Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN


IFRS NO. 2

Oleh :

RISKI AFRI MELY

1711070051

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ABFI PERBANAS INSTITUTE

2018
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr Wb
Alhamdulillah, Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
Rabb yang Maha Agung, yang menguasai alam beserta seluruh isinya, yang telah
memberikan penulis waktu, kesempatan dan kemudahan yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Akuntansi dengan judul
IFRS 01 First Time Adoption of IFRS.

Alhamdulillah, penulis bersyukur atas rahmat Allah SWT dan


mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah kami. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala jasa dan
bantuan yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dengan lapang dada kami
terima sebagai suatu masukan dalam penyempurnaan makalah ini. Semoga
makalah yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan
pembaca kelak. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bekasi, November 2018

Penulis
4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian...........................................................................................................3

2.2 Akuntansi Untuk Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan


Ekuitas...........................................................................................................................6

2.3 Akuntansi Untuk Transaksi yang Diselesaikan Dengan Kas..............................7

2.4 Akuntansi Untuk Transaksi yang Dapat Diselesaikan Melalui Kas atau
Penerbitan Saham..........................................................................................................8

2.5 Pengungkapan.....................................................................................................9

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi saat ini seluruh dunia adalah pasar dengan pelanggan global
dan investor global bagi banyak perusahaan. Dengan pasar modal global, perusahaan
yang terdaftar di bursa efek dan beberapa perusahaan yang berlokasi di negara yang
berbeda memiliki keputusan mengenai investasi pada perusahaan di negara lain. Oleh
karena itu diperlukan pemahaman, analisis dan interpretasi laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang berdasarkan pada konsep akuntansi konvensi dan praktek-
praktek di negara itu. Perbedaan praktek akuntansi dan persyaratan pelaporan membuat
laporan keuangan, membuat bingung para investor global. Oleh karena itu perlu adanya
informasi akuntansi secara global berserta standar pelaporan umum.

Dengan berkembangnya pertumbuhan bisnis internasional dan global yang


sedang berlangsung saat ini, menjadikan merger dan akuisisi menjadi tren di dunia
bisnis. Maka kebutuhan akan informasi keuangan sangat diperlukan dalam mengambil
suatu keputusan.

Teknologi informasi yang berkembang pesat membuat informasi menjadi tersedia di


seluruh dunia. Pesatnya teknologi informasi ini merupakan akses bagi banyak investor
untuk memasuki pasar modal di seluruh dunia, yang tidak terhalangi oleh batasan
negara,

IFRS 2 berkaitan dengan isu pengukuran dan pengungkapan kompensasi


berbasis saham dan menetapkan , bahwa jumlah semacam itu dibukukan sebagai beban
salama tahun jasa karyawan. Mencakup persoalan-persoalan seperti hak apresiasi
saham, rencana pembelian saham karyawan, rencana kepemilikan karyawan atau
rencana opsi saham diantaranya.

Tetapi ruang lingkup IFRS 2 ini lebih dari sekedar saham atau opsi yang
dikeluarkan/diberikan kepada pegawai sebagai imbalan kerja, tetapi juga mencakup
semua aktivitas tukar menukar saham atau opsi untuk barang ataupun jasa yang diterima

1
dari bukan karyawan. Barang-barang disini termasuk persediaan , barang habis pakai,
properti, pabrik, peralatan, aset tak berwujud dan aset non keuangan lainnya. Contoh
dari transaksi pertukaran sebuah opsi saham dengan jasa ini yaitu misalnya: sebuah
opsi saham diterbitkan sebuah perusahaan sebagai pertukaran untuk mendapatkan jasa
konsultan khusus

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di tarik rumusan masalah yang akan
dibahas yakni penerapan akuntansi untuk pembayaran berbasis saham, dengan kas
maupun pembayaran melalui kas ataupun dengan penerbitan saham.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan yakni penerapan akuntansi untuk pembayaran berbasis saham,


dengan kas maupun pembayaran melalui kas ataupun dengan penerbitan saham.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Sebuah pembayaran berbasis saham adalah transaksi di mana entitas menerima


barang atau jasa baik sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas atau dengan
menimbulkan kewajiban untuk jumlah berdasarkan harga saham entitas atau instrumen
ekuitas lainnya entitas. Persyaratan akuntansi untuk pembayaran berbasis saham
tergantung pada bagaimana transaksi akan diselesaikan, yaitu dengan dikeluarkannya
ekuitas, uang tunai, atau saham atau kas

Tujuan IFRS 2 adalah untuk menentukan pelaporan keuangan entitas yang


melakukan transaksi pembayaran berbasis saham. Secara khusus, memerlukan entitas
untuk mencerminkan laba atau rugi dan posisi keuangan efek saham berbasis
pembayaran transaksi, termasuk biaya yang berhubungan dengan transaksi di mana opsi
saham diberikan kepada karyawan

IFRS 2 berlaku untuk semua entitas. Tidak ada pengecualian untuk entitas
swasta atau entitas yang lebih kecil. Selain itu, anak perusahaan menggunakan entitas
induk atau sesama anak perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk barang atau jasa
yang berada dalam ruang lingkup standar.

IFRS 2 tidak berlaku untuk transaksi pembayaran berbasis saham lainnya selain
untuk akuisisi barang dan jasa. Oleh karena itu, dividen saham, pembelian saham
treasury, dan penerbitan tambahan saham berada di ruang lingkup ini.

IFRS 2 ini mengatur tentang kebijakan/perlakuan akuntansi untuk semua transaksi


pembayaran berbasis saham, termasuk:
1. Equity-settled share-based payment transactions.
Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian instrumen
ekuitas ini digunakan ketika entitas/perusahaan menerima barang atau jasa yang
dianggap sebagai instrumen ekuitas perusahaan (termasuk saham atau opsi
saham).

3
2. cash-settled share-based payment transactions.
Transaksi pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas ini
digunakan ketika sebuah entitas/perusahaan mengakuisisi barang atau jasa yang
dengan menimbulkan kewajiban kepada supplier atas barang atau jasa tersebut
sejumlah harga atau nilai dari saham perusahaan atau instrumen ekuitas
perusahaan lainnya.
3. transactions in which the entity receives or acquires goods or services andthe
terms of the arrangement provide either the entity or the supplier of those goods
or services with a choice of whether the entity settles the transaction in cash (or
other assets) or by issuing equity instruments.
Transaksi di mana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa
dan syarat perjanjiannya memberikan pilihan kepada entitas atau pemasok
barang atau jasa mengenai penyelesaian transaksi apakah dengan kas (atau aset
lain) atau dengan penerbitan instrumen ekuitas.

Transaksi pembayaran berbasis saham mungkin telah diselesaikan oleh


kelompok entitas lain (atau pemegang saham setiap kelompok entitas) atas nama entitas
yang menerima atau memperoleh barang atau jasa. Transaksi pembayaran entitasjuga
menerapkan :
a. Menerima barang atau jasa ketika entitas lain dalamkelompok yang sama (atau
pemegang saham setiapkelompok entitas) memiliki kewajiban untuk
menunaikanransaksi pembayaran berbasis saham, atau
b. Memiliki kewajiban untuk menyelesaikan transaksipembayaran berbasis saham
ketika entitas lain dalamkelompok yang sama menerima barang atau jasa kecuali
transaksi tersebut secara jelas untuk tujuan selainpembayaran barang atau jasa
yang dipasok kepada entitas yang menerimanya.

Dalam IFRS 2 ini dijelaskan bahwa, transaksi dengan karyawan (atau pihak lain)
dalam kapasitasnya sebagai pemegang intrumen ekuitas entitas bukan merupakan
transaksi pembayaran berbasis saham. Sebagai contoh, jika entitas memberikan kepada
seluruh pemegang kelompok instrumen ekuitas tertentu, hak untuk mendapatkan
tambahan instrumenekuitas entitas pada harga yang lebih rendah dari nilai wajar
instrumen ekuitas tersebut, dan karyawan menerima haktersebut karena mereka adalah

4
pemegang kelompok instrumen ekuitas tersebut, pemberian atau eksekusi hak tersebut
tidak tunduk pada ketentuan dalam IFRS ini.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, IFRS ini diterapkan untuk transaksi
pembayaran berbasis saham dimana entitas memperoleh atau menerima barang atau
jasa. Pengertian barang meliputi antara lain persediaan, perlengkapan, aset tetap, aset
tidak berwujud dan aset non keuangan lainnya. Namun demikian, entitas tidak
menerapkan IFRS ini untuk transaksi dimana entitas memperoleh barang sebagai bagian
dari aset bersih dalam suatu transaksi kombinasi bisnis seperti yang diatur pada IFRS 3
Business Combinations. Oleh karena itu, instrumen ekuitas yang diterbitkan pada suatu
kombinasi bisnis sebagai ganti pengendalian pada entitas yang diakuisisi tidak dicakup
pada IFRS ini.
Meskipun demikian, instrumen ekuitas yang diberikan kepada karyawan entitas
yang diakuisisi dalam kapasitas mereka sebagai karyawan (misalnya sebagai imbalan
atas pelayanan yang berkelanjutan) termasuk dalam ruang lingkup IFRS ini. Serupa
dengan hal tersebut, pembatalan, penggantian atau modifikasi lainnya dari perjanjian
pembayaranberbasis saham yang diakibatkan oleh kombinasi bisnis atau restrukturisasi
ekuitas lainnya harus diperlakukan sesuai dengan IFRS ini. IFRS 3memberikan
pedoman tentang penentuan apakah instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam
kombinasi bisnis adalah bagian dari penyerahan yang dipersyaratkan sebagai ganti
pengendalian atas entitas yang diakuisisi (dan karena itu diatur dalam ruang IFRS 3)
atau sebagai imbalan atas pelayanan yang berkelanjutan yang diakui dalam periode
setelah kombinasi bisnis (dan karena itu diatur dalam ruang lingkup IFRS ini).
Pernyataan ini tidak diterapkan untuk transaksi pembayaran berbasis saham
dimana entitas menerima atau memperoleh barang atau jasa sesuai dengan perjanjian
yang tercakup dalam paragraphs 8–10, IAS 32 : Financial Instruments: Disclosure and
Presentation (revisi 2003) atau paragraphs 5–7, IAS 39 :Financial Instruments:
Recognition andMeasurement (revisi 2003).

2.2 Akuntansi Untuk Pembayaran Berbasis Saham yang Diselesaikan Dengan


Ekuitas

5
Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan ekuitas,
entitas harus langsung mengukur barang atau jasa yang diterima pada nilai wajar pada
saat barang atau jasa tersebut diterima, kecuali bila nilai wajar tidak dapat diestimasi
secara andal. Jika entitas tidak dapat mengestimasikan keandalan dari nilai wajar dari
barang atau jasa yang diterima, entitas harus mengukur nilainya sesuai dengan
peningkatan ekuitas, secara tidak langsung menggunakan referensi pada nilai wajar dari
instrumen ekuitas yang diizinkan.

Untuk menerapkan paragraf 10 pada transaksi dengan karyawan dan jasa yang
serupa, entitas harus mengukur nilai wajar dari jasa yang diterima dengan mengacu
pada nilai wajar dari instrumen ekuitas yang diizinkan, karena biasanya tidak mungkin
untuk mengestimasikan keandalan nilai wajar dari jasa yang diterima seperti yang
dijelaskan dalam paragraf 12. Nilai wajar dari instrumen ekuitas harus diukur pada
tanggal pemberian.

Biasanya, saham, opsi saham atau instrument ekuitas lainnya diberikan kepada
karyawan sebagai bagian dari paket pemberian upah mereka, di samping pemberian gaji
secara tunai dan imbalan kerja lainnya. Biasanya, tidak mungkin untuk mengukur secara
langsung jasa yang diterima untuk komponen tertentu dari paket pemberian upah
mereka. Hal ini juga tidak memungkinkan untuk mengukur nilai wajar dari paket
pemberian upah mereka secara independen, tanpa mengukur secara langsung nilai wajar
dari instrument ekuitas yang diizinkan

Selain itu, saham atau opsi saham terkadang diberikan sebagai bagian dari bonus
daripada bagian dari pembagian upah yang biasa, contohnya sebagai insentif kepada
karyawan karena telah bertahan pada perusahaan atau untuk memberikan penghargaan
atas usaha mereka dalam meningkatkan performa perusahaan. Dengan memberikan
saham atau opsi saham, disamping pemberian upah lainnya, entitas memberikan
tambahan upah untuk memperoleh tambahan manfaat. Mengestimasi nilai wajar dari
tambahan manfaat merupakan hal yang sulit. Karena kesulitan inilah, entitas mengukur
nilai wajar dari jasa yang diberikan oleh karyawan dengan referensi dari nilai wajar
instrument ekuitas yang diizinkan

6
Ilustrasi – Pengakuan dari pemberian opsi saham kepada karyawan

Perusahaan memberikan hibah dari total 100 opsi saham kepada 10 anggota
executive tim manajemen (masing – masing mendapat 10 hak opsi) pada Januari 20X5.
Opsi ini mempunyai masa tunggu pada akhir periode ketiga. Perusahaan telah
menentukan bahwa setiap opsi memiliki nilai wajar pada saat pemberian sama dengan
15. Perusahaan mengharapkan dari seluruh 100 hak opsi saham akan diambil pada akhir
masa tunggu, sementara itu jurnal yang dicatat pada 30 Juni 20X5 – akhir dari periode
laporan interim pertama

Beban opsi saham 250

Ekuitas 250

[(100 x 15) : 6 periode] = 250 per periode


Jika seluruh dari 100 saham tersebut habis masa tunggunya, jurnal diatas akan
dibuat pada setiap akhir periode 6 bulan laporan. Bagaimanapun, jika satu dari anggota
executive tim manajemen meninggalkan perusahaan pada pertengahan 20X6, maka 10
saham opsi akan hangus, jurnal yang dibuat pada saat 31 Desember 20X6 menjadi:

Beban opsi saham 150

Ekuitas 150
[(90 x 15) : 6 periode = 225 periode. [225 x 4] – [250+250+250] = 150

2.3 Akuntansi Untuk Transaksi yang Diselesaikan Dengan Kas

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas,


entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima dan kewajiban yang terjadi pada
nilai wajar kewajiban. Hingga kewajiban tersebut diselesaikan, entitas harus mengukur
kembali nilai wajar dari kewajiban di setiap tanggal pelaporan dan pada tanggal
penyelesaian, dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam periode laba rugi
berjalan.

Sebagai contoh sebuah entitas mungkin memberikan saham sebagai apresiasi


kepada karyawan sebagai bagian dari paket upah mereka, dimana karyawan akan berhak

7
untuk mendapatkan pembayaran tunai di masa mendatang (bukan instrument ekuitas),
berdasarkan kenaikan harga saham entitas dari level spesifik tertentu selama periode
waktu tertentu. Atau sebuah entitas mungkin memberikan kepada karyawannya hak
untuk menerima uang tunai di masa mendatang dengan memberikan mereka hak atas
saham (termasuk saham yang akan diterbitkan atas opsi saham) yang dapat ditebus
kembali, baik wajib (misalnya pemberhentian kerja) atau berdasarkan pilihan karyawan.

2.4 Akuntansi Untuk Transaksi yang Dapat Diselesaikan Melalui Kas atau
Penerbitan Saham

Untuk transaksi pembayaran berbasis saham dimana syarat dari pengaturan


menyediakan pilihan apakah entitas mau menyelesaikan transaksi melalui kas (atau aset
lainnya) atau dengan penerbitan saham, entitas harus menghitung transaksi tersebut,
atau komponen dari transaksi tersebut, sebagai penyelesaian melalui kas, sejauh entitas
telah membuat kewajiban untuk diselesaikan dengan kas atau aset lainnya, atau sebagai
penyelesaian melalui penerbitan saham, sejauh tidak ada kewajiban yang terjadi.

Jika entitas telah diberikan hak oleh rekan untuk memilih apakah transaksi
berbasis saham akan diselesaikan melalui kas atau dengan menerbitkan saham, entitas
telah diberikan gabungan instrumen keuangan, dimana termasuk komponen hutang
(yaitu hak rekan untuk meminta pembayaran secara tunai) dan komponen ekuitas (yaitu
hak rekan untuk meminta penyelesaian dalam instrument ekuitas daripada tunai). Untuk
transaksi dengan pihak lain selain karyawan, dimana nilai wajar dari barang atau jasa
yang diterima diukur dengan nilai wajar, entitas harus mengukur komponen ekuitas
sebagai gabungan instrumen keuangan sebagai perbedaan antara nilai wajar dari barang
atau jasa yang diterima dan nilai wajar dari komponen kewajiban, pada saat barang atau
jasa diterima.

2.5 Pengungkapan

Dalam hal transaksi pembayaran berbasis saham ini, IFRS mengharuskan sebuah
penjelasan dan pengungkapan yang komprehensif dan lengkap mengenai transaksi
pembayaran berbasis saham tersebut baik menyangkut sifat dan lingkup perjanjiannya,
nilai wajar dari barang ataupun jasa yang diterima, nilai dari instrumen ekuitas yang

8
diberikan sampai kepada dampak dari transaksi pembayaran berbasis saham tersebut
terhadap laba dan rugi perusahaan/entitas dalam suatu periode dan posisi keuangannya.
Namun demian, terdapat 3 kategori penting dalam pengungkapan transaksi pembayaran
berbasis saham yang harus dipenuhi oleh enitas/perusahaan, yaitu:
1. Pengungkapan tentang sifat dan ketentuan dari perjanjian pembayaran berbasis
saham yang terjadi selama periode pelaporan. Pengungkapan ini setidaknya
berisi:
a. Penjelasan tentang jenis/tipe dari rencana pembayaran berbasis kas,
termasuk ketentuan dan persyaratan dari rencana tersebut, kondisi vesting,
dan metode pembayaran (kas atau ekuitas)
b. Jumlah dari opsi yang outstanding di awal dan akhir tahun, dan jumlah dari
opsi yang dikeluarkan, hangus, dieksekusi, dan kadaluarsa selama
tahun/periode pelaporan
c. Rata-rata tertimbang dari harga saham pada tanggal eksekusi.
d. Untuk opsi saham yang outstanding di akhir periode pelaporan, jarak antara
harga sewaktu eksekusi dengan rata-rata tertimbang menyisakan umur
kontrak
2. Informasi mengenai bagaimana nilai barang atau jasa yang diterima atau nilai
dari harga opsi ditentukan. Pengungkapan seperti ini harus berisikan penjelasan
dari model Option Pricing yang digunakan.
3. Pengungkapan yang cukup mengenai dampak dari transaksi pembayaran
berbasis saham yang dilakukan terhadap laba rugi perusahaan dalam periode
pelaporan.

9
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1. Akuntansi untuk pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan


ekuitas merupakan pencatatan dari transaksi pembayaran berbasis saham
yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas: Suatu transaksi pembayaran
berbasis saham di mana entitas (a) menerima barang atau jasa sebagai
imbalan atas instrument ekuitasnya (termasuk saham dan opsi saham), atau
(b) menerima barang atau jasa tetapi tidak memiliki kewajiban untuk
menyelesaikan transaksi dengan pemasok.
2. Akuntansi untuk pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas
merupakan pencatatan dari transaksi pembayaran berbasis saham dimana
entitas memperoleh barang atau jasa dengan menimbulkan liabilitas untuk
mentransfer kas atau aset lainnya kepada pemasok barang atau jasa tersebut
dengan jumlah yang didasarkan pada harga (atau nilai) instrumen ekuitas
(termasuk saham dan opsi saham) entitas atau instrumen ekuitas kelompok.
3. Akuntansi untuk pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas
atau penerbitan saham merupakan pencatatan atas pilihan yang diberikan
oleh rekanan kepada entitas dalam menyelesaikan pembayaran berbasis
sahamnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. https://kupdf.net/queue/20160730-makalah-ifrs-
2docx_58bbed5ae12e89ee7dadd374_pdf?
queue_id=1&x=1541728835&z=MTE4Ljk2LjExNS4yMTk

Anda mungkin juga menyukai