada proses dan evaluasi diri yang
terintegrasi dengan keberlangsungan proses pembelajaran di sekolah.
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang
meliputi masa 4 tahun. Dan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah/madrasah membuat (1) Rencana Kerja
Jangka Menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 4
tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan dan (2) Rencana Kerja Tahunan yang
dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka Menengah.
Rencana Kerja Tahunan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah, agar mampu memberikan rambu-rambu sebagai landasan
pengelolaan program, implementasi program, monitoring dan evaluasi yang baik, terukur
dan terstruktur. Oleh karena itu, materi pelatihan ini akan membahas secara spesifik,
meliputi antara lain: pentingnya rencana kerja tahunan sekolah/madrasah, tujuan, manfaat,
landasan hukum, penyusunan RKTS/M berasarkan EDS/M, penentuan skala prioritas
progam dan jadwal RKTS/M, penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
sekolah/madrasah mengacu pada form BOS-K2 , penentuan daftar tabel biaya,
penyusunan rincian biaya dan sumber pendanaan, penentuan perkiraaan sumber
pendanaan dan penyusunan rencana biaya dan sumber pendanaan.
Suharsimi Arikunto (2012) mengatakan, bahwa dalam setiap kegiatan manajemen akan
dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan suatu evaluasi, tidak terkecuali
dalam manajemen pendidikan di sekolah. Program pendidikan sebagai penjabaran dari
perencanan sekolah harus dievaluasi dengan saksama, menggunakan strategi yang tepat
sehingga hasilnya dapat di pertanggungjawabkan. Evaluasi terhadap program pendidikan
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program
pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk
menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan. Pengukuran
kinerja pelaksanaan program melalui monev dapat memperoleh hasil maksimal jika
instrumen yang dipakai baik dan orang yang melaksanakan monev juga mahir melakukan
monev. Oleh karena itu sebelum seseorang melakukan monev, maka terlebih dahulu
mereka seharusnya memiliki pemahaman, keterampilan, dan kemampuan melaksanakan
Program monitoring dan evaluasi adalah bagian penting dan tidak terpisahkan dari
perencanaan sebuah program. Setiap merencanakan sebuah program wajib pula dibuat
rencana monitoring dan evaluasi atas program tersebut. Bila sebuah program tidak ada
rencana monitoring dan evaluasinya maka tidak ada pula data akurat yang dapat
digunakan sebagai dasar analisis untuk perbaikan pelaksanaan program. Monitoring dan
Evaluasi (M&E) merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu
program. Meskipun merupakan satu kesatuan kegiatan, Monitoring dan Evaluasi
mempunyai fokus yang agak berbeda satu sama lain. Pada dasarnya Monitoring diartikan
sebagai upaya pengumpulan data secara berkelanjutan yang ditujukan untuk memberikan
informasi kepada pengelola program dan pemangku kepentingan tentang indikasi awal
kemajuan dan kekurangan pelaksanaan program dalam rangka perbaikan untuk mencapai
tujuan program. Sementara Evaluasi adalah kegiatan terjadwal untuk menilai secara
objektif manfaat, kinerja dan efektivitas program yang sedang berjalan atau telah selesai,
khususnya untuk menjawab pertanyaan tentang seberapa jauh kontribusi kegiatan program
terhadap pencapaian hasil yang telah ditetapkan. Pemahaman monitoring dan evaluasi di
atas, menunjukkan betapa pentingnya menyertakan program monitoring dan evaluasi
dalam tata kelola di sekolah.
C. Tagihan
Peserta diklat wajib mengumpulkan tagihan sebagai berkut:
Tagihan IN-1:
1. Hasil diskusi tentang rangkuman bahan ajar EDS/M sekolah/madrasah & memajangkan
hasilnya
2. Hasil isian instrumen EDS/M berdasarkan kondisi riil sekolah minimal dua standar
nasional pendidikan
3. Kekuatan dan kelemahan sekolah berdasarkan hasil isian EDS/M
4. Hasil diskusi mengidentifikasi komponen – komponen RKJM
5. Hasil diskusi untuk menentukan program – program prioritas.
6. Hasil revisi RKJM sebelumnya
7. Hasil diskusi menyusun maindmap rangkuman bahan ajar rencana kerja tahunan
sekolah/madrasah pada topik 5 dengan menjawab pertanyaan menggunakan LK 1-7
dan pada topik 6 dengan menjawab pertanyaan menggunakan LK 1-8, topik 7
mengerjakan LK 1-9, topik 8 mengerjakan LK 1-10, topik 9 mengerjaan LK 1-11,
8. Hasil diskusi tentang kasus yang menggambarkan keberhasilan dan kegagalan kepala
sekolah/madrasah dalam menjalankan perannya sebagai ketua tim pengembang
sekolah/madrasah dalam menyusun RKTS/M serta dampak positif dan negatifnya.
9. Strategi implementasi tindakan kepala sekolah/madrasah sebagai koordinator tim
pengembang sekolah/madrasah dalam menyusun RKTS/M di sekolah/madrasah
10. Hasil diskusi menyusun maindmap rangkuman bahan program, monitoring dan evaluasi
serta pelaporan.
11. Hasil diskusi tentang kasus penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi.
12. Hasil diskusi gambar desain yang menggambarkan langkah-langkah pelaksanaan
monitoring dan evaluasi di sekolah
Tagihan OJL:
1. Hasil pengisian EDS/M di sekolah
2. Hasil kekuatan dan kelemahan sekolah berdasarkan isian EDS/M di sekolah/madrasah.
3. Hasil belajar di sekolah tentang RKJM
4. Hasil penyusunan RKJM di sekolah sendiri.
5. Hasil penyusunan RKTS/M di sekolah
6. Hasil implementasi tindakan kepala sekolah/madrasah sebagai koordinator tim
pengembang sekolah/madrasah dalam menyusun RKTS/M di sekolah/madrasah
7. Hasil belajar di sekolah sendiri.
8. Hasil implementasi tindakan program monitoring dan evaluasi serta pelaporan.
Tagihan IN-2:
1. Membuat laporan OJL
2. Mempresentasikan bahan presentasi hasil OJL
D. Ruang Lingkup Materi
1. Konsep Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M)
2. Bentuk Instrumen EDS/M
3. Komponen – komponen Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
4. Penentuan Skala Prioritas Program
5. Revisi RKJM sebelumnya
6. Konsep, Tujuan, manfaat dan Pentingnya RKTS/M;
7. Strategi Implementasi kepala sekolah/madrasah sebagai koordinator tim pengembang
sekolah/ madarasah dalam menyusun RKTS/M.
E. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Langkah Pembelajaran EDS dan RKJM
ON-THE-JOB IN SERVICE
LEARNING LEARNING 2
IN-SERVICE LEARNING 1
IN-SERVICE LEARNING
1
ON-THE-JOB
IN SERVICE LEARNING 2
LEARNING
ON-THE-JOB IN SERVICE
IN-SERVICE LEARNING 1 LEARNING LEARNING 2
Menyerahkan
Membuka dengan Melaksanakan RTL laporan hasil
Active Learning, tanya di sekolah OJL (Portofolio)
jawab, diskusi tentang pengimbas yang Mempresentasi
konsep, prinsip, jenis difasilitasi KS kan laporan
program, monitor, dan pengimbas; OJL.
evaluasi, serta Menganalisis hasil
pelaporan. RTL pada sekolah
Mendiskusikan best pengimbas
practise tentang Bersama KS
pelaksanaan monev pengimbas
dan pelaporan di membuat RTL di
sekolah sekolah imbas
Membuat program Membuat dan
monev, menyusun melaksanakan RTL
instrumen monitoring di sekolah Imbas
dan evaluasi serta Membuat laporan
pelaporan di sekolah. hasil RTL untuk
Menyusun rencana dipresentasikan
tindak lanjut (RTL) yang pada In-2.
berisi program-program
kegiatan di sekolah
pengimbas dalam
monev dan pelaporan.
Pencapaian tujuan pendidikan ini harus didukung oleh penyusunan dan implementasi
program-program yang terarah, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan nyata
sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah memerlukan dasar/landasan untuk memetakan
program-program apa sajakah yang harus dilaksanakan . Hingga saat ini belum ada
instrumen yang baku untuk menyusun RKJM dan RKS. Olehnya Oleh karenanya
dengan instrumen EDS/M kiranya dapat lebih akurat dalam membantu menyusun
program sekolah. Hal ini karena EDS/M adalah proses Evaluasi Diri Sekolah dan
Madrasah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat
kinerja sekolah berdasarkan SPM dan SNP yang hasilnya dipakai sebagai dasar
penyusunan RKS dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat
kab/kota.
Proses Evaluasi Diri Sekolah dan Madrasah merupakan siklus, yang dimulai dengan
pembentukan Tim Pengembang Sekolah (TPS), pelatihan penggunaan instrumen,
pelaksanaan EDS di sekolah dan penggunaan hasilnya sebagai dasar penyusunan
RPS/RKS dan RAPBS/RKAS. Sekolah melakukan proses EDS setiap tahun sekali
setahun sekali. EDS/M dilaksanakan oleh Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri
atas: Kepala Sekolah,wakil unsur guru, wakil Komite Sekolah, wakil orang tua siswa,
dan pengawas.
TPS mengumpulkan bukti dan informasi dari berbagai sumber untuk menilai kinerja
berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dalam instrumen.
Penggunaan instrumen EDS/M secara baik, sekolah dapat mengukur dampak
kinerjanya terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Sekolah juga dapat
memeriksa hasil dan tindak lanjutnya terhadap perbaikan layanan pembelajaran yang
EDS/M suatu proses dinamis yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam
sekolah. EDS/M perlu dikaitkan dengan proses perencanaan sekolah dan dipandang
sebagai bagian yang penting dalam kinerja siklus pengembangan sekolah.
Sebagai kerangka kerja untuk perubahan dan perbaikan, EDS/M secara mendasar
menjawab 3 (tiga) pertanyaan kunci, yaitu 1) Seberapa baikkah kinerja sekolah kita,. 2)
bagaimana kita dapat mengetahui kinerja sekolah? Hal ini terkait dengan bukti apa yang
dimiliki sekolah untuk menunjukkan pencapaiannya, dan 3) bagaimana kita dapat
meningkatkan kinerja? Dalam hal ini sekolah melaporkan dan menindaklanjuti apa yang
telah ditemukan sesuai pertanyaan di nomor 2 dan nomor 3 sebelumnya. Sekolah
menjawab ketiga masalah ini setiap tahunnya dengan menggunakan seperangkat
indikator kinerja untuk melakukan pengkajian yang obyektif terhadap kinerja mereka
berdasarkan SPM dan SNP yang ditetapkan, dan mengumpulkan bukti mengenai kinerja
peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan.
2. Penugasan
Tugas 1 :
Saudara diminta untuk membentuk kelompok diskusi dengan anggota 5-6 orang,
kemudian memilih ketua dan sekretaris. Bila sudah dilakukan bapak ibu diminta untuk
curah pendapat mengenai konsep EDS/M, dan bagaimana pelaksanaan EDS/M di
sekolah. Hasil kerja ditulis di atas kertas plano dan ditulis nama ketua serta anggota
kelompoknya masing-masing. Gunakan LK 1-1.
Dengan adanya EDS/M akan memungkinkan sekolah mempunyai data tentang hasil
evaluasi kinerjanya termasuk kekurangannya dilihat dari SPM maupun SNP. Instrumen
EDS/M terdiri dari 8 (delapan) standar nasional pendidikan yang dijabarkan ke dalam 26
komponen dan 60 indikator. Setiap standar terdiri atas sejumlah komponen yang
mengacu pada masing-masing standar nasional pendidikan sebagai dasar bagi sekolah
dalam memperoleh informasi kinerjanya yang bersifat kualitatif. Setiap komponen terdiri
dari beberapa indikator yang memberikan gambaran lebih menyeluruh dari komponen
yang dimaksudkan.
Instrumen EDS/M didasarkan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar
Nasional Pendidikan (SNP) yang memberikan dua tujuan untuk menyediakan informasi
bagi rencana pengembangan sekolah, seiring dengan pemutakhiran sistem manajemen
informasi pendidikan nasional. Bidang dan pertanyaan inti yang disediakan dalam
instrumen tersebut merefleksikan aspek-aspek yang penting bagi sekolah yang
diperlukan untuk merencanakan perbaikan sekolah. Karena itulah maka perlu
diantisipasi agar sekolah dapat melakukan proses ini dengan benar dan tidak
memandangnya sekedar sebagai kegiatan pengisian formulir. Penting untuk ditekankan
di sini adalah sekolah harus mendeskripsikan situasi nyata yang ada di sekolah mereka,
dan kemudian saat proses ini diulang, mereka harus mampu menunjukkan adanya
perbaikan seiring dengan waktu yang berjalan.
a. Bukti Fisik
Bukti fisik yang tersedia digunakan sebagai bahan dasar untuk menggambarkan
kondisi sekolah terkait dengan indikator yang dinilai. Bukti fisik tersebut misalnya
catatan kajian, hasil observasi, dan hasil wawancara/konsultasi dengan pemangku
kepentingan seperti komite sekolah, orangtua, guru-guru, siswa, dan unsur lain
yang terkait.
b. Deskripsi Indikator
Kolom ringkasan deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik pada instrumen EDS/M
diisi uraian singkat yang menjelaskan situasi nyata yang terjadi di sekolah sesuai
dengan indikator pada setiap komponen yang mengacu kepada Standar Pelayanan
Minimal dan Standar Nasional Pendidikan. Deskripsi indikator yang
menggambarkan kondisi nyata dan spesifik untuk setiap indikator akan
memudahkan sekolah dalam menyusun rekomendasi untuk perbaikan maupun
peningkatan sekaligus menentukan rencana pengembangan sekolah berdasarkan
rekomendasi dan prioritas sekolah.
c. Tahapan Pengembangan
Anggota TPS secara bersama mencermati instrumen EDS/M pada setiap indikator
dari setiap komponen dan setiap standar. Dalam pengisian intrumen EDS/M,
anggota TPS harus merujuk kepada Peraturan Menteri atau Peraturan Pemerintah
yang berkaitan dengan SPM dan SNP. Deskripsi indikator berdasarkan bukti fisik
menjadi rujukan bagi anggota TPS untuk menentukan posisi tahapan
pengembangan sekolah. Sekolah kemudian membandingkan deskripsi setiap
indicator dengan rubrik yang ada dibawahnya untuk melihat posisi tahapan
pencapaian. Sekolah kemudian memilih rubrik yang lebih mendekati atau sama
dengan deskripsi sekolah untuk kemudian memberi tanda centang (√) pada tahapan
pengembangan yang sesuai.
Tahapan pengembangan ini memiliki makna sebagai berikut:
1. Tahap ke-1, belum memenuhi SPM. Pada tahap ini, kinerja sekolah mempunyai
banyak kelemahan dan membutuhkan banyak perbaikan.
2. Tahap ke-2, memenuhi SPM. Pada tahap ini, terdapat beberapa kekuatan dan
kelemahan tetapi masih sangat butuh perbaikan.
3. Tahap ke-3, memenuhi SNP. Pada tahap ini, kinerja sekolah baik, namun masih
perlu peningkatan.
4. Tahap ke-4, melampaui SNP. Pada tahap ini, kinerja sekolah sangat baik,
melampaui standar yang telah ditetapkan.
Tahapan pengembangan bisa berbeda dalam indikator yang berbeda pula. Hal ini
penting sebab sekolah harus menilai kinerja apa adanya.Dalam pelaksanaan
EDS/M yang dilakukan setiap tahun, sekolah mempunyai dasar nyata indikator atau
komponen atau standar mana yang memerlukan perbaikan secara terus-menerus.
d. Rekomendasi
Setelah menentukan tahapan pengembangan, sekolah kemudian menyusun
rekomendasi berdasarkan bukti �isik, deskripsi, dan tahapan pengembangan untuk
setiap indikator. Rekomendasi tidak hanya difokuskan pada indikator yang dianggap
lemah namun juga disusununtuk setiap indikator yang telah mencapai standar
nasional pendidikan. Sehingga rekomendasi ini dapat digolongkan dengan
rekomendasi perbaikan/peningkatan dan rekomendasi pengembangan.
Rekomendasi ini kemudian direkap sebagai dasar masukan dalam penyusunan
RKS . Sekolah perlu memastikan bahwa rekomendasi ini sungguh-sungguh
berbasis hasil evaluasi diri.
3. Penugasan
Tugas 2 :
Saudara diminta berdiskusi di kelompok yang sama untuk menelaah instrumen EDS/M,
kemudian mensimulasikan pengisiannya merujuk pada bukti fisik yang tertuang dalam
manual bukti fisik bagaimana cara mengisi serta merumuskan rekomendasi TPS.
Contoh bukti fisik dapat dilihat di Lampiran 1. Gunakan LK 1-2.
Tugas 3 :
Saudara diminta berdiskusi di kelompok yang sama untuk menyusun perencanaan
program dan kegiatan berdasarkan rekomendasi per standar berdasarkan analisis profil
hasil EDS/M. Gunakan LK 1-3.
B. Kegiatan Belajar 2
Topik 3: Komponen Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
1. Materi
Permendiknas nomor 19 tahun 2007, tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa sekolah wajib membuat
perencanaan yang dinyatakan sebagai rencana kerja sekolah (RKS), yang meliputi RKJM
dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dalam implementasinya disebut Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), yang dilaksanakan berdasarkan RKJM. RKJM
merupakan gambaran yang akan dicapai sekolah dalam kurun waktu 4 tahun (sesuai
dengan masa jabatan kepala sekolah/madrasah) yang berkaitan dengan mutu lulusan
yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
Sebagaimana diketahui bahwa substansi dari RKJM dan RKS adalah serangkaian
program atau kegiatan yang diusulkan sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah guna
meningkatkan mutu pendidikan melalui pemenuhan komponen 8 SNP.
Gambaran tentang kondisi sekolah/madrasah berdasar hasil laporan analisis konteks atau
EDS/M telah dibahas pada kegiatan belajar sebelumnya. Manfaatkanlah hasil tersebut
sebagai bahan awal penyusunan RKJM. Agar tim pengembang sekolah/madrasah
mengenal rencana kerja ini maka perlu mengenal, memahami dan menganalisa
komponen perencanaan sekolah.
Selama sekolah menyusun RKJM, belum tentu semua terjaring dengan baik antara
sekolah, dinas pendidikan dan pemerintah daerah. Hal ini karena cara menentukan
program dan kegiatan sekolah belum ada standar baku. Sehingga penting bagi para
kepala sekolah/madrasah untuk memahami secara benar mekanisme dan prosedur
penyusunan RKJM. Keakuratan rekomendasi sekolah melalui Tim Pengembang Sekolah
(TPS) pada instrumen EDS, akan menghasilkan dokumen RKJM dan RKS yang
menjawab kebutuhan sekolah dalam pemenuhan 8 SNP. Rekomendasi TPS ini
selanjutnya dijadikan program/kegiatan pada RKS. Hasil EDS/M ini dikaji dan ditentukan
prioritasnya untuk dimasukkan dalam RPS/RKS yang berdasarkan keadaan dan
kebutuhan nyata sekolah, untuk masa 4 tahun dalam RPS/RKS.
4) Memberikan gambaran rinci pencapaian tiap tahun dalam menyusun rencana kerja
tahunan
5) Menjadi acuan kepada masyarakat dan pemerintah dalam mengevaluasi
keterlaksanaan dan pencapaian program kerja sekolah
2. Penugasan
Tugas 4 : Mengkaji komponen komponen RKJM.
Saudara sudah mendapatkan gambaran tentang kondisi sekolah/madrasah berdasar
hasil laporan analisis konteks atau EDS/M. Manfaatkanlah hasil tersebut sebagai bahan
awal penyusunan RKJM. Libatkanlah tim dalam satu forum untuk bersama-sama
mengkaji komponen-komponen yang ada di RKJM Saudara. Diskusikanlah dengan tim
apakah antar komponen telah memiliki kesinambungan secara logis dan sistematis.
Untuk mendapat penguatan apakah pemahaman Saudara tentang komponen ini sudah
benar, Tulislah hasil diskusi tim pengembang sekolah/madrasah tersebut dalam LK 1-4.
Rekomendasi TPS hasil pengisian EDS, tentu bervariasi, ada yang sedikit dan ada yang
banyak. Hal ini sesuai dengan kondisi sekolah terhadap 8 SNP. Semakin jauh dari
pemenuhan 8 SNP dan tuntutan stakeholders, berarti rekomendasi semakin banyak,
demikian sebaliknya. Namun sekolah harus mempertimbangkan faktor SDM, dana dan
dukungan stakeholders. Untuk itulah maka sekolah perlu menentukan program dan
kegiatan prioritas untuk dikerjakan tahunan, dua tahun, tiga tahun dan 4 tahun.
Penentuan prioritas harus dilakukan melalui diskusi bersama stakeholder pendidikan di
sekolah dan bukan oleh Kepala Sekolah ataupun oleh Komite Sekolah saja. Penentuan
prioritas ini harus berdasarkan atas kriteria-kriteria yang disetujui bersama yang secara
umum berhubungan dengan: Pentingnya satu kegiatan dan dampaknya bagi
peningkatan mutu dan kinerja; urgensinya, ketersediaan SDM dan pelaksananya dan
tersedianya waktu serta sumber daya dan dana pendukungnya. TPS menganalisis
informasi yang dikumpulkan dan mempergunakannya untuk mengidenti�ikasi dan
memprioritaskan bidang yang membutuhkan perhatian, yang kemudian akan menjadi
dasar bagi rencana pengembangan sekolah. Proses ini kemudian akan berkontribusi
untuk mengimplementasikan kebijakan pemerintah yang menyatakan bahwa sekolah
harus menyusun RKS. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Rencana Kerja
Sekolah akan berisikan prioritas perbaikan dalam jumlah kecil dan dapatdikelola
olehsekolah dengan hasil yang telah ditentukan dan berfokus pada peningkatan dan
pencapaian hasil pembelajaran. Kesemuanya ini harus dapat diobservasi dan diukur
sejauh mungkin. RKS berisikan tanggung jawab untuk pengimplementasiannya,
dilengkapi dengan kerangka waktu, tenggang waktu dan ukuran keberhasilan (lihat
contoh format RKS/RKJM). Sekolah akan didorong untuk mencari solusi dan membuat
perubahan dengan cara melakukan upaya yang bersumber dari kekuatan mereka, dan
hal ini bergantung pada pengembangan kemampuan strategis kepala sekolah dan
pengawas sekolah. Yang dapat diantisipasi adalah bahwa dengan mengacu pada data
dan informasi yang didapatkan dari Evaluasi Diri Sekolah dan Madrasah, hasilnya bukan
hanya diperoleh perencanaan yang lebih tepat, tetapi evaluasi kemajuan di masa
mendatang dapat ditingkatkan dikarenakan adanya data andal yang dapat dijadikan
sebagai acuan. Hal ini akan membantu sekolah untuk dapat mengemukakan perbaikan
yang telah mereka capai secara berkelanjutan. Perlu diketahui bahwa dari hasil EDS/M
mungkin ada usulan kegiatan peningkatan mutu atau kinerja yang bisa dilakukan oleh
sekolah itu sendiri tanpa memerlukan biaya.
Umpama dari Standar Pengelolaan kentara sekali bahwa disiplin guru amat jelek
sehingga perlu ditingkatkan. Peningkatan disiplin guru bisa dilakukan oleh Kepala
Sekolah dengan memberikan anjuran agar guru disiplin, peraturan dan perintah tentang
hal itu dan yang amat penting adalah contoh dari pimpinan sekolah sendiri– semuanya
ini tanpa perlu ada biaya khusus.
a) Kepentingannya:
b) Keterlaksanaan (Fisibilitas):
c) Akseptabilitas:
Pentingnya satu kegiatan dan dampaknya bagi peningkatan mutu dan kinerja;
urgensinya, ketersediaan SDM dan pelaksananya dan tersedianya waktu serta sumber
daya dan dana pendukungnya. Usulan rekomendasi ini selanjutnya diisikan dalam
format RKJM, sesuai dengan skala prioritasnya.
2. Penugasan
Pada topik ini Saudara akan melanjutkan kegiatan penyusunan atau revisi RKJM.
Kegiatan ini merupakan hal yang penting dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan.
Hal ini karena rencana kerja adalah pedoman bagi semua rencana-rencana kegiatan
yang ada di sekolah/madrasah. Ada banyak cara, strategi, dan pendekatan yang bisa
dilakukan sebagai dasar penyusunan RKJM. Apapun cara, strategi, dan pendekatan
yang dilakukan pada prinsipnya adalah bahwa RKJM harus dikembangkan berdasar
pada kondisi nyata sekolah/madrasah yang mempertimbangkan unsur sosial inklusi
(lingkungan geografis, budaya, agama, ras, jender, perlindungan anak, kelompok
masyarakat dengan HIV/AIDS dan berkebutuhan khusus, kondisi sosial ekonomi)
menuju kondisi ideal yang diinginkan, dan sebagai upaya pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kegiatan ini akan menjadi hal yang menentukan pencapaian kompetensi Saudara dalam
merevisi sebuah RKJM. Sekarang Saudara mensimulasikan revisi RKJM bersama
teman-teman kepala sekolah/madrasah. Di saat OJL nanti, Saudara akan menjadi
pemimpin kegiatan revisi RKJM bersama tim pengembang sekolah/madrasah.
2. Penugasan
Tugas 6 : Merevisi RKJM sebelumnya
Diskusikanlah bersama kelompok saudara tentang langkah-langkah sistematis
penyusunan RKJM dengan cara menyusun ulang langkah-langkah sistematis (Gunakan
LK 1-6).
C. Kegiatan Belajar 3
Topik 6: Konsep Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah
1. Materi
a. Pengertian Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah
Standar Nasional Pendidikan pasal 53 menyebutkan setiap satuan pendidikan
dikelola atas dasar rencana kerja tahunan Rencana Kerja Tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 tahunan ( Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun
2005 ). Dengan demikian, Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah
pengertiannya adalah rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan sekolah selama 1 tahun. Komponen-komponen rencana
kerja tahunan sekolah/madrasah meliputi program dan kegiatan berdasarkan
EDS/M, skala prioritas program dan jadwal kegiatan serta rencana kegiatan dan
anggaran sekolah. Dalam menyusun rencana kegiatan dan anggaran
sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut RKAS/M diperlukan penyusunan: daftar
biaya satuan, rincian biaya dan sumber pendanaan, perkiraan sumber pendanaan
serta rencana biaya dan sumber dana. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan dinyatakan bahwa sekolah/madrasah
membuat:
satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; l. jadwal penyusunan laporan
akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir. Ayat (3)
Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah,rencana kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) harus disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah/Madrasah.
3) Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
4) Permendiknas Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan Dasar Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 3, 4 dan 5.
e. Pentingnya Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah
Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah penting dimiliki sekolah/madrasah
adalah untuk memberikan arah dan bimbingan atau panduan para pelaku sekolah
dalam rangka menuju perubahan atau tujuan sekolah yang lebih baik ( peningkatan,
pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian
dalam kurun waktu 1 tahun.
2. Penugasan
Tugas 7: Diskusi kelompok (30 menit)
Mendiskusikan pengertian, tujuan, manfaat, landasan hukum, pentingnya RKTS/M.
menggunakan LK 1-7
Tim Pengembang Sekolah/Madrasah memiliki tugas antara lain sebagai berikut: (1)
menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah yang selajutnya disebut RPJM atau
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang selajutnya disebut RKS/M; (2) menyusun
program tahunan sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut RKTS/M; (3) menyusun
rencana kegiatan dan anggaran sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut RKAS/M;
(4) melaksanakan evaluasi diri sekolah/madrasah yang selanjutnya disebut EDS/M
setiap akhir tahun sebagai dasar penyusunan RKS/M, RKTS/M dan RKAS/M; (5)
melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan RKTS/M yang didalamnya terdapat
Struktur Tim Pengembang Sekolah/Madrasah secara garis besar dapat terdiri dari: (1)
pengarah; (2) penanggung jawab; (3) ketua; (4) wakil ketua; (5) sekretaris; (6) anggota.
Namun demikian, setiap satuan pendidikan dapat menyusun sesuai kebutuhan. Struktur
TPS/M selanjutnya diikuti dengan penyusunan uraian tugas atau jobs discribtion.
2. Penugasan
Tugas 8. Berfikir reflektif Tim Pengembang Sekolah/Madrasah
Mendiskusikan pengertian, tugas, struktur dan uraian tugas TPS/M menggunakan
LK 1-8
2. Penugasan
Tugas 9 : Diskusi kelompok (30 menit)
Melaksanakan identifikasi program dan kegiatan RKTS/M berdasarkan 8 SNP
menggunakan LK1-9.
2. Penugasan
Tugas 10: Diskusi kelompok (30 menit)
Penang Jadwal/bulan
No Program Kegiatan gung jwb 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
1.2Pelaksanaan v v v v v v v v v v v
program
pembiasaan dan
penambahan v v
buku
1.3.............
2.3...............
3.2.......... ..........
3.3.........
4.2.........
D. Kegiatan Belajar 4
Topik 11 : Pengantar Program Monitoring Dan Evaluasi Serta Pelaporan
1. Materi
a. Latar Belakang
Menurut Tim Creacev, Director of Research and Development Prosci Research (2011)
manajemen perubahan diartikan sebagai berikut. "Change management: the process,
tools and techniques to manage the people-side of change to achieve a required
business outcome. Ultimately, the goal of change is to improve the organization by
altering how work is done". Manajemen perubahan adalah suatu proses, alat dan
teknik untuk mengelola orang-orang untuk berubah dalam rangka mencapai tujuan
bisnis yang telah ditentukan. Tujuan utama dari perubahan itu adalah untuk
meningkatkan kinerja organisasi dengan cara merubah bagaimana cara mengerjakan
pekerjaan yang lebih baik.
Pengelolaan yang baik dalam tata kelola sekolah, senantiasa menggunakan fungsi-
fungsi manajemen. Menurut Terry (1978), fungsi manajemen adalah Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan) dan
Controlling (pengendalian); Menurut Robinns (2009) and Coulter fungsi manajemen
adalah: Planning (perencanaan) Organizing (pengorganisasian), Leading
(pemimpinan) dan Controlling (pengendalian)
Sedangkan sumber daya yang dikelola secara umum adalah 7 M, yaitu Man
(manusia), Money (uang), Materials (bahan), Machines (peralatan kerja), Methods
(metode kerja), Market (pasar) dan Minute (waktu). Kriteria pencapai tujuan adalah
efektif dan efisien. Bila proses pengelolaan yang menggunakan fungsi manajemen
dari Robinns dan Coulter diinteraksikan dengan sumber daya yang dikelola, maka
manajemen perubahan dapat digambarkan seperti gambar 1 berikut.
Oleh karena itu sebelum seseorang melakukan monev, maka terlebih dahulu mereka
harus memiliki pemahaman, keterampilan, dan kemampuan melaksanakan tugas
sebagai evaluator pelaksanaan program. Di sisnilah diperlukan evaluator yang memiliki
kemampuan:(1) menyusun program monev, (2) membuat instrumen monev, (3)
melaksanakan monev dengan mengumpulkan data, (4) mengolah data melalui
kegiatan menganalisis data hingga menginterpretasikan hasil analisis dan menyusun
kesimpulan hasil analisis serta (5) membuat laporan program monev. Laporan hasil
analisis data monev ini menjadi informasi yang sangat berharga bagi perbaikan proses
kegiatan yang sedang berlangsung maupun pengambilan keputusan perencanaan
program di masa mendatang.
Keberhasilan suatu program dapat dilihat dari kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaannya, terukur atau akuntabel hasilnya, serta ada keberlanjutan aktivitas
yang merupakan dampak dari program itu sendiri. Melalui kegiatan monitoring dan
evaluasi (monev) maka keberhasilan, dampak dan kendala pelaksanaan suatu
program dapat diketahui. Ditinjau dari aspek pelaksanaan, monev memerlukan
keterampilan petugas. Petugas adalah seorang evaluator yang terampil untuk
mengumpulkan berbagai data yang sesuai dengan tujuan monitoring dan evaluasi.
Selain itu, kejujuran, keuletan, dan penguasaan pengetahuan tentang monitoring dan
evaluasi menjadi tututan kualifikasi petugas. Bila ditinjau dari aspek sistim monitoring
dan evaluasi, maka staf yang terlibat dalam kegiatan ini harus mampu merencanakan,
menyiapkan, melaksanakan dan melaporkan seluruh kegiatan monitoring dan evaluasi.
Monev yang dilakukan oleh petugas yang profesional dan didukung dengan instrumen
yang baku akan dapat diperoleh data obyektif. Data obyektif yang dianalisis dengan
teknik yang tepat akan didapatkan informasi yang terpercaya untuk dasar pengambilan
keputusan manajemen. Sehingga keputusan yang diambil tepat untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit yang berisi kebijakan
dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu untuk mencapai
tujuan tertentu. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi program adalah suatu unit
atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang realisasi
2) Pengertian Monitoring
3) Pengertian Evaluasi
Menurut Suharsimi Arikunto evaluasi adalah kegiatan yang meliputi dua langkah yakni
mengukur dan menilai. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu
ukuran yang bersifat kuantitatif. Pengukuran atau “measurement”. Menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk yang
bersifat kualitatif. Evaluasi atau “evaluation” adalah kegiatan menilai dengan mengukur
terlebih dahulu. Sedang menurut Ralph Tyler evaluasi merupakan sebuah proses
a) Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan: melalui evaluasi kinerja maka dapat
diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
b) Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan: melalui evaluasi dapat diketahui
berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.
c) Mengukur tingkat keluaran: mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau
output dari suatu kebijakan.
d) Mengukur dampak suatu kebijakan: evaluasi ditujukan untuk melihat dampak dari
suatu kebijakan, baik dampak positif maupun negatif.
e) Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan: untuk mengetahui adanya
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, dengan cara
membandingkan antara tujuan dan sasaran dengan pencapaian target.
f) Sebagai masukan (input) suatu kebijakan yang akan datang: untuk memberikan
masukan bagi proses kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih
baik.
a) Menyediakan informasi yang relevan dan tepat waktu pada pelaksanaan program
sekolah yang akan membantu pembuatan keputusan manajemen satuan
pendidikan.
b) Mendorong diskusi mengenai kemajuan pelaksanaan program sekolah bersama
para guru, dan merencanakan berbagai tindakan yang diperlukan.
Monev hendaknya dilaksanakan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai. Hasil
monev dipergunakan sebagai bahan untuk perbaikan atau peningkatan
program pada evaluasi formatif dan membuat jastifikasi dan akuntabilitas pada
evaluasi sumatif.
b) Komprehensif.
c) Komparatif.
d) Kontinyu.
e) Obyektif.
Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus konsisten dengan tujuan yang
telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas
apabila menilai suatu program pendidikan di sekolah. Kekonsistenan kriteria
evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat harus mempertimbangkan
hakekat substansi monitoring dan evaluasi program sekolah.
Kriteria dalam monitoring dan evaluasi program sekolah ada dua, yaitu
pertama, kriteria objetive yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program
sekolah. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan patokan teknik
penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase,
interval, kuantitatif, atau perhitungan matematis lainnya.
g) Fungsional/Manfaat.
Hasil monitoring dan evaluasi program sekolah tidak hanya dimaksudkan untuk
membuat laporan kepada atasan yang kemudian di “peti es” kan. Hasil
monitoring dan evaluasi program sekolah berarti fungsional apabila dapat
digunakan untuk memperbaiki program sekolah yang ada pada saat itu.
Dengan demikian monitoring dan evaluasi program sekolah benar-benar
memiliki nilai guna baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegunaan
langsungnya adalah dapatnya monitoring dan evaluasi program sekolah
digunakan untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak
langsungnya adalah monitoring dan evaluasi program sekolah itu dimanfaatkan
untuk penelitian atau keperluan lainnya.
h) Diagnostik.
i) Terbuka.
Kegiatan monitoring dan evaluasi harus diketahui bukan hanya oleh pihak yang
melakukan monitoring dan evaluasi, tetapi juga oleh pihak yang dimonitor dan
dievaluasi. Bahkan juga boleh diketahui dan dilakukan pihak manapun
sepanjang memakai standar, acuan, dan indikator monitoring dan evaluasi yang
diketahui bersama.
j) Adil.
Pemberlakuan standar, acuan, dan indikator kegiatan monitoring dan evaluasi
harus sama antarwilayah dan antartingkatan. Pemakaian material bangunan
yang dinyatakan benar di suatu wilayah tidak dapat dinyatakan salah di wilayah
lain kecuali jika terdapat faktor kondisi alam.
k) Berorientasi solusi.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pembahasan hasil-hasilnya harus
diorientasikan untuk menemukan solusi atas masalah yang terjadi dan karena
itu dapat dimanfaatkan sebagai pijakan untuk peningkatan kinerja.
l) Partisipatif.
Perumusan standar, acuan, dan indikator serta pelaksanaan monitoring dan
evaluasi dan pembahasan hasil-hasilnya harus dilakukan dengan melibatkan
pihak-pihak yang dimonitor dan dievaluasi agar solusi yang direkomendasikan
dapat menjadi agenda bersama.
m) Berjenjang.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang, artinya sesuai
dengan tingkatan dan kedudukan seseorang, jabatan di sekolah. Kepala
sekolah akan monev terhadap wakil kepala sekolah. Wakil Kepala Sekolah
akan memonev terhadap stafnya dan kinerja yang ada dalam rentang
kendalinya. Selain monitoring dan evaluasi struktural, juga harus dijalankan
monitoring dan evaluasi fungsional.
berteriak, dsb. Jika suatu peristiwa dalam kolom terjadi maka diberikan tanda.
Kejadian yang muncul hanya di check satu kali . Peristiwa yang muncul secara
mendadak dicatat untuk kelengkapannya.
Category system yaitu: pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel
tertentu saja. Contoh: pengamat ingin mengetahui partisipasi murid dalam proses
belajar mengajar di beberapa kelas. Pengamat hanya membatasi pada sejumlah
kategori parsipasi murid antara lain: murid bertanya, murid berdebat, dan murid
membahas pertanyaan murid lain. Sedangkan kategori yang lain ditinggalkan
dengan harapan agar dapat diketahui pada kelas yang mana muridnya lebih
partisipasif.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan dilaksanakan.
Responden biasanya adalah peserta, pembicara dan panitia kegiatan. Komponen
yang dievaluasi biasanya adalah kualitas program/ kegiatan, penyelenggaraan
program, pembicara, dan panitia.
b) Wawancara para stakeholdder dan penerima manfaat.
Wawancara (interview) adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai
(interviewee), untuk menilai keadaan seseorang misal: latar belakang murid, orang
tua, pendidikan, perhatian, sikapnya terhadap sesuatu. Wawancara sering disebut
juga dengan kuesioner lisan.
Jenis-jenis wawancara antara lain:
Wawancara terstruktur: yaitu wawancara yang terstandar yang terdiri dari serentetan
pertanyaan disediakan sehingga si pewawancara tinggal memberikan tanda check
(√ ) pada pilihan jawaban yang disediakan. Dalam pelaksanaannya bisa
disembunyikan dan bisa tidak terhadap responden.
Wawancara tidak terstruktur yaitu terdiri dari: Wawancara bebas (unguided inerview)
yaitu: pewawancara bebas menanyakan apa saja dengan mengingat data apa yang
akan dikumpulkan. Pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-ancer) sehingga
responden sering tidak menyadari behwa dia sedang diwawancarai, suasana
menjadi santai seperti omong-omong. Namun sering pula pertanyaan menjadi
kurang terkendali.
Wawancara terpimpin (guided interview) yaitu: pewawancara datang dengan
serentetan pertanyaan yang akan diajukan persis sama dengan wawancara
terstruktur.
Dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi program sekolah, seorang kepala
sekolah dapat mempertimbangkan untuk melakukan sendiri (single-process) atau
bersama-sama dengan stafnya (cooperative process). Mengingat bahwa monitoring dan
evaluasi program sekolah bukan tanggung jawab pribadi kepala sekolah, melainkan juga
merupakan tanggung jawab bersama (maka monitoring dan evaluasi program sekolah
haruslah dilakukan secara cooperative dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip
pendidikan yang demokratis, dengan musyawarah mufakat. Seluruh staf dan pihak-
pihak yang berkepentingan diikut sertakan atau wakil-wakilnya yang representative
dikerahkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi program sekolah.
a. Ruang lingkup program monitoring dan evaluasi yang mengacu pada seluruh aspek
dan indikator yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, meliputi
delapan standar nasional pendidikan (8 SNP) yaitu standar kompetensi lulusan,
standar materi, standar proses pembelajaran, standar penilaian, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pembiayaan, standar
pengelolaan. Lebih jauh lagi ada yang menambahkan daya dukung sekolah, meliputi
manajemen, dan kepemimpinan serta iklim budaya mutu sekolah. Program monev ini
dilakukan oleh kepala sekolah, atau oleh tim monev sekolah dan dapat juga
dilakukan oleh pihak eksternal yang berkompeten dan professional.
b. Ruang lingkup program monitoring dan evaluasi yang mengacu pada setiap jenis
kegiatan di sekolah. Program monev ini dilakukan oleh setiap unit kerja untuk
mengetahui pelaksanaan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan hasil akhir dari
setiap unit kegiatan yang telah dilakukan di sekolah.
2. Penugasan
Tugas 12 :
Saudara diminta untuk membentuk kelompok diskusi dengan anggota 5-6 orang,
kemudian memilih ketua dan sekretaris. Bila sudah dilakukan bapak ibu diminta untuk
mendiskusikan, berkolaborasi dalam kelompok kerjanya untuk membuat maindmap
rangkuman bahan ajar penyusunan program Monitoring dan Evaluasi (Monev) serta
Pelaporan, yang dikerjakan diatas kertas plano. Hasil kerja ditulis nama-nama ketua dan
anggota kelompok anda
4. Instrumen monev
kegiatan sekolah
2. Penugasan
Tugas 13 :
Saudara diminta untuk membentuk kelompok diskusi dengan anggota 5-6 orang, lalu
memilih ketua dan sekretarisnya. Bila sudah dilakukan, bapak ibu diminta untuk
mendiskusikan, berkolaborasi didalam kelompok kerjanya untuk mengisi format desain
dasar kerangka penyusunan Instrumen Monev Kegiatan Sekolah dengan tabel format
seperti dibawah ini. Hasil kerja ditulis diatas kertas plano dan ditulis nama-nama ketua
serta anggota kelompoknya masing-masing. Gunakan LK 1-16.
Tugas 14 :
Setelah bapak ibu mengerjakan secara kelompok pada tugas 13, maka berikutnya
bapak ibu diminta untuk mengerjakan secara individu membuat Instrumen Monev
Kegiatan Sekolah, dengan mengacu kepada hasil kerja kelompok pada tugas 4.2
tersebut diatas.
kerja, kita dapat memecah proses jadi tugas-tugas kecil yang ringan sekaligus
mengetahui apa saja yang kita ingin capai. Keberhasilan suatu program dapat dilihat
dari kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaanya, terukur atau akuntabel
hasilnya, serta ada keberlanjutan aktivitas yang merupakan dampak dari program itu
sendiri. Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) maka keberhasilan, dampak
dan kendala pelaksanaan suatu program dapat diketahui. Ditinjau dari aspek
pelaksanaan, monev memerlukan keterampilan petugas. Petugas adalah seorang
evaluator yang terampil untuk mengumpulkan berbagai data yang sesuai dengan tujuan
monitoring dan evaluasi. Selain itu, kejujuran, keuletan, dan penguasaan pengetahuan
tentang monitoring dan evaluasi menjadi tututan kualifikasi petugas. Bila ditinjau dari
aspek sistim monitoring dan evaluasi, maka staf yang terlibat dalam kegiatan ini harus
mampu merencanakan, menyiapkan, melaksanakan dan melaporkan seluruh kegiatan
monitoring dan evaluasi. Monev yang dilakukan oleh petugas yang profesional, dan
didukung dengan instrumen yang baku akan dapat diperoleh data obyektif. Data obyektif
yang dianalisis dengan teknik yang tepat akan didapatkan informasi yang terpercaya
untuk dasar pengambilan keputusan manajemen. Sehingga keputusan yang diambil
tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
KERANGKA
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Manfaat Monev
D. Stuktur Tim Pelaksana Monev
2. Penugasan
Tugas 15 :
Saudara secara individu diminta untuk membuat pedoman teknis monev di sekolah yang
baik.
2. Penugasan
Tugas 16:
Saudara diminta secara kelompok untuk bersimulasi bermain peran dalam pelaksanaan
kegiatan monitoring dan evaluasi di sekolah. Setiap kelompok berbagi peran masing-
masing, 1 orang petugas monitor, 1 orang kepala sekolah, 1 orang wakil kepala sekolah,
dan 1 orang guru serta 1 orang peserta didik. Perlengkapan yang perlu disiapkan dalam
simulasi adalah instrumen Monev, buku catatan, pulpen.
evaluasi disusun dalam bentuk tulisan dan dapat dipublikasikan. Secara garis besar
laporan evaluasi program terdiri dari empat pokok hal yaitu : permasalahan, metodologi
evaluasi, hasil evaluasi dan kesimpulan hasil evaluasi. Laporan evaluasi tidak
ubahnya seperti laporan penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dan
ada yang menggunakan pendekatan kualitatif. Laporan evaluasi menggunakan
pendekatan kuantitatif umumnya tersusun dari lima atau enam bab, yaitu : pendahuluan,
pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan pembahasan (hasil
evaluasi, pembahasan ), serta kesimpulan dan rekomendasi. Laporan evaluasi
menggunakan pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab
yang dapat diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu : pendahuluan, inti
pembahasan dan kesimpulan. Secara garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan
diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak memuat hal-hal berikut :
ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi
evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah daftar
pustaka.
Di samping itu, laporan berisi temuan-temuan, kesimpulan dan rekomendasi.
Rekomendasi hasil monev disusun berdasarkan hasil analisis dan temuan temuan.
Substansi rekomendasi difokuskan pada upaya perbaikan dan pemecahan masalah
yang ditemukan dalam monitoring dan evaluasi. Formulasi rekomendasi seyogyanya
disusun dalam bentuk program tindak lanjut.
Terdapat banyak model Laporan hasil monev di sekolah. Laporan hasil monev di
sekolah diharapkan disusun secara ringkas dan paling tidak memuat hal-hal berikut:
a. Halaman judul, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
Bagian ini memuat pengantar penyampaian laporan hasil monev oleh kepala
sekolah.
b. Ringkasan eksekutif
Bagian ini memuat rangkuman kegiatan dan hasil pelaksanaan monev secara
keseluruhan.
c. Pelaksanaan monev
Pada bagian ini jelaskan bagaimana kegiatan monev di laksanakan di sekolah,
yang mencakup antara lain: tim pelaksana, teknik pengumpulan dan analisa data
dan prosedur pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan monev.
Jelaskan lingkup kegiatan monev yang akan dilakukan di sekolah. Jika di sekolah
terdapat lebih dari satu program, jelaskan apakah gugus tugas pelaksana monev
mencakup keseluruhan program. Jika tidak, jelaskan mengapa dan apakah
pelaksanaan monev untuk program dimaksud dilakukan oleh gugus tugas yang
lain.
e. Hasil evaluasi
Dengan mengacu pada tujuan program yang dievaluasi, dan sesuai dengan tujuan
monev yang telah ditetapkan, jelaskan dengan rinci hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan. Disarankan agar hasil evaluasi yang dilaporkan mencakup aspek-
aspek berikut:
g. Lampiran
Bagian ini memuat hal-hal yang dipandang penting yang dapat memperkuat
laporan, misalnya hasil-hasil kerja individu anggota tim monev, data hasil temuan di
lapangan, dokumen-dokumen dan lain-lain.
h. Daftar kepustakaan
2. Penugasan
Tugas 17:
Saudara secara individu membuat suatu model kerangka “Laporan Pelaksanaan
Monitoring Dan Evaluasi Di .................... Tahun 2016”.
Tugas 18:
Bapak ibu diminta untuk setiap peserta diklat membuat rencana tindak lanjut dengan
mengisi tabel dibawah ini.
REFLEKSI
Refleksi EDS/M
Setelah kegiatan pembelajaran bapak ibu lakukan, maka selanjutnya bapak/ Ibu dapat
melakukan refleksi, merenung kembali selama 10 menit kemudian menuliskan jawabannya ke
dalam lembar kerja (LK 1.1) terhadap pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi EDS /M?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi EDS
/M?
3. Apa manfaat materi EDS /M terhadap tugas, Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan, Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan
pelatihan?
Refleksi RKJM
Setelah kegiatan pembelajaran bapak ibu lakukan, maka selanjutnya bapak/ Ibu dapat
melakukan refleksi, merenung kembali selama 10 menit kemudian menuliskan jawabannya ke
dalam lembar kerja (LK 1.1) terhadap pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi RKJM?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi
RKJM?
3. Apa manfaat materi RKJM terhadap tugas, Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan, Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan
pelatihan?
Refleksi RKT S/M
Setelah kegiatan pembelajaran, Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab
pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi penyusunan RKTS/M?
2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah mempelajari materi RKTS/M ?
3. Apa manfaat materi RKTS/M terhadap tugas, Bapak/Ibu sebagai kepala sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan, Bapak/Ibu lakukan setelah kegiatan
pelatihan?
Refleksi Monitoring dan evaluasi
Refleksi 1:
Setelah kegiatan pembelajaran telah bapak ibu lakukan, maka selanjutnya bapak/ Ibu dapat
melakukan refleksi, merenung kembali selama 10 menit kemudian menuliskan jawabannya
kedalam lembar kerja (LK 4.8) terhadap pertanyaan berikut ini:
SIMPULAN
EDS /M
1. EDS/M merupakan evaluasi internal sekolah berdasarkan SPM dan SNP yang
dilaksanakan dengan prinsip berbasis tujuan, beracuan kriteria, berasas manfaat, dan
objektif. Hasilnya digunakan sebagai dasar penyusunan RKS, pemetaan mutu sekolah,
pengembangan budaya mutu, dan masukan bagi pemangku kepentingan.
2. EDS/M merupakan kegiatan untuk memenuhi dan melebihi standar yang dilakukan secara
sitematis dan terarah berbasis hasil EDS/M melalui tahapan konsolidasi, implementasi dan
penguatan yang dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan dan menekankan
pada proses dan evaluasi diri yang terintegratif dengan keberlangsungan proses
pembelajaran di sekolah.
3. Instrumen EDS/M sangat berguna untuk menjaring data kuantitatif dan data kualitatif di
sekolah. Tahapan penting dalam mengisi instrumen tersebut adalah mengidentifikasi bukti
fisik yangsesuai dengan kriteria dan indikator. Bukti fisik digunakan sebagai acuan dalam
menetapkan terpenuhi tidaknya suatu kriteria, karena identifikasi bukti fisik harus dilakukan
secara akurat, jujur, dan analisis yang tepat.
4. Rekomendasi merupakan kunci pokok dari proses EDS/M karena rekomendasi menjadi titik
temu antara kondisi aktual dan faktual sekolah dengan kebutuhan pengembangan sekolah
dapat dijadikan dasar pengembangan program dan rencana kerja sekolah.
RKJM
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) adalah bagian penting tugas perencanaan Kepala
Sekolah/Madrasah. Pada saat kepala sekolah/madrasah mulai berupaya membuat
perencanaan sebetulnya telah menciptakan banyak peluang yang lebih baik menuju
kesuksesan. Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, dan ketentuan lain yang menunjang
telah disediakan dalam modul ini sebagai landasan dalam penyusunan perencanaan. Namun
demikian, perencanaan bukanlah sekedar memenuhi persyaratan, seperti yang dipersyaratkan
pemerintah. Perencanaan ini akan memberikan banyak peluang bagi bapak/ibu dalam
mengelola segala sumber daya yang ada di sekolah/madrasah sehingga bapak /ibu bisa
mengelola sekolah/madrasah dengan cara yang terbaik, mendapat prestasi yang terbaik,
pekerjaan bapak /ibu menjadi lebih efektif, dan mampu memberikan pembelajaran yang
berkualitas bagi peserta didik.
Keterampilan menyusun RKJM merupakan wujud dari kemampuan mendisain program jangka
menengah (empat tahun) yang akan dilaksanakan oleh bapak/ibu beserta tim pengembang
sekolah/madrasah. RKAS/M juga merupakan program tahunan yang akan menjadi pedoman
bapak/ibu untuk melaksanakan program dalam satu tahun. Perencanaan yang berkualitas
menghasilkan kinerja yang berkualitas pula. Penyusunan RKJM yang demikian ideal
membutuhkan tim kerja yang kompak, maka Saudara menyamakan persepsi di lingkungan
tempat kerja agar proses penyusunan sesuai dengan yang diharapkan.
RKT
Secara umum, cara-cara menyusun Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah dapat
dilaksanakan melalui 9 langkah, yakni: (1) menjelaskan konsep, tujuan, manfaat dan
pentingnya rencana kerja tahunan sekolah/madrasah; (2) menyusun program dan kegiatan
RKTS/M berdasarkan hasil EDS/M; (3) menentukan skala prioritas program dan jadwal RKTS/M;
(4) menyusun dan mengkaji RKAS/M mengacu pada form BOS-K2; (5) merevisi RKAS/M yang
sudah ada berdasarkan hasil analisis EDS/M; (6) menyusun daftar tabel biaya satuan; (7)
menyusun rincian biaya dan sumber dana; (8) menentukan perkiraaan sumber pendanaan; (9)
menyusun rencana biaya dan sumber pendanaan.
MONEV
1. Merevisi konsep , tujuan, manfaat dan pentingnya rencana kerja tahunan sekolah/madrasah.
2. Merevisi program dan kegiatan RKTS/M berdasarkan hasil EDS/M.
3. Merevisi skala prioritas program dan jadwal RKTS/M
4. Merevisi dan mengkaji RKAS/M mengacu pada form BOS-K2
5. Merevisi RKAS/M yang sudah ada berdasarkan hasil analisis EDS/M
6. Merevisi daftar tabel biaya satuan
7. Merevisi rincian biaya dan sumber dana
8. Merevisi perkiraaan sumber pendanaan
9. Merevisi rencana biaya dan sumber pendanaan
Sedangkan bagi kepala sekolah yang telah memiliki RKTS/M, maka kegiatan On the Job Learning
pada Bahan Pembelajaran RKTS/M adalah sebagai berikut:
1. Membentuk TPS/M melalui SK Kepala Sekolah/Madrasah, jika belumada.
2. Menuliskan konsep, tujuan, manfaat dan pentingnya rencana kerja tahunan
sekolah/madrasah.
3. Menyusun program dan kegiatan RKTS/M berdasarkan hasil EDS/M.
4. Menentukan skala prioritas program dan jadwal RKTS/M
5. Menyusun dan mengkaji RKAS/M mengacu pada form BOS-K2
6. Merevisi RKAS/M yang sudah ada berdasarkan hasil analisis EDS/M
7. Menyusun daftar tabel biaya satuan
8. Menyusun rincian biaya dan sumber dana
9. Menentukan perkiraaan sumber pendanaan
10. Menyusun rencana biaya dan sumber pendanaan
Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa kegiatan OJL di sekolah adalah
merupakan upaya untuk menemukan praktik-praktik yang baik yang dilakukan di sekolah
dengan strategi dan hasil implementasi penyusunan/merevisi RKTS/M selama ini sehingga
menjadi kegiatan praktek yang nyata yang melibatkan TPS/M yang dapat dijadikan pengalaman
terbaik ( best practice), dalam meningkatkan perncanaan sekolah berdasarkan EDS/M dari
delapan (8) SNP, yang dapat diadopsi dan adaptasi untuk diimplementasikan di sekolah lain.
Peran kepala sekolah pada kegiatan OJL 1 adalah memfasilitasi kebutuhan anggota Tim
Pengembang Sekolah/Madrasah (TPS/M), sesuai dengan RTL yang dirancang selama In-1.
Pada kegiatan OJL 2 di sekolah , peran Kepala sekolah adalah sebagai koordinator dan
terlibat langsung serta mendampingi TPS/M dalam menyusun atau merevisi RKTS/M.
Tugas On the Job Learning.Penyusunan Program Monev dan Pelaporan ini yaitu kegiatan On
The Jon Learning (OJL) pada sekolah sendiri. Apa saja kegiatan yang dilakukan dapat dilihat
pada bagan di bawah ini.
1. Melaksanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah dirancang bersama mentor
2. Menganalisis hasil RTL
3. Menyusun RTL untuk sekolah (gunakan LK 1-17)
4. Menyusun laporan hasil RTL
5. Menyiapkan bahan presentasi In-2
Kegiatan On The Job Learning (OJL) di sekolah adalah merupakan upaya untuk menemukan
praktik-praktik yang baik yang dilakukan oleh sekolah khusus pada strategi dan hasil
implementasi Program Monev dan Pelaporan selama ini (good practice), dalam meningkatkan
proses dan hasil belajar dari pengelolaan sekolah, yang dapat diadopsi dan adaptasi untuk
diimplementasikan di sekolah. Selanjutnya kepala sekolah, mengidentifikasi minimal 1 (satu)
good practice dan disusun dalam bentuk matriks RTL yang akan diimplemnetasikan di sekolah.
Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari On The Job Learning (OJL). Peserta wajib
menyelesaikan seluruh kegiatan yang telah direncanakan pada Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Pelaporan. Setelah seluruh kegiatan On The Job Learning (OJL) selesai dilaksanakan, peserta
diwajibkan menyerahkan laporan yang dilengkapi dengan bukti-bukti hasil kegiatan dan dikirim
ke LPPKS (Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah) sebagai
penyelenggara diklat.
Presentasi. Peserta harus membuat power point presentasi dan mempresentasikan laporan
On The Job Learning (OJL) pada Inservice Learning Kedua (IN-2).
GLOSARIUM
Bahan Pembelajaran Salah satu bagian dari serangkaian bahan
pembelajaran untuk program pengembangan
keprofesian berkelanjutan kepala sekolah/madrasah.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, 2005; Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional, 2010; Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Direktorat Jenderal PMPTK, Depdiknas, 2010. Modul pela�han EDS. Jakarta: Direktorat
Jenderal PMPTK
https://swamandiri.wordpress.com/2011/07/08/beberapa-permasalahan-dalam-monitoring-dan-
evaluasi-di-lingkungan-pemerintah-daerah/
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/02/06/monitoring-dan-evaluasi-dalam-satuan-
pendidikan/
https://hafidzf.wordpress.com/2009/06/16/pengertian-monitoring-dan-evaluasi/
http://syamsuddincoy.blogspot.com/2012/02/pengawasan-controling-dalam-manajemen.html
http://teorionline.net/pedoman-desain-kuesioner/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Drs.%20Moerdiyanto,%20M.Pd./ARTIKEL%20
MONEV.pdf
Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi (Drs. Ag. Subarsono, M.Si., M.A.).
Prof.Dr. Suharsimi Arikunto dan cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, buku Evaluasi Program
Pendidikan edisi kedua, penerbit Bumi Aksara, Jakarta
http://anan-nur.blogspot.co.id/2012/01/evaluasi-program-pendidikan-prof-dr.html
http://bappeda.semarangkota.go.id/uploaded/publikasi/Penyusunan_Instrumen_Monitoring_Dan
_Evaluasi_Manfaat_Program_Pembangunan_Di_Kota_Semarang_-_M._MUKTIALI.pdf
http://kbbi.web.id/instrumen
DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN
Lampiran 1: Contoh bukti fisik yang dapat disediakan atau digunakan sekolah
pemeliharaan)
Kurikulum
Silabus, RPP
5. Kompetensi Lulusan Dokumen data lulusan (data Data alumni, buku catatan
melanjutkan dan bekerja), kepribadian
Pencapaian KKM (leger ilai)