Makalah Perkebunan
Makalah Perkebunan
Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Pengadaan Bahan dan Syarat Tumbuh Tanaman
Kelapa.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar makalah ini, oleh karena itu
saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dan kepada Dosen
Mata Kuliah Produksi Tanaman Perkebunan yang telah memberikan banyak
pembelajaran.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
Mochamad Yusri
i
DAFTAR ISI
ii
2.8.6 Waktu Penyemprotan Pestisida ............................................................ 13
2.8.7 Pengendalian Hama dan Penyakit......................................................... 14
2.8.8 Pengendalian Gulma ............................................................................. 16
2.8.9 Panen ..................................................................................................... 17
BAB III
KESIMPULAN ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk enambah informasi tentang
budidaya kelapa (Cococs nucifera) sehingga menambah wawasan masyarakat atau
petani kelapa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.3 Varietas Hibrida
kelapa varietas hibrida menjadi primadona masyarakat yang memiliki
perkebunan kelapa. Hibrida cepat berbuah yaitu pada usia 3-4 tahun setelah
ditanam dengan produksi kopra sekitar 6-7 ton tiap tahun dalam lahan seluas satu
hektare pada usia 10 tahun. Produksi buah mencapai 140 buah per pohon setiap
tahunnya. Dagingnya lebih tebal dan keras dengan kandungan minyak yang
tinggi. Kelapa varietas hibrida diperoleh dari hasil persilangan antara varietas
genjah dengan varietas dalam.Hasil persilangan itu merupakan kombinasi sifat-
sifat yang baik dari kedua jenis varietas asalnya.
Sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh kelapa hibrida adalah:
1. Lebih cepat berbuah, sekitar 3-4 tahun setelah tanam.
2. Produk kopra tinggi, sekitar 6-7 ton /Ha/tahun pada umur 10 tahun.
3. Produktivitas sekitar 140 butir/ pohom/ tahun.
4. Daging tebal, keras dan kandungan minyaknya tinggi.
5. Produktivitas tandan buah sekitar 12 tandan dan berisi sekitar 10-20 butir buah
kelapa, daging buahnya mempunyai ketebalan sekitar 1,5 centi meter.
2.2.1 Tanah
Kontur tanah Datar sampai kemiringan 3 %, lbh dr 3 % dibuat teras individu
4
Sifat Kimia Tanah
2.2.2 Iklim
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300
mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai
drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk
menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting daripada jumlah curah
hujan sepanjang tahun.
Kelapa akan tumbuh dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum
65%. Bila rH udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan
buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan
hama dan penyakit
5
evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah
dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan
penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat
kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah
akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang
mengalami erasi.
6
minggu, lakukan penyemprotan koreksi dengan cara spot spraying menggunakan
round up sebanyak 0.5 liter per hektar
b. Alang-alang tinggi > 80 cm; Seperti pada point 2 dan 3 untuk alang-alang
4. Lahan bekas pertanian tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat
langsung dilakukan tindakan-tindakan pengajiran, pembuatan lubang
tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan
selanjutnya.Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm
untuk mencegah hujan masuk ke leher batang tanaman bibit. Pengapuran
dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran
dilakukan pada tanah sampai pH 6-8. Pemupukan menggunakan pupuk
TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan
cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang,
kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.
7
2.6.1 Pembibitan
a. Syarat lokasi persemaian
topografi datar, drainase baik, dekat sumber air denganjumlah cukup
banyak, dekat lokasi penanaman.
b. Persiapan bedengan atau polybag
Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan
dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak
antar bedengan 60-80 m. Untuk polybag, terbuat dari
polyethylene/poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40 cm
dan tebal 0.2 mm, bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak
antar lubang 7.5 cm sebanyak 48 buah untuk aerasi dan drainase dan diisi
dengan tanah top soil halus (bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1)
setinggi 2/3.
c. Pendederan, dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut
sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan
diulang.
d. Desifektan benih dengan insektisida dan fungisida (Azodrin 60 EC 0.1%
dandifolatan 4F 0.1%) selama dua menit.
e. Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap
keatas dan mikrofil ke timur.
f. Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter
persegi dapatdiisi 30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
g. Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas
3-4cm) perlu dipindahkan ke polybag.
h. Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai
dantinggi 90-100 cm.
8
2.6.2 Pembibitan Kitri
a. Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman,
cukup subur dan mudah diawasi
b. Cara membuat bedengan:
- Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan
dandigemburkan.
- Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan
80cm, sebagai saluran drainase.
c. Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.
d. Menanam kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal plumula.
Pemeliharaan saat pendederan, meliputi:
a) Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada
duahari I 5 liter/m2/hari, tiap pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari.
Untukmengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian
sayatanditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah
cukup.
b) Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan
danpenyakit.
9
e) Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit
danhama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah
bibit berumur1 bulan
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
1. Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari
persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan.
Pemindahan harus hati-hati dan dijaga kitri dalam keadan utuh.
2. Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari
sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.
10
4. Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi,
adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk
sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160
batang.
Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan
hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).
Penanaman tanaman penutup dilakukan sebelum musim hujan dengan famili
Legminosae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk.
Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma dan perkembangan hama Oryctes
rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan memperbaiki struktur tanah,
mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan,
memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.
2.8.2 Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua
1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang
diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah
dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2
bulan sekali (musim kemarau).
Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah
dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon
yang dekat dengan akar.
11
2.8.3 Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna
coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh
sendiri.
2.8.4 Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang
dibutuhkan.
a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm
daripangkal batang.
c) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan
bulanOktober/Nopember (awal musim hujan).
Cara pemberian pupuk:
1. menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman.
2. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya.
3. Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari
pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman
belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir
tajuk.
4. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.
Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon):
1. Saat tanam: RP = 100 gram/pohon.
2. Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100
gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.
3. Tahun pertama
a. Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300
gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon
4. Tahun Kedua
12
a. Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450
gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.
5. Tahun ketiga
a. Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600
gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
6. Tahun Keempat
a. Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200
gram/pohon.
b. Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600
gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.
13
1. Cara sanitasi Gawang
a) membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.
b) mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi
tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
2. Cara sanitasi pohon
a) membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering
pada gawangan.
b) Membakar dengan hati-hati.
14
menyrmprot dengan salah satu atau lebih insektisida, seperti BHC atau Endrin
19,2 EC 2cc/liter air, menyemprotkan disekitar pangkal batang sampai tinggi 1
meter, tanah sekitar pangkal batang diameter 1,5 m 6 liter/pohon. Insektisida lain
yang dapat digunakan: Sumithion 50 EC, Surecide 25 EC, Basudin 90 SC atau
Elsan 50 EC; cara biologis: menggunakan parasit Leefmansia bicolor tapi hasilnya
belum memuaskan.
Tikus pohon, Rattus rattus roque dengan ciri-ciri: hidup di tanah,
pematang sawah, atau dalam rumah, dengan gejala: buah kelapa berlubang dekat
tampuknya.; lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya. Bentuk tidak rata
kadang bulat, kadang melebar. Pengendalian dengan cara memburu tikus,
memasang perangkap atau umpan-umpan beracun; sanitasi mahkota daun kelapa
agar tidak menjadi sarang tikus.
Penyakit bercak daun (Gray leaf spot); penyebab cendawan Pestalotia
palmarum Cooke, dengan gejala: timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada
daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan
sampai kelabu; bercak-bercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang
terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. Pengendalian: bibit
disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45 atau Perenox dengan dosis
0.1-0.2 %.
Penyakit busuk janur (spear rot) penyebabnya adalah cendawan Fusarium
sp., dengan gejala: timbul becak-becak tembus cahaya pada permukaan daun yang
kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk becak
yang lebih besar; pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli
cendawan; daun yang terserang akan mati lebih cepat. Pengendalian:
menyemprotan bibit atau tanaman muda dengan fungisida yang mengandung
senyawa Cu, misalnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.
Penyakit bercak daun (Brown leaf) penyebabnya adalah cendawan
Helminthosporium incurvatum, dengan gejala: pada permukaan daun timbul
bercak-bercak bulat kecil yang kemudian bertambah besar dan berubah warna
menjadi coklat tua; bercak-bercak tersebut kemudian berubah menjadi lonjong
dan memanjang. Pengendalian: semprotlah bibit atau tanamanmuda yang baru
dipindahkan dengan fungisida Difolatan 4F, Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.
15
Penyakit rontok buah (Immature Nut Fall) penyebabnya adalah cendawan
Phythophthora palmivora, dengan gejala: buah rontok; pada bagian pangkal buah
terdapat bagian yang busuk. Atau sebagi akibat cendawan Thielaviopsis paradoxa.
Pengendalian: pemupukan yang teratur dan pemberian air pada musim kemarau;
menyemprot tanaman yang terserang dengan fungisida yang mengandung Cu,
misalnya bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.
Penyakit karat batang penyebabnya adalah cendawan Ceratostomella
paradoxa. Gejala: batang menjadi rusak dan dari celah-celah batang yang
berwarna karat akan keluar cairan, dimana jaringan pada bagian ini telah rusak;
terjadi gangguan fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhannya. Pengendalian:
menyayat atau mengerok bagian yang rusak, tutup dengan penutup luka (misalnya
ter).
16
berumur lebih dari 2 tahun radius 200 cm; (3) piringan digaruk dengan cangkul,
rumput-rumputan dibuang kelur piringan, interval 1 x 1 bulan; (4) stripe weeding,
pengendalian gulma secara berjalur.
2. Penyiangan secara kimia: (1) mencampur paracol dengan air 2,5-3 liter/450
liter; (2) memasukkan herbisida ke dalam tangki sprayer dan memompa sampai
batas barometer pada tanda merah (otomatis), bagi srayer semi otomatis
menyemprot sambil memompa; (3) menyemprotkan pada gulma, dengan
memperhatikan pengaman (arah angin, masker dan sarung tangan); (4) perkirakan
saat penyemprotan yang tepat yaitu 6 jam setelah penyemprotan tidak hujan. Bila
perlu gunakan sticker (perekat dan perata semprotan); (5) interval waktu 1 x 3
bulan
Jenis herbisida yang dipakai: (1) herbisida kontak, herbisida yang hanya
mematikan bagian tanaman yang terkena dengan racun gulma ini; (2) herbisida
sistemik, herbisida yang apabila dikenakan pada salah satu bagian tanaman maka
akan tersebar keseluruh bagian tanaman melalui peredaran air dan zat hara, dan
kemudian mematikan jaringan yang ada di atas dan di bawah permukaan tanah.
2.8.9 Panen
1. Ciri dan Umur Panen
Ciri: berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat,
kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.
2. Cara Panen
Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah
lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan
baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated coconut).
Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu (1)
dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa siap
panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan
adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk berpijak. Di
beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh
kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan
17
masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun
dan selektivitasnya kurang.
Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan
ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan
rata-rata 100 pohon/orang/hari.
3. Periode Panen
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya
buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan dilakukan terhadap 2
bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah
karena menurut Padua Resurrection dan Banson (1979) kadar asam lemak pada
minyak kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama
dengan buah dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat.
4. Prakiraan Produksi
Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan
tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya menghasilakan rata-rata 2,3 ton
kopra/ha/tahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada
umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 3,9 ton/ha/tahun.
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA