FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIDHARMA
2018
Di dalam pembicaraan kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat badan adalah massa, sedangkan dalam
fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan dapat kita tentukan dengan menggunakan alat timbangan
berat badan. Misalnya, setelah ditimbang berat badanmu 50 kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi atau
panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan dengan angka dan satuan.
Panjang dan massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan
secara kuantitas.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok
adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang
dijabarkan dari besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap, berlaku
universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960
melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia pendidikan dan
pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter
Kilogram Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter
Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat dalam Tabel.
Tabel Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik
Tabel contoh
Satuan Sistem
N0 Besaran Pokok Satuan SI/MKKS Singkatan Singkatan
CGS
Intensitas
6 candela Cd candela Cd
cahaya
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan
satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
Satuan
Besaran Penjabaran dari
N0 dalam
Turunan Besaran Pokok
MKKS
Panjang × Lebar ×
2 Volume m3
Tinggi
Perpindahan :
4 Kecepatan m/s
Waktu
Kecepatan :
5 Percepatan m/s2
Waktu
Massa × newton (N)
6 Gaya
Percepatan = kg.m/s2
Gaya × joule (J) =
7 Usaha
Perpindahan kg.m2/s2
watt (W) =
8 Daya Usaha : Waktu
kg.m2/s3
pascal (Pa) =
9 Tekanan Gaya : Luas
N/m2
Massa ×
10 Momentum kg.m/s
Kecepatan
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk perkembangan ilmu
pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila
tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter, milimeter, atau kilometer.
Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama dengan panjang sepersepuluh
juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari
campuran Platina-Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu 0ºC. Meter standar
ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan kesulitan dalam
menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu meter didefinisikan
sebagai jarak 1650763,72 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang
hampa pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak
yang ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap
selalu konstan.
b. Satuan Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram
sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris.
Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air murni
pada suhu 4ºC.
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar
waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-
rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu,
maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-
133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan suatu besaran harus tepat, sebab apabila tidak sesuai
akan berkesan janggal bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi badannya 150ºC, orang lain yang mendengar
mungkin akan tersenyum karena hal itu salah. Demikian pula dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat
biasanya 36 meter, terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan kita atau yang kita perlukan.
Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram,
dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya diperlukan
tangga konversi. Gambar di bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu, beserta dengan langkah-
langkah penggunaannya.
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke dalam
satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai
berikut:
• 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan orang dewasa).
• 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang dewasa).
• 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang dewasa).
• 1 inci = 2,54 cm
• 1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa berlaku juga sistem
konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI.
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau sekon.
Contohnya sebagai berikut.
• 1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
• 1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
• 1 jam = 3600 detik
• 1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro maupun ke sistem
mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang teknolgi dewasa ini,
contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel, virus, bakteriofage, dan DNA. Adapun penelitian
jagad makro menggunakan konversi sistem makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad
raya, yaitu objek alam semesta di luar bumi.
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaranbesaran pokok yang mendefinisikan
besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang lebih
dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat
ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan
beberapa contoh di bawah ini!
B. Vektor
1. Definisi Vektor
Secara sederhana pengertian vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari besaran ini
misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan sebagainya. Untuk menggambarkan vektor digunakan
garis berarah yang bertitik pangkal. Panjang garis sebagai nilai vektor dah anak panah menunjukkan arahnya.
Simbol vektor menggunakan huruf kapital yang dicetak tebal (bold) atau miring dengan tanda panah di atasnya
seperti gambar berikut:
Vektor pada bidang datar mempunyai 2 komponen yaitu pada sumbu x dan sumbu y. Khusus untuk vektor yang
segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang
bekerja menuyusun suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik pangkalnya
asalkan tidak berubah besar dan arahnya.
Secara matematis vektor dapat dituliskan A = Ax+Ay dimana A adalah resultan dari komponen-komponenya
berupa Ax dan Ay.
3. Penjumlahan Vekor
Inti dari operasi penjumlahan vektor ialah mencari sebuah vektor yang komponen-komponennya adalah
jumlah dari kedua komponen-komponen vektor pembentuknya atau secara sederhana berarti mencari resultan
dari 2 vektor. Aga susah memang dipahami dari definisi tertulis. Kita coba memahaminya dengan contoh
Untuk vektor segaris, resultannya
R = A + B + C + n dst…
untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini
4. Pengurangan Vektor
Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang membedakan adalah ada salah satu
vektor yang mempunyai arah yang berlawanan. Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke
arah barat maka resultannya
R = A + (-B) = A – B
Rumus Cepat Vektor
berikut rumus cepat panduan mengerjakan soal vektor fisika
Jika α = 0o maka R = V1 + V2
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V
Contoh Soal
Dua buah vektor sebidang erturut-turut besarnya 8 satuan dan 6 satuan, bertitik tangkap sama dan mengapit
sudut 30o Tentukan besar dan arah resultan vektor tersebut tersebut!
Jawaban :
R = 82 + 62 + 2.6.8.cos 30
R = 64 + 36 + 96 0,5 √3
R = 100 + 48√3
Perpindahan ialah perubahan kedudukan suatu benda dalam waktu tertentu . misalkan suatu benda
berpindah dari P ke Q. perpindahan ini tidak harus langsung dari P ke Q, tetapi dapat juga menempuh lintasan P
ke T, kemudian ke Q. akan tetapi keud jalan itu menghasilakan pepindahan yang sama. Jadi perpindahan hanya
bergantung kepada kedudukan awal dan akhir dn tidak bergantung kepada jalan mana yang ditempuh oleh benda.
Misalnya suatu benda berpindah dari kedudukan X1 ke kedudukan X2 maa perpindahannya dirurmuskan d= d12 =
X2-X1. Perpindahan bergantung arah , sehingga perpindahan termsuk besaran vektor. Perpindahan memiliki
tanda + atau -.
Contoh soal :
a. Sebuah benda kedudukan awalnya 5 m di sebelah kanan 0. Benda itu kemudian mengalami perpindahan
sebesar 3 m, bagaimana kedudukan benda itu sekarang?
Jawab :
X1 = 5 m
d = x2 – x1 = 3 m
X2 – 5 m = 3 m
X2 = 8 m
b. Sebuah benda mula - mula di titik O, kemudian bergerak sehingga perpindahannya +4 m. Setelah itu
benda melanjutkan gerakan sehingga perpindahannya –5 m. dimana kedudukan benda itu sekarang ?
Jawab :
Jawab :
Titik acuan 0 dapat dipilih sembarang titik pangkal gerakan pertama dipilih sebagai titik 0.
d12 = x2 – x1
= +15 – 20 = -5
jadi perpindahan itu adalah – 5 m
d = x2 +x1
d = 15 + 20
jadi jarak tempuh benda adalah 35 m
Kedudukan = -5 m, kebetulan kedudukan awal = titik acuan.
Persamaannya :
Kecepatan = s/t = perpindahan /waktu
Kelajuan = s/t = jarak / waktu
Seandainya kita melakukan perjalanan dari jakarta ke bandung dengan bus. Jarak jakarta – bandung 180 km
ditempuh dengan bus selama 4 jam. Kita katakan kelajuan rata – rata bus = 180 km/jam =45 km/jam. Tentu saja
bus itu tidak selalu bergerak dengan kelajuan 45 km/jam. Pada jalan lurus dan sepi kelajuan mungkin 60 km/jam
atau 80 km/jam, tetapi tikngan atau jalan yang ramai , kelajuan hanya 20 km/jam atau 30 km/jam, atau bahkan
bus berhenti sejenak jika kendaraan didepannya berhenti. Laju yang berubah – ubah disepanjang jalan dari jakarta
ke bandung itu menyebabkan perlunya digunakan konsep (pengertian) laju.
Rata – rata untuk perjalanan diantara bandung dan jakarta. Konsep laju rata – rata dapat digunakan
untuk semua jenis perjalanan, atau semua jenis gerak berlaku :
V = s/t
Kelajuan rata – rata didefinisikan sebagai hasil bagi jarak total yang ditempuh dengan waktunya. Oleh
karena jarak termasuk besaran skalar maka kelajuan rata – rata jug termasuk besaran skalar. Artinya kelajuan rata
– rata tidak bergantung kepada arah. Dalam perjalanan rata – rata jakarta bandung arah bus tentu berubah – ubah
sesuai dengan lintasan yang ditempuh , tetapi jika jarak 180 km/jam ditempuh selama 4 jam, maka kelajuan rata –
rata bus tetaplah 45 km/jam.
Kecepatan rata – rata adalah hasil bagi perpindahan dan selang waktunya. Oleh karena pepindahan
termasuk besaran vektor, maka kecepatan rata – rata juga termasuk besaran vektor. Kecepatan rata - rata seara
dengan arah perpindahan. Kecepatan rata – rata 45 km/jam keselatan berbeda dengan kecepatan rata – rata 45
km/jam ke timur, walupun keduanya memiliki besar yang sama. Jadi dua kecepatan rata – rata akan sama hal jika
besar dan arahnya sama.
Contoh soal :
Sebuah mobil bergerak dari P ke Q dengan kelajuan tetap 20 m/s. kemudian mobil itu bergerak dari Q ke R
dengan kelajuan yang sama selama 20 sekon . jarak PQ = 400 m, jarak QR = 300 m ( lihat gambar).
Tentukan :
a. selang waktu dari P ke Q
b. kelajuan rata – rata dari P ke R
c. Kecepatan rata – rata dari P ke R
Jawab :
Selang waktu = jarak tempuh/kelajuan rata – rata
PQ = 400/20 = 20 sekon
Jarak PQR = jarak PQ + jarak QR
= 400 + 300 = 700
Waktu PQR = waktu PQ + waktu QR
= 20 + 20
= 40 s
Kelajuan rata – rata = jarak total /selang waktu
= 700/40 = 17,5 m/s
segitiga PQR siku – siku :
PR2 = PQ2 + QR 2
= 4002 + 3002
= 250.000
= 500 m
PR = 500 m
Perpindahan dari P ke R adalah s = PR = 500 m
Arahnya dari P ke R
V = s /t = 500 m dari P ke R /40 s = 12,5 m/s arahnya dari P ke R jadi kecepatan rata – rata adalah 12,5 m/s,
arahnya dari P ke R
Kelajuan rata – rata dan kecepatan rata – rata mencerminkan kelajuan dan kecepatan di sepanjang lintasan
atau perpindahan. Untuk menghitung kelajuan kendaraan pada suatu saat, kita perlu mengukur jarak tempuh
selama selang waktu t yang sangat singkat ( t mendekati 0). Misalkan 1/100 sekon atau 1/10 sekon, dan bukan 4
jam seperti selang waktu bus menempuh jakarta- bandung. Kelajuan kendaraan pada suatu saat (kelajuan sesaat)
dirumuskan dengan :
V = lim st = ds/dt
t = 0
V = s/t, untuk t sangat kecil
Untuk mengukur selang waktu yang sesingkat ini tentulah sukar, jika tampa menggunakan alat yang
canggih, terutama jika kita ingin mengukur kelajuan kendaraan bermotor. Akan tetapi untuk mengukur kelajuan
benda – benda di sekitar kita, misalkan kelajuan orang berjalan atau berlari, kita cukup menggunakan alat
sederhana, yang disebut perwaktu ketik ( ticker timer).
Contoh soal :
Sebuah sepeda bergerak pada jalan raya yang dapat dianggap sebagai seumbu X. perpindahannya dapat
dinyatkan dengan persamaan X = 2t2 = d5t – 1, dengan x dalam meter dan t dalam sekon. Hitung kecepatan sesaat
pada t = 1 sekon.
Jawab :
Pada t = t1 = 1 s x ( t = 1) = 2 (1)2 + 5 ( 1 ) – 1 = 6
Untuk menentukan kecepatan paa saat t1 = 1 s, kita harus mengambit sekecil mungkin. Pertama kita ambil t
= 0,1 s, kemudian 0,01 s, kemudian 0,001 s
Untuk t = 0,1 sekon maka t2 = 1 + 0,1 = 1,1 s
X2 = x ( t2 = 1,1) = 2 (1,1 ) 2 + 5 (1,1) –1 = 6,92
V = 9,2 m/s
Untuk t = 0,01 sekon maka t2 = 1 + 0,01 = 1,01 s
X2 = x (t2 = 1,01) = 2 (1,01)2 + 5 ( 1,01) –1 = 6,0902
V = 9,02 m/s
Untuk t = 0,001 sekon maka t2 = 1 + 0,001 = 1,001 s
X2 = x (t2 = 1,001) = 2 (1,001)2 + 5 ( 1,001) –1 = 6,00902
V = 9,002 m/s
Mari kita tulis kembali hasil – hasil kecepatan rata – rata v untuk t = 0,1 s t = 0,01s dan t = 0,001 s
dalam tabel berikut. Tampak bahwa untukt yang makin kecil, kecepatan rata – rata makin dekat ke 9 m/s. kita
simpulkan bahwa kecepatan sesaat pada t =1 s adalah 9 m/s
t ( s) V ( m/s )
0,1 9,2
0,01 9,02
0,001 9,002
A = Percepatan
V = Kecepatan
t = Waktu
b. Percepatan sesaat
Percepatan sesaat adalah besarnya perubahana kecepatan tiap satuan waktu pada saat menempuh jarak
tertentu. Percepatan sesaat merupakan perubahan kecepatan yang berlangsung dalam selang waktu yang sangat
singkat (t mendekati 0).
Jika perubahn kecepatan (v) kecil maka waktu yang diperlukan (t) kecil/mendekati nol.
Persamaannya :
V = lim s/t = ds/dt
t = 0
V = v/t, untuk t sangat kecil
Contoh soal :
Sebuah mobil bergerak dipercepat sepanjang jalan lurus dalam keadaan diam sampai kecepatan 72
km/jam dalam 5,0 s. Hitung besar dan arah percepatan ke arah barat!
Jawab ;
V1 = 0, V2 = 72 km/jam t = 5,0 s
V2 = 72 km/jam = 72 x 1000 m /3600 s = 20 m/s
a = V2 / t
a = 20 m/s : 5 s
= + 4,0 m/s2
Karena nilai positif ,maka arah searah dengan V2 , yakni ke barat. Jadi percepatan mobil adalah 4,0 m/s2 ke barat.
D. Dinamika
1. Definisi Dinamika
Dinamika adalah Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau gerak partikel dengan meninjau penyebab
geraknya dikenal sebagai dinamika. Dalam bagian ini kita akan membahas konsep-konsep yang menghubungkan
kondisi gerak benda dengan keadaan-keadaan luar yang menyebabkan perubahan keadaan gerak benda.
2. Hukum Newton
Newton merupakan ilmuwan Inggris yang mendalami Dinamika, yaitu cabang fisika yang mempelajari tentang
gerak. Newton mengemukakan tiga hukum tentang gerak :
a. Hukum I Newton
Hukum Kelembaman ( F = 0 )
“ Suatu benda yang diam akan tetap diam, dan suatu benda yang sedang bergerak lurus beraturan akan tetap
bergerak lurus beraturan, kecuali bila ada gaya luar yang bekerja pada benda itu“.
b. Hukum II Newton
“ Massa benda dipengaruhi oleh gaya luar yang berbanding terbalik dengan percepatan gerak benda tersebut“
“ Suatu benda mendapatkan gaya dikarenakan berinteraksi dengan benda yang lain“
F aksi = - F reaksi
e. Energi potensial
Tahukah kamu ketahui bahwa energi potensial gravitasi adlah energi akibat perbedaan ketinggian. Apakah
energi ini akibat oleh ketinggian saja ?.
Contoh :
Buah kelapa yang bergantung dipohonya menyimpan suatu energi yang disebut energi potensial. Energi
potensial yang dimiliki buah kelapa di akibatkan oleh adanya gaya tarik bumi sehingga jatuhnya selalu kepusat
bumi. Energi potensial potensial akibat gravitasi bumi disebut energi potensial gravitasi. Energi potensial gravitasi
pun bisa diakibatkan oleh tarikan benda benda lain seperti tarikan antarplanet. Adapun energi potensial yang
dimiliki suatu benda akibat pegas atau karet yang kamu regangkan disebut energi potensial pegas. Energi potensial
gravitasi dimiliki oleh benda yang berada pada ketinggian tertentu dari permukaan bumi. Energi potensial pegas
pegas muncul akibat adanya perbedaan kedudukan dari titik keseimbangan. Titik keseimbangan adalah titik
keadaan awal sebelum benda ditarik.Energi potensial gravitasi dipengaruhi oleh percepatan gravitasi sebagai
berikut :
Ep = m.g.h Dengan
Ep = energi potensial (J)
m = massa benda (kg)
g = konstanta gravitasi (m/s.s)
h = ketinggian (m)
f. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh setiap benda yang bergerak. Suatu ketika ada seseorang pelaut
malang yang terdampar dipulau kecil. Dia berpikir hanya dengan tiga cara dia dapat mencari bantuan. Pertama,
dia dapt menerbagkan laying laying dan berharap ada kapal yang melihat laying laying tersebut. Kedua dia
menyimpan pesan dalam boltol dan membiarkanya mengapung diatas air sampai ada orang yang menemukanya.
Ketiga, dia membuat rakit untuk mencoba pergi dari pulau itu.
Gagasan pelaut itu bergantung pada satu jenis energi yang bekerja, yaitu energi akibat gerakan angina yang
akan membuat layangan mengapung, botol dapat bergerak dibawa ombak, dan rakit dapat melaju. Sesuatu yang
bergerak, misalnya angina dan air, memiliki kemampuan yang dapat digunakan untuk menarik / mendorong
sesuatu. Energi yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut energi kinetik. Kamu pun memiliki energi kinetik
bila bergerak. Kesimpulan dari diatas adalah bahwa energi kinetik bergantung pada massa benda dan kecepan
benda tersbut. Secara matematis, energi kinetik suatu benda dapat ditulis :
Ek = m.v.v dengan,
Ek = Energi kinetik (joule)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
2. Usaha
Dalam kehidupan sehari-hari kata usaha mempunyai arti sangat luas, misalnya: usaha seorang anak untuk
menjadi pandai, usaha seorang pedagang untuk memperoleh laba yang banyak, usaha seorang montir untuk
memperbaiki mesin dan sebagainya. Jadi dapat disimpulkan usaha adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan.
Dalam ilmu fisika, usaha mempunyai arti, jika sebuah benda berpindah tempat sejauh karena pengaruh F
yang searah dengan perpindahannya , maka usaha yang dilakukan sama dengan hasil kali antara gaya dan
perpindahannya, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
W = F.d
Jika gaya yang bekerja membuat sudut terhadap perpindahannya usaha yang dilakukan adalah hasil kali
komponen gaya yang searah dengan perpindahan (Fcos alfa) dikalikan dengan perpindahannya (d). Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:
W = F cos α.d dengan:
W = usaha (joule)
F = gaya (N)
d = perpindahan (m)
Ɵ = sudut antara gaya dan perpindahan
3. Daya
Daya (P) adalah usaha yang dilakukan tiap satuan waktu, secara matematis didefinisikan sebagai berikut:
P = w/t dengan:
P = daya (watt)
W = usaha (joule)
t = waktu (s)
Daya termasuk besaran skalar yang dalam satuan MKS mempunyai satuan watt atau J/s
Satuan lain adalah:
1 hp = 1 DK = 1 PK = 746 watt
hp = Horse power; DK = daya kuda; PK = Paarden Kracht
1 Kwh adalah satuan energi yang setara dengan = 3,6 .106 watt.detik = 3,6 . 106 joule