Anda di halaman 1dari 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Strategi Pembelajaran di Laboratorium Anatomi

Strategi pembelajaran merupakan komponen-komponen umum dari

suatu set bahan pembelajaran, prosedur-prosedur yang digunakan untuk

menghasilkan kondisi belajar bagi mahasiswa. Langkah-langkah

pembelajaran yang dilaksanakan dapat meliputi : 1) aktivitas pembelajaran

pendahuluan; 2) penyampaian informasi; 3) partisipasi mahasiswa; 4) tes

dan 5) kegiatan lanjutan (Dick dan Carey, 2005). Strategi pembelajaran di

atas mirip dengan strategi pembelajaran di Laboratorium Anatomi FK

UNS. Aktivitas pembelajaran pendahuluan di Laboratorium Anatomi

adalah asistensi, penyampaian informasi dan partisipasi mahasiswa

melalui praktikum, tes dinilai melalui pretes dan responsi, sedangkan

kegiatan lanjutan berupa ujian ulang bagi mahasiswa yang tidak lulus ujian

dimana seluruh kegiatan tersebut sudah termasuk ke dalam jadwal

kegiatan setiap bloknya (Tim Penyusun Anatomi, 2014).

a. Asistensi

Kuliah adalah metode pembelajaran yang paling sering

digunakan. Kuliah yang dilaksanakan sebagai pengantar

praktikum di FK UNS disebut dengan asistensi yang bertujuan


commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

memberi pembekalan bagi para mahasiswa sebelum memulai

praktikum. Asistensi merupakan bagian kegiatan yang

dilaksanakan oleh laboratorium dan dilaksanakan sesuai dengan

jadwal yang diberikan setiap bloknya (FK UNS, 2011; Tim

KBK, 2014).

Materi anatomi yang diberikan sesuai dengan blok yang

sedang ditempuh. Materi anatomi di FK UNS terbagi dalam Blok

Muskuloskeletal, Neurologi, Respirasi, Reproduksi, Urogenitalia,

Gastrointestinal, Kardiovaskuler, THT, dan Traumatologi.

Sebagai contoh Anatomi Blok Gastrointestinal mempelajari

anatomi tractus digestivus propius, acessorius, et abdomen (Tim

Penyusun Anatomi, 2014).

b. Praktikum

Pada sistem pembelajaran konvensional, mahasiswa

melakukan identifikasi struktur anatomi pada cadaver dengan

cara diseksi dibimbing oleh asisten laboratorium saat

melaksanakan praktikum. Sedangkan pada sistem pembelajaran

Problem-Based Learning selama praktikum mahasiswa tidak

melakukan diseksi tetapi hanya melakukan observasi dan melihat

struktur anatomi yang telah di dissection sebelumnya. Tidak

hanya itu waktu yang dialokasikan untuk praktikum lebih lama

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

jika dibandingkan dengan sistem pembelajaran Problem-Based

Learning (Baker et al., 2013).

Hal yang sama juga terjadi di Laboratorium Anatomi FK

UNS, saat ini kegiatan praktikum dibagi menjadi empat sesi yang

dilaksanakan selama satu jam empat puluh menit setiap sesinya .

Mahasiswa yang mengikuti praktikum dibagi menjadi dua puluh

kelompok sesuai dengan kelompok tutorial yang disebar dalam

empat sesi. Dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa juga

diberikan modul anatomi yang berisi Learning Objective,

identifikasi struktur dengan gambar, dan referensi setiap bloknya

(Tim Penyusun Anatomi, 2014; Tim KBK, 2014).

c. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses belajar-

mengajar. Sama halnya dengan pembelajaran anatomi, penilaian

ini penting untuk menguji seberapa besar kemampuan

mahasiswa. Penilaian hasil belajar anatomi dengan sistem

pembelajaran Problem-Based Learning ada beberapa metode

ujian yang digunakan untuk mengukur penilaian hasil belajar

mahasiswa seperti written exam (yang meliputi multiple choice

question, essays dan short answer), patient management

problems dan objective-structured practical examination

(Chakravarty et al., 2005; Silburn, 2013). Sistem penilaian sangat


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

erat hubungannya dengan motivasi dan strategi pembelajaran

seseorang (Wilkinson et al., 2007).

Di Laboratorium Anatomi FK UNS penilaian hasil belajar

dibagi menjadi dua: pretest yang dilakukan setelah asistensi dan

post test atau yang lebih dikenal dengan responsi. Metode ujian

untuk pretest digunakan writing exam dalam bentuk essays,

sedangkan responsi tidak menggunakan ketiga metode ujian di

atas tetapi merupakan modifikasi dari metode multiple choice

question ditambah dengan metode identifikasi struktur anatomi

pada preparat (Tim Penyusun Anatomi, 2014). Metode

identifikasi dilakukan dengan cara preparat diberi tanda dan

mahasiswa mengidentifikasi struktur anatomi yang ditunjuk atau

dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan struktur yang

ditunjuk (Baker et al., 2013). Modifikasinya berupa proses

pengerjaan ujian dimana ujian dilaksanakan dengan sistem

rolling (mahasiswa berpindah dari satu soal ke soal yang lain

setelah satu menit mengerjakan soal). Multiple choise question

digunakan untuk jenis soal anatomi klinis untuk komponen

sistem pembelajaran Problem-Based Learning yang pada

dasarnya menggunakan pendekatan klinis (Tim Penyusun

Anatomi, 2014; Cho and Hwang, 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

2. Motivasi Akademik

Motivasi mengacu pada alasan mendasari perilaku seseorang (Guay et

al., 2010). Kata motivasi berasal dari kata Bahasa Inggris motive diartikan

sebagai dorongan terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rohani

(Sukmadinata, 2005). Sementara kata motivasi dalam bahasa yunani

movere yang berarti bergerak (Mclean, 2004). Motif dapat menjadi aktif

pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan

yang sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2007). Motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan perasaan dan

reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2009). Motivasi juga dapat

diartikan sebagai yang memberi dorongan sesorang untuk bergerak

melakukan suatu hal (Gilaninia et al., 2011).

Dalam motivasi ada beberapa hal yang saling berhubungan erat

misalnya keyakinan, persepsi, minat dan tindakan. Motivasi yang

memengaruhi kegiatan akademik disebut motivasi akademik. Motivasi

akademik berarti sesorang senang dalam melakukan aktivitas akademik

seperti memecahkan permasalahan, rasa ingin tahu dan menjawab

tantangan dalam tugas yang sulit (Gottfried, 1990). Motivasi akademik

adalah kunci dari keberhasilan pendidikan, karena motivasi akademik

berhubungan dengan keberhasilan akademik seseorang dan banyak

penelitian yang membuktikan bahwa motivasi mempunyai hubungan yang

erat dan signifikan terhadap keberhasilan akademik (Vallerand et al., 1992,

1993; Wolters et al., 2005). Hal tersebut disebabkan karena motivasi


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

akademi menjadi kekuatan yang menyebabkan mahasiswa terlibat dalam

proses pembelajaran, fokus pada tujuan belajar dan mengerjakan tugas

belajar (Gagne et al., 1992; Peyton, 1998).

Pentingnya motivasi akademik banyak diteliti di bidang pendidikan

umum lainnya tetapi sedikit yang meneliti motivasi akademik pada

mahasiswa kedokteran. Ada beberapa alasan mengapa penelitian motivasi

akademik mahasiswa kedokteran berbeda dengan motivasi akademik pada

mahasiswa lainnya, pertama karena proses belajar-mengajar terjadi sangat

spesifik dengan ilmu yang cukup berat dan penuh tekanan, kedua karena

mahasiswa kedokteran dianggap memiliki motivasi yang tinggi karena

sudah berusaha keras untuk masuk ke kedokteran padahal belum tentu

seperti itu adanya, ketiga karena pilihan karir mahasiswa kedokteran tidak

terlalu bervariasi seperti pendidikan lainnya (Turney, 2007; Kusurkar et

al., 2011).

Ada banyak teori yang menjadi dasar penelitian motivasi salah

satunya adalah Self-Determination Theory (SDT). SDT adalah teori

motivasi secara umum yang mencakup berbagai aspek motivasi (Kusurkar

et al., 2011). Motivasi akademik dapat dibentuk dari tiga aspek motivasi

yaitu ; Motivasi Akademik Intrinsik, Motivasi Akademik Ekstrinsik dan

amotivasi (Maurer et al., 2012).

Motivasi Akademik Intrinsik berhubungan dengan rasa kepuasan dan

kesenangan, di mana seseorang akan merasa antusias dalam belajar.

Motivasi Akademik Intrinsik terdiri atas tiga tipe yaitu ; mengetahui


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

(misalnya ketika seseorang berusaha untuk mengerti suatu hal baru),

menyelesaikan tugas (misalnya seseorang ingin menyelesaikan atau

menciptakan sesuatu) dan mencari pengalaman (misalnya seseorang ingin

merasakan stimulasi tertentu sebagai sebuah pengalaman) (Maurer et al.,

2012). Dari ketiga tipe Motivasi Akademik Intrinsik yang paling

menentukan Motivasi Akademik Intrinsik seseorang adalah keinginan

untuk mengetahui (Vallerand et al., 1992).

Sama halnya dengan Motivasi Akademik Intrinsik, motivasi

akademik ekstrinsik juga memiliki tiga tipe yaitu; pengaruh luar (misalnya

seseorang melakukan suatu hal karena dorongan dari orang lain),

pengaruh internalisasi (di mana seseorang melakukan suatu hal karena

paksaan dari dirinya sendiri) dan pengaruh identifikasi (ketika seseorang

melakukan suatu hal walaupun sebenarnya orang tersebut tidak merasa

senang melakukannya). Pengaruh luar adalah tipe paling menentukan

Motivasi Akademik Ekstrinsik seseorang (Vallerand et al., 1992, 1993;

Kusurkar et al., 2011).

Sedangkan amotivasi berarti seseorang tidak memiliki motivasi baik

itu intrinsik maupun ekstrinsik. Tipe-tipe motivasi ini akan menentukan

self-determination seseorang yang dapat berkisar dari amotivasi, motivasi

ekstrinsik (Pengaruh luar, pengaruh internalisasi dan pengaruh

identifikasi) dan motivasi intrinsik. Pentingnya self-determination

berhubungan dengan rasa keinginan dan kapabilitas seseorang. Semakin

mengarah ke motivasi intrinsik semakin seseorang itu secara spontan tanpa


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

alasan dan beban dalam melakukan suatu hal (Vallerand et al., 1992, 1993;

Kusurkar et al., 2011). Secara sederhana dapat dibuat seperti bagan di

bawah ini :

Motivasi
Amotivasi Motivasi Ekstrinsik
Intrinsik

Pengaruh Pengaruh Pengaruh

Luar Internalisasi Identifikasi

Tidak
Spontan
Spontan

Gambar 2.1 The Self-Determination Continum

3. Hubungan antara Motivasi Mengikuti Asistensi dengan Hasil

Responsi

Motivasi akademik berperan dalam pembentukan pola dan kebiasaan

belajar mahasiswa. Motivasi Akademik Intrinsik ternyata merupakan

faktor yang sangat penting dalam pencapaian kesuksesan belajar (Shia,

1998). Akan tetapi, meskipun Motivasi Akademik Intrinsik kuat, tidak

semua mahasiswa dapat menemukan Motivasi Akademik Intrinsiknya

sesekali mengalami keadaan tanpa adanya motivasi. Jika keadaan

demikian perlu diberikan Motivasi Akademi Ekstrinsik berupa kegiatan

akademik yang dilaksanakan bersifat wajib seperti asistensi sehingga dapat

menangani mahasiswa yang tidak termotivasi. Akan tetapi pemberian

Motivasi Akademik Ekstrinsik yang berlebihan dapat memungkinkan


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

berkurangnya Motivasi Akademik Intrinsik mahasiswa (Hidi dan

Harackiewicz, 2000).

Hal-hal tersebut penting untuk diketahui mengingat motivasi

akademik secara keseluruhan menjadi faktor yang sangat erat dan

signifikan dalam keberhasilan akademik (Wolters et al., 2005). Walaupun

demikian keberhasilan akademik mahasiswa tidak hanya dilihat dari

motivasinya saja ada faktor-faktor lain yang memengaruhi di antaranya

pola belajar (waktu yang dihabiskan untuk belajar dan kebiasaan belajar),

kegiatan non-akademis, dan latar belakang keluarga akan memengaruhi

mahasiswa secara langsung sedangkan dosen/pengajar, materi

pembelajaran serta fasilitas pembelajaran akan memengaruhi kegiatan

pembelajarannya itu sendiri (Nickerson dan Kritsonis, 2006; Noble et al.,

2006; Breakthroughcollaborative, 2009). Pengukuran keberhasilan

akademik mahasiswa dapat dilihat salah satunya dengan perolehan nilai

ujian mahsiswa (Maurer, 2012).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

B. Kerangka Pemikiran

Latar Belakang Motivasi Kegiatan


Keluarga Pola Belajar
Akademik Non-Akademis

Aktivitas Pembelajaran
Mahasiswa
Dosen/Pengajar

Materi Kegiatan Pembelajaran


Pembelajaran Anatomi

Fasilitas
Pembelajaran
Hasil responsi
Anatomi

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

: Diukur
: Tidak diukur

C. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara motivasi mengikuti asistensi anatomi dengan


hasil responsi anatomi
2. Mahasiswa Program Studi Kedokteran Angkatan 2012 FK UNS yang
memiliki motivasi akademik tinggi memiliki hasil responsi anatomi tinggi.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai