Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Pertama tama penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya penulis diberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga bisa meyelesaikan makalah biokimia ini tepat pada
waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Di dalam makalah ini penulis menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar
menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Padang,19 desember 2018

Kelompok 3

1
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................3
1.2 Rumusan masalah......................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian metabolisme karbohidrat..........................................5
2.2 Jalur-jalur metabolisme karbohidrat...........................................5
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat...19
2.4 Penyakit akibat kelainan metablisme karbohidrat.....................19

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................25
3.2 Saran..........................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................27

2
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metabolisme karbohidrat yaitu metabolisme mencakup sintesis (anabolisme)
dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya
terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai
jalur metabolisme. Metabolisme total merupakan semua proses biokimia didalam
organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel. Tanpa
metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.

Kata karbohidrat berasak dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat yang paling
sederhana adalah aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau berupa
keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Karbohidrat terdiri atas atom C, H,
dan O. Adapun rumus umum dari karbohidrat adalah :

Cn(H2O) atau CnH2nOn

Karbohidrat adalah senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,


hidrogen, dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang di
konsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk
menjalankan berbagai fungsi-fungsinya, seperti bernafas, kontraksi jantung dan
otot, serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik, seperti berolahraga
atau bekerja.

Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi, cadangan makanan,


dan materi pembangunan pada semua makhluk hidup. Maka dari itu, karbohidrat
sangat diperlukan oleh tubuh ternak agar dapat tumbuh sehat dan produktif dalam
menghasilkan hasil ternak. Karbohidrat dalam bahan makanannya dapat ditemui
dalam berbagai bentuk, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakakrida,
karbohidrat yang paling sering ditemui dalam bahan pokok pakan ternak adalah
dalam bentuk monosakarida seperti glukosa dan polisakarida yaitu selulosa atau
serat kasar.

3
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme karbohidrat?
2. Apa saja jalur-jalur metabolisme karbohidrat?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi meabolisme karbohidrat?
4. Apa dan bagaimana penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu metabolisme karbohidrat
2. Mengetahui jalur-jalur metabolisme karbohidrat
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat
4. Mengetahui penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat

4
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian mtaolisme karbohidrat


Metabolisme adalah keseluruhan proses kimiawi dalam tubuh organisme
yang melibatkan energi dan enzim, diawali dengan substrat awal dan diakhiri
produk akhir. Metabolisme dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses
penyusunan yang disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang disebut
katabolisme.

Karbohidrat merupaka hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Zat makanan ini
merupakan sumber energi bagi organisme heterotrof (makhluk hidup yang
memperoleh energi dari sumber organik di lingkungannya). Pada proses
pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis (penguraian
dengan menggunakan molekul air). Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan
menguraikan polisakarida menjadi monosakarida (Anonim, 2015).

2.2 Jalur Metabolisme Karbohidrat


Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa
bagi sel-sel tubuh yang kemudian diubah menjadi eenrgi. Glukosa memegang
peranan sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya
memperoleh energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar
otak dan sistem saraf.

Glukosa yang diserap dari pencernaan makanan dibawa darah menuju


keseluruh sel tubuh. Dalam sitoplasma glukosa akan mengalami glikolisis, yaitu
peristiwa pemecahan gula hingga menjadi ATP. Ada dua jalur gikolisis yaitu jalur
biasa untuk aktifitas atau kegiatan hidup yang biasa (normal) dengan hasil ATP
terbatas dan glikolisis jalur cepat yang dikenal dengan jalur Embden Meyerhoff
untuk menyediakan ATP cepat pada aktifitas kerja keras, misalnya lari cepat. Jalur
ini memberi hasil asam laktat yang bila terus bertambah dapat menyebabkan
terjadinya asidosis laktat. Asidosis ini dapat berakibat fatal terutama bagi yang
tidak terbisa beraktitas keras. Hasil oksidasi glukosa melalu glikolisis akan
dilanjutkan dalam siklus kreb yang terjadi di bagian matriks mitokondria.
Selanjutnya, hasil siklus kreb akan digunakan dalam dalam sistem couple dengan
menggunakan sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan oksigen sebagai
penangkapan ion H. Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan sistem
sitokrom diblokir oleh senyawa racun sehingga reaksi reduksi oksidasi dalam
sistem couple, terutama oleh oksigen tidak dapat berjalan (Anonim,2009).

Untuk mempermudah mempelajari metabolisme karbohidrat, maka dibagi


menjadi beberapa jalur metabolisme. Namun hendaknya diingat bahwa dalam
tubuh, jalur-jalur ini merupakan kesatuan, dimana jalur yang paling banyak dilalui

5
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
tergantung pada keadaan (status nutrisi) waktu itu.

1. Glikolisis
Glikolisis adalah pemecahan glukosa menjadi asam piruvat atau
asam laktat. Apabila glikolisis terjadi dalam suasana anaerobik maka akan
berakhir dengan asam laktat dan menghasilkan 2 ATP, apabila dalam keadaan
aerobik berakhir menjadi asam piruvat dengan 8 ATP.

Gbr. Persiapan Glikolisis

6
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
Gbr. Reaksi Glikolisis

Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam


piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada sel
mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini terjadi
di sitoplasma dengan bantuan 10 jenis enzim yang berbeda.

Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik disimpan,
diubah menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain. Apabila terjadi
kelebihan gula dalam darah, glukosa akan didimpan dalam otot atau hati dalam
bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif membelah, glukosa akan
diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam sintesis DNA dan RNA. Dan
ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan diproses untuk menghasilkan
energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan
transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat terjadi apabila terdapat oksigen
dalam jaringan sehingga prosesnya disebut respirasi aerob (menghasilkan energi
dengan adanya oksigen). Glikolisis merupakan tahapan pertama dari proses
respirasi aerob untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

7
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai proses yang
membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul penyimpan energi.
Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer elektron akan
menghasilkan tiga molekul ATP.

Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai sumber
energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan ATP yang
dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah digunakan tadi dan
masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi yang lain. Jadi dalam
glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang dihasilkan daripada yang
digunakan dalam proses tersebut.

Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut.


1. Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh enzim
hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin trifosfat).
ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah menjadi
ADP.
2. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis oleh
enzim fosfohexosa isomerase.
3. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan energi
dari ATP.
4. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-
fosfat (3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim aldolase.
5. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut
bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat
menjadi dihdroksi aseton fosfat.
6. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat
oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan
terbentuk NADH.
7. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk
ATP.
8. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat
mutase.
9. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
10. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.

8
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
Yang perlu diperhatikan adalah pada langkah ke-6 hingga ke-10. Langkah-
langkah tersebut terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-fosfat dari
pemecahan fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul gliseraldehida 3-
fosfat masing-masing akan menjalani langkah 6 hingga 10 tersebut.

Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP dan 2
NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2 ATP telah
digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai pada tahap reaksi
pertama dan ketiga.

2. Glikogenesis
Glikogenesis adalah proses pembentukan atau biosintesis glikogen yang
terjadi terutama di dalam hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan
cadangan makanan yang dibentuk dari molekul glukosa hasil pencernaan
makanan. Glukosa akan saling berikatan dengan ikatan α 1-4 glikosidik
untuk membentuk glikogen. Molekul glikogen tersusun bercabang-cabang agar
dapat tersimpan maksimal di dalam sel.

Kelebihan kadar glukosa di dalam darah akan memicu disekresikannya


hormon insulin untuk memicu terjadinya glikogenesis. Glikogen ini dapat dipecah
lagi menjadi glukosa saat kadar glukosa darah menurun seperti dalam keadaan
lapar atau puasa.

Glikogenesis terjadi dengan cara penambahan molekul glukosa pada rantai


glikogen yang telah ada (disebut sebagai glikogen primer). Penambahan glukosa
akan terjadi secara bertahap, satu demi satu molekul glukosa akan memperpanjang
glikogen yang telah ada.

Gbr.Sintesis glikogen melalui glikogenesis

9
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
Proses glikogenesis di dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1. Fosforilasi glukosa oleh ATP menjadi glukosa 6-fosfat, dikatalisis oleh
enzim glukokinase/hexokinase.
2. Berikutnya glukosa 6-fosfat mengalami reaksi isomerasi menjadi glukosa
1-fosfat, dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase.
3. Glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin tri phosphate (UDP) menjadi
uridil di phosphate glukosa (UDP-glukosa), dikatalisis oleh enzim glukosa
1-fosfat uridil transferase.
4. UDP-glukosa kemudian akan diikatkan pada rantai glikogen yang sudah
ada, dikatalisis oleh enzim glikogen sintase. Dalam proses ini, atom C
pertama dari UDP-glukosa diikatkan ke atom C keempat yang ada pada
rantai glikogen primer dan membentuk ikatan α 1-4 glikosidik.
5. Berikutnya enzim pembentuk cabang (branching enzyme) akan
memindahkan kurang lebih 6 residu glukosa pada salah satu residu
glukosa yang ada pada glikogen primer untuk membentuk titik cabang.
Enam residu gukosa tersebut akan diikatkan pada atom C nomor 6 pada
molekul glikogen primer.
6. Penambahan glukosa terus berlangsung pada kedua cabang hingga
semakin panjang dan akan terbentuk banyak cabang-cabang baru di
berbagai lokasi.
7. Glikogenesis akan berakhir apabila gula dalam darah telah mencapai kadar
yang normal.

Proses pembentukan glikogen melalui glikogenesis merupakan langkah


penting dalam menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Ketidakmampuan
tubuh untuk menjalankan glikogenesis dengan wajar dapat mengakibatkan
timbulnya penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus dapat menjadi penyakit
yang berbahaya dan mematikan karena memicu berbagai komplikasi seperti
stroke, kerusakan jaringan, dan kebutaan.

Glikogen sering disebut sebagai pati hewan karena merupakan cadangan


makanan pada hewan. Ikatan antar molekul glukosa antara glikogen dan amilum
(pati) adalah sama, yaitu ikatan α 1-4 glikosidik. Glikogen adalah cadangan
makanan hewan, sedangkan amilum adalah cadangan makanan tumbuhan.
Perbedaan utama antara glikogen dan amilum adalah adanya lebih banyak rantai
cabang pada glikogen dibandingkan dengan amilum.

Mekanisme reaksi glikogenesis juga merupakan jalur metabolisme umum


pada biosintesis disakarida dan polisakarida. Pada jaringan tumbuhan, disakarida
sukrosa dihasilkan melalui reaksi kondensasi glukosa dan fruktosa yang diawali
proses glikogenesis. Dalam proses tersebut UDP-glukosa bereaksi dengan
fruktosa 6-fosfat dikatalisis oleh enzim sukrosa fosfat sintase, membentuk sukrosa
6-fosfat. Kemudian enzim sukrosa fosfatase akan mengkatalisis sukrosa 6-fosfat
menjadi sukrosa.

10
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
3. Glikogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan oto berbeda dengan enzim yang
terdapat dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan melepaskan unit
glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak dapat di reduksi. Reaksinya :

(Glukosa)n + H2PO4  Glukosa I-fosfat + (Glukosa) n-1

Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah
menjadi glukosa I-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa 6-fosfat. Glukogenisis
diatoleh hormon glukogen yang di sekresiakan pankreas dan epinerfin yang
dieksresikan kelenjar adrenal. Kedua hormon tersebut akan menstimulasi enzim
glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan menghambat kerja enzim
glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).

Glukosa-6-fosfat masuk ke dalam poses glikolisis untuk menghasilkan


energi. Glukosa-6-fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa untuk didistribusikan
oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan glukosa.

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen menjadi glukosa


yang terjadi terutama di hati dan otot. Glikogen atau gula otot merupakan
cadangan makanan hewan yang tersusun atas molekul glukosa yang disatukan
dengan ikatan α 1-4 glikosidik (untuk rantai lurus), dan ikatan α 1-
6 glikosidik untuk titik cabang. Glikogen merupakan polisakarida yang memiliki
banyak sekali percabangan, hal tersebut diperlukan agar glikogen dapat disimpan
dengan maksimal di dalam sel.

Glikogen akan dipecah apabila kadar gula dalam darah rendah dan ketika
sedang berolahraga. Glikogenolisis dipicu oleh kerja hormon adrenalin dan
glukagon, berkebalikan dengan insulin yang akan mempengaruhi pembentukan
glikogen melalui glikogenesis. Proses pemecahan glikogen melibatkan 3 jenis
enzim yaitu glikogen fosforilase, transferase, dan debranching enzyme.

11
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
Proses glikogenolisis yang terjadi di dalam sel adalah sebagai
berikut.
1. Enzim glikogen fosforilase akan menambahkan fosfat anorganik dan
membebaskan glukosa dalam bentuk glukosa 1-fosfat. Pemecahan ini akan
terus berlangsung hingga tersisa kurang lebih 4 residu glukosa dari titik
cabang.
2. Enzim transferase akan memindahkan 3 residu glukosa menuju ujung cabang
yang lain, proses ini akan menyisakan satu residu glukosa pada titik cabang
yang terikat dengan ikatan α 1-6 glikosidik.
3. Debranching enzyme atau enzim pemecah cabang (α 1-6 glukosidase) akan
membebaskan glukosa pada titik cabang dan melepaskannya dalam bentuk
glukosa (bukan glukosa 1-fosfat seperti pada reaksi pertama).
4. Proses glikogenolisis berakhir pada tahapan diatas, namun hasil pemecahan
glikogen yang berupa glukosa 1-fosfat akan mengalami proses lebih lanjut
agar dapat berubah menjadi glukosa.

Enzim fosfoglukomutase akan mengkatalisis reaksi isomerasi glukosa 1-fosfat


menjadi glukosa 6-fosfat. Dalam hati dan ginjal glukosa 6-fosfat akan mengalami
pelepasan fosfat dan berubah menjadi glukosa. Namun di dalam otot glukosa 6-
fosfat akan langsung masuk reaksi glikolisis untuk diolah menjadi energi dalam
bentuk ATP.

Glikogen yang dipecah di dalam hati digunakan untuk mempertahankan kadar


gula dalam darah tetap normal, sedangkan glikogen dalam otot akan digunakan
untuk memproduksi energi. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6% dari
massa total hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan kurang dari 1% dari
massa otot tersebut.

12
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
4. Glikoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan proses pembentukan glukosa dari senyawa
bukan glukosa. Glukoneogenesis memiliki peran penting dalam memenuhi
kebutuhan akan glukosa, terutama ketika tubuh tidak mendapat pasokan glukosa
yang cukup dari makanan. Glukosa merupakan molekul yang sangat penting
terutama bagi eritrosit (sel darah merah) dan sel saraf otak, karena sel-sel tersebut
tidak dapat menggunakan molekul lain sebagai sumber energi (walaupun dalam
keadaan kelaparan yang sangat panjang sel saraf otak mampu menggunakan
benda keton yaitu beta hidroksibutirat sebagai sumber energi).

Selain memenuhi kebutuhan energi bagi otak dan eritrosit, gkukosa juga
merupakan satu-satunya molekul penghasil energi bagi otot dalam keadaan
anaerobic (tanpa oksigen). Glukosa juga diperlukan bagi pembentukan laktosa
(gula susu) di kelenjar susu untuk memenuhi kebutuhan energi bayi. Pada
mamalia, hati dan ginjal merupakan organ utama untuk berlangsungnya
glukoneogenesis.

Secara umum tahapan reaksi glukoneogenesis hampir sama dengan


tahapan reaksi glikolisis yang dibalik arahnya. Namun ada beberapa tahapan
dalam glukoneogenesis yang tidak sama dengan glikolisis dan memerlukan kerja
enzim-enzim yang berbeda. Perbedaan ini terjadi karena pada tahapan-tahapan
tersebut enzim yang terlibat tidak dapat bekerja secara bolak-balik. Glikolisis
merupakan reaksi yang menghasilkan energi, sedangkan glukoneogenesis
merupakan proses yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.

13
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
Gbr. Proses ke kanan adalah reaksi glikolisis, sedangkan proses ke kiri adalah reaksi glukoneogenesis

Proses glukoneogenesis yang terjadi pada hati dan ginjal adalah


sebagai berikut.
1. Pengubahan piruvat menjadi oksaloasetat, dikatalisis oleh enzim piruvat
karboksilase.
2. (Oksaloasetat pada reaksi di atas terdapat pada mitokondria dan harus
dikeluarkan menuju sitoplasma, namun molekul tersebut tidak dapat
melelui membran mitokondria sebeum diubah menjadi malat. Jadi
oksaloasetat akan diubah menjadi malat agar dapat keluar menuju
sitoplasma dan akan segera diubah kembali menjadi oksaloasetat).
3. Pengubahan oksaloasetat menjadi malat, dikatalisis oleh enzim malat
dehidrogenase. Malat keluar dari mitokondria menuju sitoplasma.
4. Di sitoplasma, malat diubah manjadi oksaloasetat kembali yang dikatalisis
oleh enzim malat dehidrogenase.
5. Oksaloasetat kemudian akan diubah menjadi phospoenol piruvat,
dikatalisis oleh enzim phospoenolpiruvat karboksilase.
6. Phospoenol piruvat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat, dikatalisis oleh
enzim enolase.
7. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat yang dikatalisis enzim
fosfogliseromutase.
8. 3-fosfogliserat kemudian diubah manjadi 1,3 bifosfogliserat yang

14
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
dikatalisis enzim fosfogliserokinase.
9. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat, reaksi ini
dikatalisis oleh enzim gliseraldehida 3 fosfat dehidrogenase.
10. Gliseraldehida 3 fosfat dapat diubah menjadi dihidroksi aseton fosfat
(dengan reaksi yang dapat bolak-balik) yang dikatalisis oleh enzim
isomerase.
11. Gliseraldehida 3 fosfat dan dihidroksi aseton fosfat akan disatukan dan
menjadi fruktosa 1,6 bifosfat yang dkatalisis enzim enolase.
12. Fruktosa 1,6 bifosfat akan diubah manjadi fruktosa 6 fosfat oleh enzim
fruktosa difosfatase.
13. Fruktosa 6 fosfat akan diubah menjadi glukosa 6 fosfat oleh enzim
fosfoglukoisomerase.
14. Dan terakhir glukosa 6 fosfat akan diubah manjadi glukosa yang
dikatalisis oleh enzim glukosa 6 fosfatase.

Asam amino glukogenik seperti alanin, arginin, asparagin, sistein, glutamate,


histidin, metionin, prolin, serin, threonin, valin, dan triptofan dapat diubah
manjdai glukosa setelah terlebih dahulu diubah manjadi piruvat atau senyawa
antara yang lain. Asam laktat hasil oksidasi anaerob juga dapat diubah manjadi
glukosa setelah diubah manjdai oksaloasetat di dalam mitokondria. Gliserol hasil
metabolisme lemak juga dapat diubah manjadi glukosa setelah terlebih dahulu
diubah manjdai glisrol 3 fosfat kemudian manjadi dihidroksi aseton fosfat dan
langkah-langkah selanjutnya.

Hormon kortisol akan memicu terjadinya gkukoneogenesis saat tubuh


mendeteksi kurangnya glukosa di dalam darah. Hormon tersebut terutama
mempengaruhi perubahan asam amino glukogenik menjadi glukosa. Sedangkan
hormon tiroksin akan mempengaruhi masuknya lemak ke dalam hati untuk dapat
diubah menjadi glukosa.

5. Dekarboksilasi oksidatif
Dalam jalur ini, piruvat dioksidasi (dekarboksilasi oksidatif) menjadi
Asetil-KoA, yang terjadi di dalam mitokondria sel. Jalur ini
merupakan penghubung antara glikolisis dengan siklus Kreb’s. Jalur ini juga
merupakan konversi glukosa menjadi asam lemak dan lemak dan sebaliknya
dari senyawa non karbohidrat menjadi karbohidrat.Rangkaian reaksi kimia
yang terjadi dalam lintasan oksidasi piruvat adalah sebagai berikut:

a. Dengan adanya TDP (thiamine diphosphate), piruvat didekarboksilasi


menjadi hidroksietil TDPterikat oleh komponen kompleks enzim
piruvat dehidrogenase. Produk sisa yang dihasilkan adalahCO2.
b. Hidroksietil TDP bertemu dengan lipoamid teroksidasi, suatu
kelompok prostetik dihidroksilipoil transasetilase untuk
membentuk asetil lipoamid, selanjutnya TDP lepas.
c. Selanjutnya dengan adanya KoA-SH, asetil lipoamid akan diubah

15
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
menjadi asetil KoA, dengan hasil sampingan berupa lipoamid
tereduksi.
d. Siklus ini selesai jika lipoamid tereduksi direoksidasi oleh flavoprotein
yang mengandung FAD, pada kehadiran dihidrolipoil dehidrogenase.
Flavoprotein tereduksi dioksidasi oleh NAD+, sehingga memindahkan
ekuivalen pereduksi kepada rantai respirasi.

Piruvat + NAD+ + KoA  Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

Gbr.Dekarboksilasi oksidatif

Tahap-tahap dalam dekarboksilasi oksidatif adalah sebagai berikut.


1. Gugus karboksilat (-COO) akan lepas dari asam piruvat menjadi CO2.
2. Sisa dua atom karbon dari piruvat dalam bentuk CH3COO- akan
mentranfer kelebihan elektronnya pada molekul NAD+ sehingga terbentuk
NADH, dan molekul dua atom karbon tersebut berubah menjadi asetat.
3. Pada akhirnya koenzim-A (ko-A) akan diikatkan pada asetat sehingga
membentuk asetil koenzim-A (asetil ko-A).

Hasil dari dekarboksilasi oksidatif adalah molekul asetil ko-A, NADH, dan
CO2. Satu molekul glukosa akan diubah menjadi dua molekul asam piruvat dalam
glikolisis, artinya proses dekarboksilasi oksidatif untuk untuk satu molekul
glukosa akan menghasilkan 2 molekul asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2.

16
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
6. Siklus krebs
Molekul asetil ko-A akan masuk krebs untuk menghasilkan ATP, NADH,
FADH2, dan CO2. Terdapat delapan tahap reaksi dalam siklus krebs yang terus
berputar-putar sehingga disebut sebagai suatu siklus.

Siklus asam sitrat juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s atau siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat
merupakan jalur akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus
asam sitrat merupakan rangkaian reaksi katabolisme asetil KoA yang
menghasilkan energi dalam bentuk ATP.

Selama proses oksidasi asetil KoA, terbentuk ekuivalen pereduksi berbentuk


hidrogen atau elektron. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki rantai
respirasi (proses fosforilasi oksidatif) menghasilkan ATP. Pada keadaan tanpa
oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen (hipoksia) terjadi hambatan total pada
siklus tersebut.

17
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
Gbr.Siklus krebs

Tahap-tahap dalam siklus krebs adalah sebagai berikut.

1. Asetil co-A akan berikatan dengan oksaloasetat membentuk sitrat, reaksi


ini dikatalisis enzim sitrat sintase.
2. Sitrat akan diubah menjadi isositrat oleh enzim akonitase.
3. Isositrat akan diubah menjadi alfa-ketoglutarat oleh ezim isositrat
dehidrogenase. Dalam reaksi ini dilepaskan molekul CO2 dan dihasilkan
NADH.
4. Alfa-ketoglutarat akan diubah menjadi suksinil ko-A oleh enzim alfa
ketoglutarat dehidrogenase. Dalam reaksi ini akan dilepaskan CO2 dan
dihasilkan NADH.
5. Suksinil ko-A akan diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinil ko-A
sintetase. Pada reaksi ini akan dihasilkan GTP yang kemudian dapat

18
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
berupah menjadi ATP.
6. Suksinat akan diubah menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehidrogenase.
Pada reaksi ini akan dihasilkan FADH2.
7. Fumarat akan diubah menjadi malat oleh enzim fumarase.
8. Malat akan diubah menjadi oksaloasetat oleh enzim malat dehidrogenase.
Pada tahap ini juga dihasilkan NADH.

Satu molekul asetil ko-A yang masuk siklus krebs akan menghasilkan 1 ATP,
3 NADH, 1 FADH2 dan 2 CO2. Karena satu molekul glukosa akan diubah
menjadi dua asetil ko-A, maka satu molekul glukosa yang menjalani siklus krebs
akan menghasilkan 2 ATP, 6 NADH, 2 FADH2, dan 4 CO2.

Molekul NADH dan FADH2 nantinya akan masuk transfer elektron untuk
menghasilkan ATP. Satu molekul NADH akan diproses untuk menghasilkan 3
ATP, sedangkan satu molekul FADH2 akan menghasilkan 2 ATP.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metabolisme Karbohidrat


Faktor-faktor yang mempengaruhi metbolime karbohhidrat adalah :
a. Pada keadaan kelaparan, enzim enzim-enzim utama dari glikolisis, HMP
shunt dan glikogenesisi aktifitasnya menurun, sebaliknya aktifitas enziim-
enzim utama dari glukogenesisi dan glikogenesis meningkat.
b. Pada keadaan Diabetes Melitus, aktifitas enzim-enzim tersebut mirip
dengan keadaan kelaparan.
c. Pada pemberian makanan tinggi karbohidrat, aktifitas enzim-enzim
glikolisis, HMP shunt dan glikolisis meningkat, sedangkan aktifitas utama
glukoneogensis dan glikogenesis menurun (Yohanis,2009).

2.4 Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat


Kebutuhan karbohidrat diperhitungkan akan fungsinya sebagai penghasil
energi. Jadi, yang menjadi dasar kebutuhan karbohidrat adalah jumlah kalori yang
dibutuhkan tubuh. Sedangkan kalori, terutama dihasilkan oleh karbohidrat lemak
dan protein. Di Indonesia, 70-80% dari seluruh energi untuk keperluan tubuh
berasal dari karbohidrat. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh
kelainan genetik yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan
untuk merangsang suatu proses metabolisme.
Karbohidrat adalah gula. Beberapa gula sederhana, dan lainnya lebih
kompleks. Sukrose (gula meja) dibuat dari dua gula yang lebih sederhana yaitu
glukosa dan fruktosa. Laktose (gula susu) terbuat dari glukosa dan galaktose. Baik
sucrose maupun laktose harus dipecahkan ke dalam gula pembentuknya dengan

19
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
enzim sebelum badan bisa menyerap dan memakai mereka. Karbohidrat pada roti,
pasta, padi, dan makanan lain yang berisi karbohidrat adalah rangkaian panjang
molekul gula sederhana. Molekul ini yang lebih panjang juga harus dibongkar
oleh tubuh. Jika enzim yang diperlukan untuk mengolah gula tertentu hilang, gula
bisa menumpuk di badan, menyebabkan masalah.

1. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di
mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga menyebabkan
keadaan hiperglikemia.2,14 DM merupakan kelainan endokrin yang terbanyak
dijumpai.4 Penderita DM mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang
spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu retinopati (bisa menyebabkan
kebutaan), gagal ginjal, neuropati, aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke),
gangren, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease).2,14,4
Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau
sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang
berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Di samping
itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin
dalam memasukan glukosa ke dalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena
kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan seseorang sangatlah
kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit turunannya telah menjadi ancaman
serius. Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun dan dalam setiap 10 detik
seorang penderita akan meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan
diabetes.
Pemeriksaan laboratorium bagi penderita DM diperlukan untuk menegakkan
diagnosis serta memonitor Tx dan timbulnya komplikasi spesifik akibat penyakit.
Dengan demikian, perkembangan penyakit bisa dimonitor dan dapat mencegah
komplikasi.2,7,15

2. Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalala kelebihan gizi yang ditandai dengan adanya
penimbunan lemak secara berlebihan dalan tubuh sehingga menaikkan berat
Badan. Kegemukan hanya dapat terjadi jika ada kelebihan energi karena berBagai
sebab, antara lain kelebihan zat gizi, kelainan baagian otak tertentu, kelainan
hormon endokrin, faktor keturunan, dan akibat pemakaian obat tertentu.

Kelebihan berat antara lain disebabkan ketidakseimBangan konsumsi kalori


dengan kebutuhan energi, dimana konsumai terlalu berlebihan dibanding
kebutuhan energie. Kelebihan energi itu disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Pada keadaan normal, jaringan lemak itu ditimbun di beberapa tempat,
diantaranya dalam jaringan subkutan dan dalam jaringan tirai khusus

20
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
(ementum).Penimbunam lemak pada wanita memiserikan bentuk khas feminin,
misalaya di daerah Pinggul, daerah bahu, dan dada. Timbunan ringan lemak di
daerah khusus itu sangat ditakuti dan dijauhi kaum wanita karena cukup sulit
diatasi.

Penderita obesitas pada pria bila berat badannya 15% meleBihi Batas ideal
seauai umur, dan pada wanita meleBihi 20%. Mereka merasa. lebih cepat lelah,
merasa gerah dan cepat berkeringat. Untuk menurunkan panas Badannya itu,
organ tubuh dipasa. bekerja lebih berat karena membawa kelebihan berat badan,
Penderita juga punya kecenderungan lebih mudah membuat kekeliruan dalam
bekerja dan tentu lebih mudah mendapat kecelakaan. Selain Berisiko besar
terhadap kesehatan juga kurang indah dipandang.

3. Galaktosemia
Galaktosemia adalah kadar glukosa yang tinggi dalam darah, etiologinya
disebabkan oleh kekurangan atau bahkan ketidakpunyaan tubuh terhadap enzim
galaktose 1-fosfat uridil transfarase. Galaktosemia merupakan kelainan
bawaan. Yang paling extrim kelainan galaktosemia terjadi sekitar 1 dari 50.000-
70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Patofisiologisnya pada awalnya pasien
penderita kelainan ini tampak normal secara fisik, namun setelah beberapa hari
maupun beberapa minggu kemudian terlihat penurunan nafsu makan juga terjadi
mual dan muntah, tubuh tampak kuning seperti hepatitis (jaundice) dan
pertumbuhan yang normal seperti anak biasanya terhenti.

Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar protein dan
asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam
tubuh. Ini akan menjadi bahaya jika pengobatan terlambat diberikan, akibatnya
adalah anak akan memiliki tubuh yang pendek dan mengalami penurunan
mental.Banyak yang menderita katarak. Kebanyakan penyebabnya tidak
diketahui. Diduga suatu galaktosemia jika pada pemeriksaan laboratorium, di
dalam air kemih ditemukan galaktosa dan galaktose 1-fostate. Untuk memperkuat
diagnosis, dilakukan pemeriksaan darah dan sel-sel hati, yang akan menunjukkan
tidak adanya enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase.
Susu dan hasil olahan susu (yang merupakan sumber dari galaktosa) tidak boleh
diberikan kepada anak yang menderita galaktosemia. Demikian juga halnya
dengan beberapa jenis buah-buahan, sayuran dan hasil laut (misalnya rumput
laut).

Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawa oleh ibu atau ayahnya,
seorang wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak
mengkonsumsi galaktose selama kehamilan. Penderita dengan galaktosemia
dilarang mengkonsumsi galaktosa dari karbohidrat seumur hidupnya. Seorang

21
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
wanita yang diketahui membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak
mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan. Jika kadar galaktosanya tinggi,
galaktosa dapat melewati plasenta dan sampai ke janin, menyebabkan katarak.
Penderita galaktosemia harus menghindari galaktosa seumur hidupnya.

Jika diobati secara adekuat, tidak akan terjadi keterbelakangan mental. Tetapi
tingkat kecerdasannya lebih rendah dibandingkan dengan saudara kandungnya
dan sering ditemukan gangguan berbicara. Pada masa pubertas dan masa dewasa,
anak perempuan seringkali mengalami kegagalan ovulasi (pelepasan sel telur) dan
hanya sedikit yang dapat hamil secara alami. Namun untuk anak laki-laki,
mempunyai fungsi testicular normal.

4. Glikogenosis
Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit
keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang
diperlukan untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen
menjadi glukosa (untuk digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis
atau sejumlah glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh,
terutama di hati.Gejalanya timbul sebagai akibat dari penimbunan glikogen atau
hasil pemecahan glikogen atau akibat dari ketidakmampuan untuk menghasilkan
glukosa yang diperlukan oleh tubuh.

Usia ketika timbulnya gejala dan beratnya gejala bervariasi, tergantung


kepada enzim apa yang tidak ditemukan. Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan terhadap contoh jaringan (biasanya otot atau hati), yang
menunjukkan adanya enzim yang hilang. Pengobatan tergantung kepada jenis
penyakitnya. Untuk membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan
untuk mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak
beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini
bisa diatasi dengan memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam.
Kadang pada malam hari diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang
dimasukkan ke lambung.

Penyakit penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam


urat, yang dapat menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut
seringkali perlu diberikan obat-obatan. Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk
mengurangi kram otot, aktivitas anak harus dibatasi.

5. Intoleransi Fruktosa Herediter


Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh
tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim
fosfofruktaldolase. Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil

22
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan
glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa.
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi
fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang
lebih, bisa menyebabkan:
- Hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat
dingin
- Tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
- Linglung
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Kejang (kadang-kadang)
- Koma.

Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa mengalami kerusakan ginjal dan


hati, menghasilkan penyakit kuning, muntah, pemburukan jiwa, pingsan, dan
kematian. Gejala ronis termasuk tidak mau makan, kegagalan untuk berkembang
pesat, gangguan pencernaan, kegagalan hati, dan kerusakan ginjal.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan contoh jaringan hati


yang menunjukkan adanya enzim yang hilang. Juga dilakukan pengujian respon
tubuh terhadap fruktosa dan glukosa yang diberikan melalui infus. Karier
(pembawa gen untuk penyakit ini tetapi tidak menderita penyakit ini) dapat
ditentukan melalui analisa DNA dan membandingkannya dengan DNA penderita
dan DNA orang normal. Pengobatan terdiri dari menghindari fruktosa (biasanya
ditemukan dalam buah-buahan yang manis), sukrosa dan sorbitol (pengganti gula)
dalam makanan sehari-hari. Serangan akut dirawat denganmemberi glukosa
dengan infuse.Serangan hipoglikemia diatasi dengan pemberian tablet glukosa,
yang harus selalu dibawa oleh setiap penderita intoleransi fruktosa herediter.
Anak yang terus makan makanan berisi fruktosa mengalami kerusakan ginjal dan
hati, menghasilkan penyakit kuning, muntah, pemburukan jiwa, pingsan, dan
kematian. Gejala ronis termasuk tidak mau makan, kegagalan untuk berkembang
pesat, gangguan pencernaan, kegagalan hati, dan kerusakan ginjal

6. Fruktosuria
Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimana fruktosa
dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim
fruktokinase yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita
fruktosuria. Fruktosuria tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang
tinggi di dalam darah dan air kemih dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.

23
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
7. Pentosuria
Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki
enzim yang diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria hampir selalu hanya
ditemukan pada orang Yahudi. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan,
tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis
dengan diabetes mellitus. Tidak perlu dilakukan pengobatan khusus.

8. Intoleransi Pada Laktosa (Lactose Intolerance)


Intoleransi Pada Laktosa (Lactose Intolerance) merupakan gangguan
pencernaan yang terjadi karena kurang atau tidak adanya enzim lactose.baik
primer yang biasanya karena keturunan atau sekunder karena adanya kelainan
mukosa usus dan sering ditemukan pada anak-anak/ bayi dengan gejala diare.
Lebih dari setengah orang dewasa menderita Intoleransi terhadap lactose. Orang
dewasa keturunan kulit hitam dan keturunan Asia kurang mampu menguraikan
laktosa dibandingkan keturunan eropa atau kulit putih lainnya. Mekanisme
hilangnya enzim lactose belum diketahui dengan jelas tetapi hal ini berkaitan
dengan genetic. Penanganannya adalah menghindari makanan yang mengandung
laktosa.

24
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi
utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur
utama, yaitu karbon (C), hidrogen(H) dan oksigen (O). Atau dengan kata
lain, karbohidrat merupakan suatu senyawa yang terdiri dari molekul-
molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) atau karbon dan hidrat
(H2O) sehingga dinamakan karbo-hidrat.
Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di
dalam organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme)
dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks.
Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.
2) Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil
KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
3) Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus
asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
4) Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita
maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi
polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di
hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika
kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh, maka
karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid sebagai
cadangan energi jangka panjang.
5) Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber
energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya
glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat
sampai dengan siklus asam sitrat.
6) Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun
juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan
protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein
harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya
mengalami katabolisme untuk memperoleh energy
 Total hasil energi metabolisme karbohidrat: 38 ATP
 Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat diantaranya diabetes
melitus, galaktosemia,obesitas, glukogenosis, fruktosuria, Intoleransi
Fruktosa Herediter.

25
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
3.2 Saran
Peranan karbohidrat dalam tubuh sangat penting terutama untuk
kesehatan.
Selain itu sebagai mahasiswa, kita juga harus lebih banyak mengetahui
dan mempelajari tentang berbagai hal yang menyangkut molekul atau
senyawa dalam tubuh, seperti karbohidrat sebab ini akan menjadi
acuan kita dalam mengetahui proses kimia yang terjadi dalam tubuh
kita yang nantinya akan menghasilkan energi.
Dan saran dari para pembaca sangat diharapkan oleh penyusun
makalah sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih
baik lagi dan dapat lebih bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.

26
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi 1 Edisi Kedelapan Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Gibney, Michael J, Barrie M.M, John M.K & Lenore Arab. 2008. Gizi Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC.

Ngili, Yohanis. 2009. Biokimia Metabolisme & Bioenergitika. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia.UI Press: Jakarta.

Strayer, Lubert. 1996. Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

27
Biokimia (Metabolisme Karbohidrat)

Anda mungkin juga menyukai