Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia menghadapi permasalahan pada jumlah dan kualitas

sumber daya manusia dengan tingginya tingkat kelahiran setiap tahun. Untuk

dapat mengangkat derajat kehidupan telah dilaksanakan secara bersamaan

dengan pembangunan ekonomi dan Keluarga Berencana (KB) yang

merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana

tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan

hasil pembangunan tidak akan berarti (Manuaba , 2003 ).

Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan dapat

menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang

berorentasi pada zero population growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan

KB Nasional selama ini telah berhasil mendorong peningkatan peran serta

masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri (Manuaba,

2003). Hartono (2004) juga mengemukakan bahwa gerakan KB adalah suatu

program KB mandiri yang dapat diwujudkan oleh segenap lapisan

masyarakat. Keberhasilan ini mutlak harus diperhatikan, bahkan harus terus

ditingkatkan karena pencapaian tersebut belum merata.

Kontrasepsi merupakan suatu metode yang digunakan oleh PUS

untuk menjarangkan/mencegah kehamilan atau pencegahan konsepsi, upaya

ini dapat bersifat sementara ataupun permanen. Untuk mencapai tujuan

tersebut berbagai cara dapat dilakukan antara lain dengan penggunaan alat

1
2

kontrasepsi seperti pil KB/kontrasepsi oral, suntikan KB/intra muscular,

penggunaan alat dalam saluran reproduksi seperti kondom, Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR), alat kontrasepsi bawah kulit/implant, operasi

(vasektomi dan tubektomi) dan dengan obat topikal intravagina yang bersifat

spermisida (Prawirohardjo, 2003).

BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Bahagia Nasional) Indonesia

(2009) mengemukkan bahwa PUS yang menggunakan alat kontrasepsi paling

banyak memilih kontrasepsi KB suntik sebanyak 51,21%, 40,02%

memilihPil, 4,93% memilih implant, 2,72% memilih AKDR dan 1,11%

memilih kontrasepsi lain-lain. Pada umumnya PUS memilih metode non

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti KB alamiah, suntikan

dan pil, sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices/IUD,

implant, Medis Operatif Pria/MOP dan Medis Operatif Wanita/MOW masih

kurang diminati.

Keberhasilan program KB diukur dengan beberapa indikator,

diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi,

persentase KB Aktif terhadap jumlah pasangan usia subur (PUS) dan

persentase baru metode kontrasepsi jangka panjang ( MKJP).

Data profil kesehatan Sumatera Utara Kabupaten/Kota tahun 2012,

jumlah peserta KB baru adalah sebesar 19,44% mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2011 yaitu 14,08%, tahun 2010 yaitu 17,05% dan tahun

2009 yaitu 14,58%. Rincian persentase pemakaian jenis kontrasepsi

berdasarkan kabupaten/kota tahun 2012, IUD 11%, MOP 1%, MOW 7%,
3

Implan 11 %, Suntik 32%, Pil 31 %, Kondom 7 % dari seluruh akseptor KB

baru.

Rekapitulasi laporan bulanan klinik KB tingkat Kabupaten Nias

pada tahun 2013 tercatat persentase pemakaian kontrasepsi suntik 34,2%, pil

20,3%, kondom 16%, implant 11,8%, IUD 11,1%, MOW 6%, dan terakhir

MOP 0,7% dari jumlah akseptor KB sebanyak 6682 orang. Sedangkan

rekapitulasi laporan bulanan klinik KB tingkat Kabupaten Nias pada tahun

2014 tercatat persentase pemakaian kontrasepsi suntik 32,6%, pil 20,1%,

implant 18,8%, IUD 14,3%, kondom 10,4%, MOW 3,1%, dan terakhir MOP

0,8% dari jumlah akseptor KB sebanyak 7373 orang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kilinik KB vany tahun 2013

jumlah akseptor KB suntik 110 orang (49,8%), Pil 17 orang (7,7 %), Kondom

13 orang (5,9 %), IUD 43 orang (19,4 %), Implant 38 orang (17,2 %) dari

jumlah akseptor KB baru yang berjumlah 221 orang. Untuk tahun 2014

akseptor KB baru di Klinik KB Vany : suntik 70 orang (44,1%), Pil 16 orang

(10 %), Kondom 9 orang (5,7 %), IUD 31 orang (19,5 %), Implant 17 orang

(10,7 %) dan vasektomi 16 orang (10 %) dari jumlah akseptor KB baru yang

berjumlah 159 orang.

Penggunaan alat kontrasepsi merupakan salah satu upaya yang

bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian

bayi (AKB). Pengguna alat kontrasepsi memiliki ciri-ciri khusus yang bersifat

lebih lekas sesuai dengan penawaran tertentu. Karakteristik ini dapat

mempengaruhi gaya hidup pasien dalam menghadapi hal-hal baru atau asing
4

bagi dirinya termasuk juga kondisi psikologisnya. Karakteristik penguna

kontrasepsi mencakup pendidikan, pengetahuan, dan pendapatan/ekonomi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik

ingin melakukan penelitian tentang “ gambaran karakteristik akseptor KB di

Klinik KB vany tahun 2013 - 2014”.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah karakteristik akseptor

KB di Klinik KB Vany Tahun 2014”.

1.3.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik akseptor KB di Klinik KB Vany Tahun

2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui karakteristik akseptor KB berdasarkan

pengetahuan.

b. Untuk Mengetahui karakteristik akseptor KB berdasarkan umur.

c. Untuk mengetahui karakteristik akseptor KB berdasarkan

pendidikan.

d. Untuk mengetahui karakteristik akseptor KB berdasarkan pekerjaan.


5

e. Untuk mengetahui karakteristik akseptor KB berdasarkan

pendapatan.

f. Untuk mengetahui jenis kontrasepsi yang digunakan oleh akseptor

KB di Klinik KB Vany

1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi Klinik

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan sehingga dapat

memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat Pasangan

Usia Subur (PUS) tentang pemakain alat kontrasepsi.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan informasi yang

dijadikan sebagai referensi bagi pengembangan ilmu dan penelitian lebih

lanjut, serta dapat memberikan informasi yang akurat kepada mahasiswa

dan pihak terkait lainnya tentang pemakaian alat kontrasepsi.

3. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

dan melatih peneliti mengembangkan kemapuan berfikir secara objektif

dalam penelitian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai