BAB III
PENGUKURAN WATERPASS
Prinsip kerja alat ukur waterpass adalah membuat garis sumbu teropong
horisontal. Bagian yang membuat kedudukan horisontal adalah nivo, yang
berbentuk tabung yang berisi cairan dengan gelembung udara di dalamnya
berada di tengah.
Selain itu kelebihan dari alat ukur waterpass adalah alat ukur ini
dilengkapi dengan lensa optik yang berfungsi memperbesar bayangan
sehingga dapat membaca rambu ukur sampai jarak ± 75 m.
Sebelumnya pertu dipahami terlebih dahulu prosedur pengukuran
waterpass, antara lain:
1. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari (jam ±07.00-
10.00) atau pada
sore hari (jam ±14.00-17.00).
2. Alat ukur diletakkan pada permukaan tanah yang stabil.
3. Rambu ukur didirikan di atas patok.
4. Selama pengukuran alat ukur dilindungi payung.
5. Jarak alat ukur ke rambu ukur maksimum 50 m.
2. Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I, pada alat tanpa sekrup
helling pengaturannya seperti mengatur sumbu I pada
theodolit,yaitu dengan tiga sekrup pengatur. Setelah penyimpangan
nivo diperbaiki dengan sekrup koreksi maka syarat dapat dipenuhi.
Bila tidak ada sekrup helling maka syarat di atas tidak perlu.
Keterangan gambar:
A dan B : titik diatas permukaan bumi yang akan diukur beda
tingginya
a dan b : bacaan atau tinggi garis mendatar di titik A dan B
Ha dan Hb : ketinggian titik A dan B di atas bidang referensi
ΔhAB : beda tinggi antara titik A dan B
1. Dari data beda tinggi antar patok yang diukur, dimasukkan dalam table
perhitungan.
2. Data ukur pergi dan pulang dirata-ratakan dan tanda hasil hitungan
mengikuti tanda ukur pergi.
Contoh :
Beda tinggi 1-2 Pergi = + 0,309 m
Beda tinggi 1-2 Pulang = - 0,356 m
Beda tinggi rata-rata = + 0,333 m
Tanda beda tinggi rata-rata diambil dari tanda ukur Pergi (dalam
contoh ini tandanya adalah ( + ).
Besarnya koreksi = - t m
6. Koreksi =-tm/n
(n = banyaknya ukuran beda tinggi), dan dimasukkan dalam table
hitungan.
Rumus: h = BT (belakang) – BT
(muka)
D = 100 x (BA - BB)
keterangan:
h = Beda Tinggi
D = Jarak
BT = Bacaan Benang Tengah
BA = Bacaan Benang atas
BB = Bacaan Benang Bawah
Untuk tinggi dihitung antarpatok, yang berharga negatif ditulis
negatif, demikian pula yang positif ditulis positif. Untuk pengukuran
poligon tertutup, harga beda tinggi dari semua patok dijumlahkan, bila
hasilnya nol (0) berarti perhitungannya benar. Tetapi kalau tidak nol
(0), maka harus dikoreksi agar hasilnya sama dengan nol (0).
rumus:
∆h = BT (belakang) – BT (muka)
PERGI
Contoh pada patok 1 (P1)
BB (belakang) = 1,539 m BB (muka) = 1,278 m
BT (belakang) = 1,600 m BT (muka) = 1,291 m
BA (belakang) = 1,660 m BA (muka) = 1,304 m
BA + BB = 3,199 m BA + BB = 2,582 m
Jarak (D) = 100 x (BA - BB)
= 100 x (1,660 m – 1,539 m) + 100 x (1,304
m – 1,278 m)
= 14,70 meter
Beda tinggi = BT (belakang) - BT (muka)
= 1,600 m – 1,291 m
= 0,309 meter
PULANG
Contoh pada patok 1 (P1)
BB (belakang) = 1,179 m BB (muka) = 1,539 m
BT (belakang) = 1,243 m BT (muka) = 1,599 m
BA (belakang) = 1,308 m BA (muka) = 1,659 m
BA + BB = 2,487 m BA + BB = 3,198 m
Jarak (D) = 100 x (BA - BB)
= 100 x (1,308 m –1,179 m) + 100 x (1,659 m
–1,539 m)
= 24,9 meter
Beda tinggi = BT (belakang) - BT (muka)
= 1,243 m – 1,599 m
= - 0,356 meter
Rata-rata Beda Tinggi P1 = 0,309 - 0,356
= -0,0235meter
Misalkan :
Ditentukan tinggi titik P1 = + 150 m
Beda tinggi P1 – P2 = 0,333 m
Koreksi = -0,036
Definitif = 0,333 m – 0,003 m
= 0,33 m
Tinggi titik P2 = 150 m + 0,33 m
= + 150,33 m
Perhitungan dilanjutkan sampai pada titik terakhir. Perhitungan
dapat dikatakan benar jika tinggi titik akhir ditambah definitif beda
tinggi titil akhir-awal besarnya sama dengan titik awal.
Catat hasil pembacaan BA, BT, dan BB Salah satu anggota kelompok dapat
di setiap titik dan gambarlah sketsanya berdiri dititik yang telah ditentukan
tadi sambil membawa bak ukur,
Belakang (m)
Belakang (m)
Belakang (m)
Belakang (m)
Belakang (m)
ΣD
Muka (m)
Muka (m)
Muka (m)
Muka (m)
Muka (m)
Belakang
(Belakang+Muka)
- BT
Muka)
P1
1,600 1,291 1,660 1,304 1,539 1,278 3,200 2,582 12,10 2,60 14,70 0,309
P2
1,419 1,418 1,480 1,478 1,358 1,358 2,838 2,836 12,20 12,00 24,20 0,001
P3
1,358 1,561 1,425 1,618 1,292 1,505 2,716 3,122 13,30 11,30 24,60 -0,203
P4
1,174 1,661 1,229 1,675 1,119 1,648 2,348 3,322 11,00 2,70 13,70 -0,487
P5
1,261 1,609 1,311 1,681 1,211 1,538 2,522 3,218 10,00 14,30 24,30 -0,348
P6
1,336 1,513 1,389 1,549 1,282 1,478 2,672 3,026 10,70 7,10 17,80 -0,177
P7
1,528 1,169 1,582 1,232 1,473 1,105 3,056 2,338 10,90 12,70 23,60 0,359
P8
1,599 0,989 1,649 1,063 1,549 0,915 3,198 1,978 10,00 14,80 24,80 0,610
P9
1,369 1,312 1,420 1,382 1,319 1,242 2,738 2,624 10,10 14,00 24,10 0,057
P10
1,367 1,444 1,421 1,512 1,313 1,376 2,734 2,888 10,80 13,60 24,40 -0,077
P11
1,377 1,453 1,424 1,52 1,33 1,382 2,754 2,906 9,50 14,20 23,70 -0,076
P12
1,597 1,525 1,639 1,57 1,56 1,478 3,194 3,050 8,40 9,40 17,80 0,072
P1
Belakang (m)
Belakang (m)
Belakang (m)
Belakang (m)
Belakang (m)
ΣD
Muka (m)
Muka (m)
Muka (m)
Muka (m)
Muka (m)
Belakang
(Belakang+Muka)
- BT
Muka)
P1
1,243 1,599 1,308 1,659 1,179 1,539 2,486 3,198 12,90 12,00 24,90 -0,356
P2
1,413 1,416 1,474 1,479 1,352 1,354 2,826 2,832 12,20 12,50 24,70 -0,003
P3
1,561 1,360 1,621 1,422 1,502 1,298 3,122 2,720 11,90 12,40 24,30 0,201
P4
1,658 1,131 1,700 1,186 1,616 1,076 3,316 2,262 8,40 11,00 19,40 0,527
P5
1,593 1,223 1,662 1,279 1,524 1,168 3,186 2,446 13,80 11,10 24,90 0,370
P6
1,525 1,372 1,564 1,425 1,486 1,320 3,050 2,744 7,80 10,50 18,30 0,153
P7
1,157 1,516 1,222 1,575 1,092 1,458 2,314 3,032 13,00 11,70 24,70 -0,359
P8
0,982 1,590 1,058 1,638 0,095 1,542 1,964 3,180 96,30 9,60 105,90 -0,608
P9
1,325 1,373 1,399 1,422 1,251 1,325 2,650 2,746 14,80 9,70 24,50 -0,048
P10
1,418 1,343 1,483 1,399 1,352 1,288 2,836 2,686 13,10 11,10 24,20 0,075
P11
1,439 1,363 1,511 1,409 1,368 1,318 2,878 2,726 14,30 9,10 23,40 0,076
P12
1,551 1,610 1,597 1,649 1,505 1,572 3,102 3,220 9,20 7,70 16,90 -0,059
P1
Tinggi Terhadap
100(BB - BA)
(BB + BA)/2
( BB + BA)
Ttitik Nol
Patok
BT
(m)
Garis Ttitik
Vizir (V) (T)