Anda di halaman 1dari 4

KESIMPULAN

 Cable-Stayed merupakan salah satu dari beberapa tipe jembatan bentang panjang. Jembatan
jenis ini memiliki karakteristik yang menguntungkan dibandingkan dengan tipe jembatan
bentang panjang yang lain baik dari segi teknis, ekonomis, maupun estetika. Pemilihan
bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga
konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada perhitungan semata
melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan. Kecenderungan sekarang adalah
menggunakan gelagar beton, cast in situ atau prefabricated (pre cast).
 Jembatan Cable-Stayed mempuyai komponen – komponen seperti :

1. Sistem Kabel

2. Gelagar

3. Menara / Pylon

 Kelebihan dan kekurangan jembatan Cable-Stayed :

a. Kelebihan Jembatan Cable Stayed :


1. Metode pelaksanaan sederhana dan ekonomis.
2. Sederhana dalam pemasangan dan pengangkerannya.
3. Penggantian kabel relative mudah bila diperlukan, meskipun kabel telah diberi
pelinding terhadap korosi.
b. Kekurangan Jembatan Cable Stayed
Bentang main span terbatas karena keterbatasan sudut kabel. Untuk menambah panjang
span, diperlukan pylon yang makin tinggi dengan konsekuensi gaya tekan pada dek
makin besar.
 Alat konstruksi yang digunakan pada pembangunan jembatan cast in situ adalah form
traveler. Form traveler yang digunakan dipekerjaan jembatan segmental pada umumnya.
Menggunakan tipe overhead dan underslung. Jembatan cable-stayed dan balanced
cantilever di Indonesia hampir semuanya menggunakan form traveler tipe overhead.
Adapun langkah - langkah pelaksanaan jembatan cable-stayed secara garis besar seperti:
1. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi
2. Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap

3. Pelaksanaan Pekerjaan Pylon


4. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas
 Pengawasan pelaksanaan pada jembatan cable-stayed yaitu:
1. Pengawasan mutu
2. Pengawasan metoda kerja.
 Jenis – jenis kerusakan pada jembatan cable-stayed
1. Kerusakan pada dek beton
2. Kerusakan pada cable stayed
3. Kerusakan pada angkur cable stayed
4. Kerusakan pada peredam getaran kabel
5. Kerusakan pada mechanical perletakan (Bearing)
6. Kerusakan pada transverse umit-stop block
7. Kerusakan pada lock up device
8. Kerusakan pada expansion joints modular
DAFTAR PUSTAKA

Walther, R.,(1988). Cable Stayed Bridges. London: Thomas Telford, dalam


(https://hallosipil.wordpress.com/2016/03/27/jembatan-cable-stayed/).

Zarkast I ., & Roliansjah, S.(1995). Perkembangan Akhir Jembatan Cable Stayed, dalam
(http://asrizaworld.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-jembatan-cable-stayed.html).

Yuskar, L. & Andi, I.(2005). Kajian Sambungan Antara Pilar Dan Kabel Pada Jembatan
Cable Stayed. Jurnal Teknologi, Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia, dalam
(http://asrizaworld.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-jembatan-cable-stayed.html).

(http://www.academia.edu/16617443/Aplikasi_Form_Traveler_Underslung_Proyek_Jemba
tan_Cable_Stayed_Pedamaran_1)

(http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/32419/mod_resource/content/1/2007-04-Pengawasan
%20Pekerjaan%20Jembatan.pdf)

(http:// sni.litbang.pu.go.id/image/sni/isi/pd-08-2017-b-19-se-m-2017.pdf)

Anda mungkin juga menyukai