Catatan
1. Sifat ujian close book
2. Waktu 120 menit
3. Soal essay
4. Jumlah soal, 7 soal teori dan 1 soal hitungan
5. Untuk soal hitungan, pelajari contoh-contoh soal materi motor induksi.
Ns = Nr = 120f/p
Motor sinkron tidak dapat berputar dengan sendirinya, kutub-kutub rotor tidak dapat langsung
mengikuti kecepatan medan putar saat saklar motor terhubung dengan tegangan jala-jala. Sehingga
diperlukan cara untuk menstarting motor sinkron ini, diantaranya :
Menggunakan Motor Induksi Pembantu dengan Daya Rendah, dengan syarat jumlah kutub motor
induksi pembantu sama dengan jumlah kutub motor sinkron.
Dimungkinkan juga menggunakan motor induksi yang mempunyai satu pasang kutub lebih sedikit
dari jumlah pasang kutub motor sinkron. Dan ini mampu mempercepat motor sinkron sampai
kecepatan tertentu bahkan sampai melebihi kecepatan sinkron dengan persamaan:
n = (120/Pind)f, Pind=Psin-2
Pada saat motor pembantu diputuskan dari rangkaian, kecepatan motor sinkron mulai turun
berangsur-angsur dan mencapai kecepatan sinkron sehingga memungkinkan terhubungnya ke
rangkaian pada saat yang tepat.
Kelemahan metode starting ini adalah sangat sulit untuk melakukan starting sewaktu berbeban,
sehingga tidak praktis terutama bagi motor yang besar dan memerlukan biaya instalasi tinggi.
Menggunakan Lilitan Sangkar Tupai
Lilitan sangkar tupai dipasang pada muka kutub rotor.
Ide awal penggunaan alat itu supaya lebih praktis dibanding cara diputar oleh motor induksi daya
rendah dan yang lebih penting adalah supaya dapat dihubung langsung ke jala-jala (dengan
tegangan yang lebih kecil dahulu) sehingga motor pada saat start berjalan sebagai motor induksi
(asinkron). Pada saat demikian kumparan medan rotor dibiarkan terbuka. Setelah tercapai
kecepatan sinkronnya, arus DC medan rotor dipasang.
3. Tiga pendekatan dasar yang dapat digunakan untuk menstart motor sinkron dengan aman
adalah.
1. Mengurangi kecepatan medan magnet stator pada nilai yang rendah sehingga rotor dapat
mengikuti dan menguncinya pada setengah siklus putaran medan magnet. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengurangi frekuensi tegangan yang diterapkan.
2. Menggunakan penggerak mula eksternal untuk mengakselarasikan motor sinkron hingga
mencapai kecepatan sinkron, kemudian penggerak mula dimatikan (dilepaskan).
3. Menggunakan kumparan peredam (damper winding) atau dengan membuat kumparan
rotor motor sinkron seperti kumparan rotor belitan pada motor induksi (hanya saat start)
4. bahwa apabila motor sinkron diberipenguatan berlebih, maka untuk mengkompensasi
kelebihan fluks, dari jala-jalaakan ditarik arus kapasitif. Karena itu motor sinkron (tanpa
beban) yang diberi penguat berlebih akan berfungsi sebagai kapasitor dan mempunyai
kemampuanuntuk memperbaiki faktor daya. Motor sinkron demikian disebut kondensor
sinkron.
jika motor sinkron kelebihan penguatan arus medan, maka motor sinkron akan menarik daya
reaktif yang bersifat kapasitif dari sisi stator. Sehingga motor bekerja dengan factor daya (pf)
mendahului (leading). Artinya motor menjadi pembangkit daya reaktif yang bersifat kapasitif.
Sehingga motor sinkron dapat digunakan untuk memperbaiki factor daya (pf). Dalam hal ini
motor sinkron disebut Kondensor sinkron.
5. Bagian yang diam (Stator)
1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin untuk
menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk
menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya.
2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan
ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan.
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang
dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.
Bagian yang bergerak (Rotor)
1. Inti kutub
2. Kumparan medan
6. Perbedaan prinsip antara generator DC dengan generator AC adalah untuk generator DC,
kumparan jangkar ada pada bagian rotor dan terletak diantara kutub-kutub magnet yang
tetap di tempat, diputar oleh tenaga mekanik, sedangkan konstruksi pada generator sinkron
sebaliknya, yaitu kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena berada pada tempat
yang tetap dan kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh tenaga
mekanik. Skema prinsip kerja generator listrik seperti terlihat pada Gambar 3.
Berdasarkan Hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik yaitu bila suatu konduktor
digerakkan dalam medan magnet, maka akan dibangkitkan gaya gerak listrik dalam konduktor
tersebut. Jika rotor diputar pada penggerak mula (prime mover), maka kutub-kutub yang ada
pada rotor akan berputar. Jika kumparan kutub diberi arus searah, maka pada kumparan
kutub akan timbul medan magnet atau fluks yang bersifat bolak-balik atau fluks putar. Fluks
putar ini akan memutar kumparan jangkar pada stator, sehingga pada ujung-ujung kumparan
stator timbul gaya gerak listrik (ggl) atau tegangan induksi
7. None
8. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memparalel dua buah generator atau lebih ialah:
• Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu sama
lainnya.
• Nilai efektif tegangan harus sama.
• Tegangan Generator yang diparalelkan mempunyai bentuk gelombang yang sama.
• Frekuensi kedua generator atau frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.
• Urutan fasa dari kedua generator harus sama.
9. Kelebihan dari sistem hubungan delta adalah:
Lebih mudah menganalisa tegangan karena Tegangan line sama dengan tegangan fasa
Beban dapat ditambah, diganti, atau dilepas tanpa mempengaruhi sistem
Membutuhkan kawat yang lebih kecil dibanding hubung wye akibat arus fasa yang lebih kecil
Kekurangan hubung delta :
Tidak memiliki kawat netral sehingga ketika ada arus berlebih rangkaian akan cepat panas,
arus tetap berputart dan sistem rusak
Memiliki hambatan total yang lebih besar
10. 1.Mengubah jumlah kutub motor
2.Mengubah frekuensi masukan
3.Mengatur teganan masukan