UPT Puskesmas Selaawi Kabupaten Garut menjadi salah satu Pusat Kesehatan Masyarakat sejak tahun 1982
dan menjadi kebanggaan masyarakat Garut terutama wilayah kerja binaannya. Sejak awal pendiriannya UPT
Puskesmas Selaawi Garut merupakan milik Pemerintah Kabupaten Garut yang mengalami perubahan dinamika
pelayanan dan mendapat kepercayaan yang sangat besar dari masyarakat di wilayah kerja dan masyarakat dari
luar wilayah kerja.
UPT Puskesmas Selaawi merupakan Puskesmas mampu PONED yang memberikan pelayanan PONED
disamping melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya
Dengan mengemban fungsi yang demikian berat maka pengelolaan puskesmas harus betul-betul optimal
untuk dapat memuaskan masyarakat pelanggan sekaligus mensukseskan program-program pemerintah yang
dibebankan kepada puskesmas. Salah satu bagian dari pengelolaan yang cukup strategis yaitu pengelolaan
keuangan.
UPT Puskesmas Selaawi menyediakan berbagai jenis pelayanan, baik Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial,
Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan dan Upaya Kesehatan Perorangan, UPT Puskesmas Selaawi
terdapat Ruang pendaftaran,Poli Umum,Manajemen Terpadu Balita Sakit, Poli Gigi, UGD, Perawatan Poned/KIA,
Konsultasi Gizi, Laboratorium, Apotek, Imunisasi, Promkes, Tempat Parkir, Toilet, Mushola.
b. Setara Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di Bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai
kegiatan/melakukan pembayaran yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi kas serta bebas dari resiko
perubahan nilai yang signifikan.Kas juga meliputi seluruh uang yang harus dipertanggungjawabkan, saldo
simpanan di Bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk melakukan pembayaran. Dalam
pengertian kas ini juga termasuk setara kas yaitu investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan
menjadi kas yang mempunya imasa jatuh tempo yang pendek, yaitu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya
c. Piutang Usaha
Piutang merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat dijadikan kas dalam periode
akuntansi. Piutang diakui pada akhir periode akuntansi sebesar Surat Ketetapan tentang Piutang yang belum
dilunasi, atau pada saat terjadinya pengakuan hak untuk menagih piutang pada saat terbitnya Surat Ketetapan
tentang Piutang. Piutang dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai rupiah piutang yang belum dilunasi.
Piutang UPT Puskesmas Selaawi,terdiri dari
Pada setiap akhir periode akuntansi UPT Puskesmas Selaawi membuat pengelompokan piutang menjadi
lancar, menunggak lebih 1-2 tahun, menunggak lebih2-3 tahun, menunggak lebih 3-5 tahun, masing-masig dibuat
daftar umur piutang (AgingSchedule). Atas dasar aging schedule dibuatkan penyisihan kerugian piutang
kemungkinan tidak dapat ditagih dengan prosentase sebesar :
Lancar sebesar 0%
Menunggak lebih 1-2 tahun sebesar 25%
Menunggak lebih 2-3 tahun sebesar 50%
Menunggak lebih 3-5 tahun sebesar 75%
Lebih dari 5 tahun sebesar 100%
e. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi atau 12
(dua belas) bulan dan digunakan untuk penyelenggaraan/operasional dan pelayanan serta yang memiliki harga
perolehan lebih dari Rp. 250.000. Aset dengan nilai perolehan kurang dari Rp.250.000 diklasifikasikan ke dalam
Asset Ekstrakomtabel dengan klasifikasi pembebanan pada Biaya lainnya. Aktiva Tetap dapat diperoleh melalui
pembelian, pembangunan, donasi dan pertukaran dengan aktiva lainnya.
PengakuanAsetTetap :
Pengakuan AsetTetap oleh UPT Puskesmas Selaawi adalah bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak
kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
Aset tetap UPT Puskesmas Selaawi dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian aset
tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar
pada saat perolehan. Nilai perolehan aset tetap diperoleh dengan menjumlahkan biaya pembelian dengan biaya
atribusi seperti Honorarium Panitia Pengadaan Barang dan biaya pengiriman.
Penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus. Periode penyusutan dilakukan
pada laporan keuangan semester I, sehingga pelaporan pada periode ini tidak terdapat penyusutan.
Pengakuan Pendapatan/ Revenue recognition adalah prinsip yang sangat penting dari dasar-dasar
akuntansi dimana yang terpenting adalah perbedaan antara cash basisac counting and accrual basis
accounting Dalam cash basis accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika kas diterima,tanpa memandang
apakah Jasa telah dilakukan atau barang dagang telah dikirimkan kepada pembeli. Sedangkan pada Acrual basis
accounting, pengakuan pendapatan diakui ketika Pendapatan diakui walaupun cash belum diterima (Realized
orrealizable ).Secara umum pendapatan terjadi ketika penyerahan Barang atau jasa telah dilaksanakan dan cash
1) PenjualanBarang
Pendapatandari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
2) PenjualanJasa
Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidakdapat diestimasi dengan andal,pendapatan yang diakui
hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga,royalti dan dividen harus diakui bila:
Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva
tersebut.
Royalti harus diakui atas dasarakrual sesuai dengansubstansi perjanjian yang relevan;dan
Dalam metode biaya (cost method),dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk
menerima pembayaran ditetapkan.
g. Pajak Penghasilan
Karena pajak penghasilan mempengaruhi semua perusahaan akuntansi untuk pajak penghasilan sangat
penting dan diperlukan. Masalah akuntansi pajak penghasilan meliputi hal-hal berikut ini :
Karena pajak penghasilan terutama berhubungan dengan unsur-unsur pendapatan dan biaya, pelaporan
pajak penghasilan harus secara langsung dikaitkan dengan unsur-unsur tersebut. Jika semua pendapatan dan
biaya semuanya berhubungan langsung dengan operasi, jumlah pajak penghasilan dalam suatu priode akan
Masalah yang paling kompleks menegani akuntansi pajak penghasilan adalah penyesuaian yang diperlukan
untuk menerapkan dasar akrual terhadap pajak penghasilan. Karena jumlah biaya pajak secara langsung
berhubungan dengan diperoleh, maka pengendalian biaya ini hanya dapat dilakukan dengan perencanaan pajak
dengan menerapkan aturan perpajakan yang akan meminimumkan nilai pajak yang dibayar.
Penerapan aturan perpajakan seringkali akan mengakibatkan jumlah laba kena pajak berbeda dengan laba
sebelum pajak yang dilaporkan dalam rugi-laba, atau sering jugadi sebut laba akuntansi. Laba kena pajak
ditentukan oleh peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Umumnya, perturan perpajakan
tidak berkepentingan pengukuran laba untuk menetapkan apakah lembaga lebih baik, tetapi lebih kepentingan
terhadap kemampuan perusahaan membayar pajak. Jadi, kebanyakan laba dikenakan pajak apabila kas telah
diterima meskipun jasa yang dijual masih akan diserahkan menurut akuntansi laba tersebut belum diakui dalam
catatan.
Perbedaan laba kena pajak dengan laba kauntansi dapat bersifat permanen atau hanya sementara.
Perbedaan permanen timbul dari :
- Unsur-unsur yang diperhitungkan untuk menentukan laba kena pajak tetapi tidak pernah diakui tujuan
kauntansi dan
- Unsur-unsur yang diakui untuk tujuan akuntansi, tetapi tidak pernah dimasukkan untuk perhitungan laba
kena pajak.
Perbedaan sementara atau perbedaan waktu timbul dari unsur-unsur pendapatan dan biaya yang untuk
tujuan akuntansi diakui dalam priode-priode sebelum atau setelah priode perhitungan unsur-unsur tersebut
untuk menentukan laba kena pajak. Perbedaan sementara tersebut memerlukan alokasi pajak antar periode.
Alokasi ini menimbulkan masalah yang paling besar dalam akuntansi untuk pajak penghasilan.
Perbedaan permanen
Seperti penyebutannya, perbedaan permanen didefinisakan sebagai perbedaan antara laba kena pajak
dengan laba akuntansi yang timbul akibat transaksi-transaksi yang menurut aturan perundang-undangan tidak
ditutup dengan perdedaan yang sama, atau sebaliknya dalam periode lain.
Perbedaan permanen dapat dikalasifikasikan kedalam pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam
laba kena pajak dan biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan untuk mendapat laba kena pajak.
Hibah atau bantuan yang tidak ada hubungannya dengan usaha perusahaan
Pembayaran yang diterima dari perusahaan asuransi jiwa
Deviden yang diterima oleh perusahaan dari perusahaan lain dengan syarat perusahaan memiliki
paling sedikit 25% dari nilai saham yang disetor dari perusahaan yang membayar deviden dan
kedua perusahaan tersebut mempunyai hubungan ekonomis dalam jalur usahanya.
Perbedaan waktu
Terutama yang menyebabkan perbedaan antara laba akauntansi dengan laba kena pajak berisfat
semenetara. Sebuah biaya mungkin dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan pada tahun ini. Tetapi untuk
tujuan pelaporan keuangan kepada pihak eksternal dibebankan pada akun berikutnya.Sebuah pendapatan
mungkin dilaporkan dalam faktur pajak untuk menentukan laba kena pajak tahun ini, tetapi untuk tujuan
pelaporan keuangan eksternal dilaporkan saat diperoleh pada priode setelahnya. Dalam usaha untuk
mempertemukan biaya pajak dengan laba terkait, alokasi pajak antara periode diperlukan karena perbedaan
waktu tersebut. Ringkasnya, masksudnya yaitu biaya pajak penghasilan dilaporkan dalam laporan laba rugi
digunakan untuk tujuan pajak penghasilan. perbedaan antara jumlah yang dilaporkan sebagai biaya pajak
penghasilan dengan jumlah pajak yang dilaporkan sebagai beban ditunda atau utang tergantung pada sifat
salodnya. Saat unsur tersebut dibalik pada priode berikutnya, saldo yang ditunda akan terhapus.
Pendapatan yang telah diakui untuktujuan pelaporan, tetapiditunda untuk tujuan perpajakan.
Biaya ditanguhkan untuk tujuanpelaporan, tetapi telah diakui untuk tujuan perpajakan
C. POS-POS KEUANGAN
1. Kas dan Setara Kas
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Kas dan Setara Kas
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan 0.00 0.00
Kas di Bendahara Pengeluaran 0.00 0.00
Jumlah Kas 0.00 0.00
Bank
Rekening Bank BLUD 105,821,902.00 0.00
Rekening Bank JKN 399,009,147.00 0.00
Jumlah Bank 504,831,049.00 0.00
Jumlah Kas dan Setara Kas 504,831,049.00 0.00
3. Piutang Usaha
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Piutang Usaha
Piutang Pasien Umum 0.00 0.00
Piutang Pasien BPJS (37,120,000.00) 0.00
Piutang Jamkesda 0.00 0.00
Piutang Jaminan Perusahaan 0.00 0.00
Piutang Pasien Askes Mandiri 0.00 0.00
Piutang Jamkesmata 0.00 0.00
Piutang Asuransi Lainnya 0.00 0.00
Jumlah Piutang Usaha (37,120,000.00) 0.00
4. Piutang Lainnya
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Piutang Lainnya
Piutang Sewa
Piutang Sewa ATM 0.00 0.00
Piutang Sewa Lahan Parkir 0.00 0.00
Jumlah Piutang Sewa 0.00 0.00
Jumlah Piutang Lainnya 0.00 0.00
7. Persediaan
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Persediaan
Persediaan Bahan Farmasi
Persediaan Obat-obat Farmasi 0.00 0.00
Persediaan Bahan Medis Habis Pakai 12,270,272.00 0.00
Persediaan Alat Kesehatan 2,454,054.00 0.00
Persediaan Radiologi 0.00 0.00
Persediaan Radioterapi 0.00 0.00
Persediaan Laboratorium 1,365,760.00 0.00
Persediaan obat, BHP, dan Embalage 604,400.00 0.00
Persediaaan Barang bahan Makanan 0.00 0.00
Jumlah Persediaan Bahan Farmasi 16,694,486.00 0.00
Persediaan Alat-alat
Persediaan ATK 1,500,000.00 0.00
Persediaan Alat Kebersihan 0.00 0.00
Persediaan Alat Cetak 0.00 0.00
Persediaan Alat Listrik 665,500.00 0.00
Persediaan Alat Bangunan 0.00 0.00
Persediaan Barang Cetakan 0.00 0.00
Jumlah Persediaan Alat-alat 2,165,500.00 0.00
Persediaan Barang Gizi 0.00 0.00
Biaya Bahan Bakar Dapur Pasien 0.00 0.00
BHP Ruangan & Oksigen 0.00 0.00
Jumlah Persediaan 18,859,986.00 0.00
Utang Bunga
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Utang Bunga
Jumlah Utang Bunga 0.00 0.00
Utang Bank
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Utang Bank
Jumlah Utang Bank 0.00 0.00
19. Ekuitas
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Rp Rp
Ekuitas
Koreksi Ekuitas Awal 916,993,098.00 916,993,098.00
Ekuitas Hibah 0.00 0.00
Surplus (Defisit) Periode Lalu 0.00 0.00
Surplus (Defisit) Periode Berjalan 415,245,679.00 0.00
Jumlah Ekuitas 1,332,238,777.00 916,993,098.00
20. PENDAPATAN
Akun ini terdiri dari :
Tahun 2016 Tahun 2015
Hambatan dan Kendala yang Ada dalam Pencapaian Target yang telah Ditetapkan
Perubahan etos kerja menghabiskan anggaran belanja dan pemanfaatan anggaran belum optimal,
pelaksanaan anggaran masih berorientasi menghabiskan anggaran daripada pertimbangan maksimalisasi
pemanfaatan.
Belum adanya standar penatausahaan dan kebijakan akuntansi yang mendasari setiap penyusunan
pertanggungjawaban dan pelaporan BLUD Puskesmas.
Terpenuhinya kebutuhan anggraan BLUD untuk pemenuhan sarana dan prasarana serta kebutuhan
penunjang untuk memberikan pelayanan kesehatan (misal : alat kesehatan, obat-obatan,pemeliharaan alat
medik dan non medik).
Belum tercapainya mutu kinerja pelayanan yang dibuktikan dengan survey kepuasan masyarakat
sebesardari target 90%.
Berjalannya fungsi puskesmas dalam tatanan pelayanan UKP dan UKM.