Abstrak: Kapal/Bus air yang terbuat dari Fibreglass (FRP) dirancang khusus untuk
digunakan di perairan dangkal maupun dalam karena mempunyai massa yang lebih ringan
dari pada besi dan lebih awet dari pada kayu. Disamping itu kapal/Bus air ini dapat juga
berfungsi ganda (multiple functions), karena pemanfaatannya bagi angkutan barang–barang
kebutuhan hidup sehari–hari para penduduk yang mendiami kepulauan kawasan kepulauan
Tanakeke dan sekitarnya. Menindak lanjuti hasil diskusi dengan ketua Bappeda dan Kepala
Dishub Kab. Takalar dalam peningkatan potensi ekonomi masyarakat yang berdiam disekitar
pantai Kab.Takalar dan kepulauan Tanakeke (pulau Tanakeke, pulau Bauluang, pulau
Satangnga, pulau Lantang Peo, pulau Rewataya, pulau Dayang–Dayangan), dimana jarak
antara pulau berkisar 1,4 – 5 mil, dengan kondisi perairan yang cukup bergelombang (tinggi
gelombang maximal ± 2 m) pada musim terentu, dan kedalaman air yang cukup dalam kecuali
perairan antara pulau–pulau yang menjadi berubah karena aktivitas petani nelayan yang
memelihara rumput laut sebagai sumber penghidupan mereka. Hal ini memberikan inspirasi
teknis terhadap penentuan ukuran–ukuran kapal/Bus air yang akan dibuat.
Pengoperasian kapal/Bus air akan ditangani oleh masyarakat bersama Pemda Takalar (dalam
hal ini Dishub), dan diharapkan akan memberi nilai tambah penduduk sekitar kawasan
kepulauan tanakeke termasuk peningkatan sosial ekonominya, khusus peningkatan pendapatan
asli daerah (PAD) Kab. Takalar.
1. Pendahuluan
Jarak antara pulau dengan pulau lain berkisar 1,4 – 5 mil. Kawasan pulau Tanakeke
secara administrative berada dalam dua desa, yaitu : Desa Maccini Baji (dusun
Tompotana sebagai pusat pemerintahan desa) dan Desa Mattiro Baji (dusun/ pulau
Satangnga sebagai pusat pemerintahan desa) termasuk dalam wilayah Kecamatan
Mappasunggu Kab. Takalar. Batas–batas wilayah kepulauan Tanakeke adalah sebelah
utara berbatasan dengan perairan kota Makassar dan kab. Gowa. Sebelah timur dengan
selat Tanakeke. Sebelah selatan dengan laut Flores dan sebelah barat dengan selat
Makassar.
14
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
Kapal/bus air yang terbuat dari fiberglass (FRP) didesain untuk laik beroperasi di
kawasan tersebut, karena badan kapal yang ringan menyebabkan sarat air menjadi
rendah (T<0,8 m). Sarat ini dipilih agar kapal/bus air ini dapat melewati perairan yang
dangkal dengan tinggi beda pada pasang surut yang besar (tide ± 1,0 m). Kemampuan
kapal/bus air untuk beroperasi pada kawasan kepulauan ini mutlak diperlukan agar
potensi ekonomi masyarakat maupun mobilisasi penduduk dapat meningkat sejalan
dengan meningkatnya produksi hasil laut masyarakat seperti rumput laut, kuda laut dan
sebagainya.
Sasaran kegiatan tahun 2009 adalah tersedianya ± 2 (dua) unit kapal/bus air dari
fiberglass (FRP) dengan sarat rendah (T<0,80), yang mempunyai panjang (L), lebar
(B), tinggi (H), dan block koefisien (Cb) yang sesuai untuk beroperasi di kawasan
tersebut. Sasaran lain adalah meningkatkan kemampuan teknologi masyarakat/nelayan
dalam mengoperasikan, merawat dan memperbaiki kapal/bus air ini.
Kemampuan kapal/bus air untuk beroperasi diperairan dangkal akan membantu para
penduduk memasarkan produk pertanian/perikanan ke kota Takalar termasuk
Makassar. Dengan bentuk monohull (satu lambung), kapal/bus air akan melaju dengan
tenang pada variasi kecepatan tertentu. Interior kapal/bus air dibuat agar para
penumpang menjadi lebih aman dan nyaman. Persediaan bahan bakar lebih banyak dan
ditempatkan di deck bawah, untuk menjaga agar titik gravitasi (titik G) kapal/bus air
tetap dibawah, sehingga praktis letak MG positif. Disamping itu mengantisipasi
15
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
kekurangan bahan bakar, bila kapal terserang ombak/angin keras, sehingga kapal sulit
bergerak, walaupun putaran mesin meningkat, berakibat temperature mesin bertambah
dan berdampak pada konsumsi bahan bakar ikut membesar.
3. Studi Literatur
Desain kapal penyeberangan untuk barang dan penumpang harus mengikuti aturan
yang ditetapkan oleh biro klasifikasi dalam hal ini Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
maupun aturan lain yang ada seperti IMO (International Maritime Organization) dan
SOLAS (Safety of Life at Sea). Oleh karena itu pembuatan kapal FRP harus
memperhitungkan stabilitas dan trim kapal, volume dan daya muat kapal, bentuk dan
ukuran konstruksi kapal, serta kemampuan mesin sebagai alat penggerak mula dalam
memutar propeller kapal (thrust) agar menghasilkan daya dorong pada kapal yang
memberikan variasi-variasi kecepatan kapal.
Pemilihan bahan Fibreglass sebagai material utama pada lambung dan bangunan atas
kapal dilakukan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomi. Secara teknis,
komposisi Fibreglass mengandung unsur-unsur kuat dan lentur, tapi ringan dan mudah
dibentuk. Secara ekonomis, Fibreglass lebih murah dari baja dan aluminium pada
dimensi yang sama. Dibandingkan dengan material kayu, Fibreglass lebih mahal
sedikit daripada kayu, tapi keawetan dan daya tahan terhadap kerusakan akibat
binatang-binatang laut dan karat jauh lebih lama dan aman.
16
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
b. Gelcoat
Merupakan paduan antara resin, pigmen warna, silicon dioksida ferosil dan kobal
unsur katalis sebagai bahan pengeras campuran. Perbandingan campuran sesuai
urutan diatas; 60 %, 25 %, 30 %, dan 1 % dan 6,5 % katalis, agar didapatkan
campuran homogen (FRP homogen).
c. Stream Mat
‐ Mat 300, digunakan untuk laminasi awal setelah gelcoat, berbentuk serabut
yang tipis sehingga menutupi pori-pori yang ditimbulkan akibat
ketidaksempurnaan pelapisan pada gelcoat.
‐ Mat 450, digunakan setelah lapisan Mat 300 dan merupakan lapisan
selanjutnya setelah Rovin yang berfungsi sebagai pengikat tulangan (gading-
gading).
‐ Rovin 600 dan Rovin 800, merupakan bahan penguat laminasi yang fungsinya
sebagai kekuatan dasar lapisan Fibreglass
‐ Bahan kayu
Bahan kayu dipilih sesuai posisinya dalam konstruksi kapal tersebut
Berdasarkan ketentuan ini maka dilakukan pemilihan kayu sebagai berikut ;
a. Kayu dengan berat jenis (BD) diatas (BD>1), seperti kayu ulin dan kayu
besi diletakkan pada lunas balok dan dibungkus lembar FRP.
Penempatannya di lokasi ini agar menambah titik berat kapal (G).
b. Kayu yang ringan (mengapung), digunakan pada posisi bagian kapal diatas
permukaan air.
d. Bahan pengikat
Bahan pengikat yang menghubungkan komponen konstruksi badan kapal,
biasanya digunakan berdasarkan material yang diikat. Jadi dari kondisi ini
didapatkan beberapa material pengikatnya, yaitu ;
a. Baut besi/baja; bagian diatas permukaan air
b. Paku/baut galvanis; Pada bagian yang terendam air (bagian lunas, pondasi
kemudi, dsb).
RT : ½ . VS2.S.CT
Dimana :
: B.D air (Kg/m3)
17
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
EHP :
Dimana:
RT : tahanan total kapal (kg, N)
EHP : effektip horse power (HP)
EHP
SHP :
ηP
BHP :
Metode yang digunakan dalam menentukan dimensi kapal FRP adalah mengacu pada
data-data :
a. Kondisi laut dan pesisir pada saat ekstrim dan tenang
b. Kondisi metrologi (arah, kecepatan dan tahanan angin)
c. Estimasi muatan dan penumpang serta tujuan pelayaran mereka.
18
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
Beam Kayu (4 x 3) cm
19
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
4. Kari A 1979, Design And Cost Estimating All Types Of Merchant And
Passenger Ships, The Technical Press LTD, London.
20
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
8. Taggart R 1980, Ship Design And Construction, SNAME, Suite 1369, New
York, N J, 10048.
Biografi Penulis
A Haris Muhammad adalah staf pengajar Program Studi Teknik Sistem Perkapalan
Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dia mendapat gelar
Doktor (PhD) dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) pada tahun 2007. Area
ketertarikan risetnya adalah hidrodinamika, gerak kapal, desain dan konstruksi kapal
kayu/ikan.
Mohammad Rizal Firmansyah adalah staf pengajar pada Program Studi Teknik
Perkapalan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dia
mendapatkan gelar Magister Teknik (MT) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) pada tahun 2002 dan gelar Master of Engineering (MEng) dari University of
South Australia pada tahun 2009. Akan melanjutkan studi S3-nya di University of
South Australia pada tahun 2010 dalam bidang manufacturing management. Area
ketertarikan risetnya adalah CAD/CAM, desain dan teknologi produksi kapal, desain
dan konstruksi kapal kayu/ikan, dan image processing.
21
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
22
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
23
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
24
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
25
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...
26