Anda di halaman 1dari 4

BAB III

STUDI KASUS

Kasus :

Ny. Z 58 tahun di bawa ke RS karena mengeluh sejak kemarin tidak bisa BAK, kaki
bengkak, sesak napas. Pasien juga mengeluh mual muntah, dan lemas. Dua hari
sebelumnya pasien muntah dan diare. TD: 160/100 mmHg, nadi 96 x/menit, S : 37,30 C, RR
: 28 x/menit/ireguler. Hasil lab. Ureum 70mg/dl, gula darah sewaktu 156 mg/dl, natrium
meq/l, kalium 6,5 meq/l, kreatinin 4,5 mg/dl, hasil AGD : PH 7.37, pCO2 31,1 mmHg, pO2
95,6 mmHg, HCO3 21,5 mmol/L, SaO2 97,1%, BE -2,9.

a. Pengkajian
 Nama, jenis kelamin pekerjaan, dan diagnose medis.
 Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Sejak kemarin tidak bisa BAK, kaki bengkak, dan sesak nafas.
 Riwayat sekarang
Pasien mengeluh sejak kemarin tidak bisa BAK, kaki bengkak, sesak
napas. Pasien juga mengeluh mual muntah, dan lemas. Dua hari
sebelumnya pasien muntah dan diare.
 Riwayat penyakit dahulu
_
 Pemeriksaan fisik
- TD: 160/100 mmHg,
- nadi 96 x/menit,
- S : 37,30 C,
- RR : 28 x/menit/ireguler.
 Pemeriksaan diagnostik
- Ureum 70mg/dl,
- gula darah sewaktu 156 mg/dl,
- natrium meq/l, kalium 6,5 meq/l,
- kreatinin 4,5 mg/dl,
- hasil AGD : PH 7.37, pCO2 31,1 mmHg, pO2 95,6 mmHg, HCO3
21,5 mmol/L, SaO2 97,1%, BE -2,9.
b. Diagnose keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan fase diuresis dari gagal ginjal akut.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kelebihan cairan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d katabolisme protein.

c. Intervensi
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan fase diuresis dari gagal ginjal akut.
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam defisit volume cairan dapat teratasi.
Kriteria hasil :
- klien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa lembap, turgor kulit normal,
TTV dalam batas normal, CRT < 3 detik, urine > 600 ml/hari.
- Laboratorium: nilai hematokrit dan protein serum meningkat, BUN / kreatinin
menurun.
Intervensi Rasional
Monitoring status cairan Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan
(turgor kulit, membrane status cairan. Penurunan volume cairan mengakibatkan
mukosa, urine output). menurunnya produksi urine, monitoring yang ketat pada
produksi urine < 600 ml/hari karena merupakan tanda-
tanda terjadinya syok hipovolemik.
Auskultasi TD dan Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik. Perubahan berat
timbang berat badan. badan sebagai parameter dasar terjadinya defisit cairan.
Programkan untuk dialisis Program dialisis akan mengganti fungsi ginjal yang
terganggu dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Kaji warna kulit, suhu, Mengetahui adanya pengaruh adanya peningkatan
sianosis, nadi perifer, dan tahanan perifer.
diaforesis, secara teratur
Kolaborasi: Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan secara
Pertahankan pemberian cepat dan memudahkan perawat dalam melakukan kontrol
cairan secara intravena. intake dan output cairan.

]
2. Resiko tinggi terhadap menurunnya curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairandan elektrolit.
TujuanPenurunan curah jantung tidak terjadi, denga
kriteria :
- Mempertahankan curah jantung,
- TD. Dan denyut jantung normal
- Nadi ferifer kuat: sama dengan waktu pengisisn kapiler
Intervensi Rasional
Awasi TD dan frekuensi jantung Deteksi dini terhadap kelebihan cairan
Observasi EKG Respon terhadap berlanjutnya gagal ginjal
Auskultasi bunyi jantung. Deteksi dini untuk persiapan dialysis.
Kaji warna kulit, membran Deteksi dini terhadap vasokontriksi atau anemia,
mukosa dan dasar kuku. sianosis yang mungkin berhubungan dengan
Gagal ginjal.
Selidiki kram otot, kesemutan Indikator hipokalemia yang dapat
pada jari dan kejang otot. mempengaruhi kontraktilitas dan fungsi jantung.
Pertahankan tirah baring dan Menurunkan konsumsi oksigen/kerja jantung.
dorong istirahat adekuat
Kolaborasi : Deteksi dini perubahan elektrolit darah
Pemeriksaan : Lab.K,Na, Ca. Memperbaiki curah jantung
Berikan tambahan oksigen Mengatasi Hipokalemia dan memperbaiki
iritabilitas jantung.
Memaksimalkan sediaan oksigen.
Memperbaiki asidosis
Berikan obat sesuai dengan
indikasi : Inotropik(digoksin)
Nabic
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d katabolisme protein.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan
kriteria ;
- Mempertahankan/meningktkan Berat badan
- Bebas oedema.

Intervensi Rasional
Kaji/catat pemasukan diet Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dari
kebutuhan diet.
Berikan makanan sedikit dan Meminimalkan anoreksia dan mual
sering. Menghindari membran mukosa mulut kering dan
pecah.
Tawarkan perawatan mulut, Deteksi dini perpindahan keseimbangan cairan.
berikan permen karet atau
penyegar mulut diantara
waktu makan.
Timbang berat badan setiap Menentukan kalori individu, dan kebutuhan nutrisi.
hari.
Kolaborasi: konsul dengan Kalori diperlukan untuk memenuhi kebut. Energi,
ahli gizi. rendah protein disesuaikan dengan fungsi ginjal
yang menurun.
Berikan tinggi kalori, rendah Mengatasi anemia, memperbaiki kadar normal
protein, rendah garam. serum , memudahkan absorbsi kalsium, diperlukan
koenzim, pada pertumbuhan sel.
Berikan obat sesuai dengan
indikasi; Fe, Ca, Vit. D, Vit
Bcompleks
Anti emetic.

Anda mungkin juga menyukai