KEPERAWATAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
Rumah Sakit berstandar Internasional yang berada di Indonesia.Rumah sakit ini
menjanjikan
pelayanan yang paripurna dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien.
Hal ini sesuai dengan amanah undang-undang nomor 44 tentang Rumah Sakit
yang menyebutkan bahwa Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila
dan berdasarkan kepada nilai kemanusiaan,etika dan profesionalitas, manfaat,
keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien,serta mempunyai fungsi sosial. Amanah ini disambut dengan
baik oleh setiap rumah sakit di Indonesia, termasuk RS.
Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar
RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar mempunyai salah satu misi yaitu
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu kelas dunia,
menjamin keselamatan pasien dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.Untuk
melaksanakan misi ini memerlukan peran perawat yang sangat besar melalui
pelayanan asuhan keperawatan yang professional, holistik dan
komrehenship.Selain itu, mutu profesi keperawatan menjadi salah satu
pendukung dalam mengemban misi mulia ini.Untuk mencapai Goog clinical
Governance, memelihara dan meningkatkan mutu profesi keperawatan
memerlukan sebuah evaluasi professional secara berkesinambungan.Evaluasi ini
bias dilaksanakan dengan audit keperawatan.
3
perbaikan. Audit keperawatan harus dilaksanakan dengan integritas yang
tinggi oleh tim independen keperawatan dengan regulasi yang jelas, maka
perlu disusun panduan audit keperawatan.
B. Tujuan panduan audit keperawatan
1. Tujuan umum
Memberikan acuan pelaksanaan audit keperawatan dalam rangka memelihara
dan meningkatkan mutu profesi dan mutu pelayanan keperawatan serta
menjamin keselamatan pasien.
2. Tujuan khusus
a) Memberikan panduan komite keperawatan dalam melaksanakan audit
keperawatan
b) Memberikan panduan tim audit keperawatan dalam melaksanakan audit
keperawatan
c) Menjamin penyelenggaraan audit keperawatan yang berkualitas dan
professional dalam mengevaluasi mutu profesi dan layanan asuhan
keperawatan.
C. Landasan hukum
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang No. 38 tentang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 49 tahun 2013, tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit
5. Surat keputusan Direktur Nomor: 27/YJJP/A/XII/2016 tentang
Pemberlakuan Peraturan Internal ( Hospital Bylaws) di RS. Akademis Jaury
Jusuf Putera Makassar
6. Surat Keputusan Direktur Nomor: 69/S1. RSAJ/SK/X/2015 tentang
Pembentukan Organisasi Komite Keperawatan di RS. Akademis Jaury Jusuf
Putera Makassar.
7. Surat Keputusan Direktur Nomor : 22/S1. RSAJ/SK/X/2015 tentang Fungsi,
Tugas Pokok, Wewenang, Tanggung Jawab dan Uraian Tugas Komite
Keperawatan RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar.
4
BAB II
AUDIT KEPERAWATAN
A. Pengertian
1. Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara professional terhadap
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medis dan data pendukung lainnya oleh tenaga
keperawatan.
5
2. Auditor adalah tenaga keperawatan atau tim yang melaksanakan audit
keperawatan.
3. Auditee adalah individu tenaga keperawatan, unit kerja, atau kelompok
profesi keperawatan yang akan di audit. Auditee harus bekerjasama dan
membantu terlaksananya
proses audit keperawatan dengan memberikan akses dan fasilitas yang
diperlukan untuk menyelesaikan audit, mengkaji rekomendasi dan
kesimpulan audit, dan menerapkan setiap tindakan korektif yang
diperlukan.
4. Komite keperawatan adalah wadah non-struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
5. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
6. Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi
keperawatan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area
praktiknya.
7. Kewenangan klinis (clinical privilege) hak khusus seorang tenaga
keperawatan untuk melakukan sekelompok pelayanan
keperawatan/kebidanan tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk
suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan hasil kredensial.
8. Penugasan klinis adalah penugasan direktur rumah sakit kepada tenaga
keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan
kebidanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan
klinis.
9. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.
10. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan
yang telah memiliki kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis tersebut.
11. Peraturan internal tenaga keperawatan adalah aturan yang mengatur tata
kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di
rumah sakit.
6
12. Mitra bestari adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi
dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait
dengan tenaga keperawatan.
13. Buku putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan
kewenangan klinis.
14. Tenaga keperawatan adalah seluruh tenaga perawat, bidan, di RS.
Akademis Jaury Jusuf
Putera Makassar
B. Klasifikasi
Audit keperawatan ada dua macam, yaitu :
1. Audit kasus (insiden) keperawatan, adalah proses evaluasi secara
professional terhadap mutu profesi tenaga keperawatan dan pelayanan
asuhan keperawatan oleh tenaga keperawatan berdasarkan peristiwa
yang terjadi selama proses pelayanan asuhan keperawatan.
2. Audit klinik keperawatan, adalah proses evaluasi secara professional
terhadap mutu
profesi tenaga keperawatan dan pelayanan asuhan keperawatan yang
dilaksanakan oleh
tenaga keperawatan secara periodic dan terencana.
7
BAB III
TATA LAKSANA AUDIT KASUS KEPERAWATAN
8
4. Meningkatnya budaya kerja tenaga keperawatan sesuai dengan kompetensi
dan standar pelayanan.
9
2. Ketua komite keperawatan melaksanakan koordinasi dengan sub komite
mutu profesi, sub komite kredensial,sub komite etik dan disiplin, dan
seminatan keperawatan.
3. Sub komite mutu profesi keperawatan menyusun kriteria dan standar audit
insiden/kasus keperawatan.
4. Sub komite mutu profesi keperawatan mengumpulkan dan melaksanakan
verifikasi data yang dibutuhkan.
5. Sub komite mutu profesi keperawatan menyusun jadwal audit insiden/kasus
keperawatan.
6. Sub komite mutu profesi keperawatan melaksanakan koordinasi tentang
jadwal audit insiden/kasus keperawatan kepada auditee dan pihak terkait.
7. Sub komite mutu profesi keperawatan melaksanakan audit yang dihadiri
oleh auditee yang terkait.
8. Sub komite mutu profesi keperawatan melaksanakan analisa data dan
merumuskan masalah.
9. Sub komite keperawatan menentukanproblem solving dan rencana tindak
lanjut.
10. Sub komite mutu profesi keperawatan menyusun laporan kegiatan audit
insiden/kasus keperawatankepada ketua komite keperawatan.
11. Ketua komite keperawatan menyusun dan menyampaikan rekomendasi
kepada direktur utama berdasarkanhasil audit insiden/kasus keperawatan.
H.Alur pelaporan audit kasus keperawatan
10
BAB IV
TATA LAKSANA KLINIK KEPERAWATAN
Tujuan audit klinik keperawatan RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar
antara lain :
11
3. Staff rekam medic yang terpilih harus sudah terlatih dan tidak
berganti-ganti serta memiliki tupoksi sebagai asisten audit klinik.
12
F. Metode audit klinik keperawatan
1. Retrospektif
Data yang digunakan adalah data lampau.Data yang diperlukan telah
dikumpulkan secara rutin. Keuntungan metode prospektif adalah
bias dilakukan lebih mudah dan
bias dilihat di status. Kerugian metode prospektif adalah kesulitan/tidak bias
diperbaiki
secara langsung.
Missal : data sudah ada di computer, rekam medis, dll.
2. Konkuren
Metode ini dilaksanakan dengan menilai proses pelayanan asuhan
keperawatan yang sedang berlangsung. Keuntungan metode
konkuren adalah perbaikan bias langsung dilaksanakan. Kerugian
metode konkuren adalah subjek tidak mau/malu menyampaikan data
yang akurat.
3. Prospektif
Data yang digunakan adalah data baru pada saat pasien masuk. Data
ini digunakan untuk menilai proses asuhan keperawatan yang akan
dating. Keuntungan metode prospektif adalah bias dilakukan
menggunakan estimasi yang pernah dilakukan. Kerugian prospektif
adalah belum bias diprediksi apa yang perlu diperbaiki.
1. Persiapan
a) Sub komite mutu profesi melaksanakan koordinasi dengan
ketua komite keperawatan untuk memilih dan menetapkan
topic dan judul klinik keperawatan.
13
b) Ketua komite keperawatan membentuk tim audit klinik
keperawatan yang terdiri dari komite keperawatan, seminatan
keperawatan dan tenaga rekam medis.
c) Tim audit klinik keperawatan menyusun kriteria, dan standar
audit.
d) Tim audit klinik keperawatan memilih dan menentukan
populasi dan sampel audit.
e) Tim audit klinik keperawatan menyusun instrument audit.
f) Tim audit klinik keperawatan menyusun proposal audit klinik
keperawatan.
g) Tim audit klinik keperawatan mengusulkan proposal audit
klinik keperawatan kepada direksi melalui ketua komite
keperawatan.
h) Ketua komite keperawatan menerima rekomendasi
pelaksanaan audit klinik keperawatan dari direksi.
i) Ketua komite keperawatan memberikan disposisi pelaksanaan
audit klinik keperawatan kepada tim audit klinik
keperawatan.
j) Tim audit keperawatan melaksanakan koordinasi perijinan
kepada pihak terkait.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan audit klinik keperawatan selanjutnya dilaksanakan oleh
tim audit klinik keperawatan sebagai berikut :
a) Mengumpulkan data audit klinik keperawatan.
b) Melaksanakan analisa data audit klinik keperawatan.
c) Menetapkan perubahan/Plan Of Action (POA).
d) Melaksanakan re-audit klinik keperawatan.
e) Melaksanakan analisa hasil re-audit klinik keperawatan.
f) Menyusun kesimpulan dari hasil re-audit klinik keperawatan.
g) Mendokumentasikan hasil kegiatan audit klinik keperawatan.
h) Menyusun laporan audit klinik keperawatan.
i) Melaporkan hasil audit klinik keperawatan kepada direksi
dalam bentuk rekomendasi melalui ketua komite keperawatan.
14
Tahapan (proses) audit klinik keperawatan dilaksanakan sesuai dengan bagan berikut:
Hal yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menentukan topikaudit :
1) Audit struktur
Dilakukan untuk menentukan apa yang dibutuhkan agar standar
dapat terpenuhi. Missal: sarana prasarana, jumlah SDM, dll.
2) Audit proses
Fokus pada bagaimana proses pelayanan asuhan keperawatan
dilaksanakan. Misal: prosedur, pelayanan, dll.
3) Audit hasil
Fokus pada hasil dari intervensi keperawatan yang dilaksanakan,
apakah memberi perubahan terhadap status kesehatan pasien.
Audit klinik keperawatan di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera
Makassa berfokus pada PROSES. Hal inidilaksanakan untuk
melihatkesesuaian proses pelayanan asuhan keperawatan dengan
standar yang telah disetujui dan ditetapkan.
b) Menentukan topik audit klinik keperawatan.
1) Pilih topik yang dapat diperbaiki. Hindari pemilihan topic pada area
yang tidak mungkin/kecil kemungkinannya untuk dilakukan
peningkatan.
2) Topik dipilih berdasarkan pelayanan/kegiatan/diagnose yang high
risk,high cost, high volume dan problem prone (cenderung
menimbulkan masalah).
3) Topik yang dipilih harus mendapat dukungan atau konsensus dari
seluruh meminatan keperawatan.
4) Topik yang dipilih harus memiliki clinical guidelines yang ada di RS.
Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar
c) Menentukan latar belakang, tujuan dan sasaran audit. 1) Latar belakang
Latar belakang merupakan rasionalitas atau justifikasi topic audit yang
dipilih. Dalam latar belakang perlu dijelaskan pengertian singkat dari
penyakit/tindakan dan diagnosa keperawatan yang dijadikan topik audit.
16
Selain itu juga perlu dicantumkan data epidemiologi baik
internasional,nasional maupun di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera
Makassar ketersyediaan guidelines dan beberapa isi pentingnya serta
permasalahan yang ada.
2) Tujuan audit
Tujuan audit klinik keperawatan harus dapat menggambarkan struktur
umum dari audit yang dilakukan. Tujuan dibuat untuk memastikan atau
memperbaiki mutu pelayanan kesehatan.Tujuan tidak hanya menghitung
jumlah atau memeriksa/ mengetahui suatu masalah.
3) Sasaran
Sasaran audit adalah menjelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan umum audit menggunakan aspek
dimensi mutu sebagai fokus audit yang dilakukan.Sasaran audit
keperawatan ditulis menggunakan kata-kata “untuk meyakinkan
bahwa………..). aspek dimensi mutu yang digunakan dalam sasaran audit
klinik keperawatan adalah :
Appropriateness
Apakah penatalaksanaan yang dilakukan sudah sesuai.
Timeliness
Apakah penatalaksanaan yang dilakukan sudah tepat waktu.
Effectiveness
Apakah penatalaksanaan yang diberikan memberikan sesuai
hasil yang diharapkan.
Dimensi mutu yang tidak terlalu menjadi fokus dalam audit
klinik keperawatan adalah:
Acceptability
Apakah pasien pasien puas dengan pelayanan yang diberikan.
Acceptability tidak menjadi fokus karena lebih melibatkan
pasien dan dilakukan oleh tim penelitian.
Accessibility
Apakah pasien mudah mendapatkan pelayanan.Accessibility
tidak jadi fokus karena sudah dibahas saat pemilihan topik.
Efficiency
Apakah terapi/tindakan yang diberikan menggunakan biaya,
tenaga, dan sumber daya yang minimal.Efficiency tidak jadi
fokus karena baru dapat dicapai saat peningkatan pelayanan
telah dilakukan.
Equity
Apakah perawatan yang tersedia bias dirasakan merata. Equity
tidak jadi fokus karena sudah dibahas saat pemilihan topik.
17
2.Menentukan kriteria dan standar audit
19
e) Populasi dan sampel
Sampel ditentukan berdasarkan jenis audit yang akan dilakukan. Jenis audit tersebut meliputi :
1. Audit ilmiah(research).
Untuk keperluan publikasi ilmiah dengan skala nasional/internasional.Audit ini
membutuhkan sampel yang valid untuk memperkuat hasil penelitian.
2. Audit pragmatis/internal
Sampel yang digunakan meliputi jumlah pasien yang diperlukan agar para klinisi senior bersedia melakukan
perubahan berdasarkan hasil audit.Jumlah sampel tidak terlalu banyak, berkisar 20-50 pasien sudah cukup
untuk melihat kesesuaian di lapangan dengan kriteria audit.Jmlah sampel yang terlalu besar menyita waktu
dan sumber daya.
Audit klinik keperawatan di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar rmerupakan audit
pragmatis/internal. Pengambilan sampel dilaksanakan dengan metode simple random sampling. Sampel
ditetapkan berdasarkan pada empat variabel :
1) Jumlah populasi
2) Tingkat ketetapan ( degree off accuracy).
Tingkat ketidaktepatan yang digunakan adalah 5 %.
3) Tingkat kepercayaan ( Degree of Confidence) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
4) Frekuensi kesesuaian dengan kriteria audit.
Panduan dalam menentukan jumlah sampel audit keperawatan di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera
Makassar selanjutnya bisa dilihat pada table berikut :
Tabel 4.2.panduan ukuran sampel Audit Klinik Keperawatan.
20
Langkah dalam pengumpulan data audit klinik keperawatan meliputi: a) Ambil rekam medik yang
menjadi sampel audit.
b) Lihat apakah setiap kriteria yang ditentukan dalam pedoman audit telah terpenuhi dalam rekam medis
tersebut ( lihat kesesuaian)
c) Tentukan hasil audit apakah sudah sesuai dengan kriteria, tidak sesuai kriteria namun memenuhi
perkecualian atau tidak sesuai kriteria dan tidak memenuhi perkecualian (lihat kode hasil audit).
21
d) Tulis hasil audit dalam bentuk kode.
Kode Keterangan
Kode 2 Data pada rekam medik tidak sesuai dengan kriteria tapi memenuhi perkecualian (ada alasan/justifikasi
ketidaksesuaian tersebut)
Data pada rekam medik tidak sesuai dengan kriteria dan tidak
Kode 3 memenuhi perkecualian ( tidak ada alasan/justifikasi
ketidaksesuaian tersebut)
e) Memisahkan rekam medik yang mengandung penyimpanan ( tidak sesuai kriteria) berdasarkan pedoman
dan instrument audit yang telah disusun oleh tim audit.
4. Menganalisa data
Pengumpulan data dan analisa data menggunakan tool statistik. Analisa data audit klinik keperawatan
dilakukan untuk menghitung tingkat kepatuhan secara umum, mengidentifikasi pola dan penyebab
penyimpangan. Data audit klinik keperawatan dianalisa dengan :
a) Statistic deskriptif
Data audit umum berbentuk data numeric yang dapat disajikan dalam
bentuk tendensi (mean,median dan modus) dan rentang nilai ( range ) yang kemudian ditampilkan
dalam bentuk table atau grafik.
b) Quality Tool
Quality tools dilaksanakan oleh anggota tim audit keperawatan. Quality tolls digunakan untuk
menentukan dan menemukan penyebab gambaran ketidaksesuaian antara kenyataan dengan kriteria
standar. Quality tolls yang digunakan adalah RCA (Root Cause Analysis) atau Isikawa ( Fish Bone).
22
5. Menetapkan perubahan
Perubahan merupakan landasan tim audit klinik keperawatan untuk merekomendasikan kepada direktur
utama rumah sakit melalui komite keperawatan. Kriteria perubahan ditetapkan berdasarkan :
a) Perubahan ditunjukkan pada unit, bagian yang kompeten, yaitu yang terlibat langsung dalam proses
pelayanan kesehatan sesuai topik audit.
b) Perubahan dilaksanakan dalam batas waktu tertentu ( Ada dateline)
c) Disusun rencana tindak lanjut (POA) dengan penanggung jawab dan waktu yang jelas.
d) Tanggung jawab melakukan perubahan ditegaskan dan dikomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan (Tupoksi jelas).
e) Jangka waktu melaksanakan perubahan maksimal tiga bulan. Setelah
pelaksanaan perubahan diberikan masa waktu 3 bulan sebelum dilaksanakan re u=audit. Hal ini
dimaksudkan agar jumlah sampel yang diharapkan mendekati jumlah sampel audit.
6. Melakukan Re-Audit
Re-audit klinik keperawatan dilaksanakan unutk mengetahui apakah telah terjadi perubahan kualitas asuhan
keperawatan setelah dilaksanakan
perbaikan sesuai dengan POA yang sudah ditetapkan. Jumlah sampel,
proses dan instrument re-audit sama dengan audit klinik keperawatan yang sudah dilaksanakan. Setelah
proses re-audit selesai, dilaksanakan uji statistic untuk mengetahui perbandingan dan perubahan antara
hasil audit dengan hasil re-audit. Uji statistik ini menggunakan soft ware professional yang mudah
digunakan. Test menggunakan uji chi square test dengan interpretensi:
a) Bila 0,01< p < 0,05 maka hasilnya signifikan.
b) Bila 0,001 < p <0,01 maka hasilnya sangat signifikan.
c) Bila p < 0,001 maka hasilnya amat sangat signifikan.
H. Sistematika pelaporan audit klinik keperawatan
23
Sistematika laporan hasil audit klinik keperawatan di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar sebagai berikut :
1. Halaman judul
2. Daftar isi
3. Isi laporan hasil audit klinik keperawatan
a) Pendahuluan
b) Tujuan
c) Sasaran
d) Metodologi.
1) Pedoman audit klinik keperawatan. 2) Populasi dan sampel.
e) Hasil dan pembahasan
1) Umum ( pelaksanaan kegiatan) 2) Karakteristik.
3) Tingkat kesesuaian
4) Penyebab ketidaksesuaian.
f) Rencana tindak lanjut /Plant Of Action (POA).
g) Pelaksanaan tindakan pendidikan.
h) Hasil re-audit.
i) Kesimpulan dan saran.
4. Daftar pustaka.
I. Alur pelaporan audit klinik keperawatan.
A. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang berupa audit internal dan atau manajemen review. Audit internal adalah kegiatan untuk
menilai apakah pelaksanaan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan standar, panduan atau prosedur. Manajemen review
adalahkegiatan manajemen dalam mengevaluasi hasil temuan audit internal dan atau mengevaluasi kebijakan, standar, panduan,
prosedur yang berlaku yang dibuktikan dengan adanya risalah rapat. Tujuan evaluasi adalah agar PDCA (Plan do check Action)
menjadi budaya. Pelaksanaan evaluasi meliputi :
Contoh :
1. Bukti tindak lanjut
Hasil evaluasi : SPO perlu direvisi.
Dokumen tindak lanjutnya : hasil revisi SPO
2. Format laporan evaluasi dan tindak lanjut.
26
BAB VI
PENUTUP
Audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara professional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasien dengan menggunakan rekam medis dan atau data pendukung lainnya oleh tenaga keperawatan. Audit keperawatan ada dua
macam, yaitu :
1. Audit kasus (insiden) keperawatan, adalah proses evaluasi secara professional terhadap mutu profesi tenaga keperawatandan
pelayanan asuhan keperawatan oleh tenaga keperawatan berdasarkan peristiwa yang terjadi selama proses pelayanan asuhan
keperawatan.
2. Audit klinik keperawatan, adalah proses evaluasi secara professional terhadap mutu profesi tenaga keperawatan dan
pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan secara periodic dan terencana.
Audit keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari menentukan topik, menentukan kriteria dan standar,
mengumpulkan data, menganalisa data, menetapkan perubahan, dan melaksanakan re audit. Rangkaian kegiatan ini disebut dengan
siklus audit keperawatan.siklus audit keperawatan harus dilaksanakan secara kontinyu terhadap proses asuhan keperawatan
komprehenship di rumah sakit. Siklus audit ini diharapkan mampu memotret kualitas mutu profesi dan pelayanan asuhan keperawatan,
dengan demikian bias dilaksanakan perbaikan.
Semoga panduan audit keperawatan ini bias memberikan petunjuk unutk terlaksananya evaluasi mutu profesi keperawatan.
Melalui evaluasi mutu profesi keperawatan diharapkan aplikasi proses keperawatan di RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar bias
dilaksanakan dengan optimal dan senantiasa berlandaskan pada nilai rumah sakit yang meliputi kepercayaan, integritas, peduli,
professional, efisien dan kebersamaan. Dengan demikian mutu profesi dan kualitas pelayanan keperawatan bias optimal dan misi RS.
Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar untuk menyelenggarakan pelayanan yang paripurna, bermutu kelas dunia, mengutamakan
keselamatan pasien dapat terwujud.
27
DAFTAR PUSTAKA
.2013. Surat Keputusan Direktur Tentang Komite Keperawatan RS. Akademis Jaury Jusuf Putera Makassar
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.49 Tentang Komite
Keperawatan Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
28
29