Anda di halaman 1dari 14

Soal tutor kasus 1

1. Apa pengertian SIRS?


Jawab:
Intensitas bunuh diri yang dikemukan oleh Bailey dan Dreyer (1977) mengkaji intensitas
bunuh diri yang disebut SIRS (suicidal intertion rating scale).
Refrensi : Bailey dan Dreyer (1977)
2. Jelaskan tingkatan skala SIRS?
Jawab:

intensitas bunuh diri dengan skor 0-4, yaitu sebagai berikut:

1. Skor 0: tidak ad aide bunuh diri yang alu atau sekarang.

2. Skor 1: ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh
diri.

3. Skor 2: memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri.

4. Skor 3: mengancam bunuh diri, misalnya: “Tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh
diri”.

5. Skor 4: aktif mencoba bunuh diri.

Refrensi : Riyadi dan Purwato. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu

3. Apa pengertian genogram?


Jawab :
Genogram adalah peta atau riwayat keluarga yang menggunakan simbol-simbol khusus
untuk menjelaskan hubungan, peristiwa penting, dan dinamika keluarga dalam beberapa
generasi. Bayangkan genogram sebagai "pohon keluarga" yang sangat terperinci.
Refrensi : https://www.scribd.com/doc
4. Sebutkan fungsi genogram?
Jawab :
Fungsi genogram:

 Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antarakesehatan fisik dan
mental di dalam keluarga
 Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
 Memberi gambaran yang lebih mengenai dinamika keluarga, khususnyahubungan antar
anggota keluarga.
 Menilai secara keseluruhan kesatuan keluarga.
 Menilai kekuatan, kelemahan dan kemampuan menahan tekanan/stressdimasa mendatang
 Melihat pola & hambatan komunikasi
 Menggali pola emosional dan perilaku dalam konteks antar generasi
 Membantu keluarga untuk saling berhubungan yang bermakna satu samalain
 Membantu keluarga mengidentifikasi tahap perkembangannya
 Menegaskan pilihan yang diambil dlm menyikapi perubahan dalamkeluarga
 Mencegah pengisolasian salah satu anggota keluarga oleh yg lainnyakarena bermasalah
Refrensi : www.alodokter.com

5. Apakah pengobatan skizofrenia paranoid?


Jawab :

Pengobatan skizofrenia paranoid memerlukan kombinasi dari berbagai bidang, seperti


dokter, terutama psikiater, perawat, pekerja sosial, dan konselor atau terapis. Integrasi
pengobatan pasien skizofrenia paranoid ini bertujuan agar pengobatan jangka panjang
pasien dapat berjalan dengan baik dan sukses. Pengobatan dan perawatan pasien
skizofrenia dapat dilakukan di rumah. Akan tetapi, jika gejala skizofrenia yang muncul
tidak terkontrol dengan obat-obatan yang rutin dikonsumsi dan dianggap membahayakan,
pasien dapat dirawat di rumah sakit.

Pasien umumnya diberikan obat-obatan antispikotik untuk meredakan gejala-gejala


skizofrenia seperti delusi dan halusinasi. Dokter akan memantau efektivitas obat-obatan
antipsikotik beserta dosisnya dalam meredakan gejala skizofrenia pada pasien. Perlu
diketahui, obat antipsikotik yang diberikan tidak langsung bekerja, membutuhkan waktu
sekitar 3-6 minggu untuk melihat efeknya. Terkadang, bahkan dapat mencapai 12
minggu.

Belum ada penelitian yang mengatakan pilihan obat antipsikotik yang paling tepat untuk
skizofrenia. Selain efektivitas, perlu dipertimbangkan efek samping yang mungkin timbul
akibat konsumsi antipsikotik. Obat antipsikotik yang saat ini digunakan dibedakan
menjadi obat antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua
(atipikal). Obat antipsikotik generasi pertama yang dapat diberikan kepada pasien
skizofrenia paranoid, antara lain adalah:

 Chlorpromazine
 Haloperidol
 Fluphenazine
 Perphenazine.
 Trifluoperazine.

Penderita skizofrenia paranoid juga dapat mengikuti terapi kelompok dan terapi
psikososial. Terapi kelompok bermanfaat bagi penderita skizofrenia. Dengan dirinya
duduk bersama dengan orang-orang yang juga menderita skizofrenia, dapat
menghindarkan penderita dari perasaan terisolasi. Sedangkan terapi psikososial bertujuan
agar pasien dapat tetap beraktivitas sehari-hari seperti biasa, meskipun menderita
skizofrenia.

Beberapa hal lain yang dianjurkan untuk dilakukan oleh penderita skizofrenia adalah:

 Tidur dengan cukup. Kurang tidur dapat memperparah gejala paranoid, delusi,
dan halusinasi pada penderita skizofrenia.
 Olahraga teratur. Olahraga juga dapat meningkatkan serotonin dalam tubuh yang
memicu perasaan senang pada penderita.
 Mengatur tingkat stres. Sebaiknya hindari situasi yang meningkatkan stres dan
kecemasan. Luangkan waktu untuk berelaksasi, seperti membaca buku, berjalan-
jalan, dan meditasi.
 Menjaga interaksi sosial dan mengikuti aktivitas yang melibatkan banyak
orang.Aktivitas yang melibatkan banyak orang dapat menghindarkan perasaan
terisolasi pada penderita skizofrenia dan mencegah gejala makin memburuk.
 Menghindari merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.
 Skizofrenia paranaoid merupakan gangguan yang biasanya terjadi seumur hidup
dan tidak dapat pulih sempurna. Namun dengan mendeteksi gejala secara dini dan
segera melakukan pengobatan, serta dukungan dari lingkungan sekitar dapat
membantu pasien skizofrenia paranoid untuk beradaptasi dengan keadaannya.

Refrensi: https://www.alodokter.com/skizofrenia-paranoid

6. Jelaskan jenis skizofrenia paranoid?


Jawab:
 Skizofrenia Simpleks
Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala
utama ialah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses
berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali
terjadi.Jenis ini timbul secara perlahan. Pada permulaan mungkin penderita
kurang memperhatikan keluarganya atau menarik diri dari pergaulan. Makin lama
ia semakin mundur dalam kerjaan atau pelajaran dan pada akhirnya menjadi
pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia akan mungkin akan
menjadi “pengemis”, “pelacur” atau “penjahat” (Maramis, 2004).
 Skizofrenia Hebefrenik
Skizofrenia hebefrenik atau disebut juga hebefrenia, menurut Maramis (2004)
permulaannya perlahan-lahan dan sering timbul pada masa remaja atau antara 15–
25 tahun. Gejala yang menyolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauan dan adanya depersonalisasi. Gangguan psikomotor seperti perilaku
kekanak-kanakan sering terdapat pada jenis ini. Waham dan halusinasi banyak
sekali.
 Skizofrenia Katatonik
Menurut Maramis (2004), skizofrenia katatonik atau disebut juga katatonia,
timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau
stupor katatonik.
 Stupor Katatonik
Pada stupor katatonik, penderita tidak menunjukan perhatian sama sekali terhadap
lingkungannya dan emosinya sangat dangkal. Secara tiba-tiba atau perlahan-lahan
penderita keluar dari keadaan stupor ini dan mulai berbicara dan bergerak.
 Gaduh Gelisah Katatonik
Pada gaduh gelisah katatonik, terdapat hiperaktivitas motorik, tapi tidak disertai
dengan emosi yang semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.
 Skizofrenia Paranoid
Jenis ini berbeda dari jenis-jenis lainnya dalam perjalanan penyakit. Hebefrenia
dan katatonia sering lama-kelamaan menunjukkan gejala-gejala skizofrenia
simplek atau gejala campuran hebefrenia dan katatonia. Tidak demikian halnya
dengan skizofrenia paranoid yang jalannya agak konstan, (Maramis, 2004).
 Episode Skizofrenia Akut
Gejala skizofrenia ini timbul mendadak sekali dan pasien seperti keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-
akan dunia luar dan dirinya sendiri berubah. Semuanya seakan-akan mempunyai
arti yang khusus baginya.
Prognosisnya baik dalam waktu beberapa minggu atau biasanya kurang dari enam
bulan penderita sudah baik. Kadang-kadang bila kesadaran yang berkabut tadi
hilang, maka timbul gejala-gejala salah satu jenis skizofrenia yang lainnya,
(Maramis, 2004).
 Skizofrenia Residual
Skizofrenia residual, merupakan keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala
primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini
timbul sesudah beberapa kali serangan skizofrenia, (Maramis, 2004).
 Skizofrenia Skizoafektif
Pada skizofrenia skizoafektif, di samping gejala-gejala skizofrenia terdapat
menonjol secara bersamaan, juga gejala-gejala depresi atau gejala-gejala mania.
Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa efek, tetapi mungkin juga timbul
lagi serangan (Maramis, 2004).
Refrensi : https://doktersehat.com

Soal tutor kasus 2

1. Apa penyebab euphoria?


Jawab :

Penyebab euphoriaKarena pengaruh emosi(senang)yang sangat kuat atau bisa juga terjadi
karna pengaruh obattertentu(seperti psikotropika)Euphoria biasanya timbul karena situasi
baruyang lain dari pada yang pernah terjadi sebelumnyadalam kehidupan
seseorang.situasi baru tersebut kemudian di terima oleh seorang individu sebagai halyang
sangat menakjubkan(Willy.2009.catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2)Penanganan
eurofiaTerbukti selalu berjalan dalam rentang waktu yang singkat dan tidak
abadi.biasanya,orang yangpernah mengalami dalam pase hidup tertentuberpotensi akan
mudah merasakan dalam fase berikutnya.Menyikapi segala sesuatu dengan wajar
memang tidak mudah.namun dengan berlatih dengansenntiasa bersikap logis dalam
menghadapisesuatu akan meminimalisir kemungkinan seseorangterjebakdalam suatu
kondisieuforia.

Refrensi: (Willy.2009.catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2)

2. Jelaskan penanganan euphoria?


Jawab:

Bipolar disorder merupakan gangguan psikologis yang mengganggu dan bersifat jangka
panjang. Akan tetapi pasien dapat mengontrol moodnya melalui rencana pengobatan
yang baik. Gangguan bipolar dapat dikontrol menggunakan obat-obatan dan layanan
konseling (psikoterapi). Beberapa jenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi gangguan bipolar adalah : Mood stabilizer atau obat penenang Obat anti-
psikosis Obat anti-depresi Obat tidur Setiap obat-obatan memiliki efek samping. Oleh
karena itu penggunaan obat-obatan tersebut tidak boleh sembarangan, harus berdasarkan
anjuran dan pengawasan dokter. Penghentian meminum obat secara tiba-tiba juga tidak
dianjurkan karena dapat menimbulkan gejala bipolar yang lebih parah. Psikoterapi
Kombinasi antara psikoterapi dan penggunaan obat-obatan dapat menjadi terapi yang
efektif pada gangguan bipolar. Psikoterapi dapat dilakukan terhadap pasien dan juga
keluarganya.

Refrensi : https://mediskus.com

3. Apa factor penyebab agresif?


Jawab:
 Faktor Biologis
Emosi dan perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor genetic, neurologist atau faktor
biokimia, juga kombinasi dari faktor ketiganya. yang jelas, ada hubungan antara
tubuh dan perilaku, sehingga sangat beralasan untuk mencari penyebab biologis
dari gangguan perilaku atau emosional. misalnya, ketergantungan ibu pada
alcohol ketika janin masih dalam kandungan dapat menyebAnak berkebutuhan
khususan berbagai gangguan termasuk emosi dan perilaku.
 Faktor Keluarga

Faktor keluarga yang dapat menyebAnak berkebutuhan khususan perilaku agresif


dapat diidentifikasikan seperti berikut.

1. Pola asuh orang tua yang menerapkan disiplin dengan tidak konsisiten. Misalnya
orang tua sering mengancam anak jika anak berani melakukan hal yang
menyimpang. Tetapi ketika perilaku tersebut benar-benar dilakukan anak
hukuman tersebut kadang diberikan kadang tidak, membuat anak bingung karena
tidak ada standar yang jelas. hal ini memicu perilaku agresif pada anak.
Ketidakonsistenan penerapan disiplin jika juga terjadi bila ada pertentangan pola
asuh antara kedua orang tua, misalnya si Ibu kurang disiplin dan mudah
melupakan perilaku anak yang menyimpang, sedang si ayah ingin memberikan
hukuman yang keras.
2. Sikap permisif orang tua, yang biasanya berawal dari sikap orang tua yang merasa
tidak dapat efektif untuk menghentikan perilaku menyimpang anaknya, sehingga
cenderung membiarkan saja atau tidak mau tahu. Sikap permisif ini membuat
perilaku agresif cenderung menetap.
3. Sikap yang keras dan penuh tuntutan, yaitu orang tua yang terbiasa menggunakan
gaya instruksi agar anak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, jarang
memberikan kesempatan pada anak untuk berdiskusi atau berbicara akrab dalam
suasana kekeluargaan. Dalam hal ini muncul hukum aksi-reaksi, semakin anak
dituntut orang tua, semakin tinggi keinginan anak untuk memberontak dengan
perilaku agresif.
4. Gagal memberikan hukuman yang tepat, sehingga hukuman justru menimbulkan
sikap permusuhan anak pada orang tua dan meningkatkan sikap perilaku agresif
anak.
5. Memberi hadiah pada perilaku agresif atau memberikan hukuman untuk perilaku
prososial.
6. Kurang memonitor dimana anak-anak berada
7. Kurang memberikan aturan
8. Tingkat komunikasi verbal yang rendah
9. Gagal menjadi model yang
10. Ibu yang depresif yang mudah marah

 Faktor Sekolah

Beberapa anak dapat mengalami masalah emosi atau perilaku sebelum mereka
mulai masuk sekolah, sedangkan beberapa anak yang lainnya tampak mulai
menunjukkan perilaku agresif ketika mulai bersekolah. Faktor sekolah yang
berpengaruh antara lain: 1) teman sebaya, lingkungan sosial sekolah, 2) para guru,
dan 3) disiplin sekolah.

Pengalaman bersekolah dan lingkungannya memiliki peranan penting dalam


pembentukan perilaku agresif anak demikian juga temperamen teman sebaya dan
kompetensi sosial
Guru-guru di sekolah sangat berperan dalam munculnya masalah emosi dan
perilaku itu. Perilaku agresifitas guru dapat dijadikan model oleh anak.

Disiplin sekolah yang sangat kaku atau sangat longgar di lingkungan sekolah akan
sangat membingungkan anak yang masih membutuhkan panduan untuk
berperilaku. Lingkungan sekolah dianggap oleh anak sebagai lingkungan yang
memperhatikan dirinya. Bentuk pehatian itu dapat berupa hukuman, kritikan
ataupun sanjungan.

 Faktor Budaya

Pengaruh budaya yang negatif mempengaruhi pikiran melalui penayangan


kekerasan yang ditampilkan di media, terutama televisi dan film. Menurut
Bandura (dalam Masykouri, 2005: 12.10) mengungkapkan beberapa akibat
penayangan kekerasan di media, sebagai berikut.

1. Mengajari anak dengan tipe perilaku agresif dan ide umum bahwa segala masalah
dapat diatasi dengan perilaku agresif.
2. Anda menyaksikan bahwa kekerasan bisa mematahkan rintangan terhadap
kekerasan dan perilaku agresif, sehingga perilaku agresif tampak lumrah dan bisa
diterima.
3. Menjadi tidak sensitif dan terbiasa dengan kekerasan dan penderitaan
(menumpulkan empati dan kepekaan sosial).
4. Membentuk citra manusia tentang kenyataan dan cenderung menganggap dunia
sebagai tempat yang tidak aman untuk hidup.
5. Akibat sering nonton salah satu kartun, dan film robot di beberapa stasiun TV,
anak cenderung meniru tokoh tersebut dan selain itu juga meniru perilaku saudara
sepupu teman sepermainannya. Terkadang orang tua melarang putra – putrinya
untuk menonton film – film kartun dan film robot tersebut tentunya dengan
memberikan penjelasan, tetapi belum membuahkan hasil yang maksimal.
Refrensi: https://belajarpsikologi.com/faktor-penyebab-anak-berperilaku-agresif/

4. Bagaimana bentuk perilaku agresif


Jawab:

Menurut Moore dan Fine (Koeswara, 1988) yang membagi perilaku agresif dalam dua
bentuk yaitu secara fisik dan secara verbal, antar lain:

a) Agresif verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan cara menyerang secara verbal
seperti mengejek, membentak, menghina, dan lain-lainnya.

b) Agresif fisik yaitu agresif yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan fisik
seperti menendang, menggigit, mencubit, melempar dan lain-lainnya.

Paterson ( Malik, 2007) menggolongkan perilaku agresif menjadi empat bentuk, yaitu:

a) Agresif menyerang fisik, contohnya: memukul, menendang, mendorong dan


melukai orang lain,

b) Agresif menyerang verbal, contohnya: menghina, memaki, dan melakukan


gerakan lain yang mengancam,

c) Agresif menyerang dengan benda, contohnya: membanting buku, membanting pintu,


atau memukul-mukul tembok.

d) Agresif menyerang daerah atau hak orang lain, contohnya: mengambil barang orang
lain secara paksa dan mencoret-coret tembok orang lain.

Kenneth Mayer (Malik, 2007: 100) membagi perilaku agresif menjadi tujuh bagian,
yaitu:

a. Agresif predatori adalah agresif yang muncul karena kehadiran objek yang alamiah
(mangsa). Agresif jenis ini biasanya terdapat pada jenis hewan yang menjadikan hewan
dari spesies lain sebagai mangsanya, contohnya: singa mencari makanan dengan
menerkam rusa.

b. Agresif antar jantan adalah agresif yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran
sesama jantan pada suatu spesies.
c. Agresif ketakutan adalah agresif yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan
untuk menghindar dari ancaman.

d. Agresif tersinggung adalah agresif yang dibangkitkan oleh perasaan atau tersinggung
atau kemarahan, dimana respon keinginan untuk menyerang muncul terhadap stimulus
yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek hidup ataupun objek mati.

e. Agresif pertahanan adalah agresif yang dilakukan oleh makhluk dalam rangka
mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan orang lain.

f. Agresif maternal adalah yang spesifik pada makhluk atau spesies betina (induk) yang
dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.

g. Agresif instrumental adalah agresif yang dipelajari, diperkuat (reinforeed) dan


dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Pendapat Delut ( Kisni dan Hudaniyah, 2001 ) bentuk-bentuk perilaku agresif yaitu:

a. Menyerang secara fisik

b. Menyerang dalam kata-kata

c. Mencela orang lain

d. Mengancam melukai orang lain

e. Menyerbu daerah orang lain

f. Main perintah

g. Melanggar hak orang lain

h. Membuat perintah dan permintaan yang tidak perlu

i. Bersorak-sorak, berteriak atau berbicara keras yang tidak pantas.

j. Menyerang tingkah laku yang dibenci


Refrensi : Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

5. Apa pengertian periode mania?


Jawab:

Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Gangguan
bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai
dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi, karena itu
istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive.

Refrensi: https://hellosehat.penyakitmental.com

6. Apa penyebab periode mania?


Jawab:
Penyebab pasti terjadinya gangguan bipolar belum diketahui. Namun, terdapat dugaan
bahwa gangguan bipolar merupakan dampak dari adanya gangguan
pada neurotransmitter di otak, yakni senyawa alami yang berfungsi menjaga fungsi otak.
Terjadinya gangguan pada neurotransmitter itu sendiri diduga dipicu oleh beberapa
faktor, seperti:
 Genetik
 Sosial
 Lingkungan
 Fisik.

Dalam menangani gangguan bipolar, dokter akan menganjurkan penggunaan obat atau
terapi khusus. Untuk menentukan metode yang tepat, pasien perlu melakukan
pemeriksaan secara langsung ke dokter. Gangguan bipolar yang tidak mendapatkan
penanganan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan penderitanya, seperti:

 Performa di sekolah atau tempat kerja memburuk


 Kecanduan alkohol hingga penyalahgunaan NAPZA
 Rusaknya hubungan sosial, misalnya dengan pasangan, kerabat, atau orang lain
 Permasalahan keuangan (finansial)
 Menimbulkan keinginan hingga percobaan bunuh diri.
Refrensi : https://www.alodokter.com/gangguan-bipolar

7. Sebutkan tanda dan gejala periode mania?


Jawab:

Selama periode mania, umumnya terlihat perasaan euforia, kreativitas, dan kesadaran
yang tinggi.[4] periode mania dapat berlangsung beberapa jam atau bertahan selama
beberapa hari atau minggu.[5] Mayo Clinic menjelaskan tanda-tanda mania sebagai
berikut:[6]

 Memiliki perasaan "bahagia", sangat bahagia, bahkan dalam beberapa kasus


penderita merasa tak terkalahkan. Hal ini sering disertai dengan perasaan bahwa
penderita memiliki kekuatan khusus atau menyerupai Tuhan.
 Memiliki pikiran yang mudah melompat dari satu topik ke topik lainnya sehingga
sulit bagi penderita untuk berkonsentrasi pada satu hal tertentu.
 Berbicara dengan begitu cepat sehingga orang lain tidak dapat memahami yang ia
katakan, serta merasa gelisah dan tidak tenang.
 Mampu begadang atau hanya membutuhkan tidur selama beberapa jam, tetapi
tidak merasa lelah pada esok harinya.
 Menunjukkan perilaku sembrono. Selama episode mania, penderita mungkin
berhubungan seks dengan banyak pasangan tanpa menggunakan pengaman,
berjudi dalam jumlah yang besar, berinvestasi yang penuh risiko, menghabiskan
uang untuk membeli barang-barang yang mahal, mengundurkan diri dari
pekerjaan, dan sebagainya.
 Terlihat sangat mudah marah dan memiliki ketidakmampuan ekstrem dalam
bertoleransi pada orang lain. Hal ini dapat berkembang menjadi kecenderungan
untuk memulai debat dan berkelahi dengan orang lain yang tidak sependapat
dengan dirinya.
 Dalam beberapa kasus tertentu, penderita dapat mengalami delusi dan halusinasi
serta penglihatan-penglihatan tertentu. (misalnya percaya telah mendengar suara
Tuhan atau malaikat).
Refrensi : https://id.wikihow.com/Mengetahui-jika-Anda-Memiliki-Gangguan-
Bipolar

Askep : RBD dan ISOLASI SOSIAL

1. Pengertian ?
Jawab:
2. Etiologi?
Jawab:
3. Tanda dan gejala
Jawab:
4. Tujuan perawatan?
Jawab:
5. Sp?
Jawab:
6. Modalitas yang sesuai?
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai