2. Skor 1: ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak mengancam bunuh
diri.
3. Skor 2: memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan bunuh diri.
4. Skor 3: mengancam bunuh diri, misalnya: “Tinggalkan saya sendiri atau saya bunuh
diri”.
Refrensi : Riyadi dan Purwato. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antarakesehatan fisik dan
mental di dalam keluarga
Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi
Memberi gambaran yang lebih mengenai dinamika keluarga, khususnyahubungan antar
anggota keluarga.
Menilai secara keseluruhan kesatuan keluarga.
Menilai kekuatan, kelemahan dan kemampuan menahan tekanan/stressdimasa mendatang
Melihat pola & hambatan komunikasi
Menggali pola emosional dan perilaku dalam konteks antar generasi
Membantu keluarga untuk saling berhubungan yang bermakna satu samalain
Membantu keluarga mengidentifikasi tahap perkembangannya
Menegaskan pilihan yang diambil dlm menyikapi perubahan dalamkeluarga
Mencegah pengisolasian salah satu anggota keluarga oleh yg lainnyakarena bermasalah
Refrensi : www.alodokter.com
Belum ada penelitian yang mengatakan pilihan obat antipsikotik yang paling tepat untuk
skizofrenia. Selain efektivitas, perlu dipertimbangkan efek samping yang mungkin timbul
akibat konsumsi antipsikotik. Obat antipsikotik yang saat ini digunakan dibedakan
menjadi obat antipsikotik generasi pertama (tipikal) dan antipsikotik generasi kedua
(atipikal). Obat antipsikotik generasi pertama yang dapat diberikan kepada pasien
skizofrenia paranoid, antara lain adalah:
Chlorpromazine
Haloperidol
Fluphenazine
Perphenazine.
Trifluoperazine.
Penderita skizofrenia paranoid juga dapat mengikuti terapi kelompok dan terapi
psikososial. Terapi kelompok bermanfaat bagi penderita skizofrenia. Dengan dirinya
duduk bersama dengan orang-orang yang juga menderita skizofrenia, dapat
menghindarkan penderita dari perasaan terisolasi. Sedangkan terapi psikososial bertujuan
agar pasien dapat tetap beraktivitas sehari-hari seperti biasa, meskipun menderita
skizofrenia.
Beberapa hal lain yang dianjurkan untuk dilakukan oleh penderita skizofrenia adalah:
Tidur dengan cukup. Kurang tidur dapat memperparah gejala paranoid, delusi,
dan halusinasi pada penderita skizofrenia.
Olahraga teratur. Olahraga juga dapat meningkatkan serotonin dalam tubuh yang
memicu perasaan senang pada penderita.
Mengatur tingkat stres. Sebaiknya hindari situasi yang meningkatkan stres dan
kecemasan. Luangkan waktu untuk berelaksasi, seperti membaca buku, berjalan-
jalan, dan meditasi.
Menjaga interaksi sosial dan mengikuti aktivitas yang melibatkan banyak
orang.Aktivitas yang melibatkan banyak orang dapat menghindarkan perasaan
terisolasi pada penderita skizofrenia dan mencegah gejala makin memburuk.
Menghindari merokok, minum alkohol, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Skizofrenia paranaoid merupakan gangguan yang biasanya terjadi seumur hidup
dan tidak dapat pulih sempurna. Namun dengan mendeteksi gejala secara dini dan
segera melakukan pengobatan, serta dukungan dari lingkungan sekitar dapat
membantu pasien skizofrenia paranoid untuk beradaptasi dengan keadaannya.
Refrensi: https://www.alodokter.com/skizofrenia-paranoid
Penyebab euphoriaKarena pengaruh emosi(senang)yang sangat kuat atau bisa juga terjadi
karna pengaruh obattertentu(seperti psikotropika)Euphoria biasanya timbul karena situasi
baruyang lain dari pada yang pernah terjadi sebelumnyadalam kehidupan
seseorang.situasi baru tersebut kemudian di terima oleh seorang individu sebagai halyang
sangat menakjubkan(Willy.2009.catatan ilmu kedokteran jiwa edisi 2)Penanganan
eurofiaTerbukti selalu berjalan dalam rentang waktu yang singkat dan tidak
abadi.biasanya,orang yangpernah mengalami dalam pase hidup tertentuberpotensi akan
mudah merasakan dalam fase berikutnya.Menyikapi segala sesuatu dengan wajar
memang tidak mudah.namun dengan berlatih dengansenntiasa bersikap logis dalam
menghadapisesuatu akan meminimalisir kemungkinan seseorangterjebakdalam suatu
kondisieuforia.
Bipolar disorder merupakan gangguan psikologis yang mengganggu dan bersifat jangka
panjang. Akan tetapi pasien dapat mengontrol moodnya melalui rencana pengobatan
yang baik. Gangguan bipolar dapat dikontrol menggunakan obat-obatan dan layanan
konseling (psikoterapi). Beberapa jenis obat-obatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi gangguan bipolar adalah : Mood stabilizer atau obat penenang Obat anti-
psikosis Obat anti-depresi Obat tidur Setiap obat-obatan memiliki efek samping. Oleh
karena itu penggunaan obat-obatan tersebut tidak boleh sembarangan, harus berdasarkan
anjuran dan pengawasan dokter. Penghentian meminum obat secara tiba-tiba juga tidak
dianjurkan karena dapat menimbulkan gejala bipolar yang lebih parah. Psikoterapi
Kombinasi antara psikoterapi dan penggunaan obat-obatan dapat menjadi terapi yang
efektif pada gangguan bipolar. Psikoterapi dapat dilakukan terhadap pasien dan juga
keluarganya.
Refrensi : https://mediskus.com
1. Pola asuh orang tua yang menerapkan disiplin dengan tidak konsisiten. Misalnya
orang tua sering mengancam anak jika anak berani melakukan hal yang
menyimpang. Tetapi ketika perilaku tersebut benar-benar dilakukan anak
hukuman tersebut kadang diberikan kadang tidak, membuat anak bingung karena
tidak ada standar yang jelas. hal ini memicu perilaku agresif pada anak.
Ketidakonsistenan penerapan disiplin jika juga terjadi bila ada pertentangan pola
asuh antara kedua orang tua, misalnya si Ibu kurang disiplin dan mudah
melupakan perilaku anak yang menyimpang, sedang si ayah ingin memberikan
hukuman yang keras.
2. Sikap permisif orang tua, yang biasanya berawal dari sikap orang tua yang merasa
tidak dapat efektif untuk menghentikan perilaku menyimpang anaknya, sehingga
cenderung membiarkan saja atau tidak mau tahu. Sikap permisif ini membuat
perilaku agresif cenderung menetap.
3. Sikap yang keras dan penuh tuntutan, yaitu orang tua yang terbiasa menggunakan
gaya instruksi agar anak melakukan atau tidak melakukan sesuatu, jarang
memberikan kesempatan pada anak untuk berdiskusi atau berbicara akrab dalam
suasana kekeluargaan. Dalam hal ini muncul hukum aksi-reaksi, semakin anak
dituntut orang tua, semakin tinggi keinginan anak untuk memberontak dengan
perilaku agresif.
4. Gagal memberikan hukuman yang tepat, sehingga hukuman justru menimbulkan
sikap permusuhan anak pada orang tua dan meningkatkan sikap perilaku agresif
anak.
5. Memberi hadiah pada perilaku agresif atau memberikan hukuman untuk perilaku
prososial.
6. Kurang memonitor dimana anak-anak berada
7. Kurang memberikan aturan
8. Tingkat komunikasi verbal yang rendah
9. Gagal menjadi model yang
10. Ibu yang depresif yang mudah marah
Faktor Sekolah
Beberapa anak dapat mengalami masalah emosi atau perilaku sebelum mereka
mulai masuk sekolah, sedangkan beberapa anak yang lainnya tampak mulai
menunjukkan perilaku agresif ketika mulai bersekolah. Faktor sekolah yang
berpengaruh antara lain: 1) teman sebaya, lingkungan sosial sekolah, 2) para guru,
dan 3) disiplin sekolah.
Disiplin sekolah yang sangat kaku atau sangat longgar di lingkungan sekolah akan
sangat membingungkan anak yang masih membutuhkan panduan untuk
berperilaku. Lingkungan sekolah dianggap oleh anak sebagai lingkungan yang
memperhatikan dirinya. Bentuk pehatian itu dapat berupa hukuman, kritikan
ataupun sanjungan.
Faktor Budaya
1. Mengajari anak dengan tipe perilaku agresif dan ide umum bahwa segala masalah
dapat diatasi dengan perilaku agresif.
2. Anda menyaksikan bahwa kekerasan bisa mematahkan rintangan terhadap
kekerasan dan perilaku agresif, sehingga perilaku agresif tampak lumrah dan bisa
diterima.
3. Menjadi tidak sensitif dan terbiasa dengan kekerasan dan penderitaan
(menumpulkan empati dan kepekaan sosial).
4. Membentuk citra manusia tentang kenyataan dan cenderung menganggap dunia
sebagai tempat yang tidak aman untuk hidup.
5. Akibat sering nonton salah satu kartun, dan film robot di beberapa stasiun TV,
anak cenderung meniru tokoh tersebut dan selain itu juga meniru perilaku saudara
sepupu teman sepermainannya. Terkadang orang tua melarang putra – putrinya
untuk menonton film – film kartun dan film robot tersebut tentunya dengan
memberikan penjelasan, tetapi belum membuahkan hasil yang maksimal.
Refrensi: https://belajarpsikologi.com/faktor-penyebab-anak-berperilaku-agresif/
Menurut Moore dan Fine (Koeswara, 1988) yang membagi perilaku agresif dalam dua
bentuk yaitu secara fisik dan secara verbal, antar lain:
a) Agresif verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan cara menyerang secara verbal
seperti mengejek, membentak, menghina, dan lain-lainnya.
b) Agresif fisik yaitu agresif yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan fisik
seperti menendang, menggigit, mencubit, melempar dan lain-lainnya.
Paterson ( Malik, 2007) menggolongkan perilaku agresif menjadi empat bentuk, yaitu:
d) Agresif menyerang daerah atau hak orang lain, contohnya: mengambil barang orang
lain secara paksa dan mencoret-coret tembok orang lain.
Kenneth Mayer (Malik, 2007: 100) membagi perilaku agresif menjadi tujuh bagian,
yaitu:
a. Agresif predatori adalah agresif yang muncul karena kehadiran objek yang alamiah
(mangsa). Agresif jenis ini biasanya terdapat pada jenis hewan yang menjadikan hewan
dari spesies lain sebagai mangsanya, contohnya: singa mencari makanan dengan
menerkam rusa.
b. Agresif antar jantan adalah agresif yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran
sesama jantan pada suatu spesies.
c. Agresif ketakutan adalah agresif yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan
untuk menghindar dari ancaman.
d. Agresif tersinggung adalah agresif yang dibangkitkan oleh perasaan atau tersinggung
atau kemarahan, dimana respon keinginan untuk menyerang muncul terhadap stimulus
yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek hidup ataupun objek mati.
e. Agresif pertahanan adalah agresif yang dilakukan oleh makhluk dalam rangka
mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan orang lain.
f. Agresif maternal adalah yang spesifik pada makhluk atau spesies betina (induk) yang
dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
Pendapat Delut ( Kisni dan Hudaniyah, 2001 ) bentuk-bentuk perilaku agresif yaitu:
f. Main perintah
Gangguan bipolar ditandai dengan perubahan suasana hati yang drastis. Gangguan
bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai
dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi, karena itu
istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive.
Refrensi: https://hellosehat.penyakitmental.com
Dalam menangani gangguan bipolar, dokter akan menganjurkan penggunaan obat atau
terapi khusus. Untuk menentukan metode yang tepat, pasien perlu melakukan
pemeriksaan secara langsung ke dokter. Gangguan bipolar yang tidak mendapatkan
penanganan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan penderitanya, seperti:
Selama periode mania, umumnya terlihat perasaan euforia, kreativitas, dan kesadaran
yang tinggi.[4] periode mania dapat berlangsung beberapa jam atau bertahan selama
beberapa hari atau minggu.[5] Mayo Clinic menjelaskan tanda-tanda mania sebagai
berikut:[6]
1. Pengertian ?
Jawab:
2. Etiologi?
Jawab:
3. Tanda dan gejala
Jawab:
4. Tujuan perawatan?
Jawab:
5. Sp?
Jawab:
6. Modalitas yang sesuai?
Jawab: