Anda di halaman 1dari 38

PBL BLOK CHOP PUSKESMAS SUKARAJA BANDAR LAMPUNG

TANGGAL 27 DESEMBER 2016 – 3 JANUARI 2017

Kelompok 5

GIZI

1. Made Dwi Aprianingsih 13310232


2. Marlina Fuji Astuti 13310234
3. Melanda Septiana 13310239

PROGRAM STUDY KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2017

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini.

Kegiatan laporan ini merupakan salah satu mata kuliah CHOP yang wajib diambil di
Fakultas Kedokteran Umum Universitas Malahayati. Laporan kegiatan ini disusun sebagai
pelengkap kegiatan yang lebih kurang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2016 –
03 Januari 2017 di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Bandar Lampung.

Dengan selesainya laporan kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan banyak masukan-masukan pada penyusun. Untuk itu penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. dr. Festi Ladyani, M.Kes selaku penanggung jawab blok CHOP


2. dr. Tria Yune Eriartasari, MARS selaku Kepala Puskesmas Rawat Inap Sukaraja
(Pembimbing I)
3. dr. Deviani Utami, M.Kes selaku Pembimbing II
4. Jajaran Staff Puskesmas Rawat Inap Sukaraja.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan kegiatan ini,
baik dari materi maupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penyusun. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan.

Terimakasih.

Bandar Lampung, Januari 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................. 3
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................. 4
1.3 TUJUAN ...................................................................................... 5
BAB II : TEORI
2.1 PUSKESMAS..............................................................................6
2.1.1 UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS……………………...6
2.1.2 MANAGEMENT PERENCANAAN PUSKESMAS………..8
2.1.3 PENGENDALIAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN…..8
2.1.4 PERENCNAAN………………………………………………9
2.1.5 TUJUAN DAN MANFAAT…………………………………..10
2.1.6 VISI DAN MISI………………………………………………11
2.1.7 VISI…………………………………………………………...11
2.1.8 MISI…………………………………………………………...11
2.2 POKOK PELAYANAN GIZI……………………………………...12
2.2.1 DEFINISI ASI ESKLUSIF ................................................ …..12
2.2.2 MANFAAT ASI ................................................................. …12
2.2.3 KOMPOSISI ASI…………………………………………….15
2.2.4 NILAI NUTRISI AIR SUSU IBU ...................................... …17
2.2.5 VOLUME PRODUKSI ASI .............................................. …19
2.2.6 MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI…………..19
2.2.7 FAKTOR PENYEBAB BERKURANGNYA ASI…………..22
2.2.8 ALASAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF……………………23
2.2.9 TUJUAN LANGKAH KEBERHASILAN ASI ESKLUSIF……24
2.2.10 LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR……24
2.2.11 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU TDK MEMBERIKAN ASI..25
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
3.1 MASALAH PELAYANAN GIZI ............................................... 33
3.1.1 DATA HASIL EVALUSI KINERJA……………………..33
3.1.2 DATA HASIL WAWANCARA…………………………..34

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………35
4.1.1 KESIMPULAN……………………………………………..35
4.1.2 SARAN……………………………………………………..35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB I
1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASIyang

diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI. Namun,

banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik

untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI

hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi

Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu

masalah gizi yang paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein.

Hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini karena anak

dan bayi merupakan golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang melahirkan bayi prematur

yaitu bayi dengan berat badan rendah karena tidak sesuai dengan usia kelahirannya. Bayi

dengan berat badan rendah memiliki resiko besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI

lebih besar dibanding bayi dengan berat badang normal.

Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan ada yang

hanya memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan.

Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan

tumbuh kembang bayi, Oleh sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul “

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam

penulisan ini adalah redahnya tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian Asi Ekslusif di

Puskesmas Rawat Inap Sukaraja.

4
1.3 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian Asi Eksklusif

di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja.

5
BAB II

2.1 Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan satuan organisasi fungsional

yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat

diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran aktif masyarakat dan menggunakan

hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat

dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan

kesehatan strata pertama.Upaya kesehatan yang diselenggarakan menitik beratkan kepada

pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan kepada perseorangan.

2.1.1 Upaya Kesehatan Puskesmas

Upaya kesehaatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan

Perseorangan (UKP), Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang terdiri dari Upaya

Kesehatan Masyarakat Esensial dan Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan. Upaya

Kesehatan Masyarakat Esensial yang diselenggarakan di seluruh puskesmas di Indonesia

terdiri atas :

1) Promosi Kesehatan

2) Kesehatan Lingkungan

3) Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana

6
4) Perbaikan Gizi Masyarakat

5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan berdasarkan situasi kondisi

permasalahan kesehatan setempat dan ditetapkan bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,

antara lain:

1) Upaya Kesehatan Sekolah

2) Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer

3) Perawatan Kesehatan Masyarakat

4) Pelayanan Napza

5) Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) terdiri dari :

1) Upaya Pengobatan Umum

2) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3) Upaya Kesehatan ibu dan anak serta KB yang bersifat UKP

4) Upaya perbaikan gizi yang bersifat UKP

5) Upaya Kegawat daruratan

6) Upaya Kefarmasian

7) Upaya Laboratorium

8) Pelayanan Rawat Inap

Penyelenggaraan upaya kesehatan merupakan tanggungjawab pemerintah dan

masyarakat.Masyarakat memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan.Upaya Kesehatan Masyarakat dikenal dengan Upaya

Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

7
2.1.2 Manajemen Perencanaan Puskesmas

Untuk menunjang pelaksanaan program dan fungsinya, puskesmas memerlukan suatu

sistem manajemen yang memadai, baik untuk mendiagnosis masyarakat wilayah kerjanya,

memenuhi kebutuhan logistic, perencanaan, monitoring, dan evaluasinya, maupun untuk

mengadaptasi perubahan lingkungan kerjanya, tuntutan masyarakat, perkembangan teknologi

dan sebagainya.

Adapun sistem manajemen yang dilakukan di Puskesmas adalah: Perencanaan tingkat

Puskesmas, lokakarya mini puskesmas, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas,

monitoring bulanan, dan tata usaha puskesmas.

2.1.3 Pengendalian dan Pertanggungjawaban

Dalam rangka pengendalian dan pertanggungjawaban puskesmas, maka

dilakukan monitor dan evaluasi terhadap Input, proses dan outcome. Adapun proses

pelaksanaannya disebut dengan evaluasi kinerja puskesmas.

8
2.1.4 Perencanaan

Secara umum, perencaaan (planning) dapat dikatakan sebagai suatu proses

penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk

mengatasi masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan kegiatan kesehatan/Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) merupakan

usaha untuk merinci kegiatan-kegiatan upaya kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah

kesehatan yang ada dan menetapkan alokasi sumber daya se-efisien mungkin dalam rangka

mencapai status kesehatan masyarakat yang dikehendaki, dalam periode tertentu pada masa

yang akan datang.

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) merupakan suatu proses kegiatan yang

sistematis untuk menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh

puskesmas pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan

kesehatan pada masyarakat dalam upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat.

Secara umum PTP ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen

puskesmas untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Secara khusus PTP ini bertujuan agar dapat disusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK)

Puskesmas yang akan dilaksanakan pada bulan/tahun berikutnya dalam menanggulangi

masalah kesehatan prioritas dalam wilayah kerjanya sesuai dengan petunjuk teknik dari

Pemerintah Kota Bandar Lampung.

9
2.1.5 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari Perencanaan ini adalah untuk mendapatkan rencana kegiatan Puskesmas,

baik dari segi kerangka acuannya ataupun pembiayaannya.

Adapun manfaat yang didapatkan dari PTP ini adalah:

1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menggerakkan dan melaksanakan upaya

yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Perencanaan memudahkan pengawasan, pengendalian dan penilaian, karena faktor-faktor

atau indikator-indikator upaya yang disajikan berupa sasaran-saran yang sudah jelas

digariskan dalam suatu produk perencanaan.

3. Perencanaan memungkinkan dapat mempertimbangkan situasi di masa depan yang ingin

dicapai dengan lebih seksama. Hal ini meliputi hambatan, dorongan maupun potensi-

potensi yang ada.

Ruang lingkup PTP mencakup semua kegiatan pokok puskesmas yang dibutuhkan

oleh masyarakat wilayah kerjanya (berdasarkan hasil community diagnosis) yang akan

dilaksanakan oleh puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan, dan pelaksanaan

upaya kesehatan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan dan sasaran program

pembangunan kesehatan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan setempat.

10
2.1.6 VISI DAN MISI PUSKESMAS

2.1.7 VISI

Menjadi Puskesmas pilihan masyarakat Kota Bandar Lampung

2.1.8 MISI

Puskesmas Sukaraja mempunyai misi untuk:

1. Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau sesuai

dengan kebutuhan dan harapan masyarakat

2. Meningkatkan profesionalitas dan kompetensi tenaga kesehatan yang efektif dan efisien

3. Meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Tata Nilai yang dianut oleh Puskesmas Sukaraja adalah “IDOLA” yaitu :

Indah : Indah dalam penampilan, berperilaku, dan lingkungan

Damai : Terciptanya suasana yang harmonis dalam pelayanan

Objektif dan Optimis : memberikan pelayanan tanpa membedakan status sosial dan

selalu berpandangan baik dalam melaksanakan kegiatan program dan pelayanan

Lancar : Tepat waktu dan tanggap dalam pelayanan sesuai dengan alur dan prosedur

yang telah ditetapkan

Aman : Terwujudnya keamanan bagi pasien dan petugas

11
2.2 PELAYANAN GIZI

2.2.1 Defenisi ASI Ekslusif

ASI ekslusif adalah pemberian hanya ASI saja kepada bayi tanpa tambahan cairan

lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubuk susu, biskuit, bubur nasi, dan tim ASI merupakan makanan

pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat

gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya

pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi

mengakibatkan pemberian ASI Ekslusif tidak berlangsung secara optimal. Sebagai tujuan

global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi-bayi secara optimal maka

semua ibu dapat memberikan ASI Ekslusif dan semua bayi diberi ASI Ekslusif sejak lahir

sampai berusia 4-6 bulan. setelah berumur 4-6 bulan bayi dapat diberi makanan pendamping

atau padat yang benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia dua tahun atau

lebih. Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara

menciptakan pengertian sertaUniversitas Sumatera Utara dukungan dari lingkungan sehingga

para ibu dapat menyusui secara Ekslusif.

2.2.2 Manfaat ASI Ekslusif

Bagi ibu dan bayi ASI Ekslusif menjalin ikatan kasih sayang yang mesra antara ibu

dan bayi . Hal ini merupakan keuntungan awal dari menyusui secara ekslusif.

12
a. Manfaat ASI Bagi Bayi

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif yang dapat dirasakan yaitu:

(1) ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh, (3) Meningkatkan

kecerdasan. (4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang. (5) Sebagai makanan tunggal

untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia selama enam bulan.

(6)Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi yang

diberiASI Ekslusif potensial lebih pandai. (7) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing

manis, kanker pada anak dan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (8)

Menunjangperkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI ekslusif akan lebih cepat

bisa jalan. (9) Menunjang perkembangan kepribadian emosional, kematangan spiritual dan

hubungan sosial yang baik.

b. Manfaat ASI Bagi Ibu

Manfaat ASI bagi ibu adalah: (1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

Apabilabayi segera disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya

pendarahan setelah melahirkan akan berkurang karena kadar oksitosin meningkat sehingga

pembuluh darah menutup dan perdarahan akan lebih cepat berhenti. (2) Mengurangi

terjadinya anemia. (3) Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang

aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Ekslusif dan belum haid, 98%

tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil

sampai bayi berusia 12 bulan. (4) Mengecilkan

rahim. Kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu rahim kembali ke ukuran sebelum

hamil. (5) Menurunkan resiko kanker payudara. (6) Pemberian ASI membantu mengurangi

beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan

tersedia dalam suhu yang cocok. (7) Lebih ekonomis dan murah. (8) ASI dapat segera

13
diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan, memasak air dan tanpa harus mencuci botol. (9)

Memberi kepuasan bagi ibu. Ibu yang berhasil memberikan ASI Ekslusif akan

merasakankepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

c. Manfaat ASI Bagi Keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga adalah : (1) Tidak perlu menghabiskan banyak

uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk

merebus air, susu, dan peralatannya. (2) Menghemat biaya perawatan kesehatan karena bayi

yang diberi ASI Ekslusif lebih sehat atau jarang sakit. (3) Menghemat waktu keluarga. (4)

Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia. (5) Menyusui sangat praktis,

karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot membawa

botol susu, susu formula, air panas, dan lain sebagainya ketika berpergian.

d. Manfaat ASI Bagi Negara

Manfaat ASI bagi negara adalah: (1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu

mengimpor susu formula dan peralatan lainnya. (2) Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

(3) Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit. (4)

Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka kematian. (5) Melindungi

lingkungan karena tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air,

susu, dan peralatannya. (6) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan

berkualitas untuk membangun negara, karena anak yang mendapat ASI dapat tumbuh

kembang secara optimal.

2.2.3 Komposisi ASI

Perbedaan komposisi ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari keempat setelah

melahirkan sebagai berikut :

14
a. Kolostrum

Kolustrum merupakan: (1) ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4. (2)

Kolustrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat anti infeksi danberprotein

tinggi. (3) Cairan emas yan encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang

mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman

penyakit. (4) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi

yang baru lahir dan mempersiapkan saluranpencernaan makanan bayi bagi makanan yang

akan datang. (5) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang.

Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI yang matang. Kadar

kaborhidrat dan lemak rendah dibanndingkan ASI matang. Total energi lebih tinggi

dibandingkan dengan susu matang. (6) Volume kolustrum antara 150-300 ml/ 24 jam.

b. ASI Transisi / Peralihan

ASI transisi merupakan : (1) ASI yang keluar setelah kolustrum sampai sebelum

menjadi ASI yang matang. (2) Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat

dan lemak makin tinggi. (3) Volume akan makin meningkat.

c. ASI Matang atau Mature

ASI matang merupakan : (1) ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya,

komposisi relaitive konstan. (2) Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI

merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam

bulan. (3) Tidak mengumpal jika dipanaskan.

15
2.2.4 Nilai Nutrisi Air Susu Ibu

ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk makronutrien

adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral

a. Karbohidrat

Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber

energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kalilipat dibandingkan

laktosa yang ditemukan dalam susu sapi atau susu formula. Namun demukian jarang

ditemukan kejadian diare pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan penyerapan

laktosa ASI lebih baik dibandingkan laktosa susu sapi atau susu formula

b. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda denganprotein yang

terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang

lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein

casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi

c. Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibandingkann dengan susu sapi dan susu

formula. Kadar lemak yang lebih tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak

yang cepat selama masa bayi. ASI juga mengandung asam lemak rantai panjang diantaranya

asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat(ARA) yang berperan terhadap

perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

d. Karnitin

16
Karnitin mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan

untuk mempertahankan metabolisme tubuh. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI

lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.

e. Vitamin

Vitamin terdiri dari : (1) Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang

berfungsi sebagai faktor pembekuan untuk mencegah terjadinya perdarahan. (2)Vitamin D

untuk mencegah penyakit tulang pada bayi. Walaupun pada ASI vitaminD sedikit tetapi tidak

perlu dikuatirkan karena bayi dapat dijemur pada pagi hari maka bayi akan mendapat

tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. (3) Vitamin E. ASI memiliki

kandungan vitamin E yang tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Vitamin E

berfungsi untuk ketahanan dinding sel darah merah. (4) Vitamin A selain berfungsi untuk

kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk mendukung pembelahan sel, kekebalan

tubuh dan pertumbuhanan.

f. Mineral

Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap

dibandingkan dengan mineral yan terdapat di dalam susu formula.

2.2.5 Volume Produksi ASI

Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan

ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak lahir, air susu yang dihasilkan

sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500 ml pada minggu kedua. Dan

produksi ASI semakin efektif dan terus-menerus meningkat pada hari 10-14 hari setelah

melahirkan. Bayi yang sehat mengonsumsi 700-800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki

masa enam bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun.

17
2.2.6 Masalah-Masalah Dalam Menyusui

a. Masa Antenatal

Pada masa antenatal masalah yang sering timbul adalah kurang atau salah informasi

dan puting susu datar atau terbenam.

1). Kurang atau salah informasi

Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik

dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang.

Petugaskesehatan juga masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat

pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sebagai contoh banyak ibu atau petugas

kesehatan yang tidak mengetahui bahwa: (a) bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya

encer, sehingga dikatakan bayi menderita diare dan seringkali petugas kesehatan menyuruh

menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang

demikian karena kolostrum bersifat laksans. (b) ASI belum keluar pada hari pertama

sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan

dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yan dapat mempunyai persediaan kalori

dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. (c) Karena

payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak

menentukan apakah produksi ASI cukup atau tidak.

2). Puting Susu Datar atau Terbenam

Puting yang kurang menguntungkan seperti ini sebenarnya tidak selalu menjadi

masalah. Yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah hisapan langsung bayi

yang kuat

18
b. Masa Pasca Persalinan Dini

Pada masa ini kelainan yang sering terjadi adalah: Puting susu datar atau terbenam,

puting susu lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat dan mastitis atau abses

1). Puting Susu Lecet

Pada keadaan ini sering kali ibu menghentikan menyusui karena puting susu sakit.

Yang perlu dilakukan adalah: (a) Olesi puting susu dengan ASI akhir, jangan sekali-kali

memberikan obat lain seperti krim, salep dan lain-lain. (b) Puting susu yang sakit dapat

diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri

dalam waktu sekitar 2x24 jam. (c) Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap

dikeluarkan dengan tangan, dan tidak dianjurkan alat pompa karena nyeri. (d) Cuci payudara

sekali saja sehari dan tidak dibenarkan untuk menggunakan sabun

2). Payudara Bengkak

Pada payudara bengkak tampak payudara udem, sakit, puting kencang,

kulitmengkilat walau tidak merah dan bila diperiksa atau diisap ASI tidak akan keluar.

Untuk mencegah hal itu terjadi maka diperlukan (a) Menyusui dini. (b) Perlekatan

yang baik. (c) Menyusui bayi harus lebih sering

3). Mastitis atau Abses Payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak

yang diikuti nyeri dan panas serta suhu tubuh meningkat. Keadaan ini disebabkan kurangnya

ASI diisap atau dikeluarkan atau penghisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan

menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju atau BH.

19
c. Masa Pasca Persalinan Lanjut

Yang termasuk dalam masa pasca persalinan lanjut adalah sindrom ASI kurang dan

ibu bekerja.

1). Sindrom ASI Kurang

Ibu merasa ASI-nya kurang, padahal sebenarnya cukup, hanya saja ibu yang kurang

yakin dapat memproduksi ASI yang cukup.

2). Ibu Bekerja

Seringkali alasan pekerjaan membuat ibu berhenti menyusui. Ada beberapa cara yang

dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja: (a) Susui bayi sebelum bekerja. (b) ASI

dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja. (c) ASI dapat disimpan di

lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi dengan menggunakan cangkir pada saat ibu

bekerja. (d) Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi disusui dan jadwal menyusui

diganti sehingga banyak menyusui di malam hari. (e) Keterampilan mengeluarkan ASI dan

merubah jadwal menyusui sebaiknya telah dimulai sejak satu bulan sebelum kembali

bekerja. (f) Minum dan makan makanan yang bergizi selam bekerja dan menyusui

2.2.7 Faktor Penyebab Berkurangnya ASI

a. Faktor Menyusui

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi,

menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot sebelum ASI

keluar,kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui

20
b. Faktor Psiko logi Ibu

Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui. Ibu yang tidak

mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umunya produksi ASI akan berkurang.

Stress, khawatir, ketidak bahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan

dalammensukseskan pemberian ASI ekslusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya

diri ibu sangat besar.

c. Faktor Bayi

Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi sakit,prematur,

dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak memberikan ASInyamenyebabkan

produksi ASI akan berkurang

d. Faktor Fisik Ibu

Ibu sakit, lelah, menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain

yangmengandung hormon, ibu menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok atau ibu

dengan kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI.

2.2.8. Alasan Pemberian ASI Ekslusif

Bayi normal sudah dapat disusui segera sesudah lahir. Lamanya disusui hanya untuk

satu atau dua menit pada setiap ibu yang melahirkan karena : (a) Air yang pertama atau

kolostrum mengandung beberapa benda penangkis yang dapat mencegah infeksi pada bayi.

(b) Bayi yang minum ASI jarang menderita gastroenteritis . (c) Lemak dan protein ASI

mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam saluran pencernaan. ASI tidakmenyebabkan

bayi menjadi gemuk berlebihan. (d) ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari

pada susu buatan manapun oleh karena mengandung benda penangkis, suci hama, segar, dan

tersedia setiap waktu. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak manfaat dan

21
kelebihan , diantaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi

saluran pencernaan (diare), infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga.

Sebagian besar pertumbuhan dan perkembangan bayi ditentukan oleh ASI Ekslusif.

ASI mengandung zat gizi yang tidak terdapat di dalam susu formula. Komposisi zat

dalamASI antara lain 88,1% air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7% laktosa serta 0,2 % zat gizi

lainnyayang berupa DHA, DAA dan shypnogelin.

2.2.9 Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Ekslusif

Terdapat tujuh langkah untuk keberhasilan pemberian ASI secara Ekslusif. Langkah-

langkah ini sangat penting terutama bagi ibu bekerja. Menyusui memang akan

mempengaruhi seluruh keluarga karena dukungan mereka sangat berharga.Langkah-langkah

yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui secara ekslusif adalah sebagai

berikut: (a) Mempersiapkan payudara bila diperlukan. (b) Mempelajari ASI dan tatalaksana

menyusui. (c) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya. (d) Memilih tempat

melahirkan yang sayang bayi seperti rumah sakit yang sayang bayi atau rumah bersalin yang

sayang bayi. (e) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI Ekslusif. (f)

Mencari ahli persoalan menyusui seperti Klinik Laktasi atau konsultasi laktasi (laktasion

consultan), untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran (g) Menciptakan suatu sikap

yang positif tentang ASI dan menyusui.

2.2.10. Langkah- Langkah Menyusui Yang Benar

Langkah-langkah menyusui yang benar adalah : (a) Sebelum menyusui, ASI

dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini

mempunyai manfaat sehingga desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. (b) Bayi

22
diletakkan menghadap perut ibu atau payudara. (c) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas

dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu saja atau areolanya

saja.(d) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan

puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi. (e) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat

kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut

bayi. (f) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga puting

susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI ke luar dari tempat

penampungan ASIyang terletak di bawah areola. (g) Setelah bayi mulai menghisap, payudara

tidak perlu disanggah lagi.

2.2.11 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan ASI Ekslusif

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam menentukan tindakan

seseorang.Berdasarkan pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasarkan

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasarkan oleh

pengetahuan.Kurangnya pengetahuan tentang menyusui dari satu generasi bahkan lebih akan

menyebabkan banyak ibu masa kini mendapati bahwa ibu dan nenek mereka rendah

pengetahuan tentang menyusui dan tidak mampu memberikan banyak dukungan terhadap

pemberian ASI sehingga pemberian ASI tidak dapat dilakukan.Menurut Heri (2009)

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu:

23
a) Tahu

Tahu berarti mengingatkan suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang telah

diterimasebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengatahuan yang paling rendah . Kata

kerja yang digunakan untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu bahwa ia dapat

menyebutkan,menguraikan, mengidentifikasi, dan menyatakan.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan rumus, hukum-

hukum, metode dan prinsip dalam konten atau situasi nyata.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek di dalam

bagianbagianyang kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu

sama lainnya. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

e) Sintesis (Synthesis)

Sintesisi merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau menyususn formula baru dari formulasi yang

24
sudah ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, dan menyesuaikan

terhadap teori atau rumusan yang ada.

f) Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Evaluasi digunakan dengan menggunakan criteria sendiri yang telah ada.

2. Lingkungan

Menurut Perinasia (2003) lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan ibu untuk

menyusui bayinya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di

lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak

langsung.Pada kebanyakan wanita di perkotaan, sudah terbiasa menggunakan susu formula

dengan pertimbangan lebih modern dan praktis. Menurut penelitian Valdes dan Schooley

(1996) wanita yang berada dalam lingkungan modern di perkotaan lebih sering melihat ibu-

ibu menggunakan susu formula sedangkan di pedesaan masih banyak dijumpai ibu yang

memberikan ASI tetapi cara pemberian tidak tepat. jadi pemberian ASI secara Ekslusif di

pengaruhi oleh lingkungan.

3. Pengalaman

Menurut hasil penelitian Diana (2007) pengalaman wanita semenjak kecil akan

mempengaruhi sikap dan penampilan wanita dalam kaitannya dengan menyusui di kemudian

hari. Seorang wanita yang dalam keluarga atau lingkungan mempunyai kebiasaan atau

seringmelihat wanita yang menyusui bayinya secara teratur maka akan mempunyai

pandangan yangpositif tentang menyusui sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Tidak

mengherankan bilawanita dewasa dalam lingkunganini hanya memiliki sedikit bahkan tidak

25
memiliki sama sekali informasi, pengalaman cara menyusui dan keyakinan akan kemampuan

menyususi. Sehingga pengalamantersebut mendorong wanita tersebut untuk menyusui

dikemudian harinya dan sebaliknya.

4. Dukungan Keluarga

Kelompok ibu-ibu yang sehat dan produksi ASI-nya bagus, sebetulnya yang paling

memungkinkan dapat memberikan ASI dengan baik. Tetapi tidak semua suami atau orangtua

akan mendukung pemberian ASI. Misalnya suami merasa tidak nyaman apabila istrinya

menyusui. Pada waktu ibu melahirkan, keluarga besarnya atau kerabatnyaberdatangan untuk

membantu merawat ibu dan bayinya dan pada saat itulah keluarga memberikan makanan atau

minuman pada usia yang dini. Pandangan suami yang merasa tidak nyaman dan keluarga

yang tidak mendukung dengan kegiatan menyusui merupakan alasan yang utama para ibu

memilih memberikan susu formula. Menurut penelitian Diana (2007) ibu yang tinggal

serumah dengan ibunya atau nenek mempunyai peluang sangat besar untuk memberikan MP-

ASI dini pada bayi, bahkan ada ibu yang memberikan MP-ASI mulai bayi usia 11 hari atau

setelah tali pusat lepas. Walaupun ibu mengetahui bahwa pemberian MP-ASI terlalu dini

dapat mengganggu kesehatan bayi namun mereka beranggapan bahwa jika bayi tidak

mengalami gangguan maka pemberian MP-ASI dapat dilanjutkan. Selain itu kebiasaan

pemberian MP-ASI dini telah dilakukan turun-temurun dan tidak pernahmenimbulkan

masalah.

Menurut Roesli Utami (2000) ayah merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan

atau kegagalan menyusui. Banyak ayah yang berpendapat salah. Para ayah berpendapat

bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayi-nya. Mereka menganggap cukup menjadi

pengamat yang pasif saja. Sebenarnya ayah mempunyai peran yang sangat menentukan

26
dalam keberhasilan menyusui karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks

pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.

5. Pandangan Ibu Terhadap payudaranya

Ukuran payudara yang kecil sering dicemaskan sebagai faktor penyebab kegagalan

pemberian ASI. Padahal besar kecilnya payudara tidak berkaitan dengan kemampuan

memberikan ASI. Payudara besar mengandung lebih banyak jaringan lemak sedangkan ASI

dibentuk oleh jaringan kelenjar alveoli atau pembentuk ASI jadi besar kecilnya payudara

tidak menjadi ukuran keberhasilan menyusui.Menyinggung ukuran payudara, Arlina dalam

Siswono (2001) mengatakan besar atau kecilnya payudara, serta bentuk payudara tidak

terkait langsung dengan produksi ASI. Tidak ada jaminan kalau payudara besar akan

menghasilkan lebih banyak ASI, sedang payudara kecil menghasilkan lebih sedikit.

6. Sumber Informasi

Menurut Notoatmodjo (2003) sumber informasi mempengarui pengetahuan baik dari

media maupun orang-orang dalam terkaitnya dengan kelompok manusia memberi

kemungkinan untuk dipengarui dan mempengarui anggota-anggota. Seseorang di dalam

proses pendidikan juga memperoleh pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu. Alat

Bantu media akan membantu dalam melakukan penyuluhan. Agar pesan kesehatan dapat

disampaikan dengan jelas. Dengan media orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang

dianggap rumit sehingga mereka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan.

Alat Bantu media menurut Notoatmodjo (2003) dapat dibagi dalam tiga

macam:

27
a. Media Cetak

Yaitu sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan kesehatan dengan variasi

seperti: (1) Booklet. Suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk

tulisan maupun gambar. (2) Leafer. Bentuk penyampaian informasi melalui lebaran yang

dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun dalam bentuk gambar. (3)

Selebaran. (4) Lembar balik (Flip Chart). Bentuk penyampaian pesan atau informasi-

informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik di mana tiap lembar berisi gambaran

peragaan dan di baliknya berisi kalimat yang berkaitan dengan gambar tersebut. (5) Rubik

atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang berkaitan dengan kesehatan. (6)

Foster. Bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang biasanya

ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum atau di kendaraan umum

b. Media Elektronika

Media sarana komunikasi merupakan sarana komunikasi dengan menggunakan

elektronika terdiri dari televisi, radio, video, dan lain-lain. Untuk menyampaikan pesan-pesan

atau informasi

c. Media Papan

Papan yang dipasang di tempat-tempat umum yang diisi dengan pesan-pesan atau

informasi kesehatan

7. Mitos-Mitos

Mitos adalah sumber informasi yang sebenarnya salah tetapi dianggap benar karena

telah beredar dari generasi ke generasi tentang sesuatu hal mitos-mitos tersebut antara lain:(a)

Menyusui mengubah bentuk payudara. (b) Menyusui menyebabkan penyusutan berat badan.

(c) ASI belum keluar pada hari-hari pertama sehingga perlu ditambah susu formula. (d)

28
Payudara saya kecil sehingga tidak menghasilkan cukup ASI. (e) ASI ibu kurang gizi

sehingga kualitasnya kurang baik. (f) ASI saya tidak cukup, ASI saya kering, bayi tidak

cukup mendapat ASI karena rakus atau minum banyak. (g) Bayi yang sakitmemerlukan

makanan atau minuman yang lebih bagus dari pada ASI. (h) ASI yang pertama kali keluar

harus dibuang karena kotor. (i) Bayi alergi terhadap ASI.

Menurut Diana (2007) beberapa ibu percaya bahwa apa yang dimakan ibu dapat

menyebabkan bayi sehat atau sebaliknya dapat menyebabkan bayi sehat atau sebaliknya

dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada bayinya. Semua ibu percaya bahwa jika ibu

mengkonsumsi sambal atau es saat menyusui dapat menyebabkan bayi diare atau terserang

penyakit. Jadi mereka umumnya menghindari mengkonsumsi sambal dan es atau tetap

mengkonsumsi tetapi tidak berlebihan

8. Sosial budaya

Pemberian ASI tidak lepas dari tatanan budaya. Perilaku dibentuk oleh kebiasaan

yang diwarnai oleh sosial budaya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan

lingkungan serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Penelitian Alwy pada masyarakat To Bunggu mengungkapkan bahwa makananan

tambahan sering kali diberikan sebagai penenang agar bayi tidak selalu menangis.

Masyarakat To Bunggu tidak menentukan umur yang pasti untuk saat bayi harus mulai diberi

makanan tambahan.Untuk mengetahui apakah bayi sudah harus diberi makanan

tambahanatau belum, masyarakat setempat menetapkan patokan yang berasal dari

pengetahuan budaya mereka yaitu “ ane nogeomo naratamo tempond” yang artinya jika bayi

sering menangis ketika sedang diberi ASI maka itulah saatnya bayi sudah harus mulai diberi

29
makanan tambahan. Keadaan seperti ituumumnya ditunjukkan oleh bayi pada saat bayi

berusia dua minggu hingga dua bulan.

Tempat untuk menyusui tidak diatur dengan khusus. Ibu bisa saja menyusui di depan

rumah, di warung, sambil berbelanja, atau melakukan kegiatan lain tanpa merasa malu

terhadap orang-orang di sekitarnya. Kebiasaan di masyarakat Betawi berbeda dengan

kebiasaan masyarakat di Desa Kemantan Kebalai, Kabupaten Kerinci, Jambi. Masyarakat

Betawi menganggap bahwa menyusui di tempat umum tidak sopan. Tatanan budaya cukup

berpengaruh dalam pengambilan keputusan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui.

30
BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

HASIL

3.1.2 DATA HASIL WAWANCARA DI PUSKESMAS RAWAT INAP SUKARAJA

NO Nama Bayi/Balita Umur ASI Ekslusif Tidak ASI

Eksklusif

1 ALBAR 1 th 2 bln V -

2 ADAM 1 th 6 bln V

3 BERLAN 1 th 5 bln V

4 MIA 11 bln V

5 M. FADLAN 2 tn 5 bl V

6 ATIYA 1 th V

7 GABRIEL 5 bln V

8 SALSABILA 1 bln V

9 M. AL FAQIH 1 th 8 bln V

10 PUTRI RIYANI 4 bln V

11 DIVANTI KAMILA 2,5 bln V

12 ATNAN 2 bln V

13 ALFA 2 bln V

14 FAKHRI 11 bln V

Berdasarkan hasil wawancara tersebut terdapat 14 responden, dengan 11

responden ASI Ekslusif (78,5%) dan 3 reponden tidak ASI Eksklusif (21,5%).

31
32
PEMBAHASAN

Penyebab masalah

Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan Asi Eksklusif adalah:

1. Pengetahuan

Kurangnya pengetahuan tentang menyusui dari satu generasi bahkan lebih

menyebabkan banyak ibu tidak memberikan Asi Eksklusif pada bayi

mereka, hal ini juga dipengaruhi oleh tradisi turun menurun yang

dilakukan nenek moyang mereka.

2. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor penentu kesiapan ibu untuk

menyusui bayinya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh

kebiasaan di lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat baik

secara langsung maupun tidak langsung.

3. Faktor dari bayi

Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi

sakit, prematur, berat badan lahir dan bayi dengan kelainan bawaan

sehingga ibu tidak memberikan Asi dan menyebabkan produksi Asi

berkurang.

Alternative pemecahan masalah

1. Perlunya penyebaran informasi mengenai manfaat dan cara pemberian Asi

yang baik dan benar kepada ibu yang memiliki bayi dan balita. Ini bisa melalui

berbagai seminar penyuluhann konseling dan media (flamplet, poster, dll).

2. Mengadakan pelatihan mengenai Asi kepada petugas kader penyuluhan

kesehatan.

33
3. Melakukan evaluasi setiap bulannya terhadap keberhasilan petugas

kesehatan dalam melakukan konseling Asi.

34
KERANGKA TEORI

Faktor Lingkugan:Dukungan
suami/keluarga, dukungan
Demografi : usia ,
tenaga kesehatan & sumber
pekerjaan , pendidikan .
informasi

Faktor ibu : pengetahuan


,sikap , keadaan payudara

Faktor bayi : bayi sakit,


Pemberian ASI Eksklusif
prematur, berat badan lahir
dan bayi dengan kelainan
bawaan

Produksi asi Sikap

35
BAB IV

4.1 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data Puskesmas Rawat Inap Sukaraja dan wawancara di

Puskesmas Rawat Inap Sukaraja di dapatkan 64% untuk presentase bayi usia < 6

bulan yang mendapatkan asi eksklusif ,bayi yang lulus asi eksklusif telah mencapai

49% dan 11 responden ASI Ekslusif (78,5%) dan 3 reponden tidak ASI Eksklusif

(21,5%). Maka dapat disimpulkan bahwa masih ada ibu yang kurang memiliki

pengetahuan tentang pentinya menyusui ASI Eksklusif & maanfaat ASI Ekslusif.

36
DAFTAR PUSTAKA

1. www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/.../infodatin-asi.pdf

2. digilib.unimus.ac.id/download.php?id=6941

37
LAMPIRAN :

38

Anda mungkin juga menyukai