Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

KANKER KULIT

KELOMPOK 3
CHELSIA
CINDY PERMATA SARI
FAUZI SAPUTRA YATRUL
MARDALENA YOLANDA
SISKA PERMATA SARI
NURISLAHATI

SRIKES MERCUBATIJAYA PADANG


DIII KEPERAWATAN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “KANKER
KULIT”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Padang , November 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-
macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna
(MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker
kulit non melanoma.

Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan
dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker
kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang
tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.

Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika


Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa
jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang
menunjukkan angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker
kulit pada tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB)
merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna
karena kemampuan metastasinya.

Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang
kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus
kanker kulit.
1.2 Rumusan Masalah

Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah
pada

1. Apa yang dimaksud dengan kanker kulit?

2. Apa etiologi dari kanker kulit?

3. Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?

4. Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?

5. Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?

6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa
dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya. Tujuan khusus
dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis,
klassifikasi, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur
untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).

Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga
penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).

Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering
terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti
wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

2.2 Etiologi

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:

1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)

Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit
baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya
kanker kulit.

2. Kulit Putih

Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang
memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit
putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan
berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun
jumlahnya cenderung lebih kecil.

3. Paparan Karsinogen

Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam
jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau
bahan karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini,
para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-
virus yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/
HPV (Isselbacher, et al, 2002).

4. Genetik/Faktor Keturunan

Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit.
Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena
kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

2.3 patofisiologi
Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker kulit itu
ada di bagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari sebuah bentol atau
tompel dibagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel
yang berkembang yang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan jaringan kulit.
Selain itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah memasuki usia
penghujung. Karena itu terjadi penumpukan dijaringan kulit yang akhirnya menjadi suatu
benjolan. Kanker kulit ini sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya
di dalam tubuh. Untuk mengatasi hal ini, pengobatan konvensional dan terapi biologis
bekerjasama untuk saling mengobati kanker kulit tersebut.
Woc
Etiologi :

Sinar UV, Bahan kimia, <pigmen

Sel epidermis / melanosit

Kerusakan DNA

Pertumbuhan abnormal

5. cemas
Perubahan bentuk fisik kulit

Kurang pengetahuan
4. Gangguan citra tubuh Tindakan operasi

Pengangkatan jaringan

2. Kerusakan integritas 1.Nyeri


jaringan
Perawatan yg
tdk tepat

3. Resiko infeksi

2.4 Manifestasi klinis

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar

Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak


terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila
diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau
kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.

2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah

Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah
bila disentuh.

3. Tahi lalat yang berubah warna

Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah
berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-
bintik.

4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh

Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng
ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena
terjadi benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.

5. Bercak kecoklatan pada orang tua

Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama
permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.

6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan

Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak
tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak
teraba, tidak sakit maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih
hitam, menonjol diatas permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah
berdarah.(Dalimartha, 2005)
2.5 klasifikasi kanker kulit

Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan
non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal
(KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).

1. Non malenoma maligna

 Karsinoma sel basal (KSB)

a. Definisi

Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan
menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan
kanker kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).

Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis


melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:

- Perubahan dalam warna

- Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)

- Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)

- Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar

- Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi


berpigmen

Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan
dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah
terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang
mulai sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus
juga lebih curiga.

Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
alat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:

A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.

B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.

C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih,
merah dan biru.

D= Diameternya lebih besar dari 6 mm(Marwali, 2000).

2. Klasifikasi melanoma maligna

a) Melanoma superfisial

Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh


dan merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan.
Melanoma ini sering ditemukan serta ektremitas bawah.

b) Melanoma lentigo-maligna

Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh


dengan lambat pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan
dorsal tangan,kepala dan leher pada orang yang berusia lanjut.

c) Melanoma noduler

Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang


menyerupai blueberry dengan permukaan yang relatife licin seta
berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan menginvasi
langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan
dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa

Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat


didaerah yang terlalu terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel
rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak tangan,
dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap.

Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna


dalam 5 stadium yaitu:

1. Stadium I

Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)

2. Stadium II

Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas

3. Stadium III

Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis

4. Stadium IV

Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis

5. Stadium V

Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6. Stadium VI

Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan


kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau
bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang
mengandung melanin.

2.6 Pengobatan melanoma maligna


Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan
secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk
pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid
tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan
secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:

1. Stadium Klinik I Melanoma Malign.

Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan
cara pengobatan melanoma maligna yang terbaik.

2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna

Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional

3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna

a. Kemoterapeutik sistemik

Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil


Triazeno Imidazole Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau
dikombinasi dengan obat kemoterapeutik sistemik lainnya.Respon pengobatan
dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita. Kemoterapeutik sistemik yang
direkomendasikan adalah: DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari,
diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200 mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap
6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea

b. Imunoterapi

BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk


pengobatan melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan
secara intralesi dan memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak
menentu, tergantung pada sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan
imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis untuk mendapatkan limfosit
dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-2, untuk
membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-
sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.

2.7 pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium test dan Cuci darah.

Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi
dapat merubah komposisi atau status hematologic.

2. Biopsy jaringan

Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh


dengan cara

eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi.
Biopsy insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat
dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994).
Specimen biopsy yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum
dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.

3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk


menemukan adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan
sinar x, dan atau CT scan.

2.8 penatalaksanaan medis dan keperawatan

1. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan

Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan


normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu
margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk
melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih
dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui pembedahan dengan
kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan
mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling
melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3
cm

b. Kemoterapi

kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara
topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-
agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling
umum digunakan untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan
sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara
sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya
dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini.
Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas

c. Terapi biologis

Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara
langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara
tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah
penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin, injeksi bacterium yang diketahui
sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan interferon, interleukin,
dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi
dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system
imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG
mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG
secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan
regresi lesi.

d. Terapi radiasi

Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy


sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk
menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi
kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar
limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :

1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor

2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi


kulit yang malignan

3) Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan


dengan menggunakan energy listrik

4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing (alat


jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi

5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung
hidung dan daerah didekat struktur yang vital

Penatalaksanaan keperawatan

Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :

1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan

2) Pemberian analgetik tepat

3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah

BAB III

Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian

a. Identitas pasien
Meliputi : nama, tempat tanggal lahir , jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, rumah
sakit , alamat , agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no register/mr, serta
penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. RKS ( riwayat kesehatan sekarang )

Biasanya Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya


mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin
membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan
menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng
yang mudah berdarah dila dangkat. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah
berdarah dan Tahi lalat yang berubah warna biasanya Tahi lalat menjadi lebih hitam,
gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah. Terdapat Koreng atau borok
dan luka yang tidak mau sembuh ,Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan
tangan

2. RKD ( riwayat kesehatan dahulu )

Biasanya klien sering terkena paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Dan Paparan Karsinogen Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin,
tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit dalam waktu
panjang .

3. RKK ( riwayat kesehatan keluarga )


Sebelumnya tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini
3.2 Pemeriksaan fisik
 Kepala
Biasanya kulit kelapa bersih , tidak berbau, tidak ada lesi , tidak ada benjolan
 Mata ( kiri/kanan)
Biasanya posisi mata simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterik
 Hidung
Biasanya tidak ada tanda-tanda peradangan pada hidung
 Mulut dan tenggorokan
Biasanya mukosa bibir tidak pucat, tidak ada pembesaran tonsil, tidak terjadi
pendaharan pada gusi
 Telinga
Biasanya tidak terjadi gangguan pendengaran , tidak ada lesi , tidak ada nyeri
tekan
 Leher
Biasanya terlihat baik , tidak ada gangguan, tidak ada pembengkakan kelenjer
getah bening
 Integumen
Biasanya kulit tampak kemerahan ,dan nyeri pada bagian kangker ,turgor kulit
buruk
 Dada
Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan
Palpasi : biasanya premitus kiri dan kanan
Perkusi : biasanya terdengar bunyi sonor kiri dan kanan
Aukultasi : biasanya bunyi terdengar vesikuler
 Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : biasanya ictus cordis teraba 2 jari
Perkusi : biasanya
Aukultasi : biasanya irama jantung teratur
 Abdomen
Inspeksi : biasanya perut datar
Palpasi : biasanya tidak ada benjolan
Perkusi : biasanya tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : biasanya bising usus normal
 Genetalia urinaria
Biasanya keadaan genetalia urinaria bersih , tidak ada gangguan
 Ektermitas
Biasanya ekstermitas bawah/atas kiri/kanan ada nyeri tekan

3.3 Diagnosa
 nyeri
 kerusakan integritas kulit
 resiko infeksi

no diagnosa noc nic

1. nyeri akut kontrol nyeri manajemen nyeri


 mengenali  lakukan pengkajian nyeri yang
kapan nyeri komprehensif
 observasi adanya petunjuk
terjadi
 menggambark nonverbal
 pastikan perawatan analgesik bagi
an faktor
penyebab pasien dengan pemantauan yang
 menggunakan ketat
jurnal harian  ajarkan metode nonfarmakologi
untuk untuk menurunkan nyeri
 gali penggunaan metode
memonitor
farmakologi yang dipakai pasien
gejala dari
saat ini untuk menurunkan nyeri
waktu ke
 dukung istirahat /tidur yang adekuat
waktu
untuk membantu penurunan nyeri
 menggunakan
 mulai dan modifikasi tindakan
tindakan
pengontrol nyeri berdasarkan
pencegahan
respon pasien
 melaporkan
nyeri yang
terkontrol
 menggunakan
sumber daya
manusia
 menggunakan
analgesik yang
direkomendasi
kan

2. kerusakan integritas jaringan pengecekan kulit


aktivitas-aktivitas
integritas kulit dan membran
- Periksa kulit dan selaput lendir
kulit mukosa
terkait dengan adanya kemerahan,
defenisi : - suhu kulit
perubahan/ga - sensasi kehangatan ekstrim,atau drainase
- elastisitas - Amati warna, kehangatan ,
ngguan - hidrasi bengkak, pulsasi, tekstur , edema
epidermis dan - keringat
- tekstur dan ulserasi pada ekstermitas
dermis - ketebalan - Periksa kondisi luka operasi
- perfusi - Monitor warna kulit dan suhu
- Periksa pakaian yang terlalu ketat
jaringan - Dokumentasikan perubahan
- pertumbuhan
membran mukosa
rambut pada - Monitor infeksi , terutama daerah
kulit odema
- integritas kulit - Monitor kulit untuk adanya
keringat yang berlebihan dan
kelembapan
- Monitor sumber tekanan dan
gesekan

3. resiko keparahan infeksi kontrol infeksi


 Kemerahan aktivitas-aktivitas
infeksi
 Vesikel yang  alokasikan kesesuaian luas ruang
defenisi :
tidak mengeras perpasien ,seperti yang di
berisiko
permukaannya indekasikan oleh pedoman pusat
terserang
 Cairan (luka) pengendalian pencegahan penyakit
organisme
yang  bersihkan lingkungan dengan baik
patogen
membusuk setelah digunakan untuk setiap
 Sputum pasien
purulen  ganti peralatan perawatan per
 drainase pasien dengan baik setelah
purulen digunakan untuk setiap pasien
 piuria/nanah  isolasi isolasi orang yang terkena
dalam urin penyakit menular
 demam  batasi jumlah pengunjung
 hipotermia  pertahankan teknik isolasi sesuai
 nyeri
 jaringan lunak tindakan pencegahan yang sesuai
 malaise  pstikan penggunaan antiseptik dari
 menggigil semua peralatan iv
 tingkatkan intake nutrisi yang tepat
 dorong pasien untuk beristirahat
 berikan terapi terpi antibiotik yang
tepat
 ajarkan pasien dan anggota
keluarga mengenai bagaimana
menghindari infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011
dari: http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)

Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku d
ari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.

Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011
dari http://www.yki.cakulit.com

Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011


dari http://www.globocan.2008.com

Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13. Jakarta:EGC.

Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC

Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai