Anda di halaman 1dari 13

Prosiding Penelitian Teknologi Kelautan 2010

Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, 13 Juli 2010

Design Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan


Penggunaan Material
Mansyur Hasbullah1*), A Haris Muhammad2), M Rizal Firmansyah3)
1,3) Program Studi Teknik Perkapalan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245
2) Program Studi Teknik Sistem Perkapalan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea, Makassar 90245

Abstrak: Kapal/Bus air yang terbuat dari Fibreglass (FRP) dirancang khusus untuk
digunakan di perairan dangkal maupun dalam karena mempunyai massa yang lebih ringan
dari pada besi dan lebih awet dari pada kayu. Disamping itu kapal/Bus air ini dapat juga
berfungsi ganda (multiple functions), karena pemanfaatannya bagi angkutan barang–barang
kebutuhan hidup sehari–hari para penduduk yang mendiami kepulauan kawasan kepulauan
Tanakeke dan sekitarnya. Menindak lanjuti hasil diskusi dengan ketua Bappeda dan Kepala
Dishub Kab. Takalar dalam peningkatan potensi ekonomi masyarakat yang berdiam disekitar
pantai Kab.Takalar dan kepulauan Tanakeke (pulau Tanakeke, pulau Bauluang, pulau
Satangnga, pulau Lantang Peo, pulau Rewataya, pulau Dayang–Dayangan), dimana jarak
antara pulau berkisar 1,4 – 5 mil, dengan kondisi perairan yang cukup bergelombang (tinggi
gelombang maximal ± 2 m) pada musim terentu, dan kedalaman air yang cukup dalam kecuali
perairan antara pulau–pulau yang menjadi berubah karena aktivitas petani nelayan yang
memelihara rumput laut sebagai sumber penghidupan mereka. Hal ini memberikan inspirasi
teknis terhadap penentuan ukuran–ukuran kapal/Bus air yang akan dibuat.
Pengoperasian kapal/Bus air akan ditangani oleh masyarakat bersama Pemda Takalar (dalam
hal ini Dishub), dan diharapkan akan memberi nilai tambah penduduk sekitar kawasan
kepulauan tanakeke termasuk peningkatan sosial ekonominya, khusus peningkatan pendapatan
asli daerah (PAD) Kab. Takalar.

Kata kunci:Kapal/Bus air, FRP

1. Pendahuluan

1.1. Latar belakang


Salah satu kawasan yang ada di provinsi Sul–Sel yang memiliki kawasan kepulauan
adalah kawasan kepulauan Tanakeke di Kab. Takalar. Kepulauan ini terdiri dari pulau
Tanakeke, pulau Bauluang, pulau Satangnga, pulau Lantang Peo, pulau Rewataya dan
pulau Dayang–Dayangan. Bentuk kepulauan ini tidak terpisah secara sporadik, tapi
cenderung berdekatan teratur dalam satu komponen pulau dengan pola melingkar.

Jarak antara pulau dengan pulau lain berkisar 1,4 – 5 mil. Kawasan pulau Tanakeke
secara administrative berada dalam dua desa, yaitu : Desa Maccini Baji (dusun
Tompotana sebagai pusat pemerintahan desa) dan Desa Mattiro Baji (dusun/ pulau
Satangnga sebagai pusat pemerintahan desa) termasuk dalam wilayah Kecamatan
Mappasunggu Kab. Takalar. Batas–batas wilayah kepulauan Tanakeke adalah sebelah
utara berbatasan dengan perairan kota Makassar dan kab. Gowa. Sebelah timur dengan
selat Tanakeke. Sebelah selatan dengan laut Flores dan sebelah barat dengan selat
Makassar.

*) Corresponding author. Tel./Fax +62 411 585637


E-mail address: mansyurhasbullah@yahoo.com

14
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Kapal/bus air yang terbuat dari fiberglass (FRP) didesain untuk laik beroperasi di
kawasan tersebut, karena badan kapal yang ringan menyebabkan sarat air menjadi
rendah (T<0,8 m). Sarat ini dipilih agar kapal/bus air ini dapat melewati perairan yang
dangkal dengan tinggi beda pada pasang surut yang besar (tide ± 1,0 m). Kemampuan
kapal/bus air untuk beroperasi pada kawasan kepulauan ini mutlak diperlukan agar
potensi ekonomi masyarakat maupun mobilisasi penduduk dapat meningkat sejalan
dengan meningkatnya produksi hasil laut masyarakat seperti rumput laut, kuda laut dan
sebagainya.

Peningkatan pendapatan penduduk kepulauan ini memberikan implikasi pada mereka


untuk bepergian dan rekreasi ke tempat (pulau–pulau) lain secara teratur dan massal.
Teknologi fiberglass (FRP) sebagai teknologi andalan dalam sarana transportasi laut,
karena memiliki keunggulan–keunggulan dengan material lain, terutama pada
sambungan konstruksi badan kapal/bus air dan kulit (hull) yang dicetak secara utuh
menjadi satu unit kekuatan yang dapat menahan beban ± 10 ton termasuk penumpang
sebanyak 20 orang.

1.2. Tujuan dan sasaran


Tujuan kegiatan ini adalah merencanakan/ desain kapal/bus air sebagai sarana
transportasi barang dan penumpang antara kepulauan tanakeke dan sekitarnya sampai
menembus perairan Makassar. Kapal/bus air mempunyai jarak jelajah sampai 20 mil
pada kecepatan rata–rata 10 hingga 15 knot, tergantung pada faktor cuaca dan berat
(bobot mati) muatannya. Perbandingan antara panjang/lebar, lebar/tinggi,
panjang/tinggi maupun blok koefisien kapal/bus air sesuai aturan (rules) baku dalam
acuan standar aturan nasional (IMO, SOLAS) yang mudah diadopsi bersama Dishub
dan pemda tingkat II Takalar.

Sasaran kegiatan tahun 2009 adalah tersedianya ± 2 (dua) unit kapal/bus air dari
fiberglass (FRP) dengan sarat rendah (T<0,80), yang mempunyai panjang (L), lebar
(B), tinggi (H), dan block koefisien (Cb) yang sesuai untuk beroperasi di kawasan
tersebut. Sasaran lain adalah meningkatkan kemampuan teknologi masyarakat/nelayan
dalam mengoperasikan, merawat dan memperbaiki kapal/bus air ini.

2. Kelayakan Teknis dan Metodologi Pelaksanaan

2.1 Kelayakan Teknis Kegiatan


Kelayakan teknis dari teknologi kapal/bus air FRP sebagai sarana angkutan barang dan
penumpang mempunyai bentuk lunas semi planning hull, dengan kecepatan jelajah 10
hingga 15 knot pada kondisi laut/udara yang tenang (calm condition). Kecepatan yang
dipilih ini agar supaya pemakaian BBM (bahan bakar minyak) agak irit dengan
memakai sistem mesin dalam (inbord engine) yang tangguh.

Kemampuan kapal/bus air untuk beroperasi diperairan dangkal akan membantu para
penduduk memasarkan produk pertanian/perikanan ke kota Takalar termasuk
Makassar. Dengan bentuk monohull (satu lambung), kapal/bus air akan melaju dengan
tenang pada variasi kecepatan tertentu. Interior kapal/bus air dibuat agar para
penumpang menjadi lebih aman dan nyaman. Persediaan bahan bakar lebih banyak dan
ditempatkan di deck bawah, untuk menjaga agar titik gravitasi (titik G) kapal/bus air
tetap dibawah, sehingga praktis letak MG positif. Disamping itu mengantisipasi

15
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

kekurangan bahan bakar, bila kapal terserang ombak/angin keras, sehingga kapal sulit
bergerak, walaupun putaran mesin meningkat, berakibat temperature mesin bertambah
dan berdampak pada konsumsi bahan bakar ikut membesar.

2.2 Metode Pelaksanaan


Untuk mendapatkan ukuran–ukuran utama kapal dan prediksi besaran daya mesin
penggeraknya, maka perlu dilakukan tahapan–tahapan sebagai berikut:

1. Persiapan dan koordinasi dengan mitra pengguna (Pemda Takalar)


2. Pengumpulan data dan informasi sebagai masukan desain, yaitu :
a. Data primer
Pengambilan data dan survey langsung ke lokasi jalur perairan kapal, termasuk
tempat labuh kapal dan prediksi muatan barang dan penumpang.
b. Data sekunder
Data-data topografi, hidrografi dari dinas perhubungan kabupaten Takalar, dan
data meteorologi dan geofisika dari kantor dinas BMG Takalar/Makassar.
3. Pengolahan, evaluasi dan analisa data
Data-data yang penting untuk menunjang bentuk/type, daya mesin kapal adalah :
‐ Pasang surut air
‐ Kondisi lingkungan perairan
‐ Kedalaman maksimum dan minimum air
‐ Kecepatan angin yang ekstrim, arah dan dominasinya
‐ Jarak rata-rata antar pulau-pulau disekitar perairan kabupaten Takalar
4. Penentuan karakteristik dan ukuran-ukuran utama kapal
5. Penentuan jenis material kapal yang efisien dan efektif, dari segi teknis dan
ekonomis
6. Penentuan besaran daya dorong mesin kapal berdasarkan variasi-variasi kecepatan
yang ditentukan dalam operasional kapal.

3. Studi Literatur

Desain kapal penyeberangan untuk barang dan penumpang harus mengikuti aturan
yang ditetapkan oleh biro klasifikasi dalam hal ini Biro Klasifikasi Indonesia (BKI)
maupun aturan lain yang ada seperti IMO (International Maritime Organization) dan
SOLAS (Safety of Life at Sea). Oleh karena itu pembuatan kapal FRP harus
memperhitungkan stabilitas dan trim kapal, volume dan daya muat kapal, bentuk dan
ukuran konstruksi kapal, serta kemampuan mesin sebagai alat penggerak mula dalam
memutar propeller kapal (thrust) agar menghasilkan daya dorong pada kapal yang
memberikan variasi-variasi kecepatan kapal.

Pemilihan bahan Fibreglass sebagai material utama pada lambung dan bangunan atas
kapal dilakukan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomi. Secara teknis,
komposisi Fibreglass mengandung unsur-unsur kuat dan lentur, tapi ringan dan mudah
dibentuk. Secara ekonomis, Fibreglass lebih murah dari baja dan aluminium pada
dimensi yang sama. Dibandingkan dengan material kayu, Fibreglass lebih mahal
sedikit daripada kayu, tapi keawetan dan daya tahan terhadap kerusakan akibat
binatang-binatang laut dan karat jauh lebih lama dan aman.

16
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

3.1 Komposisi material fibreglass


a. Resin No. Log.157 (marine standard)
Khusus kapal dengan panjang : 10 s/d 20 m dan digunakan pada perairan pantai
(coastal area).

b. Gelcoat
Merupakan paduan antara resin, pigmen warna, silicon dioksida ferosil dan kobal
unsur katalis sebagai bahan pengeras campuran. Perbandingan campuran sesuai
urutan diatas; 60 %, 25 %, 30 %, dan 1 % dan 6,5 % katalis, agar didapatkan
campuran homogen (FRP homogen).

c. Stream Mat
‐ Mat 300, digunakan untuk laminasi awal setelah gelcoat, berbentuk serabut
yang tipis sehingga menutupi pori-pori yang ditimbulkan akibat
ketidaksempurnaan pelapisan pada gelcoat.
‐ Mat 450, digunakan setelah lapisan Mat 300 dan merupakan lapisan
selanjutnya setelah Rovin yang berfungsi sebagai pengikat tulangan (gading-
gading).
‐ Rovin 600 dan Rovin 800, merupakan bahan penguat laminasi yang fungsinya
sebagai kekuatan dasar lapisan Fibreglass
‐ Bahan kayu
Bahan kayu dipilih sesuai posisinya dalam konstruksi kapal tersebut
Berdasarkan ketentuan ini maka dilakukan pemilihan kayu sebagai berikut ;
a. Kayu dengan berat jenis (BD) diatas (BD>1), seperti kayu ulin dan kayu
besi diletakkan pada lunas balok dan dibungkus lembar FRP.
Penempatannya di lokasi ini agar menambah titik berat kapal (G).
b. Kayu yang ringan (mengapung), digunakan pada posisi bagian kapal diatas
permukaan air.

d. Bahan pengikat
Bahan pengikat yang menghubungkan komponen konstruksi badan kapal,
biasanya digunakan berdasarkan material yang diikat. Jadi dari kondisi ini
didapatkan beberapa material pengikatnya, yaitu ;
a. Baut besi/baja; bagian diatas permukaan air
b. Paku/baut galvanis; Pada bagian yang terendam air (bagian lunas, pondasi
kemudi, dsb).

Bahan perekat dan cat


a. Lem fox : sambungan kayu dan bagian interior
b. Cat dasar : permukaan badan kapal
c. Cat anti fouling : pada bagian garis serat kapal

3.2 Penentuan daya penggerak kapal


a. Penentuan tahanan total kapal (RT)

RT : ½ . VS2.S.CT

Dimana :
: B.D air (Kg/m3)

17
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

VS : kecepatan service kapal (m/s)


S : luas bidang basah kapal (m2)
CT : koefisien total kapal

b. Daya motor penggerak propeller :

EHP :  

Dimana:
RT : tahanan total kapal (kg, N)
EHP : effektip horse power (HP)

EHP
SHP :
ηP

η P : effisiensi propulsi kapal


: 0,5 – 0,7
SHP : shape horse power (HP)

BHP :

BHP : break horse power 


: daya penggerak kapal sebagai dasar pemilihan type dan mesin kapal

Sebuah program design grafis digunakan untuk menghitung :


a. Daya motor penggerak kapal
b. Tahanan kapal
c. Stabilitas dan trim kapal
d. Titik MG, G, M, B kapal. (terlampir)

Metode yang digunakan dalam menentukan dimensi kapal FRP adalah mengacu pada
data-data :
a. Kondisi laut dan pesisir pada saat ekstrim dan tenang
b. Kondisi metrologi (arah, kecepatan dan tahanan angin)
c. Estimasi muatan dan penumpang serta tujuan pelayaran mereka.

3.3 Ukuran Utama Kapal


Rangkuman dari data-data diatas, kemudian ditelaah dengan referensi data-data kapal
FRP, yaitu suatu unit kapal patroli kerajaan Malaysia dengan ukuran sebagai berikut :
Loa : 12.00 m
Lebar : 3.1 m
Tinggi : 1.80 m
Sarat : 0.80 m
Daya Penggerak : 2 unit outbord engine dengan daya 2 x 200 HP.

18
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Kecepatan jelajah maksimum : 25 Knot


Kecepatan jelajah normal : 15 – 20 Knot

3.4 Penentuan ukuran utama kapal FRP


Mengacu pada kapal FRP yang sudah ada, dan memadukan (match effect) dengan
ukuran kapal FRP yang didesign, maka di dapat ukuran sebagai berikut :
a. Loa : 12.00 m
b. Lwl : 10.8 m
c. Lebar : 3.10 m
d. Tinggi : 1.8 m
e. Sarat : 0.80 m

3.5 Penggunaan material dan jenis material


Penggunaan jumlah material pada kapal FRP ini tergantung pada ukuran utama kapal
dan tebal lapisan kulit dan lunas. Disamping ke dua point ini, ukuran/dimensi
konstruksi kapal FRP, juga harus tetap mengikuti aturan IMO & SOLAS. Dari dasar
ini di haruskan menguraikan variasi ketebalan konstruksi dan material yang dipakai,
yaitu :

Tabel 1. Variasi ketebalan konstruksi dan material yang dipakai


Komponen Tebal Jumlah lapisan Material

Kulit sisi 8.7 mm 8 lap FRP

Kulit lunas 13.8 mm 12 lap FRP

Deck 6.2 mm 5 lap FRP

Frame (baling-baling) Kayu (10 x 6) cm

Beam Kayu (4 x 3) cm

Tabel 2. Tahanan dan prediksi daya motor


Speed (knot) Savitsky Resistance (KN) Savitsky Power (HP)
11.03 7.95 45.06
11.55 8.21 48.77
12.08 8.48 52.66
12.6 8.76 56.76
13.13 9.04 61.06
13.65 9.34 65.56
14.18 9.63 70.26
15.23 10.25 80.26
16.8 11.19 96.7
17.32 11.5 101.53
17.85 11.82 108.5
18.38 12.12 114.6
18.9 12.42 120.81
19.43 12.72 127.1
20.48 13.28 139.87
21.53 13.79 152.73
22.05 14.03 159.15
23.1 14.46 171.88
24.15 14.85 184.44
24.68 15.02 190.64
25.2 15.18 196.79

19
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Pemilihan mesin sebagai daya penggerak kapal di dapat sebagai berikut :

Tabel 3. Hubungan kecepatan kapal, tahanan dan daya motor


Speed (Knot) Tahanan (KN) Daya Motor (HP)
11.03 7.95 45.06
12.60 8.76 56.76
13.65 9.34 65.56
14.18 9.63 70.26
15.23 10.25 80.26
16.8 11.19 96.7
17.85 11.82 108.50
18.90 12.42 120.81
19.43 12.72 127.1
20.48 13.28 139.87
21.53 13.79 152.73
22.05 14.03 159.15
23.1 14.46 171.88
24.68 15.02 190.64
25.2 15.18 196.79

4. Kesimpulan

Data-data mesin penggerak mula kapal


Nama : DONG FENG/RATNA/4135ACaB
No. cylinder : 4 bh.m.line
Daya (HP) : 100
Out put daya (HP) : 90
Putaran (Rpm) : 1500
F.O.C : (180 – 100) g/HP.HR
Starting : Electric (24 Volt)
Gear box ratio :3:1
Weight (kg) : 1200

Daftar Pustaka

1. Barnaby K C O B E 1980, Basic Naval Architecture, Hutchinsons Scientific


Publication LTD.

2. Guldhammer H E dan Harvald S V A A 1974, Ship Resistance, Akademisk


Forlag Copenhagen.

3. Holtrop J and Mannen G G J 1998, Statiscal Power Prediction Method,


International Shipbuilding Progress, Volume 2.

4. Kari A 1979, Design And Cost Estimating All Types Of Merchant And
Passenger Ships, The Technical Press LTD, London.

5. Kruppa C F L 1986, Hydrodinamics Of Ship Propulsion.

6. Lewis E V 1988, Principles Of Naval Architecture Second Revision, The Society


of Naval Architects and Marine Engineers, 601 pavonia Aveneu Jersey City, NJ.

20
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

7. Savitsky D dan Brown P W, 1976, Procedure For Hydrodynamic Evaluation of


Planning Hull in Smooth and Rough Water, Marine Technology, Vol. 13, No.4.

8. Taggart R 1980, Ship Design And Construction, SNAME, Suite 1369, New
York, N J, 10048.

Biografi Penulis

Mansyur Hasbullah adalah seorang professor hidrodinamika pada Program Studi


Teknik Perkapalan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dia
mendapat gelar Master of Engineering (MEng) dari Hiroshima University, Jepang
pada tahun 1987. Area ketertarikan risetnya adalah hidrodinamika serta desain dan
konstruksi kapal kayu/ikan.

A Haris Muhammad adalah staf pengajar Program Studi Teknik Sistem Perkapalan
Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dia mendapat gelar
Doktor (PhD) dari Universiti Teknologi Malaysia (UTM) pada tahun 2007. Area
ketertarikan risetnya adalah hidrodinamika, gerak kapal, desain dan konstruksi kapal
kayu/ikan.

Mohammad Rizal Firmansyah adalah staf pengajar pada Program Studi Teknik
Perkapalan Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dia
mendapatkan gelar Magister Teknik (MT) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS) pada tahun 2002 dan gelar Master of Engineering (MEng) dari University of
South Australia pada tahun 2009. Akan melanjutkan studi S3-nya di University of
South Australia pada tahun 2010 dalam bidang manufacturing management. Area
ketertarikan risetnya adalah CAD/CAM, desain dan teknologi produksi kapal, desain
dan konstruksi kapal kayu/ikan, dan image processing.

21
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Gambar 1. Lines Plan Kapal FRP

22
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Gambar 2. General Arrangement Kapal FRP

23
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Gambar 3. Tampak samping dan tampak depan Kapal FRP

Gambar 4. Susunan lapisan fibre pada konstruksi kapal FRP

24
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Gambar 5. Kurva hidrostatik kapal FRP

Gambar 6. Kurva Koefisien Bentuk Kapal FRP

25
Hasbullah, Muhammad, Firmansyah –Desain Kapal FRP Berbasis Lingkungan dan ...

Gambar 7. Kurva Powering Kapal FRP

Gambar 8. Kurva Stabilitas Kapal FRP

26

Anda mungkin juga menyukai