Anda di halaman 1dari 6

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662

Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 – 62

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA


PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT
RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI
SEMARANG
Dewi Widyaningsih1) dan Heri Sutanto2)
1)
Unit Radioterapi, Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang
2)
Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Korespondensi Penulis: herisutanto@undip.ac.id

Abstract
Application of nuclear technology is very usefull but it is very risk for human health and
safety, therefore necessary to control of radiation for humans and the environment. For it has
been done on the monitoring of external radiation dose to radiations workers in the examination
room of radiotherapy unit Dr.Kariadi Semarang hospital. The study was conducted by measuring
radiation dose rate of examianation room and operator’s room using Surveymeter and monitoring
external radiation dose of radiation workers using alarm personal dosimeter Rados. The results
showed that the highest radiation dose rate is below the head source is equal to 20 μSv / h.
External radiation dose in radiation workers every month on average 33.84 μSv, then for one year
is estimated to be 0.406 mSv. This value is within the allowable limit according to the dose limit
value set by ICRP and BAPETEN which should not exceed 20 mSv a year.
Keywords: external radiation dose, dose limit value, radiation protection.

Abstrak
Pemanfaatan teknologi nuklir sangat berguna tapi juga sangat beresiko bagi kesehatan
dan keselamatan manusia, maka perlu pengawasan radiasi bagi manusia dan lingkungan. Untuk
itu telah dilakukan pemantauan dosis radiasi eksternal pada pekerja radiasi di ruang penyinaran
unit radioterapi rumah sakit dr.Kariadi Semarang. Penelitian dilakukan dengan mengukur laju
dosis radiasi di ruang penyinaran dan ruang operator menggunakan surveymeter serta memantau
dosis radiasi eksternal pekerja radiasi menggunakan dosimeter alarm personal Rados. Hasil
penelitian menunjukan bahwa laju dosis radiasi tertinggi di bawah head source yaitu sebesar 20
µSv/jam. Dosis radiasi eksternal pada pekerja radiasi rata-rata setiap bulan 33,84 μSv, untuk satu
tahun diperkirakan sebesar 0,406 mSv. Nilai ini masih sesuai dengan Nilai Batas Dosis yang
ditetapkan oleh ICRP dan BAPETEN yang tidak boleh melebihi 20 mSv setahun.
Kata kunci : dosis radiasi eksternal, Nilai Batas Dosis, proteksi radiasi.

Pendahuluan penerimaan dosis radiasi oleh pekerja


Perkembangan teknologi nuklir radiasi selalu serendah mungkin
yang menggunakan berbagai sumber sehingga nilai batas dosis (NBD) yang
radiasi semakin dirasakan manfaatnya telah ditetapkan tidak terlampaui.
dalam berbagai bidang, namun juga Ketentuan tentang NBD yang diizinkan
mengandung bahaya radiasi bagi dimaksudkan untuk mengatur dengan
manusia dan lingkungan, apabila dalam lebih tegas nilai penyinaran dan dosis
pelaksanaannya tidak mengikuti radiasi tertinggi yang masih diizinkan
prosedur kerja radiasi yang telah untuk diterima oleh pekerja radiasi
ditentukan. Setiap pemanfaatan radiasi dalam menjalankan pekerjaannya.
pengion harus diusahakan agar

57
Dewi Widyaningsih dan Heri Sutanto Penentuan Dosis Radiasi ...

Untuk itu diperlukan suatu dibedakan atas efek genetik yaitu efek
jaminan keselamatan dalam melakukan radiasi yang dirasakan oleh keturunan
pekerjaan di bidang radiasi yang dari individu terpapar radiasi danefek
tertuang dalam suatu program somatik yaitu efek radiasi yang
pemantauan dosis radiasi eksternal dirasakan oleh individu terpapar radiasi
pekerja radiasi, yang disusun itu sendiri. Waktu yang dibutuhkan
sedemikian rupa sehingga mampu sampai terlihatnya gejala efek somatik
mendeteksi setiap kelalaian operasional ini sangat bervariasi sehingga dikenal
sekecil apapun yang dapat mengarah efek segera yang secara klinik sudah
kepada terjadinya kecelakaan radiasi dapat teramati dalam hitungan
yang dapat menyebabkan jumlah hari/minggu dan efek tertunda yang baru
paparan radiasi berlebih terhadap timbul setelah waktu tunda yang lama
pekerja radiasi. Salah satu usaha yang setelah terpapar radiasi.(Wiryosimin,
dapat dilakukan untuk menjamin 1995). Ditinjau dari dosis radiasi (untuk
keselamatan dan kesehatan pekerja kepentingan proteksi radiasi), efek
radiasi adalah dengan mengontrol radiasi dibedakan atas efek stokastik
penerimaan dosis radiasi eksternal yaituefek radiasi yang munculnya tidak
pekerja radiasi secara rutin. Adapun cara memerlukan dosis ambang yangartinya
yang dapat dilakukan untuk mengontrol dosis radiasi serendah apapun
dosis radiasi eksternal yang diterima mempunyai kemungkinan untuk
para pekerja radiasi tersebut, antara lain menimbulkan perubahan pada sistem
melalui pemantauan dosis radiasi biologi danefek deterministik yaitu efek
dengan dosimeter perorangan, radiasi yang timbul bila dosis yang
pemantauan radiasi daerah kerja dengan diterima melebihi dosis ambang
surveymeter, maupun pemetaan radiasi (threshold dose) dengan kualitas
daerah kerja (Purwaningtyas, 2000). keparahannya bervariasi menurut dosis
yang diterima dan hanya timbul bila
Tinjauan Pustaka dosis ambang dilampaui. (Zubaedah,
Radiasi memiliki dua sifat yang 2006).
khas, yaitu tidak dapat dirasakan secara Proteksi radiasi diperlukan untuk
langsung oleh panca indra manusia dan mencegah terjadinya efek deterministik
beberapa jenis radiasi dapat menembus dan mengurangi terjadinya efek
berbagai jenis bahan. Pada saat melewati stokastik serendah mungkin.Faktor
suatu bahan, radiasi pengion dapat utama untuk melindungi seseorang dari
mengalami proses ionisasi dan/atau paparan radiasi adalah dengansesingkat
proses eksitasi yang dapat menimbulkan mungkin dan sejauh mungkin berada di
efek foto listrik, hamburan Compton, sekitar sumber radiasi, serta memakai
juga efek produksi pasangan. penahan radiasi, dengan pinsip proteksi
(Zubaedah, 2006). radiasi yaitu justifikasi, optimasi dan
Radiasi yang mengenai tubuh manusia limitas.Penerimaan dosis radiasi pekerja
dapat menimbulkan kerugian. Efek radiasi dikendalikan dengan azaz
radiasi dapat terjadi karena paparan akut limitasi dengan batasan Nilai Dosis yang
yaitu paparan yang terjadi karena dosis ditetapkan 20mSv/tahun.( Rr. Djarwanti,
paparan berlebih tunggal yang besar dan 2012). Sementara paparan radiasi yang
paparan kronis yaitu paparan yang dapat diterima oleh pekerja padiasi yang
terjadi karena dosis kecil yang terus bekerja dengan sumber radiasi tidak
menerus dikenakan secara menahun. melebihi 25 µSv/jam.(Wahyuningsih,
(Hiswara, 2002). 2009).
Berdasarkan jenis sel yang terkena Pengawasan NBD dilakukan dengan :
paparan radiasi efek radiasi dapat 1.Pemantauan Dosis Perorangan

58
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 – 62

Pemantauan dosis perorangan MULAI


dilakukan secara eksternal dan
internal. Pemantauan eksternal
SIAPKAN ALAT UKUR RADIASI
dilakukan dengan menggunakan DAN LEMBAR KERJA

dosimeter perorangan dan pemantauan


internal dilakukan secara in-vivo UKUR PAPARAN PANTAU DOSIS
RADIASI EKSTERNAL
RADIASI PADA 4 TITIK
dan/atau in-vitro. DI DAERAH KERJA PEKERJA RADIASI
MELALUI DOSIMETER
RADIASI
2.Pemantauan Paparan Radiasi Daerah PERSONAL

Kerja
Pemantauan paparan radiasi daerah CATAT HASIL CATAT HASIL
PENGUKURAN PADA PENGUKURAN PADA
kerja dilakukan untuk mencegah LEMBAR KERJA LEMBAR KERJA

terlampauinya NBD, maka dilakukan


pemantauan paparan radiasi daerah AMBIL RATA-RATA DATA PANTAU
kerja, pengaturan waktu (lama) kerja DAN HITUNG HASIL PANTAU
BULANAN UNTUK MENDAPATKAN
dan pengaturan pekerja radiasi. HASIL TAHUNAN

3.Pembatas dosis (Dose Constraint)


Pembatas dosis untuk penerapan
ANALISA DAN PEMBAHASAN
optimasi proteksi radiasi dan
keselamatanradiasi, agar besar dosis KESIMPULAN DAN SARAN
yang diterima pekerja radiasi serendah
mungkin sesuai dengan prinsip SELESAI
ALARA. (BATAN, 2009).
Gambar 1. Diagram alir penelitian
Metode dan Tata Cara Penelitian
Pertama menentukan titik-titik Hasil Dan Pembahasan
pengukuran pada daerah kerja yang Berdasarkan hasil pengukuran
berpotensi memberikan paparan radiasi dengan surveymeter pada titik-titik yang
eksternal sesuai ruang gerak pekerja telah ditentukan diperoleh data-data laju
seperti di bawahGantry, sisi meja dosis paparan radiasi seperti pada tabel 1
pemeriksaan, pintu ruang penyinaran, untuk pengukuran pada saat tidak ada
dan ruang operator. tindakan penyinaran dan tabel 2 untuk
Pengukuran laju dosis radiasi sumber pengukuran saat ada tindakan
radioaktif yang dimanfaatkan pada titik- penyinaran. Faktor kalibrasi surveyeter
titik pengukuran yang telah ditentukan yang digunakan adalah 1. Artinya laju
dengan menggunakan surveymeter. dosis radiasi yang terukur sama dengan
Pemantauan dosis radiasi eksternal laju dosis radiasi yang sebenarnya.
pekerja radiasi dilakukan setiap hari
Tabel 1 Hasil pengukuran
kerja efektif dengan menggunakan
surveymeter di beberapa titik
dosimeter alarm personal.
pengukuran pada saat tidak ada
Langkah-langkah kerja penelitian kami
tindakan penyinaran rata- rata
ditunjukan oleh diagram alir seperti
setiap minggu
pada gambar berikut ini :
Laju
Titik Pengukuran Dosis
(µSv/jam)
Bawah Head Source 20
Sisi Meja Pemeriksaan 1,62
Pintu Penyinaran 0
Ruang Operator 0

59
Dewi Widyaningsih dan Heri Sutanto Penentuan Dosis Radiasi ...

Pada tabel 1 tampak bahwa angka Tabel 3 Dosis radiasi eksternal


laju dosis paparan radiasi terbesar yang yang terukur oleh dosimeter
ditunjukkan oleh jarum surveymeter personal bulan Januari 2013
adalah di bawah head source yang
merupakan wadah dari sumber Tgl Waktu Kerja Dosis Terukur
radioaktif yang dimanfaatkan, yaitu 20 (jam,menit) (µSν)
µSv/jam. 2 9.15 1
3 10.45 1
Tabel 2 Hasil pengukuran surveymeter 4 9.30 1
di beberapa titik pengukuran pada saat 7 10.50 1
ada tindakan penyinaran 8 10.45 2
Titik Laju Dosis 9 9.20 1
Pengukuran (µSv/jam) 10 9.30 1
Pintu 0,35 11 9.15 1
Penyinaran 14 10.45 1
Ruang Operator 0,3 15 11 1
16 11.20 1
17 11 2
Pada tabel 2, tampak bahwa saat
18 10.30 2
ada kegiatan penyinaran ada paparan
21 11.05 2
radiasi di depan pintu penyinaran dan
22 10.20 1
ruang operator sebesar 0,35 µSv/jam
23 11 2
dan 0,3 µSv/jam.
25 10.50 2
Dengan demikian dapat dipastikan
26 4.45 0
bahwa pada kondisi apa pun, selama
28 9.30 2
berada di wilayah kerja dengan zat
29 9 2
radioaktif, pekerja radiasi beresiko
30 9.50 2
terkena paparan radiasi eksternal yang
31 10.10 2
bisa memberikan efek-efek biologi yang
tidak diharapkan. Total 220.15
Berdasarkan kenyataan itu maka
dilakukan pencatatan dosis radiasi yang Dari tabel 3 dapat diketahui
diterima oleh pekerja radiasi melalui bahwa selama bulan Januari total waktu
dosimeter alarm personal Rados. Hasil kerja pekerja radiasi adalah 220 jam 15
pencatatan yang dilakukan selama tiga menit, dosis radiasi eksternal yang
bulan tersebut disajikan dalam tabel 3, terukur oleh dosimeter personal
tabel 4 dan tabel 5 berikut ini. mencatat perubahan angka dari 252 µSv
pada awal bulan dan 338 µSv pada
akhir bulan, maka dosis radiasi eksternal
yang terakumulasi 31 µSv.
Dosis radiasi eksternal yang
sebenarnya dapat diketahui dengan
mengkalikan dosis radiasi terukur
dengan faktor kalibrasi alat. Karena
faktor kalibrasi dosimeter personal 1,08
maka dosis radiasi eksternal yang
sebenarnya untuk bulan Januari adalah
33,48 µSv.

60
Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662
Vol. 16, No. 2, April 2013, hal 57 – 62

Tabel 4 Dosis radiasi eksternal Tabel 5 Dosis radiasi eksternal


yang terukur oleh dosimeter yang terukur oleh dosimeter
personal bulan Pebruari 2013 personal bulan Maret 2013

Tgl WaktuKerja Dosis Tgl Waktu Kerja Dosis


(jam,menit) Terukur (jam,menit) Terukur
(µSν) (µSν)
1 9.15 1 1 10.30 2
4 10.30 2 4 10.50 1
5 10.25 1 5 11.15 1
6 10.30 1 6 11.50 1
7 11 2 7 12 1
8 10.30 1 8 11.10 2
11 10.30 2
12 10.30 1 11 10.55 1
13 12.40 3 13 10.45 2
14 11.55 2 14 11.20 2
15 11.40 1 15 10.40 1
18 12.20 3 18 10.30 2
19 11.30 1 19 11.05 2
20 11.30 2 20 11.45 2
21 11 2 21 11 2
22 10.45 2 22 10.20 2
25 11.40 2 25 10.30 1
26 12 1 26 10.30 2
27 11.30 1 27 10.30 2
28 11.05 2 28 10.10 1
Total 222.45 33 Total 207.35 30

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa


Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa
selama bulan Pebruari total waktu kerja
selama bulan Maret total waktu kerja
222 jam 45 menit, tercatat perubahan
207 jam 35 menit, dosis radiasi eksternal
angka pada dosimeter personal dari 339
tercatat 422 µSν pada awal bulan dan
µSν pada awal bulan dan 421 µSν pada
544 µSν pada akhir bulan, dengan total
akhir bulan, total 33 µSν. Dosis
dosis radiasi yang terakumulasi 30
sebenarnya untuk bulan Pebruari 35,64
µSν.Dosis sebenarnya pada bulan Maret
μSv.
adalah 32,4 µSv.

61
Dewi Widyaningsih dan Heri Sutanto Penentuan Dosis Radiasi ...

Selain itu dilakukan pula pengukuran Daftar Pustaka


khusus di ruang operator dan ruang BATAN, 2009, Pedoman Keselamatan
penyinaran dengan meletakkan dan Proteksi Radiasi Kawasan
dosimeter personal di dekat meja kontrol Nuklir Serpong Tangerang,
pesawat teleterapi cobalt-60 Shinva dan BATAN, Jakarta.
pada meja perlengkapan dalam ruang Hiswara, E., 2002, Pokok Pokok
penyinaran. Masing-masing pengukuran Dosimetri, Lokakarya Proteksi
dilakukan selama dua hari (48 jam) Radiasi, Pusat Standarisasi dan
pada saat ada tindakan penyinaran, dan Penelitian Keselamatan Radiasi
dua hari pada saat tidak ada tindakan (PSPKR), BadanTenaga Nuklir
penyinaran, yaitu hari sabtu dan minggu. Nasional, Jakarta.
Hasilnya ada kenaikan nilai dosis
radiasi terukur sekitar 0,01 mSv (dari ICRP, 1990, Recommendation of the
2,36 mSv menjadi 2,37 mSv) saat ada International Commission on
tindakan penyinaran dan 0,007 mSν Radiological Protection
(dari 0,426 mSv menjadi 0,433 mSv) Publications 60, Pergamon Press,
saat tidak ada tindakan penyinaran di Oxford and New York, USA.
ruang operator. Sementara pada ruang Purwaningtyas, 2000, Evaluasi
penyinaran kenaikan dosis terukur yang Penerimaan Dosis Paparan Radiasi
terjadi cukup tinggi, yaitu sekitar 8,73 Pekerja, di Bidang Akselerator,
mSv (dari 2,37 mSv menjadi 11,1 mSv) Pusat Penelitian dan
saat ada tindakan penyinaran dan 0,1 Pengembangan Teknologi Maju,
mSv (dari 11,1 mSv menjadi 11,2 BATAN, Yogyakarta.
mSv) saat tidak ada tindakan Rr. Djarwanti, R.P.S., Suhaedi,
penyinaran. Dosis radiasi yang Nugroho, A.I. dan Barron B.P.,
sebenarnya dapat diketahui dengan 2012, Kajian Aspek Keselamatan
mengkalikan dosis radiasi terukur dalam Penanganan Penerimaan
dengan faktor kalibrasi alat yang Dosis Radiasi Eksterna Berlebih di
digunakan, yaitu 1,08. PRR, Seminar Nasional VIII SDM
Teknologi Nuklir Yogyakarta 31
Kesimpulan Oktober 2012, Yogyakarta.
Laju dosis radiasi terbesar yaitu di Wahyuningsih, S. dan Suliyanto, 2009,
bawah head soure/gantry sebesar 20 Evaluasi Paparan Radiasi Terhadap
µSv/jam, Dosis EksternaYang Diterima
1. Paparan radiasi sumber radioaktif Pekerja Radiasi di IEBE Tahun
terukur baik saat ada tindakan 2008, Pusat Teknologi Bahan
maupun tidak, dengan laju dosis Bakar Nuklir – BATAN, Seminar
radiasi yang lebih besar pada saat Nasional V SDM Teknologi Nuklir.
ada tindakan. Wiryosimin, S., 1995, Mengenal Azas
2. Dosis radiasi eksternal pekerja Proteksi Radiasi, FMIPA Institut
radiasi rata-rata selama satu bulan Teknologi Bandung, Bandung.
adalah sebesar 33,84 µSv. Zubaedah, 2006, Efek Radiasi Pada
3. Pemantauan dosis radiasi eksternal Sistem Biologi, Asian Nuclear
pada pekerja radiasi selama satu Safety Network, Pendidikan dan
tahun diprediksi sebesar 0,406 mSv. Pelatihan BAPETEN-BATAN,
4. Dosis radiasi eksternal pekerja Jakarta.
radiasi masih dalam batas aman.

62

Anda mungkin juga menyukai