Anda di halaman 1dari 6

Vinsenia Ade Sugiawati Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam

Pembelajaran TPS untuk Mereduksi


Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia

PENGGUNAAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM


PEMBELAJARAN TPS UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA
PADA MATERI TERMOKIMIA
COGNITIVE CONFLICT USE STRATEGY FOR REDUCTION IN LEARNING
TPS MISCONCEPTIONS PUPILS MATERIALS THERMOCHEMICAL

Vinsenia Ade Sugiawati


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Makassar
vinsenia.sugiawati@gmail.com

Abstract

This reserach is a quasi-experimental research that aims to determine the effect of using cognitive
conflict strategies in learning Think Pair Share on learning outcomes chemistry students SMA
Negeri 1 Watansoppeng in the subject matter chosen randomly termokimia. Sampel which consists
of class XI IPA2 as the experimental group, while XI IPA4 as the control group. The research data
obtained by the test results thermochemical study on the subject for the pretest and posttest were
analyzed using descriptive and inferential statistics. Based on descriptive analysis in the control
class, obtained an average value of 4 pretest and posttest 76, while the average value in the
experimental class is4 pretest and posttest 66. Based on the inferential statistical analysis using
SPSS 18 ANACOVA significance value, p = 0.000 <α = 0.05 indicates Ho refused and H1
accepted. This means that the cognitive conflict strategy through learning TPS significantly affect
student learning outcomes IA class XI SMAN 1 Watansoppeng on thermochemical material.

Key Word:Cognitive Conflict Strategy, Learnig Outcomes, TPS Cooperative Learning.

Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan strategi konflik kognitif dalam pembelajaran Think Pair Share terhadap hasil belajar
kimia siswa SMA Negeri 1 Watansoppeng pada materi pokok termokimia. Sampel dipilih secara
acak yang terdiri dari kelas XI IPA2 sebagai kelompok eksperimen sedangkan XI IPA4 sebagai
kelompok kontrol. Data penelitian diperoleh dengan tes hasil belajar pada subjek termokimia
untuk pretest dan posttest yang dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial.
Berdasarkan analisis deskriptif di kelas kontrol, diperoleh nilai rata-rata pretest 4 dan posttest 76
sedangkan nilai rata-rata di kelas eksperimen yaitu pretest 4 dan posttest 66. Berdasarkan analisis
statistik inferensial menggunakan ANACOVA SPSS 18 diperoleh nilai signifikansi, p = 0,000 <α =
0,05 menunjukkan Ho ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa strategi konflik kognitif melalui
pembelajaran TPS secara signifikan mempengaruhi hasil belajar siswa kelas XI IA SMAN 1
Watansoppeng pada materi termokimia.

Kata kunci: Strategi Konflik Kognitif, Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif TPS.

PENDAHULUAN di kelas yang diharapkan dapat meningkatkan


Dewasa ini, masalah aktual yang terjadi mutu pendidikan.
di Indonesia dalam bidang pendidikan yaitu Berdasarkan hasil observasi di SMA
bagaimana proses pembelajaran yang Negeri 1 Watansoppeng, banyak siswa yang
berlangsung dapat menghasilkan output mengalami miskonsepsi pada materi
yang mampu bersaing secara global. Hal ini termokimia. Dalam hal ini, apabila diberikan
tidak terlepas dari peran seorang guru beberapa reaksi dan diminta mengidentifikasi
sebagai pelaksana proses belajar mengajar satu persatu persamaan reaksi tersebut serta
masih kurangnya pemahaman konsep

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0794


Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013 Halaman [26]
Vinsenia Ade Sugiawati Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam
Pembelajaran TPS untuk Mereduksi
Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia

mengenai perhitungan ∆H reaksi. Terdapat Pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat


kecenderungan salah dalam menjawab soal- memberi siswa waktu lebih untuk berpikir,
soal tersebut. Pemahaman siswa pada merespon, dan saling membantu.
materi termokimia masih kurang dengan Pembelajaran kooperatif tipe TPS membuat
ketuntasan kelas mencapai kurang lebih siswa bertukar ide satu sama lain sebelum
40% dibandingkan dengan materi yang lain, mengemukakannya ke kelompok yang lebih
sehingga nilai ketuntasan masih perlu besar.
ditingkatkan. Penelitian yang relevan dengan penelitian
Menurut Ref. [3], miskonsepsi pada ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh
materi pokok termokimia terdapat dalam referensi [7] yang mengombinasikan strategi
konsep reaksi eksoterm, reaksi endoterm, konflik kognitif dengan model pembelajaran
konsep penulisan tanda perubahan entalpi kooperatif tipe STAD menyatakan bahwa
pada persamaan termokimia untuk reaksi strategi tersebut dapat meningkatkan
eksoterm dan reaksi endoterm, konsep sifat pemahaman konsep kimia tentang
reaksi pembentukan dan penguraian stoikiometri, juga penelitian referensi [8]
senyawa dan konsep penggunaan rumus menyatakan model pembelajaran kooperatif
penentuan besarnya perubahan entalpi tipe TPS lebih efektif dalam meningkatkan
menggunakan data entalpi pembentukan level pencapaian kompetensi siswa dalam
standar. pelajaran kimia dari level C1 dan C2 ke level
Kesulitan dalam memahami konsep- yang lebih tinggi yaitu C3 dan C4.
konsep dasar dengan tepat akan Berdasarkan latar belakang di atas, maka
menghambat siswa untuk mengaitkannya penulis tertarik mengadakan penelitian yang
dengan konsep lain yang lebih tinggi dan berjudul “Penggunaan Strategi Konflik
berhubungan. Jika kesalahan ini terjadi Kognitif dalam Pembelajaran TPS untuk
secara terus-menerus (konsisten) maka Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi
dapat dikatakan seseorang mengalami Termokimia”.
kesalahan konsep.
Salah satu cara untuk mengurangi METODE PENELITIAN
kesalahan konsep dapat dilakukan dengan Penelitian ini merupakan penelitian
menggunakan strategi konflik kognitif eksperimen semu yang bertujuan untuk
sehingga siswa dapat merekonstruksi mengetahui pengaruh penggunaan strategi
sendiri permasalahan yang dihadapi dengan konflik kognitif dalam pembelajaran TPS
adanya bimbingan dari guru serta terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1
memberikan kesempatan kepada siswa Watansoppeng pada materi pokok
untuk terbiasa menemukan dan Termokimia.
memecahkan masalah secara logis, Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
sistematis, dan terarah sampai kepada variabel bebas (independent) dan variabel
penarikan kesimpulan. terikat (dependent). Variabel bebas adalah
Strategi ini dilakukan oleh guru untuk pembelajaran TPS dengan strategi konflik
memperbaiki pemahaman siswa melalui kognitif dan pembelajaran TPS tanpa strategi
pemberian soal secara bertahap dimulai dari konflik kognitif, sedangkan variabel terikat
tingkat yang paling mudah hingga soal-soal adalah hasil belajar kimia siswa SMA Negeri
yang lebih sulit, namun tetap memiliki 1 Watansoppeng. Desain penelitian yang
dasar konseptual yang sama. Strategi digunakan adalah Pretest-Posttest Control
konflik kognitif akan berpengaruh positif Group Design. Kelompok eksperimen
bila dikolaborasikan dengan model menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair TPS dengan strategi konflik kognitif,
Share. sedangkan kelompok kontrol menggunakan

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0794


Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013 Halaman [27]
Vinsenia Ade Sugiawati Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam
Pembelajaran TPS untuk Mereduksi
Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia

pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa digunakan sebagai sampel dalam penelitian.
strategi konflik kognitif. Desain Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat
penelitiannya dapat dilihat pada gambar pada tabel 4.1.
3.1. Tabel 4.1 Deskripsi hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol

Tx
E Ox1 Ox2
Ty
K Oy1 Oy2

Gambar 3.1. Desain Penelitian


Keterangan :
E = Kelas eksperimen
K = Kelas kontrol
Ox1 = nilai pretest (tes awal) pada kelas
eksperimen
Oy1 = nilai pretest (tes awal) pada kelas
kontrol
Tx =perlakuan kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran TPS
dengan strategi konflik kognitif
Ty =perlakuan kelas kontrol menggunakan
pembelajaran TPS tanpa
menggunakan strategi konflik kognitif
Ox2= nilai posttest (tes akhir) pada kelas Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai
ekperimen pembelajaran TPS dengan maksimum posttest kelas eksperimen lebih
strategi konflik kognitif tinggi dengan selisih 3,00 dibandingkan kelas
Oy2= nilai posttest (tes akhir) pada kelas kontrol, sedangkan nilai minimum pada
kontrol pembelajaran TPS tanpa kedua kelas sama. Hasil analisis deskriptif
strategi konflik kognitif menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas
Populasi dalam penelitian ini adalah eksperimen yang diajar menggunakan
seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 1 pembelajaran TPS dengan strategi konflik
Watansoppeng pada tahun ajaran kognitif lebih tinggi daripada nilai rata-rata
2012/2013, terdiri dari empat kelas dengan kelas kontrol yang diajar menggunakan
jumlah siswa 140 orang. pembelajaran TPS tanpa strategi konflik
Tahap persiapan dan pelaksanaan yang kognitif pada materi pokok termokimia.
dilakukan yaitu peneliti menyusun RPP, Analisis statistik inferensial digunakan
LKS, dan instrument penelitian berupa untuk menguji keberartian pengaruh strategi
uraian berjumlah 5 soal berdasarkan kisi- konflik kognitif terhadap hasil belajar siswa.
kisi instrument sesuai dengan kompetensi Pengujian hipotesis menggunakan Analysis of
dasar dan indikator yang telah dibuat dan Covarians (ANACOVA) pada taraf signifikan
membuat kunci jawaban. Instrumen hasil α=0,05.
belajar yang telah dibuat divalidasi oleh Hasil analisis diperoleh nilai signifikansi
validator. p=0,000 < α=0,05, yang menunjukkan nilai
signifikansi lebih kecil dari α=0,05. Kriteria
HASIL PENELITIAN pengujian H0 ditolak jika nilai signifikansi
Analisis statistik deskriptif memberikan lebih kecil dari α=0,05 dan H0 diterima jika
gambaran terhadap hasil belajar siswa kelas nilai signifikansi lebih besar α=0,05.
XI IA SMA Negeri 1 Watansoppeng yang

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0794


Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013 Halaman [28]
Vinsenia Ade Sugiawati Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam
Pembelajaran TPS untuk Mereduksi
Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia

Berdasarkan hasil analisis tersebut, Menjelaskan reaksi eksoterm dan reaksi


maka hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima, endoterm
berarti penggunaan strategi konflik kognitif Siswa telah memahami konsep reaksi
dalam pembelajaran kooperatif think pair eksoterm dan reaksi endoterm bahwa ∆H
share berpengaruh signifikan terhadap hasil reaksi eksoterm adalah negatif yang berarti
belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 sistem melepaskan sejumlah kalor ke
Watansoppeng. lingkungan dan ∆H reaksi endoterm adalah
Analisis soal baik di kelas eksperimen positif yang berarti sistem menyerap sejumlah
maupun kelas kontrol menunjukkan bahwa kalor dari lingkungan.
item soal yang banyak dijawab benar oleh Konflik terjadi ketika siswa diberikan
siswa yakni pada tingkat memahami dan kasus yang berkaitan dengan reaksi eksoterm
banyak dijawab salah pada item soal dan reaksi endoterm
dengan tingkat aplikasi dan analisis karena Reaksi antara bromin dan aluminium
pada item tersebut siswa dituntut agar menghasilkan aluminium bromida (AlBr3)
menguasai konsep secara utuh dan tidak padat dan menghasilkan nyala api dan uap
terpisah-pisah antara konsep yang satu berwarna coklat. Jika aluminium bromida
dengan yang lainnya sehingga dapat sebagai sistem, maka proses tersebut
memecahkan masalah dengan baik. merupakan reaksi apa?
Permasalahan yang menimbulkan konflik Ketika diberikan kasus di atas beberapa
pada umumnya berada pada level kognitif siswa mengalami konflik dalam menentukan
C2 (comprehension), C3 (application) dan jenis reaksinya.
C4 (analysis). Persamaan termokimia
Berikut ini hasil observasi terkait proses Entalpi Pembentukan Standar
pembelajaran di kelas eksperimen dan 1. Sebagian besar (80%) siswa
pemahaman konsep siswa pada materi mengidentifikasi reaksi :
termokimia: NH3(g)+ HCl(g) NH4Cl(s)
Menjelaskan sistem dan lingkungan ∆H⁰ = -175,98
Pemahaman konsep siswa mengenai sebagai entalpi pembentukan standar.
sistem dan lingkungan sebagai berikut : 2. Siswa dapat menuliskan persamaan
a) Sistem adalah Kristal NaOH (alasannya termokimia dari entalpi pembentukan
sumber yang diperoleh di buku, sistemnya standar H2O(g)
adalah larutan NaOH artinya siswa belum H2(g) + 1/2O2(g) H2O(g)
memahami definisi dari larutan); b) Sistem 〖∆H〗_f^° = -242 kJ
adalah Kristal NaOH + air (alasannya Namun, konflik terjadi ketika peneliti
karena keduanya menjadi pusat perhatian menuliskan persamaan termokimia dari
ketika dicampurkan) ; c) Sistem adalah pembentukan C2H2(g).
NaOH (alasannya karena NaOH yang 3. Konflik terjadi ketika siswa diminta
dimasukkan lebih dulu); d) Sistem adalah menuliskan persamaan termokimia jika
pengaduk (alasannya karena pengaduk diketahui
yang menyebabkan larutan terasa hangat 〖∆H〗_f^°C2H5OH(l) = -227,7 kJ/mol
atau yang menyebabkan terjadi reaksi Ada 3 jenis jawaban siswa :
kimia); e) Lingkungan adalah gelas kimia 2C(s)+21/2H2(g) + 1/2O2(g) + 1/2H2(g)
dan pengaduk karena berada di luar sistem C2H5OH(l)〖∆H〗_f^° = -227,7 kJ
selain Kristal NaOH dan air; f) Lingkungan 2C(s) + 2H2(g) + 1/2O2(g)+ H2(g)
adalah pengaduk karena sebagai tempat C2H5OH(l)〖∆H〗_f^° = -227,7 kJ
terjadinya perubahan energi pada saat 2C(s) + 3H2(g) + 1/2O2(g) C2H5OH(l)
diaduk. 〖∆H〗_f^° = -227,7 kJ

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0794


Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013 Halaman [29]
Vinsenia Ade Sugiawati Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam
Pembelajaran TPS untuk Mereduksi
Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia

(Peneliti menduga bahwa siswa yang termasuk entalpi pembakaran standar maka
menuliskan reaksi I dan II mengira ada 2 mereka memilih persamaan reaksi no 3 saja
jenis atom H, yaitu sebelum O dan setelah dengan alasan entalpi pembakaran standar
O sedangkan siswa yang menuliskan reaksi bila direaksikan dengan O2 biasanya
III sudah memahami konsep entalpi menghasilkan CO2 dan H2O.Reaksi 1 dan 3
pembentukan standar). merupakan reaksi pembentukan standar.
a. Entalpi Pembakaran Standar b. Entalpi Penetralan Standar
Konflik yang dialami siswa adalah Kesalahan yang ditemui yaitu siswa dapat
sebagai berikut : mendefinisikan dengan baik arti dari entalpi
C2H6(g) + O2(g) 2CO2(g)+3H2O(g) penetralan standar namun ketika
〖∆H〗_c^° = -1565 kJ mengidentifikasi
N2(g) + 1/2O2(g) 2N2O(g) 2NaOH(aq) + H2SO4(aq)
〖∆H〗_c^°= +81,5 kJ Na2SO4(aq) + 2H2O(l),
Kedua persamaan termokimia di atas Mereka menyatakan persamaan reaksi
merupakan perubahan entalpi pembakaran tersebut sebagai entalpi penetralan standar
standar.Bagaimana menurut kalian, apakah dengan alasan bahwa reaktannya berupa
pernyataan itu tepat? asam dan basa serta membentuk 1 mol
Hanya reaksi pertama yang merupakan Na2SO4. Hal ini terjadi diduga karena siswa
perubahan entalpi pembakaran standar menyamakannya dengan entalpi
karena direaksikan dengan oksigen dan ∆H pembentukan standar sehingga mereka
bernilai negatif. beranggapan untuk entalpi penetralan standar
Reaksi pertama merupakan entalpi garamnya juga harus 1 mol padahal yang
pembakaran standar karena yang seharusnya menjadi fokus perhatian adalah
direaksikan dengan oksigen adalah pembentukan 1 mol H2O yang berasal dari
senyawa sebanyak 1 mol sedangkan reaksi H+(aq) dan OH-(aq).
kedua yang direaksikan dengan oksigen Menghitung perubahan entalpi suatu
adalah unsur sehingga bukan entalpi reaksi
pembakaran standar. Cara menghitung ∆Hreaksi dengan
Keduanya merupakan entalpi menggunakan kalorimeter, hukum hess, data
pembakaran standar karena simbolnya energi ikatan dan data entalpi pembentukan
menggunakan 〖∆H〗_c^°, c= combustion= standar, mereka telah memahaminya.
pembakaran. Kesalahan yang ditemui pada proses
Keduanya merupakan entalpi perhitungan karena ada beberapa siswa yang
pembakaran standar karena sama-sama lupa mengalikan data yang diketahui dengan
menggunakan O2 (g), baik itu berupa unsur koefisien reaksi.
atau senyawa dan keduanya berjumlah 1 Pada kelas eksperimen, kendala yang
mol. dihadapi yaitu dibutuhkan alokasi waktu yang
C(s) + O2(g) CO2(g) lebih banyak karena pada tahap penanaman
konsep melalui LKS dan tanya jawab, siswa
∆H = -393,5 kJ aktif menanyakan gagasan yang berbeda
S(s) + 1/2O2(g) SO3(g) dengan apa yang ia pikirkan, kurangnya
∆H = -395,7 kJ pemahaman guru terhadap karakteristik
CH3OH(l) + 3/2O2(g) miskonsepsi siswa, dan faktor keterbatasan
CO2(g) + 2H2O(l) ∆H = -638 kJ konflik kognitif yaitu pada saat guru
2C(s) + 3H2(g) + 1/2O2(g) C2H5OH(l) menyajikan contoh tandingan (counter
∆H = -227,7 kJ examples) untuk mengubah miskonsepsi
Sebagian besar siswa (80%), ketika siswa menjadi konsepsi ilmiah. Sebuah
diminta mengidentifikasi mana yang

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0794


Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013 Halaman [30]
Vinsenia Ade Sugiawati Penggunaan Strategi Konflik Kognitif dalam
Pembelajaran TPS untuk Mereduksi
Miskonsepsi Siswa pada Materi
Termokimia

panduan gaya yang sangat baik untuk Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA
penulis sains adalah [7]. Negeri 1 Makassar. Jurnal Chemica
Vol. 9 Nomor 2 Desember 2008, 30-36.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan [6]. Mulyono.2003. Pendidikan bagi Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
pembahasan disimpulkan bahwa Cipta
penggunaan strategi konflik kognitif dalam
pembelajaran kooperatif TPS berpengaruh [7]. Nurjanna. 2009. Strategi Konflik
signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas Kognitif dalam Pembelajaran
XI IA SMA Negeri 1 Watansoppeng studi Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil
pada materi pokok termokimia.Hal ini Belajar Siswa SMA Negeri 11
Makassar.
ditunjukkan dari hasil analisis statistik
inferensial diperoleh nilai signifikansi [8]. Rayandra, dkk. 2009. Hasil Belajar
p=0,000 < α=0,05, yang menunjukkan nilai Siswa dalam Pembelajaran Kimia Pada
signifikansi lebih kecil dari α = 0,05. Hasil Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan
analisis statistik deskriptif juga Model Kooperatif Tipe Think Pair
Share. J.Ind.Soc. Integ.chem, 2009
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas
volume I, Nomor 2. FMIPA Universitas
yang diajar menggunakan pembelajaran Jambi.
kooperatif tipe TPS dengan strategi konflik
kognitif lebih tinggi yaitu 76 daripada [9]. Silberman, Melvin L, 1996.Active
kelas yang diajar menggunakan Learning:101 Strategi Pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe TPS tanpa Aktif. Yogyakarta:Pustaka Insan
Madani.
strategi konflik kognitif yaitu 66.
Ketuntasan belajar siswa pada kelas [10]. Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan
eksperimen (76%) lebih tinggi Makna Pembelajaran. Bandung:
dibandingkan kelas kontrol (42%). Alfabeta.

DAFTAR PUSTAKA [11]. Subana,dkk. 2000. Statistik Pendidikan.


[1]. Ibrahim H, Muslimin. 2012. Seri Bandung : Pustaka Setia.
Pembelajaran Inovatif Konsep,
Miskonsepsi dan Cara [12]. Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil
Pembelajarannya. Surabaya: Unesa Proses Belajar mengajar. Bandung: PT
University Press. Remaja Rosdakarya.

[2]. Ibrahim H, Muslimin. 2005. [13]. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian


Pembelajaran Berbasis Masalah. Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung
Surabaya: Unesa University Press. : Alfabeta

[3]. Ida. 2009. Penggunaan Pendekatan [14]. Suparno. 1997. Filsafat Konstruktivisme
Konflik Kognitif Untuk Mengatasi dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Miskonsepsi Pembelajaran Kanisius.
Termokimia. FMIPA Universitas
Sebelas Maret. [15]. Trianto. 2007. Model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi
[4]. Jusniar. 1998. Penggunaan Strategi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Konflik Kognitif sebagai Upaya Pustaka.
Memperkecil Kesalahan Konsep
Siswa. Malang : Universitas Negeri
Malang.

[5]. Muh. Yunus. 2008. Perbandingan


Strategi Konflik Kognitif dengan
Strategi Konvensional terhadap Hasil

Jurnal Nalar Pendidikan ISSN: 2339-0794


Volume 1, Nomor 1, Tahun 2013 Halaman [31]

Anda mungkin juga menyukai