Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

KELOMPOK 4
1. AGUS TRIYANTO
2. ANNISA GITA PRATIWI
3. HARRY NUSANTARA
4. JAMI’ATUSOLIKHAH
5. JULIAN KEVIN
6. MUHAMMAD YOGI YUSUF
7. NIA URPITA ISNI
8. R WELLY FERNANDO

PRORAM STUDI S1 KONVERSI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ANATOMI DAN
FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN” tepat pada waktunya.
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan
makalah berikutnya.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pringsewu, 3 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
BAB II KONSEP DASAR
A. Anatomi Dan Fisiologi .............................................................. 3
B. Kelenjar-Kelenjar Pencernaan ................................................ 26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 31
B. Saran ........................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan
hubungan bagian-bagiannya satu sama lain. Sedangkan fisiologi berkaitan
dengan fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Saat struktur
tubuh manusia dan fungsinya berkoordinasi, tubuh mendapatkan
keseimbangan dari lingkungan di dalam tubuh yang disebut homeostasis
(keseimbangan). Pada kondisi yang normal, homeostatsis didukung oleh
mekanisme adaptif dari otak ke bahan kimia yang disebut dengan hormon
yang disekresikan oleh berbagai organ yang langsung masuk ke dalam aliran
darah. Homeostatis mengatur mekanisme seperti tekanan darah, suhu tubuh,
pernafasan, dan nadi.
Tiap tubuh manusia membutuhkan oksigen, nutrisi, suhu tubuh yang
normal, dan tekanan atmosfer yang normal, sehingga tubuh manusia harus
memiliki homeostasis yang mampu dipertahankan agar dapat
mempertahankan keseimbangan tubuh dalam jangka yang normal. Sehingga
untuk mendukung keseimbangan tersebut, terdapat berbagai macam sistem
organ, antara lain : sistem integument, sistem skeletal, sistem muskulo, sistem
saraf, sistem endokrin, sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem
lymphatic, sistem urinary, sistem reproduksi, dan sistem pencernaan. Masing-
masing dari sistem orgam memiliki organ masing-masing yang bekerja sama
dalam menstabilkan keadaan tubuh secara bersamaan. Fungsi dari tiap sistem
organ yaitu metabolisme, organization, kemampuan dalam bereaksi,
pergerakan tubuh, perkembangan, dan reproduksi.
Salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh adalah nutrisi. Nutrisi yang
diperoleh dari luar akan masuk ke dalam tubuh dan disebarkan ke dalam
tubuh agar nutrisi yang diperoleh mampu mempertahankan homeostasis
tersebut. Sistem organ yang mampu mencernaa nutrisi tersebut adalah sistem
pencernaan (digestive system), dimana dengan bantuan sistem sirkulasi,
bekerja seperti “gigantic meals on wheels” yang memberikan makanan pada
miliaran sel di dalam tubuh. Sistem ini menyediakan air , elektrolit, dan

1
nutrisi yang lain. sistem pencernaan terdiri dari organ seperti, kaviti oral,
faring, esofagus, perut, usus kecil, dan usus besar. Dimana oragn tersebut
melakukan tugasnya masing-masing seperti mencerna, absorbsi, dan
mengririmkan nutrisi ke dalam seluruh tubuh.

B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang macam-macam bagian dari sistem
pencernaan beserta fungsi dari organ yang termasuk dalam sistem pencernaan

C. Rumusan Masalah
1. Organ apa saja yang termasuk di dalam sistem pencernaan tubuh manusia ?
2. Apa fungsi dari tiap organ yang termasuk di dalam sistem pencernaan tubuh
manusia ?

2
BAB II
KONSEP DASAR

A. Anatomi dan Fisiologi


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi
ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Fisiologi sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari
mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi
dan fisiologi sistem pencernaan yaitu :
1. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan


air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan
jalan masuk untuk system pencernaan yang berakhir di anus. Bagian
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh

3
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan sederhana
terdiri dari manis asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidu ng, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan
dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi
belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan
mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim),
yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Proses
pencernaan makanan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut,
rongga mulut merupakan awal saluran pencernaan. Pada mulut terjadi
pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Di dalam mulut terdapat lidah,
gigi, dan kelenjar ludah. Lidah dan gigi berperan dalam pencernaan
makanan secara mekanik melalui kunyahan.
a Lidah

Lidah (Lingua) berperan dalam pencernaan makanan secara


mekanik. Lidah membantu dalam proses mengunyah, menelan,
mengenali rasa, dan mengenali tekstur makanan. Selain itu, lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin,
pahit, dan asam. Saraf pada lidah juga sensitif terhadap panas,
dingin, dan tekanan. Bagian-bagian utama lidah adalah radiks,
dorsum, dan apeks.

4
b Kelenjar ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva).
Ludah berfungsi untuk melarutkan makanan, memudahkan
penelanan, dan melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin,
asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (
amilase) yang berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidrat ( amilum) menjadi gula sederhana jenis
maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6.8– 7
dan suhu 37 °C. Terdapat tiga macam kelenjar ludah, yaitu: Kelenjar
parotis, Kelenjar sublingualis, Kelenjar submandibularis.

c Anatomi gigi

1) Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung


gigi. Lengkung bagian atas lebih besar dari bagian bawah sehingga
gigi-gigi atas secara normal akan menutup (overlap) gigi bawah.
2) Manusia memiliki 2 susunan gigi: gigi primer (desiduous, gigi
susu) dan gigi sekunder (permanen).
a) Gigi primer dalam setengah lekung gigi (dimulai dari ruang di
antara dua gigi depan) terdiri dari, dua gigi seri, satu taring,
dua geraham (molar), untuk total keseluruhan 20 gigi.
b) Gigi sekunder mulai keluar pada usia lima sampai enam tahun.
Setengah dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu

5
taring, dua premolar (bikuspid), dan tiga geraham (trikuspid),
untuk total keseluruhan 32 buah. Geraham ketiga disebut “gigi
bungsu”.
3) Komponen gigi
a. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga akar
yang tertanam terdiri dari bagian gigi yang tertanam ke
dalam prosesus (kantong) alveolar tulang rahang.
b. Mahkota dan akar bertemu pada leher yang diselubungi gingival
(gusi).
c. Membran periodontal merupakan jaringan ikat yang melapisi
kantong alveolar dan melekat pada sementum di akar. Membran
ini menahan gigi di rahang.
d. Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar,
berisi pulpa gigi yang mengandung pembuluh darah dan saraf.
Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen apikal.
e. Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian
terbesar gigi. Dentin pada bagian mahkota tertutup oleh email
dan di bagian akar oleh sementum. Email terdiri dari 97% zat
anorganik (terutama kalsium fosfat) dan merupakan zat terkeras
dalam tubuh. Zat ini berfungsi untuk melindungi, tetapi dapat
tererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi bakteri mulut dan
mengakibatkan karies gigi. Fluorida dalam air minum atau yang
sengaja dikenakan pada gigi dapat memperkuat email.

4) Fungsi gigi
Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan
yang masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian
kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus
makanan yang dapat ditelan.
a. Deglutisi (Penelanan)
Penelanan, atau deglutisi dibagi menjadi tiga fase:

6
(a) Fase bukal terjadi secara sadar di dalam mulut ketika lidah
menggerakkan gumpalan makanan kembali ke dalam faring.
(b) Fase faring terjadi secara tidak sadar ketika makanan
memasuki faring, sebagai berikut: langit-langit lunak dan
tekak tertekuk ke atas menutup nasofaring untuk mencegah
masuknya makanan ke rongga hidung. Epiglotis, kelepak
tulang rawan yang fleksibel di atas laring, menekuk ke
bawah sementara laring naik. Akibatnya, lubang menuju
laring tertutup, dan makanan hanya dapat masuk ke
esofagus.
(c) Fase esofagus terjadi secara tidak sadar di dalam esofagus.
Otot lingkar esofagus, yang biasanya tertutup, terbuka
memungkinkan makanan lewat ketika laring naik selama
penelanan. Ketika makanan mencapai bagian bawah
esofagus, otot lingkar kardia terbuka memungkinkan
makanan memasuki lambung.

2. Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.


Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan

7
terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang keatas bagian depan berhubungan dengan
rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang
disebut ismus fausium.
Tekak terdiri dari bagian superior yaitu bagian yang sama tinggi
dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang sama tinggi dengan mulut
dan bagian inferior yaitu bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian
superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media
disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah.
Bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.

3. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang


dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam
lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan
proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6

8
tulang belakang. Menurut histologi, esofagus dibagi menjadi tiga bagian
yaitu bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka), bagian tengah
(campuran otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama
terdiri dari otot halus).

4. Lambung

Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas


tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung
J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal
lambung 1 sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus,
korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan
kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor.
Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan.
Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang
masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki
esofagus kembali.
Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan
nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk
kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah
terjadinya aliran balik isi usus halus kedalam lambung.
Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :
1) lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.
2) Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :

9
a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan
otot esophagus.
b. Serabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta
membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.
c. Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambunh dan
berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah
melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
3) Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe.
4) Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang
karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan
dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya.
Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini
mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus
dan pada hampir selurus korpus lambung.
Kelenjar gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau
chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi
pepsin dalam suasana asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam
hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk
absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus. Kekurangan faktor intrinsik
akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus (leher)
ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini
mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang
terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik
untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain
yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit,
terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida.
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis
untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen
melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik,
pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat

10
penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan
primer yang penting dalam mengobati tukak duodenum.
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia
seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang
dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium.
Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi
lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa
(meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan
mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung.
Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu,
dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus
seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang mensuplai
kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam
klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis
(retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum.
Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan
menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum,
serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna,
berjalan kehati melalui vena porta.

a Histologi dinding lambung


Ada tiga lapisan jaringan dasar (mukosa, submukosa, dan jaringan
muskularis) beserta modifikasinya
a) Muskularis eksterna pada bagian fundus dan bodi lambung
mengandung lapisan otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan otot
tambahan ini membantu keefektifan pencampuran dan penghancuran isi
lambang.
b) Mukosa membentuk lipatan-lipatan (ruga) longitudinal yang
menonjol sehingga memungkinkan peregangan dinding lambung. Ruga
terlihat saat lambung kosong dan akan menghalus saat lambung
meregang terisi makanan.

11
c) Ada kurang lebih 3 juta pit lambung di antara ruga-ruga yang bermuara
pada sekitar 15 juta kelenjar lambung. Kelenjar lambung yang
dinamakan sesuai letaknya, menghasilkan 2 L sampai 3 L cairan
lambung. Cairan lambung mengandung enzim- enzim pencernaan, asam
klorida, mukus, garam-garaman, dan air.

b Fungsi lambung
1) Penyimpanan makanan
Kapasitas lambung normal memungkinkan adanya interval waktu yang
panjang antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan
dalam jumlah besar sampai makanan ini dapat terakomodasi di bagian
bawah saluran. Lambung tidak memiliki peran mendasar dalam
kehidupan dan dapat diangkat, asalkan makanan yang dimakan sedikit
dan sering.
2) Produksi kimus
Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen
setengah cair, berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan
mendorongnya ke dalam duodenum.
3) Digesti protein
Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam
klorida
4) Produksi mucus
Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barier setebal
1 mm untuk melindungi lambung dari aksi pencernaan dari
sekresinya sendiri.
5) Produksi faktor intrinsic
(a) Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal
(b) Vitamin B12, yang didapat dari makanan yang dicerna lambung,
terikat pada faktor intrinsik. Kompleks faktor intrinsik vitamin
B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorpsi.
6) Absorpsi

12
Absorpsi nutrien yang berlansung dalam lambung hanya sedikit.
Beberapa obat larut lemak (aspirin) dan alkohol diabsorpsi pada dinding
lambung. Zat terlarut dalam air terabsorpsi dalam jumlah yang tidak
jelas.

c Sekresi lambung
Jenis kelenjar lambung
a) Kelenjar kardia ditemukan di regia mulut kardia. Kelenjar ini hanya
mensekresi mukus.
b) Kelenjar fundus (lambung) terdiri atas tiga jenis sel.
1) Sel chief (zimogenik) mensekresi pepsinogen, prekursor enzim
pepsin. Kelenjar ini mensekresi lipase dan renin lambung,yang
kurang penting.
2) Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik.
(a) Dalam pembuatan HCl, CO2 bergerak ke dalam sel untuk
berikatan dengan air dan membentuk asam karbonat (H2CO3) dalam
reaksi yang dikatalis oleh anhidrase karbonik. (b) H2CO3
terionisasi untuk membentuk H+ dan HCO3-. Ion bikarbonat keluar
dari sel untuk digantikan ion klorida (CI-) dan memasuki sirkulasi
sistemik. (c) Ion hidrogen, bersama ion klorida, secara aktif
terpompa ke dalam lambung.
3) Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar
lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan
melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan HCl atau
autodigesti.
c) Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini
mensekresi mukus dan gastrin, suatu hormon peptida yang berpengaruh
besar dalam proses sekresi lambung.

Tiga tahap sekresi lambung


Dinamakan sesuai dengan regia tempat terjadinya stimulus. Faktor saraf
dan hormon terlibat.

13
1) Tahap sefalik terjadi sebelum makanan mencapai lambung.
Masuknya makanan ke dalam mulut atau tampilan, bau, atau
pikiran tentang makanan, dapat merangsang sekresi lambung.
2) Tahap lambung terjadi saat makanan mencapai lambung dan
berlansung selama makanan masih ada. Peregangan dinding lambung
merangsang reseptor saraf dalam mukosa lambung dan memicu
refleks lambung. Serabut aferen parasimpatis menjalar dalam vagus
menuju kelenjar lambung untuk menstimulasi produksi HCl, enzim-
enzim pencernaan, dan gastrin. Asam amino dan protein dalam
makanan yang separuh tercerna dan zat kimia (alkohol dan kafein)
juga meningkatkan sekresi lambung melalui refleks lokal. Fungsi
gastrin, antara lain:
a. Gastrin merangsang sekresi lambung.
b. Gastrin meningkatkan motilitas usus dan lambung.
c. Gastrin mengkontriksi sfingter esofagus bawah dan
merelaksasi sfingter pilorus.
d. Efek tambahan, seperti stimulasi sekresi pankreas dan
peningkatan motilitas usus, juga termasuk fungsi gastrin.
3) Pengaturan pelepasan gastrin dalam lambung terjadi melalui
penghambatan umpan balik yang didasarkan pada pH isi lambung.
Jika tidak ada makanan dalam lambung di antara jam makan, pH
lambung rendah dan sekresi lambung terbatas. Makanan yang masuk
ke lambung memiliki efek pendaparan (buffering) yang
mengakibatkan peningkatan pH dan peningkatan sekresi lambung.

Kontrol pada pengosongan lambung


1) Pengosongan distimulasi secara refleks saat merespons
terhadap peregangan lambung, pelepasan gastrin, kekentalan kimus,
dan jenis makanan. Karbohidrat dapat masuk dengan cepat, protein
lebih lambat, dan lemak tetap dalam lambung selama 3 sampai 6
jam.

14
2) Pengosongan lambung dihambat oleh hormon duodenum yang
juga menghambat sekresi lambung dan oleh refleks umpan balik
enterogastrikdari duodenum. Faktor- faktor hormon dan saraf ini
mencegah terjadinya pengisian yang berlebih pada usus dan
memberikan waktu yang lebih lama untuk digesti dalam usus halus.
3) Sinyal umpan balik memungkinkan kimus memasuki usus halus
pada kecepatan tertentu sehingga dapat diproses.

5. Usus halus (usus kecil)

Fungsi usus halus usus halus mengakhiri proses pencernaan makanan


yang di mulai di mulut dan di lambung. Proses ini di selenggarakan
oleh enzim usus dan enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati.
Usus halus secara selektif juga mengabsorpsi produk digesti.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa
(sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan

15
lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
a. Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek
dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum treitz. Usus dua belas jari merupakan organ
retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum.
pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu
dari pankreas dan kantung empedu. Lambung melepaskan makanan
ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian
pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalamjumlah yang bisa di cerna oleh usus
halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada
lambung untuk berhent i mengalirkan makanan.
b. Usus Kosong (Jejenum)
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus,
di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat
jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus.
c. Usus Penyerapan (Illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem pencernaan manusia ileum memiliki panjang
sekitar 2- 4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral

16
atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam
empedu.

1) Pembuluh darah dan saraf usus halus


Pembuluh darah yang memberi makan usus halus dan
berperanan menyingkirkan hasil-hasil pencernaan yang diabsorpsi
menembus lapisan otot dan membentuk pleksus yang luas dalam
submukosa. Dari submukosa, cabang- cabangnya meluas ke
lapisan otot, lamina propria, dan vili. Tiap-tiap vilus menerima,
menurut ukurannya, satu cabang atau lebih yang membentuk jala-jala
kapiler tepat di bawah epitel. Pada ujung vili, terbentuk satu venula
atau lebih dari kapiler-kapiler tersebut dan berjalan dengan arah yang
berlawanan, mencapai vena- vena pleksus submukosa.
Pembuluh-pembuluh limfe usus halus mulai sebagai tabung
buntu dalam inti vili. Struktur ini, di samping lebih besar dari kapiler
darah, sukar ditemukan karena dindingnya seringkali kolaps.
Pembuluh-pembuluh ini berjalan ke daerah lamina propria di atas
muskularis mukosae, di mana mereka membentuk pleksus. Dari sisni
mereka menuju ke submukosa, dimana mereka mengelilingi nodulus
limfe. Pembuluh-pembuluh ini beranastomosis dengan cepat dan
meninggalkan usus halus bersama dengan pembuluh darah.
Persarafan usus halus terutama dibentuk oleh unsur intrinsik dan
ekstrinsik. Komponen intrinsik dibentuk oleh kelompokan neuron-
neuron yang membentuk pleksus mesenterikus (Auerbach), terdapat
antara lapisan otot luar longitudinal dan lapisan otot dalam yang
sirkuler dan pleksus submukosa (Meissner) dalam lapisan submukosa.
Pleksus-pleksus mengandung beberapa nauron sensoris yang
menerima informasi dari ujung-ujung saraf dekat lapisan epitel dan
dalam lapisan otot polos mengenai susunan isi usus halus
(kemoreseptor) dan dinding usus halus (mekanoreseptor).
Sel-sel saraf lain adalah efektor dan mempersarafi lapisan otot
dan sel-sel yang mengsekresi hormon. Persarafan intrinsik yang

17
dibentuk oleh pleksus-pleksus ini bertanggung jawab akan kontrkasi
usus halus yang terjadi pada keadaan di mana persarafan ekstrinsik
tidak ada sama sekali (total). Persarafan ekstrinsik dibentuk oleh
serabut-serabut saraf kolinergik parasimpatis preganglionik yang
merangsang aktivitas otot polos usus halus dan oleh serabut-
serabutb saraf adrenergik simpatis postganglionik yang menekan
aktivitas otot polos usus halus.

2) Histofisiologi
Dalam usus halus, proses pencernaan diselesaikan dan
hasil-hasilnya diabrsorpsi. Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai
akibat kerja lipase pankreas dan empedu. Pada manusia, sebagian
besar absorpsi lipid terjadi dalam duodenum dan jejenum bagian atas.
Asam-asam amino dan monosakarida yang berasal dari
pencernaan protein dan karbohidrat diabsorpsi olah sel-sel epitel
oleh transport aktif tanpa korelasi morfologis yang dapat dilihat.
Proses lain yang mungkin penting akan fungsi usus halus adalah
pergerakan berirama vili. Ini akibat kontraksi dari 2 sistem sel yang
terpisah. Sel-sel otot polos berjalan vertikal antara muskularis
murkosae dan ujung vili dapat berkontrkasi dan memeprpendek vili.

6. Usus Besar (Kolon)

18
Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar,
sebagian besar nutrien telah dicerna dan diabsorpsi dan hanya menyisakan
zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasa memerlukan waktu 2 sampai 5
hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan yang satu ke ujung
lainnya: 2 sampai 6 jam di lambung, 6 sampai 8 jam di usus halus, dan sisa
waktunya berada di usus besar.
1) Gambaran umum
a. Usus besar tidak memiliki vili, tidak memiliki plicae circulares
(lipatan-lipatan sirkular), dan diameternya lebih lebar, panjangnya
lebih pendek, dan daya regangnya lebih besar dibandingkan usus
halus.
b. Serabut otot longitudinal dalam muskularis eksterna
membentuk tiga pita, taeniae coli, yang menarik kolon menjadi
kantong-kantong besar yang disebut haustra.
c. Katup ileosekal adalah mulut sfingter antara usus halus dan
usus besar. Normalnya, katup ini tertutup, dan akan terbuka untuk
merespons gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus
mengalir 15 ml sekali masuk, untuk total aliran sebanyak 500 ml
sehari.
2) Bagian-bagian usus besar
a. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah
area katup ileosekal. Apendiks vermiform, suatu tabung buntu
yang sempit berisi jaringan limfoid, menonjol dari ujung sekum.
b. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon
memiliki tiga divisi.
(a) Kolon asenden merentang dari sekum sampai ke tepi bawah
hati di sebelah kanan dan membalik secara horizontal pada
fleksura hepatika.
(b) Kolon transversa merentang menyilang abdomen di
bawah hati dan lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri,
tempatnya memutar ke bawah pada fleksura splenik.

19
(c) Kolon desenden merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen
dan menjadi kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di
rektum.
3) Fungsi usus besar
a. Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari
kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi
massa semi padat.
b. Usus besar hanya memproduksi mukus. Sekresinya tidak
mengandung enzim atau hormon pencernaan.
c. Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah
kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrien bagi
tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K,
riboflavin, dan tiamin) dan berbagai gas.
d. Usus besar mengekskresi zat si sa dalam bentuk feses. Air
mencapai 75% sampai 80% feses. Sepertiga materi padatnya
adalah bakteri dan sisanya yang 2% sampai 3% adalah nitrogen,
zat sisa organik dan anorganik dari sekresi pencernaan, serta
mukus dan lemak. Feses juga mengandung sejumlah materi
kasar, atau serat dan selulosa yang tidak tercerna. Warna
coklat berasal dari pigmen empedu; bau berasal dari kerja
bakteri.

7. Usus Buntu (sekum)

20
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”): suatu kantung
yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari
usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis
reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan
karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

8. Rektum dan Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus


besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong
karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon
desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi.
Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi
tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses
akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh

21
(kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses
defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama anus (Pearce,
1999).

9. Pankreas

Fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan dan hormon


penting seperti insulin. Terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Terdiri dari 2
jaringan dasar yaitu :
a. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
b. Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah Enzim mencerna protein,
karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium
bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.

22
10. Hati

Hati: organ yang terbesar di dalam badan manusia. Organ berperan


penting dalam metabolisme. Hati melaksanakan berbagai fungsi
metabolisme. Beberapa fungsi yang penting adalah sebagai berikut:
1) Sekresi, hati menghasilkan dan mensekresikan empedu
2) Sintesis garam empedu, garam empedu adalah derivat kolesterol yang
dihasilkan di hati dan membantu pencernaan dan absorpsi lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak.
3) Sintesis protein plasma, hati mensintesis albumin, globulin
(kecuali imunoglobin), fibrinogen dan faktor pembekuan.
4) Penyipanan, hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan juga
menyimpan besi dan vitamin A, B12, D, E dan K.
5) Ekskresi, hormon , obat dan pigmen empedu dari pemecahan
hemoglobin di ekskresikan di empedu.
6) Metabolisme karbohidrat, hati memilliki peran besar dalam
mempertahankan kadar glukosa darah dan mengubahnya menjadi
glikogen untuk disimpan. Dia memecah glikogen menjadi glukosa
ketika dibutuhkan, megubah molekul nonkarbohidrat menjadi
glukosa.
7) Metabolisme lipid, fungsi hati dalam pemecahan asam lemak, dalam
sintetis kolesterol dan fosfolipid, dan dalam konversi kelebihan
karbohidrat dan protein menjadi lemak.

23
8) Metabolisme protein, hati mengubah asam amino menjadi asam
amino lain yang diperlukan untuk sintetis protein, juga amonia yang
dihasilkan dari pemecahan protein menjadi urea yang kurang toksik
dan dapat diekskresi di empedu.
9) Penyaring, sel kuffer hepatosit yang melapisi sinusoid melepaskan
bakteri, sel darah merah yang rusak dan partikel lainnya dari tubuh.
10) Detoksifikasi, sebagian besar zat-zat yang ditelan adalah berbahaya
bagi sel tubuh kita.
Selain itu, tubuh sendiri menghasilkan banyak produk dari hasil
metabolisme, yang jika terakumulasi akan menjadi toksik. Hati
membentuk pertahanan utama dengan merubah struktur dari kebanyakan
zat-zat yang berbahaya ini dengan membuatnya menjadi kurang toksik
atau membuatnya lebih mudah untuk dieliminasi. Sebagai contoh
produk hasil dari metabolisme asam amino, adalah toksik dan tidak secara
cepat dilepaskan dari sirkulasi oleh ginjal. Hepatosit melepaskan amonia
dari sirkulasi dan mengubahnya menjadi urea, yang kurang toksik dari
pada ammonia. Urea kemudian disekresikan ke dalam sirkulasi dan
dieliminasi oleh ginjal di urin. Hepatosit hati juga melepaskan zat-zat
lainnya dari sirkulasi dan mengsekresikannya ke dalam empedu.

1) Digesti Kimia: hati


Pada proses digesti kimia, liver memiliki fungsi utama untuk
mensekresi cairan empedu dan memetabolisme zat-zat yang telah
diabsorbsi. Cairan empedu yang dihasilkan oleh liver disimpan di
dalam kandung empedu (gall bladder) untuk kemudian disekresikan
ke dalam duodenum. Garam empedu berguna dalam proses
emulsi/absorbsi lemak. Selain itu, cairan empedu juga mengandung
bilirubin yang merupakan hasil pemecahan sel darah merah dan akan
dibuang melalui saluran cerna.
Berbagai proses metabolisme terjadi di dalam hati. Darah kaya
nutrien mengalir dari vili usus ke sistem porta hepatik. Berbagai
nutrien tersebut akan diproses terlebih dulu di dalam liver sebelum

24
masuk ke sirkulasi umum. Selain itu, liver juga berfungsi dalam
proses degradasi sampah metabolisme, hormon, obat, dan lain
sebagainya. Organ ini juga mensintesis protein plasma dan menjadi
tempat penyimpanan kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen,
penyimpanan cadangan lemak, mineral, dan vitamin. Glikogen akan
dipecah kembali menjadi glukosa untuk mempertahankan kadar gula
darah dalam rentang normal dan menyuplai kebutuhan energi saat
tubuh memerlukannya.

2) Absorpsi Karbohidrat dan Protein


Karbohidrat dan protein dipecah berturut- turut menjadi
monosakarida dan asam amino/peptida rantai pendek. Selanjutnya,
partikel-partikel tersebut akan ditranspor ke permukaan epitel oleh ko-
transporter. Monosakarida dan asam amino/peptida rantai pendek
diserap melalui proses coupling dengan ion Na+ atau H+ ke dalam
sel epitel dan kemudian masuk ke dalam kapiler darah menuju sistem
porta hepatik.

3) Absorpsi Lemak
Sebelum diserap dan dipecah, lemak (lipid) mengalami proses
emulsifikasi oleh garam empedu. Pada proses ini, lipid berinteraksi
dengan garam empedu untuk membentuk droplet. Selanjutnya, enzim
lipase yang dihasilkan oleh pankreas akan memecah lemak
teremulfikasi menjadi asam lemak bebas dan monogliserida yang
kemudian diserap oleh epitelium. Di dalam sel epitel, asam lemak
dan monogliserida tersebut menjalani proses re-sintesis untuk kembali
membentuk trigliserida. Trigliserida kemudian berikatan dengan
protein untuk membentuk chylomicron yang dilepaskan ke dalam
submukosa melalui proses eksositosis. Selanjutnya, chylomicron
memasuki sistem limfatik lakteal sentral dan ditranspor ke dalam
sirkulasi darah.

25
11. Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder): berbentuk buah pir


dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar
7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya.
Terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah
dan kelebihan kolesterol.

B. Kelenjar-Kelenjar Pencernaan
Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan dibantu dengan enzim.
Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Berikut adalah
kelenjar pencernaan pada manusia.
1. Kelenjar Ludah (Parotis)
Kelenjar ludah terdapat di bawah lidah, di rahang bawah sebelah
kanan dan kiri serta di bawah telinga, sebelah kanan dan kiri faring.
Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva). Saliva keluar
dipengaruhi oleh kondisi psikis yang membayangkan makanan
tertentu serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke dalam

26
mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau amilase ludah. Kelenjar liur
atau kelenjar ludah pada mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar
yang mempunyai saluran sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini
juga menyekresi amilase, enzim yang memecah karbohidrat menjadi
maltosa. Kelenjar ini pada manusia terdapat di bawah lidah. Produksi air
ludah dapat terganggu apabila terjadi dehidrasi, panas dalam, atau
disebabkan oleh suatu penyakit (Anderson, 1999; Syaifuddin, 2012;
Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
2. Kelenjar Submandibula
Kelenjar Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di
rahang bawah, di atas otot disgatrik. Produksi sekresinya adalah
campuran serous dan mukous dan masuk ke mulut melalui duktus
Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar parotis, sekitar 70%
saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini. Kelenjar
submandibularis merupakan kelenjar tubuloasiner bercabang.
Bagian sekretorisnya tersusun atas sel-sel mukosa dan seromukosa. Sel-
sel seromukosa mengandung granula-granula sekresi protein dengan
aktivitas amilotik lemah. Sel-sel pada kelenjar submandibularis dan
sublingualis mengandung dan mengsekresi enzim lisosim, yang aktivitas
utamanya adalah menghancurkan dinding bakteri.
3. Kelenjar Sublingua
Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah
lidah di dekat kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke
kavum oral keluar dari kelenjar ini.Kelenjar sublingualis merupakan
kelenjar tubulo-asiner bercabang.
4. Kelenjar Liur Minor
Terdapat lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kavum
oral di dalam lamina propria mukosa oral. Diameternya 1-2mm. Kelenjar
ini biasanya merupakan sejumlah asinus yang terhubung dalam lobulus
kecil. Secara alami, sekresi utamanya adalah mukous (kecuali Kelenjar
Von Ebner) dan mempunyai banyak fungsi, seperti membasahi kavum
oral dengan saliva. Masalah gigi biasanya berhubungan dengan kelenjar

27
liur minor.Kelenjar Von Ebner terletak di papilla sirkumvalata lidah.
Kelenjar ini mensekresikan cairan serous yang memulai hidrolisis lipid.
Kelenjar ini adalah komponen esensial indra perasa.
5. Kelenjar Lambung
Lambung memiliki kelenjar yang menghasilkan enzim pepsin, enzim
renin dan asam klorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang
diaktifkan oleh asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung
dipengaruhi oleh refleks jika ada makanan yang masuk ke dalam
lambung, serta dipengaruhi oleh hormon gastrin yang dikeluarkan oleh
dinding lambung. Produksi asam lambung yang berlebih dapat membuat
radang pada dinding lambung.
6. Hati
Hati (bahasa Yunani: ἡ ha, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di
dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di
bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat
ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara
memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan
amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam
amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses
detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel
parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume
hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat
pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada
saatembrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal.
Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi
mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel
endodermal menjadi hepatosit. Berbagai jenis tugas yang dijalankan oleh
hati dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat ini belum ditemukan organ lain
atau organ buatan atau peralatan yang mampu menggantikan semua
fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan proses dialisis

28
hati, namun teknologi ini masih terus dikembangkan untuk perawatan
penderita gagal hati.Sebagai kelenjar, hati menghasilkanEmpedu yang
mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan
terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang telah tua,
yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi ke
duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral, garam
empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna
untuk mencernalemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi
lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat
yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu
masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan.
Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning (Anderson,
1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).
7. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung.
Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan menuju
duodenum, yaitu enzim amilase, enzim tripsinogen, enzim lipase dan
NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon sekretin.
Hormonsekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk
duodenum (usus dua belas jari). Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan
eksokrin. Bagian yang predominan adalah kelenjar eksokrin, yang terdiri
atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang membentuk
kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya terdiri atas pulau-pulau
Langerhans yang tersebar di seluruh pankreas. Kelenjar eksokrin
pankreas menyekresikan:
1. Enzim pankreas, oleh sel-sel asinus. Enzim proteolitik berupa
tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase.Tripsinogen
merupakan bentuk inaktif yang ketika disekresikan ke lumen duodenum
akan diaktifkan oleh enterokinase di usus halus menjadi tripsin. Tripsin
kemudian mengubah kemotripsinogen dan prokarboksipeptidase menjadi
kimotripsin dan karboksipeptidase. Tiap-tiap enzim proteolitik tersebut
menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk akhir yang dihasilkan

29
adalah campuran asam amino dan rantai peptida pendek. Amilase
pankreas:mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase
disekresikan dalam bentuk aktif karena tidak membahayakan sel-sel
sekretorik.Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi
monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat
diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas menyebabkan maldigesti lemak
yang serius, sehingga dapat menimbulkan steatorea (kelebihan lemak
pada feses).
2. Alkali encer, oleh sel-sel duktus yang melapisi duktus
pankreatikus. Cairan alkalis ini kaya akan NaHCO3. Fungsinya untuk
menetralkan kimus yang asam dari lambung, karena enzim-enzim
pankreas bekerja dengan baik pada pH netral atau sedikit basa (Anderson,
1999; Syaifuddin, 2012; Pearce, 2007; Sherwood, 2001).

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pencernaan merupak sistem yang berfungsi mencerna makanan
yang nantinya nutrisi yang terkandung di makanan tersebut akan diedarkan ke
seluruh tubuh. Organ yang termasuk ke dalam sistem pencernaan adalah
mulut, faring, esofagus, lambung, usus besar dan usus kecil. Untuk organ
tambahan yaitu hati, kandung kemih, dan pankreas. Masing-masing organ
memiliki fungsi yang dapat membantu untuk mencerna makanan. Seperti di
dalam mulut ternjadi pencernaan mekanik yang memecah bagian makanan
menjadi partikel kecil yang nantiny akan dibawa ke lambung melalui faring
dan esofagus. Di dalam lambung makanan yang berbentuk bolus akan dicerna
kembali. Kemudian terjadi absorbis di sepanjang saluran pencernaan. Tahap
selanjutnya memasuki usus besar dan usus kecil, makanan kembali dicerna
kembali dan nantinya akan dipisahkan nutrisi dan produk sisa-sisa makanan
yang akan dibuang melalui defekasi berupa feses.

B. Saran
Sistem pecncernaan merupakan salah satu sistem yang sangat penting
bagi tubuh untuk penyerapan nutrisi. Sehingga makalah ini membutuhkan
kritik dan saran terkait penjelasan tentang sistem pencernaan di dalamnya.
Untuk ke depannya referensi yang digunakan untuk lebih baik lagi.

31
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Dale.2008.Human Anatomy and Physiology.Illinois State University


NIH.2010,The Digestive System and How it Works.Washington: US Government
Printing
Tate, Seeley.2004.Anatomy and Physiology: Digestive System. Mc Graw Hill
Companies
Open Tax College.2013.Anatomy and Physiology.Texas: Rice University
WengemAm.2010.Human Physiology: The Gastrointestinal
System.www.appendicitisreview.com. Diakses pada tanggal 03 Februari 2016
Ziser.2014.Human Anatomy & Physiology: Digestive System.Ziser Lecture Notes

32

Anda mungkin juga menyukai