PENDAHULUAN
Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon), menerima
20 % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400
kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai
energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi
glukosa. Jaringan otak sangat rentan terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran
darah berhenti 10 detik saja sudah dapat menghilangkan kesadaran manusia. Berhenti dalam
Ketika lahir seorang bayi telah mempunyai 100 miliar sel otak yang aktif dan 900 miliar
sel otak pendukung, setiap neuron mempunyai cabang hinggá 10.000 cabang dendrit yang
minggu-minggu pertama lahir diproduksi 250.000 neuroblast (sel saraf yang Belum matang),
kecerdasan mulai berkembang dengan terjadinya koneksi antar sel otak, tempat sel saraf
bertemu disebut synapse, makin banyak percabangan yang muncul, makin berkembanglah
kecerdasan anak tersebut, dan kecerdasan ini harus dilatih dan di stimulasi, tampa stimulasi
Otak manusia mengatur dan mengkordinir, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh,
homeostasis seperti tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, keseimbangan cairan,
keseimbangan hormonal, mengatur emosi, ingatan, aktivitas motorik dan lain-lain. Otak
1
terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan
melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang
di kenal sebagai potensial aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan
keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut
neurotransmitter. Neurotransmitter ini dikirimkan pada celah yang di kenal sebagai sinapsis.
Neurotransmiter paling mempengaruhi sikap, emosi, dan perilaku seseorang yang ada antara
neurotransmitter memiliki fungsi dan efek yang berbeda jika terjadi gangguan. Untuk itu di
buatlah berbagai jenis obat yang bekerja mempengaruhi Susunan Syaraf Pusat.
Obat Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum
medulla dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak depan oleh
contoh senyawa stimulan Susunan Syaraf Pusat yaitu kafein dan amfetamin.
Obat Stimulan Sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang mempercepat proses fisik dan
mental. Mayoritas stimulan Susunan Syaraf Pusat secara kimiawi serupa dengan
neurohormone norepinefrin, dan simulasi tradisional "melawan atau lari" sindrom yang
terkait dengan rangsangan sistem saraf simpatik. Kafein adalah lebih erat terkait dengan
Obat Sistem saraf pusat (SSP) adalah obat perangsang yang meningkatkan aktivitas di
daerah-daerah tertentu dari otak. Perangsang SSP juga digunakan untuk mengobati pasien
yang mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).Obat ini juga digunakan
2
untuk mengobati gejala-gejala perilaku yang berhubungan dengan attention deficit
hyperactivity disorder.
1.2 Tujuan
Pusat
1.3 Manfaat
Pusat
3. Mengetahui farmakologi obat yang bekerja pada neurotransmitter Susunan Syaraf Pusat
sehingga bisa diterapkan pada penyakit yang dipengaruhi oleh kelainan neurotransmitter
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 Anatomi
tiga lapisan jaringan ikat membranosa yang disebut meninges, yang meliputi:
1. Dura mater, yaitu lapisan terluar yang kaya akan serabut saraf sensoris.
nervus trigeminus, nervus vagus, dan saraf-saraf servikal atas. Dura mater
juga membentuk lipatan atau lapisan jaringan ikat tebal yang memisahkan
berbagai regio otak seperti falks serebri, falks serebeli, tentorium serebeli, dan
diafragma sella.
4
2. Araknoid mater, yaitu lapisan di bawah dura mater yang avaskular. Ruang
di antara araknoid mater dan pia mater disebut spatium subarachnoideum dan
3. Pia mater, yaitu lapisan jaringan ikat yang langsung membungkus otak dan
medula spinalis. Araknoid mater dan pia mater tidak memiliki serabut saraf
sensoris. Bagian yang paling menonjol dari otak manusia adalah hemisfer
5
Komponen-komponen otak lainnya antara lain:
posisi otot.
informasi sensoris dan motorik dari somatik dan otonom serta informasi
motorik dari pusat yang lebih tinggi ke target-target perifer (Hansen, 2010).
Otak mengandung empat ventrikel, yaitu dua ventrikel lateral serta ventrikel
vertebral yang berasal dari arteri subklavia, naik melalui foramen transversum
dari vertebra C1-C6, dan memasuki foramen magnum tengkorak; dan arteri
karotid internal yang berasal dari arteri karotis komunis di leher, naik di leher,
Obat yang termasuk golongan ini pada umumnya ada dua mekanisme yaitu:
6
Obat stimulansia ini bekerja pada system saraf dengan meningkatkan transmisi
yang menuju atau meninggalkan otak. Stimulan tersebut dapat menyebabkan orang
merasa tidak dapat tidur, selalu siaga dan penuh percaya diri. Stimulan dapat
meningkatkan denyut jantung, suhu tubuh dan tekanan darah. Pengaruh fisik
lainnya adalah menurunkan nafsu makan, pupil dilatasi, banyak bicara, agitasi dan
kegelisahan, panik, sakit kepala, kejang perut, agresif dan paranoid. Bila pemberian
berlanjut dan dalam waktu lama dapat terjadi gejala tersebut diatas dalam waktu
lama pula. Hal tersebut dapat menghabat kerja obat depresan seperti alkohol,
c) Nikotin dalam tembakau, selain bagi perokok berat yang digunakan untuk
relaks/istirahat
a) Amphetamine
c) Ekstasy
7
Obat-obat tersebut yang termasuk dalam kelompok B adalah obat yang termasuk
C. Obat halusinogenik
misalnya mereka mendengar atau merasakan sesuatu yang ternyata tidak ada.
Pengaruh lain dari obat halusinogenik ini ialah pupil dilatasi, aktifitas meningkat,
paranoid, kehilangan kesadaran terhadap realitas, iraional, kejang lambung dan rasa
mual.
- Datura
- Ketamine atau”K”
- PCP(Phencyclidine)
8
2.2.1 Metilxantin
Efek stimulant SSP dari metilxantin salah satunya dipengaruhi oleh kemampuannya
Efek samping : Euforia dan kesiagaan, tidak dapat tidur, gelisah, tremor, iritabilitas
Farmakokinetik : waktu paruh 4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam
dari pada urin basa Reaksi yang merugikan : menimbulkan efek- efek yang buruk
2.2.2.Nikotin
(Gambar 1). Nikotin sangat larut lipid sehingga mudah diabsorbsi pada mukosa
mulut, paru, mukosa pencernaan dan kulit. Nikotin dapat melewati plasenta dan
diekskresikan melalui air susu bagi ibu yang menyusui. Rokok umumnya
mengandung 68 mg nikotin. Dosis letal akut nikotin adalah 60 mg. Lebih dari 90
% nikotin nikotin diisap dari asap yang diabsorbsi. Klirens nikotin berasal dari paru
dan hepar (Mycek et al., 2001). Dalam hepar, nikotin di oksidasi menjadi metabolit
utamanya, yaitu kotinin dengan t 19 jam (Tjay and Rahardja, 2002) 1/2 dan
diekskresikan paling banyak melalui urin. Toleransi terhadap efek toksik nikotin
terjadi cepat dan sering terjadi setelah penggunaan dimulai (Mycek et al., 2001).
9
Efek perifer nikotin cukup kompleks. Stimulasi ganglion simpatik dan medula
tekanan darah turun dan aktivitas saluran pencernaan dan otot kandung kemih
2001). Nikotin dapat menyebabkan iritasi dan tremor tangan pada susunan saraf
pusat, kenaikan kadar berbagai hormon dan neurohormon dopamin dalam plasma.
Nikotin juga dapat menyebabkan mual dan muntah, meningkatkan daya ingat,
berat badan (Tjay and Rahardja, 2002). Ketergantungan suatu obat dapat
utama ketergantungan obat antara lain penggunaan obat yang menimbulkan efek
pengguna (Kotlyar and Hatsukami, 2002). Pada saat pemaparan nikotin, dopamin
terjadi cepat dan hebat. Apabila rewards pathway dalam otak telah aktif maka
sakit kepala dan tidak bisa tidur (Mycek et al., 2001). Inilah yang menyebabkan
10
2. 2.3 Amfetamin
Oleh karena itu, Amfetamin dikatakan sebagai obat simpatomimetik yang bekerja
(Katzung, 2009).
antara lain :
neurobehaviour yang terjadi sekitar 5% pada anak-anak. Tiga bentuk dasar ADHD
perhatian 2. Hiperaktif atau impulsive 3. Kombinasi dari (1) dan (2), yang dimana
paling banyak ditemukan. Pengobatan yang paling umum untuk mengobati ADHD
untuk mengobati ADHD terlihat tidak biasa, tetapi sebenarnya obat stimulan juga
memiliki efek penenang pada anak yang menderita ADHD (Brenner, 2010).
Beberapa opsi pengobatan pada ADHD antara lain adalah campuran Amfetamin,
11
BAB 3
KESIMPULAN
1. Obat stimulansia ini bekerja pada system saraf dengan meningkatkan transmisi
2. Obat yang bersifat stimulansia sedang adalah: kafein, teh, kokakola, efedrin,
3. Obat yang bersifat stimulansia kuat adalah: amphetamine, kokain, Ektasy, tablet
12
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, DJ. Kathryn R.W, Ming Li. 2010. The Traumatic Rtress Response in Child
Maltreatment and Resultant Neuropsychological Effects. Faculty Publications,
Department of Psychology Publisher. Di unduh 11-12-2018. 11 :10
Hirsch, L dan Brenner, R. 2010. Atlas of EEG in critical care. Wiley Blackwell, Oxford.
doi:10.1002/9780470746707. Di unggah 11:12:2018 pukul 10.12
Jensen P et all. 2001. ADHD Comorbidity Findings From the MTA Study: Comparing
Comorbid Subgroups dalam J. AM. ACAD. CHILD ADOLESC. PSYCHIATRY,
40:2, FEBRUARY 2001 Hal. 147-58
Katzung BG, Trevor AJ, Masters SB. 2008. Pharmacology Examination and Board
Review. 8th ed. New York: McGraw-Hill Education. Hal. 301.
Kotlyar, M and Hatsukami, DK. 2002. Managing Nicotine Addiction, Journal of Dental
Education, Ed. 66 (9). Hal. 1061-1073
Linner L, Lotta A. 1999. Locus Coeruleus Neuronal Activity and Noradrenaline
Availability in the Frontal Cortex of Rats Chronically Treated with Imipramine:
Effect of α2-Adrenoceptor Blockade. Society of Biological Psychiatry. Ed.46
Hal.766–74
Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta:
Widya Medika. Hal. 407-415.
Price SA, Wilson LM.2012. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC. Hal.1024
13