DI SUSUN OLEH:
TAHUN 2018/2019
1
Lembar Persetujuan
Laporan Praktik ini telah disetujui oleh pembimbing institusi dan pembimbing lahan
praktik
Nama Mahasiswa :
2
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia angka kematian maternal dan perinatal masih cukup tinggi. Padahal jumlah
pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup banyak. Dari lima juta
kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal
akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Menurut data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia tahun 2012 (SDKI 2012), Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar
mencapai 359/100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan
Sejauh ini kematian bayi telah menurun sebebesar 44% selama 18 tahun terakhir, dari 57
kematian per 1000 kelahiran hidup di periode 1990-1994 ke 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup di periode 2008-2012. Jumlah anak yang meninggal adalah salah satu
indikator kesehatan yang sangat penting. MDG 4 menargetkan penurunan angka kematian
anak (AKA) tahun 1990 sebanyak dua pertiganya. Hasil SDKI tahun 1991 menunjukkan
bahwa AKA adalah 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Artinya, target AKA di
Indonesia pada tahun 2015 adalah 32 kematian per 1.000 kelahiran. Hasil sementara
SDKI tahun 2012 mengindikasikan bahwa AKA menurun menjadi 40 kematian per 1.000
Berdasarkan hasil SDKI tahun 1991, AKB mencapai 68 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Ini berarti pada tahun 2015 diharapkan AKB dapat diturunkan menjadi 22
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Hasil sementara SDKI 2012 memperlihatkan bahwa
3
AKB menurun menjadi 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Diperkirakan pada tahun
Sementara itu, salah satu target MDG 5 adalah menurunkan AKI atau maternal mortality
ratio (MMR) hingga tiga perempatnya dari tahun 1990. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1991, AKI adalah 390 kematian per 100.000
kelahiran hidup. Dengan demikian, target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102
kematian per 100.000 kelahiran hidup. Namun, hasil SDKI tahun 2007 menunjukkan
bahwa AKI baru dapat diturunkan menjadi 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Ini
berarti diperlukan upaya keras semua pihak untuk mencapai target tersebut.
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang terutama
Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat
dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif. Asuhan kesehatan ibu selama dua
mengenai gejala dan tanda bahaya, menyediakan persalinan dan kesediaan menghadapi
komplikasi. Asuhan pasca keguguran untuk penatalaksaan gawat darurat keguguran dan
komplikasinya.
Persalinan saat ini menjadi momok yang ditakutkan dikalangan ibu, khususnya ibu hamil.
Tidak sedikit ibu dan bayinya mengalami kegawatdaruratan dan sampai pada akhirnya tak
dapat terselamatkan yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya angak kematian ibu
dan anak. Akan tetapi hal tersebut dapat diminimalisir dengan asuhan persalinan.
Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama
persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat
4
ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi
pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang aman dan
bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada ibu dan bayi (Saiffudin,dkk;2002).
4. Aspek pencatatan
5. Aspek rujukan.
1) Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan dan mempraktikan pada ibu bersalin dengan
2) Tujuan Khusus
1. Mengkaji dan mengumpulkan data akurat dari berbagai sumber yang berhubungan
5
2. Mengidentifikasi dengan benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien
4. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
Dengan adanya presentasi kasus ini dapat meningkatkan pelayanan kebidanan tentang
6
Bagi Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang diharapkan dapat menambah
persalinan normal
Bagi klien atau masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayi
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin & uri), yang dapat hidup
ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Mochtar, 1998)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + plasenta) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. Jadi persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) dari rahim yang telah cukup bulan
atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain. (sulistyawati, 2007)
Apa yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah
struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot – otot polos
8
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin, akan
5. Induksi Partus : (induction of labour). Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan
Sebelum terjadi persalinan beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau
minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda
sebagai berikut:
9
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan –
Seperti dikemukakan terdahulu, faktor – faktor yang berperan dalam persalinan adalah:
10
· Kontraksi diafragma
Pada waktu partus akan terjadi perubahan – perubahan pada uterus, serviks, vagina, dan
dasar panggul.
Menurut Manuaba (2010) menyatakan bahwa, persalinan ditentukan oleh 5 faktor “P”
utama yaitu:
1. Power (Tenaga atau kekuatan), yaitu his (kontraksi otot rahim), kontraksi otot
2. Passenger, yaitu keadaan janin (letak, presentasi, ukuran / berat janin, ada/tidak
3. Passage, yaitu keadaan jalan lahir yang terdiri dari bagian keras tulang panggul dan
4. Psikologi, yaitu psikis ibu mempengaruhi proses persalinan dimana psikis sangat
11
2.6 Tahapan Persalinan
a. Definisi
Inpartu di tandai dengan keluarnya lendir darah, karena serviks mulai membuka (dilatasi)
dan mendatar (effacement) kala dimulai dari pembukaan nol sampai pembukaan lengkap
8 jam
cm
atau lengkap.
1) Menghadirkan orang yang di anggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga
12
Dukungan yang dapat diberikan :
a) Mengusap keringat
c) Memberikan minum
b. Posisi sesuai dengan keinginan ibu, namun bila ibu ingin di tempat tidur sebaiknya
Ibu di minta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar, kemudian dilepaskan dengan
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan, antara lain tanpa
Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serat
13
6) Menjaga kebersihan diri
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, dapat di atasi dengan cara :
8) Massase
Jika ibu suka, lakukan pijatan atau massase pada punggung atau mengusap perut dengan
lembut
11) Sentuhan
Disesuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh
14
2. Persalinan kala II (kala pengeluaran janin)
a. Definisi
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Kala II juga disbeut kala pengeluaran bayi (APN 2008)
3. Perineum menonjol
Pada kala ini his terkoordinir, cepat dan lebih lama, kira – kira 2 – 3 menit sekali kepala
janin telah masuk keruangan panggul sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul
yang menimbulkan rasa ingin mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu ingin seperti
mau buang air besar, dengan tanda anus membuka. Pada saat his, kepala janin mulai
kelihatan, vulva membuka, perineum meregang. Dengan kekuatan his dan mengejan lebih
mendorong kepala bayi sehingga terjadi kepala, membuka pintu, dahi, hidung, mulut dan
muka dan seluruhnya, diikuti oleh putaran paksi luar yaitu penyesuaian kepala dengan
punggung. Setelah itu sisa air ketuban. Lamanya kala II untuk primigravida 60 menit dan
multigravida 30 menit.
15
Kehadiran seseorang untuk :
a) Jongkok
b) Menungging
c) Tidur miring
16
d) Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya
Ibu dianjurkan untuk berkemih sesering mungkin. Kandung kemih yang penuh dapat
8) Memimpin meneran
Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil nafas.
Minta ibu untuk bernafas selagi kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar
perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala serta mencegah robekan
Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami bradikardi
(<120) selama mengedan yang lama, akan terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen
ke janin
17
a) Menolong kelahiran kepala
- Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
- Bila lilitan tali pusat terlalu ketat, di klem pada dua tempat kemudian di gunting
- Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga
kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh
bayi seluruhnya
12) Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
Setelah bayi lahir segera keringkan dan selimuti dengan menggunakan handuk atau
sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk menyusui
18
- Biasanya dengan melakukan pengeringan cukup memberikan rangsangan pada
bayi
- Dilakukan dengan cara mengusap – usap pada bagian punggung atau menepuk
a. Definisi
Kala III adalah waktu dari keluarnya bayi hingga pelepasan dan pengeluaran uri
a. Semburan darah
Semburan darah ini disebabkan karena penyumbatan retroplasenter pecah saat plasenta
lepas
Hal ini disebabkan karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih bawah atau rongga
vagina
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah plasenta lepas TFU akan naik, hal
ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen uterus yang lebih bawah
19
b. Asuhan pada kala III
a) Letakkan bayi baru lahir di atas kain bersih yang telah disiapkan diperut bawah ibu
dan minta ibu atau pendampingnya untuk membantu memegang bayi tersebut
d) Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10 unit IM
e) Dengan mengerjakan semua prosedur tersebut terlebih dahulu maka akan memberi
cukup waktu pada bayi untuk memperoleh sejumlah darah kaya zat besi dan setelah itu
(setelah dua menit) baru dilakukan tindkaan penjepitan dan pemotongan tali pusat
f) Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk inisiasi menyusui dini dan
Alasan kain akan mencegah kontaminasi tangan penolong persalinan yang sudah
memakai sarung tangan dan mencegah kontaminasi oleh darah pada perut ibu.
b) Pindahkan klem (penjepit untuk memotong tali pusat pada saat kala II) pada tali
20
c) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat di atas simfisis
pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menekan uterus pada saat
melakukan penegangan tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali
pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain (pada dinding abdomen) menekan uterus
ke arah lumbal dan kepala ibu (dorso – kranial). Lakukan secara hati – hati untuk
d) Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (sekita 2 – 3
e) Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan tali
pusat ke arah bawah, lakukan dorso – kranial hingga tali pusat makin menjulur dan
korpus uteri bergerak ke atas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan
f) Tetapi jika langkah 5 diatas tidak berjalan sebagaimana mestinya dan plasenta tidak
turun setelah 30 – 40 detik dimulainya penegangan tali pusat dan tidak ada tanda – tanda
yang menunjukkan lepasnya plasenta, jangan lanjutkan penegangan tali pusat. (pegang
klem dan tali pusat dengan lembut dan tunggu sampai kontraksi berikutnya. Jika perlu
pindahkan klem lebih dekat dengan perineum pada saat tali pusat memanjang.
Pertahankan kesabaran pada saat melahirkan plasenta. Pada saat kontraksi berikutnya
terjadi, ulangi penegangan tali pusat terkendali dan tekanan dorso – kranial pada korpus
uteri secara serentak. Ikuti langkah – langkah tersebut pada setiap kontraksi hingga terasa
g) Setelah plasenta lepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar
melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai (mengikuti
21
h) Pada saat plasenta terlihat pada intoritus vagina, lahirkan plasenta dengan
mengangkat tali pusat ke atas dan menopang tali pusat ke atas dan menopang plasenta
dengan tangan lainnya untuk diletakkan dalam wadah penampung. Karena selpaut
ketuban mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar
i) Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan – lahan untuk melahirkan selaput
ketuban
j) Jika selaput robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan plasenta, dengan
hati – hati periksa vagina dan serviks dengan seksama. Gunakan jari – jari tangan
atauklem DTT atau forsep untuk keluarkan selaput ketuban yang teraba
b) Menjelaskan tindakan kepada ibu, bahwa ibu mungkin merasa agar tidak nyaman
karena tindakan yang diberikan. Anjurkan ibu untuk menarik nafas dalam dan perlahan
serta rileks
c) Dengan lembut tapi mantap gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus uteri
supaya uterus berkontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan
d) Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh
(periksa plasenta sisi maternal yang melekat pada dinding uterus untuk memastikan
bahwa semuanya lengkap dan utuh, tidak ada bagian yang hilang. Pasangkan bagian –
22
bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk memastikan tidak adanya kemungkinan
Jika uterus masih belum berkontraksi baik, ulangi massase fundus uetri. Ajarkan ibu dan
keluarga cara melakukan massase fundus uterus sehingga mampu untuk segera
f) Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan
4. Persalinan kala IV
a. Definisi
Kala IV adalah kala pengawasan dari 1- 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
memantau kondisi ibu. Harus diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan
pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uterus setinggi atau beberapa jari di bawah
pusat
23
5) Evaluasi keadaan umum ibu
Pantau keadaan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar setiap
15 menut selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu jam kedua kala empat
2.7 PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan.
juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama
Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong
persalinan untuk:
24
4. Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasi adanya
penyulit.
5. Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan
tepat waktu
Penggunaan Partograf
1. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting
asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit.
membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
2. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik bidan
3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obgin, bidan, dokter umum, residen dan
mahasiswa kedokteran).
4. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga mencegah terjadinya
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu:
25
3. Nadi setiap 1/2 jam
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif
persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan
· Nama, umur.
· Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong
2. Kondisi janin:
· DJJ
26
· Penyusupan (molase) kepala janin
3. Kemajuan persalinan:
· Pembukaan serviks
5. Kontraksi uterus:
· Oksitosin
7. Kondisi ibu:
8. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang
27
Mencatat temuan Partograf
· Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: "jam" pada partograf) dan perhatikan
kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
· Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut
fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit.
Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi
tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian
hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus.
· Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan
100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.
Untuk tindakan-tindakan segera yang harus dilakukan jika DJJ melampaui kisaran
nor¬mal ini. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah
28
b). Warna dan adanya air ketuban
· Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di
· Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin.
Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat
janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin <
100 atau >180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai.
Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan
· Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuai¬kan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling
panggul (CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala
29
· Apabila ada dugaan disproprosi tulang panggul, penting sekali untuk tetap
memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal
yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas
· Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat
temuan di kotak yang sesuai (Gambar 2-6) di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-
· 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan
· Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi
serviks. Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap angka/kotak
menunjukkan besarnya pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada
lajur diatasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga
30
a. Pembukaan serviks
bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada
tanda-¬tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
hasil te¬muan dari setiap pemeriksaan. Tanda "X" harus ditulis di garis waktu yang
sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan-temuan dari
pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis
waspada. Hubungkan tanda "X" dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak
terputus).
ini. Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada
tanda¬-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin.
turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Tapi kadangkala, turunnya bagian
· Kata-kata "Turunnya kepala" dan garis tidak putus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka " pada garis waktu yang sesuai. pembukaan serviks. Berikan tanda "
" di Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, tuliskan tanda " " dari setiap
· Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik di
mana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam.
31
· Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1
cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang
persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang
· Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau
4 jalur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak,
maka tindakan untuk menyelesaikan per¬salinan harus dilakukan. Ibu harus tiba di
yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya fase
aktif persalinan.
· Di bawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk
· Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu
tiga puluh menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya.
32
· Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis
waspada.
· Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai.
pada pukul 15.00, tuliskan tanda "X" di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang
tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan "kontraksi per
10 menit" di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi
Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang
dari 20 detik.
Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40
detik.
Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40
detik.
33
6). Obat-obatan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
a). Oksitosin.
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit
oksi¬tosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang
· Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan
kenyamanan ibu.
· Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah
ibu.
1. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. (lebih sering
jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yangsesuai)
2. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih
sering jika dianggap akan adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom
34
3. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat, atau dianggap
adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.
· Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkemih). Jika memungkinkan setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya
· Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom
partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga
umum).
5. Upaya Rujukan.
· Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
35
· Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan.
· Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama
· Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada
catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan
1. Data dasar
2. Kala I
3. Kala II
4. Kala III
6. Kala IV
Cara pengisian:
· Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan,
lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara
36
pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci
· Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk.
Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan cara memberi
2). Kala I
penatalaksanaan tersebut.
3). Kala II
· Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
· Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali pusat
terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit,
laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya,
isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban
yang sesuai.
37
5). Bayi baru lahir
· Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta,
penatalaksanaan ter¬pilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta
6). Kala IV
· Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi
uterus, kan¬dung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting
terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan.
Pengisian peman¬tauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah
melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan
hasil pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang
Inisiasi Menyusui Dini adalah proses memberikan kesempatan bayi yang baru lahir untuk
menyusu sendiri kepada ibunya dalam 1 jam pertama setelah bayi lahir. Sementara
manfaat IMD (Inisiasi Menyusu Dini) sendiri sangat berguna secara fisiologis maupun
psikologis, baik untuk bayi maupun ibu.Untuk ibu, sentuhan dan hisapan payudara ibu
untuk bayi, selain memberikan rasa nyaman dan hangat, juga bermanfaat untuk
38
Sehubungan dengan manfaat IMD yang begitu besar, dalam rangka menurunkan angka
kematian bayi baru lahir di Indonesia dan sekaligus pemenuhan hak anak, Kementerian
setelah bayi lahir. Pedoman ini berlaku untuk tenaga medis yang bertugas di seluruh
puskesmas dan jaringannya, dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bayi
Teknisnya, sesaat setelah bayi lahir dan dipotong tali pusatnya, bayi segera diletakkan di
dada ibu dengan posisi tengkurap, di mana antara kulit bayi dengan kulit ibu kontak
langsung. Proses Inisiasi Menyusu Dini ini bisa dilakukan, jika proses persalinan ibu
dilakukan secara normal, sehingga memungkinkan ibu untuk melakukan IMD sesuai yang
dianjurkan. Sedangkan, bagi ibu yang melahirkan secara caesar, peluang untuk
melakukan IMD lebih kecil, mengingat kondisi kesehatan ibu pasca operasi belum
Berikut adalah pedoman pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dikeluarkan oleh
3. Apabila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu di mana
kulit bayi melekat kulit ibu (skin to skin contact) dengan posisi mata bayi setinggi puting
susu ibu. Keduanya diselimuti dan tak lupa bayi diberi topi.
39
4. Biarkan bayi sendiri yang mencari puting susu ibu, sementara ibu dianjurkan untuk
5. Tenaga kesehatan mendukung dan membantu ibu dalam mengenali perilaku bayi
6. Biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibu minimal 1 jam, meskipun bayi
40
kan puting susu ibu, dekatkan mulut bayi dengan puting susu ibu dan biarkan kontak kulit
bayi dengan kulit ibu terjadi selama 30 menit atau 1 jam sesudahnya.
Setelah proses IMD ini selesai dilakukan, barulah bayi dilakukan penanganan lebih lanjut
oleh tenaga kesehatan, seperti: ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi
salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian, bayi
41
FORMAT ASUHAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN STIKES MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
Jl Ring Road Utara Tawangari Mojosongo Jebres Surakarta Telp (0271) 858172
3. Data kebidanan :
a) Haid :
- Menarche : 12 Lamanya : 7 Hari
tahun
- Siklus : 28 hari Banyaknya : ganti pembalut ..3.. x/hr
- Dismenorea : Tidak ada Keputihan : Normal
- Keluhan : Tidak ada
b) Riwayat kehamilan sekarang :
GPA : G1P0A0 Umur kehamilan : 37 minggu
HPHT : 23 April 2018 HPL : 30 Januari 2019
Pergerakan janin : kali / hari
Pergerakan janin terakhir : kali/ 2 jam
Frekuensi ANC : 6x teratur
Tempat ANC :
42
Imunisasi TT :
Imunisasi Tanggal
TT 1 SD kelas 1
TT 2 SD kelas 6
TT 3 Calon pengantin agustus 2017
TT 4 Hamil TM II
TT 5
Keluhan :
Trimester Keluhan
TM 1 Pusing,mual,muntah
TM 2 Tidak ada keluhan
TM 3 Pegel-pegel,sering kencing
c) Riwayat kehamilan / persalinan / nifas /menyusui yang lalu
NO KEHAMILAN PERSALINAN BAYI
Hamil Umur Tgl/ Jenis Tempat Kompli Penolong JK BB( Keadaan Umur skrg
Ke Kehamil Thn Partus Partus kasi (P/L) gra lahir
(GPA) an Part m)
(bulan) us PB
(cm
)
NO NIFAS MENYUSUI
Lact Perdarahan Infeksi IMD ASI Masalah PASI/ MP-
Eksklusif Payudara ASI
4. Data Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
- Tanda Persalinan
1) Kontraksi : Sejak tanggal 07 januari 2019 jam 10.00 WIB
Frekuensi : 3 x/ 10 menit, teratur
2) Pengeluaran Pervaginam
Lendir darah :
Air Ketuban : Belum / Sudah Pecah, Sejak Tanggal jam
Warna :
Darah :
-
43
Riwayat penyakit Sistemik :
Jantung TBC
DM Asma
Hipertensi Epilepsi
Hepatitis IMS
Lain-lain, Jelaskan: tidak
ada
44
13 Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin
masih 5/5
14 Presentasi bukan belakang kepala
15 Presentasi majemuk
16 Kehamilan gemeli
17 Tali pusat menumbung
18 Syok
5. Kebiasaan sehari-hari :
Kebutuhan Yang Terakhir
Pola makan
Makan
Frekuensi 3x sehari
Porsi 1 piring
Jenis nasi lauk sayur
Pantangan Tidak ada
Minum .
Frekuensi 3x sehari
Jenis
Keluhan Tidak ada
Merokok Tidak merokok
Minuman keras Tidak minuman keras
Minum Jamu
Istirahat
Lama Tidur 6-7 jam/hari
Keluhan Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2x sehari
Keramas 3x seminggu
Sikat gigi 2x sehhari
Ganti pakaian 2x sehari
Keluhan Tidak ada
Kehidupan Sexual
Frekuensi 2x seminggu.
Keluhan tidak ada
Eliminasi
Frekuensi BAK
Warna jernih kuning
Bau khas
Konsistensi cair
Keluhan Tidak ada
Frekuensi BAB
Warna Kuning lunak
Bau khas
Konsistensi padat
Keluhan Tidak ada
45
6. Riwayat KB
No Jenis Kontrasepsi Lama Kapan Alasan
Penggunaan Drop Out drop out
Belum pernah Belum pernah Belum pernah Belum pernah
Rencana KB : Ada
Jenis Kontrasepsi : Kb suntik
Kapan : Setelah menyusui 6 bulan
Tanggapan Suami : Suami mendukung
Jumlah anak yang diinginkan : 2 anak
7. Riwayat Psiko Sosial
a) Status perkawinan
- Kawin : Tahun 2017
- Usia kawin pertama : 19 tahun Usia suami : 29
- Lama perkawinan : 2 tahun
b) Data Psikososial Budaya
- Pengetahuan ibu tentang tanda – : Ibu mengetahui tanda-tanda keluar lendir
tanda persalinan & proses darah dan kenceng-kenceng semakin sering
persalinan dan teratur
46
- Muka : Cloasma : Tidak ada Oedem : Tidak ada
gravidarum
- Mata : Sklera : Putih Konjungtiva : Merah muda
Sekret : Tidak ada
- Hidung : Sekret : Tidak ada Perdarahan : Tidak ada
Polip : Tidak ada
- Telinga : Simetris : Simetris Sekret : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada Bau : Tidak ada
- Mulut : Kotor : Tidak ada Simetris : Simetris
Warna : Merah
- Gigi : Caries : Tidak ada Karang Gigi : Tidak ada
- Gusi : Warna : Merah Oedema : Tidak ada
muda
Lesi : Tidak ada
- Bibir : Warna : Merah Kelembapan : Tidak ada
muda
Lesi : Tidak ada Simetris : Simetris
b) Leher Simetris : Simetris Kekakuan : Tidak kaku
Kelenjar Tiroid : Tidak ada Kelenjar Parotis : Tidak ada
c) Dada Type Pernapasan : :
- Payudara Pembesaran : Sesuai Simetris : Simetris
Warna : Puting susu : Menonjol
Benjolan/masa : Tidak ada Retraksi :
Nyeri : Tidak nyeri Hyperpigmentasi :
Pengeluaran : Jenis pengeluaran :
- KGB Axila :Pembesaran : Tidak ada
d) Ekstremitas : Oedema : Tidak ada Kuku Jari : Ujung kuku
kemerahan,tidak
pucat
Varices : Tidak ada Reflek Patella : Normal
e) Abdomen :Pembesaran : Sesuai/Tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
Simetris : Simetris Linea Alba/nigra : Ada
Bekas luka OP : Tidak ada Striae : Tidak ada
Leopold I : Dibagian teratas perut ibu teraba bagian janin
bulat,tidak melenting yaitu bokong
TFU Mc Donald : 32
TBJ : (32-11) x 155=3.255
Gerakan Janin : Aktif
- Kontraksi Frekuensi : 3x Durasi : 10 menit
47
Intensitas : Sedang
- Palpasi supra pubik (kandung :
Kemih)
- Pemeriksaan Osborn :
f) DJJ Frekuensi : 144x/menit Teratur / Tidak : Teratur
Punctum :
maksimum
g) Genetalia Eksterna
- Vagina : Varices : Tidak ada Pengeluaran :
Infeksi : Tidak ada Bekas Luka : Tidak ada
Tanda Chadwick : Tidak ada Oedem : Tidak ada
- Kelenjar Oedema : Tidak ada Cairan : Tidak ada
Bartholini
Massa/ kista : Tidak ada
h) Anus & Rectum : Ada / Tidak Ada Haemoroid
i Pemeriksaan Dalam (VT) Tanggal 07 januari 2019 jam 21.00
- Vagina : Licin,tidak ada massa
- Portio : Tipis
- Pembukaan : 2 cm
- Kulit Ketuban : Positif
- Air Ketuban : Positif
- Presentasi : Kepala
- Penurunan (bidang Hodge) : Hodge III
Penunjuk di jam :
- Kesan Panggul Dalam : Normal
3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan laborat : Hb 11,4 gr/dl tanggaal 2
januari 2019
HbsAg negative
-USG :
- Rontgen : Tidak ada
- Pemeriksaan lain : Tidak ada
Sangotonik,kalk,asam folat
48
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal 07 januari 2019 , Jam 20.30 WIB
Diagnosa Kebidanan/ Masalah/ Kebutuhan
A. Diagnosa
DS :
G1P0A0 UK 37 mgg janin tunggal,hidup,intauteri,presentasi kepala
dalam persalinan kala 1 fase laten.
DO :
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 7 januari 2019 , Jam 20.45 WIB
1. Observasi KU dan tekanan darah setiap 4 jam/bila ada indikasi
2. Observasi kontraksi uterus dan DJJ setiap 30 menit
3. Observasi nadi setiap 30 menit
4. Observasi suhu setiap 2 jam
5. Observasi pembukaan setiap 4 jam/ bila ada indikasi
6. Jelaskan pada ibu mengenai keadaannya dan bayinya
7. Anjurkan ibu untuk miring ke kiri
8. Massase daerah oinggang dan perut ibu
9. Anjurkan pada ibu untuk nafas panjang jika ada his
10. Berikan makan dan minum disela his
49
VI. PELAKSANAAN TINDAKAN
Tanggal 08 januari 2019 , Jam 20.50 WIB
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan,bahwa kondisi
ibu saat ini telah memasuki proses persalinan dengan tanda-tanda persalinan yaitu
mulas-mulas pada perut bagian bawah keluar lendir berwarna kecoklatan
bercampur sedikit darah,proses persalinannya telah memasuki pembukaan 2cm
2. Mempersiapkan ruangan untuk bersalin,perlengkapan alat-alat untuk bersalin
(partus set,heating set),alat resusitasi,pakaian bayi,dan alat penanganan syok serta
perdarahan.
3. Menganjurkan suami/keluarga untuk mendampingi ibu saat bersalin
4. Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan
VII. EVALUASI
Tanggal 08 Januari 2019 , Jam 21.00 WIB
1. KU : baik kesadaan : composmentis
Vital sign : TD : 110/70 mmHg
S : 36,5
N : 80x/ menit
R : 24x/ menit
2. DJJ : 144x/menit
His : 4x dalam 10 menit,durasi 45 detik intensitas kuat,sering
PPV : ketuban positif lender darah (+)
50
LAMPIRAN
Pengawasan Kemajuan Persalinan Kala I
No Hari/ KU & TTV HIS DJJ VT Pengeluaran Keterangan (Tindakan
Tanggal/ (T: mmHg, (Frek: x/mnt, (Frek: x/mnt, (Dinding vagina, portio, pervaginam /Pengobatan/ Lain-lain)
Jam N: x/mnt, Intensitas Intensitas pembukaan, KK, AK, (bloodshow/ air
R: x/mnt, :kuat/sedang/lemah, :kuat/sedang/lemah, presentasi, penurunan ketuban/ darah)
S: ºC) Teratur/tidak) Teratur/tidak) bid.hodge) dan waktu/jam
1.Senin/07 Ku : Baik 3x/10menit lama 30 144 Dinding vagina +/O
R : 23x/menit 2cm,presentasi
51
Senin/07 Ku : Baik 3x/10 menit lama 142 Dinding vagina +/O
N : 82x/menit 2cm,presentasi
S : 36,3
R : 22x/menit
52
S : 36,3
R : 24x/menit
S : 36,5
S : 36,6
53
Senin/07 Ku : Baik 4x/10 menit lama 144x/menit,intensitas - +/O
S : 36,4
S : 36,6
54
2019/00.30 N : 88x/menit kuat,teratur
S : 36,6
S : 36,4 7cm,presentasi
kepala,penurunan 2/5
55
Selasa/08 Ku : Baik 5x/10 menit lama 144x/menit,intensitas - +/O
S36,6
Selasa /08 Ku : Baik 5x/10 menit lama 142x/menit,intensitas Dinding vagina +/O
S : 36,6 lengkap,presentasi
kepala,penurunan 2/5
56
DATA PERKEMBANGAN
ibu mengatakan perut mules semakit kuat ingin meneran seperti BAB
57
DATA PERKEMBANGAN
Ibu mengatakan masih merasa mulas dan senang bayinya sudah lahir
III. Assesment :
Diagnosa = Ny. R umur 21 tahun P0 A0 partus kala III
58
DATA PERKEMBANGAN
I. DATA SUBYEKTIF
Ibu merasa lega karena plasenta (ari – ari) telah lahir spontan, dan ibu
merasa mulas pada perutnya dan merasa lelah
III. ASSESMENT
IV. PLANNING
59
Pembimbing Lahan Mahasiswa
( ) ( )
Mengetahui
Pembimbing Institusi
( )
60
61
CATATAN PERSALINAN
1. Tanggal: ..................................................................
2. Nama Bidan: ...........................................................
3. Tempat Persalinan:
Rumah Ibu Puskesmas
Polindes Rumah Sakit
Klinik Lainnya:....................
Swasta
4. Alamat tempat persalinan: .........................................
5. Catatan: Rujuk, Kala I/ II/ III/ IV
6. Alasan Merujuk : .......................................................
7. Tempat Rujukan: .......................................................
8. Pendamping pada saat merujuk:
bidan teman suami dukun keluarga tidak ada
9. Masalah dalam kehamilan/persalinan ini:
Gawat darurat Perdarahan HDK Infeksi PTMCT
KALA I
10. Partograf, melewati garis waspada : Y / T
11. Masalah lain, sebutkan : .......................................................
...............................................................................................
12. Penatalaksanaan masalah tersebut: ........................................
...............................................................................................
13. Hasilnya : ..............................................................................
KALA II
14. Episiotomi:
Ya, indikasi :..........................................................
Tidak
15. Pendamping pada saat persalinan:
Suami teman tidak ada
keluarga dukun
16. Gawat janin:
Ya, tindakan yang dilakukan:
a. ................................................................
b. ................................................................
Tidak
Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II,hasil ...
17. Distosia Bahu
Ya, tindakan yang dilakukan: ................................................
................................................................................................
Tidak
18. Masalah lain, penatalaksanaan masalah tsb dan hasilnya
................................................................................................
KALA III
19. Inisiasi Menyusu Dini
Ya
Tidak, alasannya ............................................................
20. Lama Kala III : ....................................menit
21. Pemberian Oksitosin 10 U IM?
Ya, waktu: ............... menit sesudah persalinan
62
Tidak, alasan .....................................................................
Penjepitan tali pusat ............... menit setelah bayi lahir
22. Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Ya, alasan ............................................................
Tidak
23. Penegangan tali pusat terkendali?
Ya
Tidak
KALA IV
32. Kondisi ibu: KU: .baik... TD: 110/70.mmHg Nadi: 80x/mnt Napas: 23x/mnt
33. Masalah dan penatalaksanaan masalah: ................................
63
37. Penilaian bayi baru lahir : baik / ada penyulit
38. Bayi lahir :
Normal, tindakan:
mengeringkan
menghangatkan
rangsangan taktil
memastikan IMD atau naluri menyusu segera
Asfiksia ringan/pucat/biru/lemas, tindakan:
mengeringkan bebaskan jalan napas
rangsangan taktil menghangatkan
bebaskan jalan napas lain-lain, sebutkan:.................
pakaian/selimuti bayi dan tempatkan di sisi ibu
Cacat bawaan, sebutkan:Tidak ada.......................................
Hipotermi, tindakan:
a. ................................................................................
b. ................................................................................
c. ................................................................................
39. Pemberian ASI setelah jam pertama bayi lahir
Ya, waktu: 1 jam setelah bayi lahir
Tidak, alasan ...................................................................
40. Masalah lain, sebutkan : Tidak ada .....................................
Hasilnya: ...............................................................................
64