Oseana XXV (3) 9-17 PDF
Oseana XXV (3) 9-17 PDF
id
oleh
ABSTRACT
1)
Balitbang Biologi Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPl, Jakarta.
Catalan : Pada taksonomi komposisi lamun menurut PHILLIPS & MENEZ (1980) tidak
ada pembagian sub-suku, jadi dari suku langsung ke marga.
trofik selanjutnya. Diketahui bahwa hanya Tulisan ini akan membicarakan struktur
sedikit jenis fauna yang mengkonsumsi dan fungsi dari lamun yang berguna dalam
langsung lamun. Walaupun demikian adalah penelitian ekologi lamun.
mustahil dengan banyaknya penimbunan
energi oleh lamun tidak untuk fungsi dan STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN
harus dimaklumi sebagai suatu hal yang
hilang percuma. Telah diketahui bahwa padang Bentuk Pertumbuhan Lamun
lamun mempunyai beberapa fungsi yaitu; Lamun menunjukkan adanya bentuk
stabilisator dasar perairan, menyediakan suatu keseragaman yang tinggi pada reproduksi
substrat untuk epifit pada dasar perairan, vegetatifnya. Hampir semua marga lamun
sebagai tempat tinggal dan bertelur bagi ikan, memperlihatkan perkembangan yang baik dari
udang dan beberapa avertebrata lainnya. rimpang (rhizome) dan bentuk daun yang
Tetapi pentingnya fungsi tersebut kurang pipih dan memanjang, kecuali pada marga
menunjukkan adanya hubungan energi dengan Halophila. Jadi umumnya lamun akan menjadi
banyaknya mated pada lamun. Di samping itu kelompok homogen dengan tipe pertumbuhan
juga diketahui bahwa energi yang dibentuk "enhalid". Menurut Den HARTOG (1967)
oleh lamun akan berguna unuk konsumer dan karakteristik pertumbuhan lamun dapat dibagi
setelah dekomposisi dari materi tersebut. enam kategori yaitu;
10
11
12
efek kerusakan pada vegetasi lamun Mediterranian, yang terdiri dari algae,
(ROESSLER & ZIEMAN 1969). gorgonia, bryozoa dan porifera. Pada daerah
Sebuah keja klasik dari MOLINIER & kedalaman antara 30 dan 50m kelihatannya
PICARD (1952) tentang dinamika komunitas ada suatu keseimbangan antara kedua puncak
lamun. Mereka telah menjelaskan tentang tersebut, di mana faktor-faktor abiotis seperti
suksesi dari komunitas bawah laut sepanjang sedimenatsi dan kuatnya arus akan membuat
pantai Prancis, Mediterranian pada batu komunitas menjadi berkembang. Pada laut
karang, pasir, dan lumpur-pasiran. Semuanya yang lebih dalam, padang Posidonia akan
hanya satu tingkat suksesi yaitu assosiasi menyatu dengan pertumbuhan dari koral,
Posidonia oceanica. Mereka menemukan pada dimana Posidonia akan menjadi kuat oleh
daerah littoral dengan substrat pasir sampai dasar sedimentasi dengan sistem rimpang
kedalaman 10m, Cymodocea nodosa yang padat, sehingga konsekuensinya akan
merupakan tumbuhan pionir yang muncul muncul kehidupan krustacea di mana mereka
pada daerah dangkal di mana pasir sangat berkembang pada padang Posidonia. Suksesi
kaya dengan materi organik. Terjadinya ini berjalan lambat yang menurut GIACCONE
stabilitas pada dasar perairan akan berguna (1970) formasi pada lapisan tipis 50 cm dari
untuk pertumbuhan horizontal dari rimpang kehidupan karang pada kedalaman 50m
(rhizome). membutuhkan waktu 2000 tahun.
Padang Posidonia secara umum lebih
Di Karibia dan Tanjung Meksiko,
homogen pada suatu area. Lamun ini hidup
komunitas Thalassia testudinum merupakan
pada kedalaman lebih dari 10m kecuali pada
tingkat akhir dari suksesi. Komunitas dengan
muara sungai atau pelabuhan. Vegetasi
lumpur lembut, pasir, Porites, pecahan karang,
Posidonia yang tumbuh pada kedalaman
karang padat semuanya akan berkembang
antara 1 dan 10 m pada laut terbuka ini,
menjadi sejumlah tingkatan sebagai satu
biasanya akibat adanya erosi. Jika dasar
komunitas terminal, di mana T. testudinum
perairan dari vegetasi Posidonia naik kira-kira
lm menuju ke permukaan air, vegetasinya adalah faktor utama. Pada sepanjang pantai
telah mencapai akhir perkembangannya. Suatu Pasifik, Amerika Utara, komunitas
kenaikan lanjutan akan mengakibatkan Phyllospadix merupakan satu-satunya tingkat
degenerasi dari Posidonia dan akan terjadi dalam suksesi di hutan bawah laut.
erosi. Phyllospadix dapat memelihara dirinya sebagai
Kehadiran komunitas Posidonia tingkat yang permanen pada suatu area di
oceanica, jika tidak ada gangguan assosisi mana mereka dapat berkembang.
puncak (climax) pada atas sublittorl di Walaupun telah sering diusulkan oleh
Mediterranian, dan tidak ada kemampuan CHAPMAN (1960) bahwa tidak ada bukti
untuk berkembang lebih lanjut dan akan bentuk komunitas lamun sebagai pendahulu
stabil. Tetapi assosiasi puncak ini juga akan dari tingkat suksesi di darat, dan juga tidak
dipenganuhi oleh gangguan ekologis dan paralel dengan suksesi pada perairan air
mortalitas. Hal ini bisa menyebabkan adanya tawar. Komunitas lamun dibatasi hanya oleh
penurunan padang Posidonia, dan biasanya komunitas payau atau mangrove (Den
akan diikuti oleh perkembangan baru pada HATROG 1973).
tingkat tertentu.
Menurut GIACCONE (1970), pada Struktur Komunitas
kedalaman lebih dari 30m, komunitas
Posidonia dapat kontak dengan komunitas Komunitas lamun telah diketahui
puncak pada laut yang lebih dalam di sebagai komunitas dengan struktur yang cukup
13
sederhana. Secara umum belum diketahui mempunyai vegetasi, perbedaan ini secara
kebenarannya, apakah komunitas lamun adalah alami, jumlah jenis, di mana lebih rendah pada
komunitas pionir, transisi atau puncak, di padang lamun.
mana lamun tersebut mempunyai ekologis Komunitas jenis enhalid dan
spesifik. Telah diketahui bahwa struktur dari amphibolid memperlihatkan adanya perbedaan,
komunitas ini berhubungan dengan bentuk walaupun mereka secara normal terdiri hanya
pertumbuhan yang dominan dari jenis yang satu jems tumbuhan berbunga (angiospermae).
muncul. Pada komunitas lamun ini assosiasi kedua
Komunitas parvozosterid dan epifit dapat diketahui, satu terdiri dari algae
halophilid umumnya sangat sederhana. Lamun fotofilus dan satunya terdiri dari algae skifilus.
ini biasanya membentuk padang lamun dari 1 Assosiasi fotofilus epifit lebih mirip dengan
atau 2 jenis lamun. Komunitas ini berkembang asosiasi epifit pada magnozosterid, tetapi
dengan cepat dan akan menggangu tempat terdiri dari jenis yang berkarakteristik.
lamun ini tumbuh. Sebagian dari lamun, hampir Vegetasinya cukup padat dan terdapat algae
tidak ada tanaman makroskopis yang tumbuh rhizofitik. Fauna dasar biasanya erat
bersama di padang lamun. Algae rhizofitik hubungannya dengan fauna dasar dari substrat
biasanya tidak ada, dan ada sedikit epifit karang dari pada fauna bersubstrat pasir atau
(terutama diatomea). Fauna epifitik diketahui lumpur.
sangat miskin. Fauna dasar sangat berbeda
pada area yang tidak bervegetasi. FUNGSI KOMUNITAS LAMUN
Komunitas magnozosterid dan
syringodiid memperlihatkan banyak perbedaan. Beberapa fungsi dari komunitas lamun
Komunitas tersebut kadang-kadang hanya pada ekosistem perairan dangkal telah
terdiri 1 jenis lamun, tetapi pada kasus lain dikemukakan oleh para peneliti dari belahan
dapat terdiri dari beberapa jenis lamun. Pada dunia. Fungsi tersebut antara lain; sebagai
padang lamun yang berkembang baik, epifit produsen primer; sebagai stabilisator dasar
flora dapat berkembang dengan baik pada perairan, sebagai pendaur hara, sebagai sumber
bagian ujung dan daun, dapat lebih dari makanan dan sebagai tempat asuhan.
seratus jenis algae. Banyak dari epifit tersebut
merupakan epifit sementara di mana mereka Produsen primer
juga tumbuh pada karang dan algae dan Lamun memfiksasi sejumlah karbon
beberapa dari mereka muncul hanya pada organik dan sebagian besar memasuki rantai
tingkat juvenil. Sejumlah epifit banyak yang makanan, baik melalui pemangsaan langsung
hidup pada daun lamun. Pada seludang daun oleh herbivora maupun melalui dekomposisi
dan rimpang dari magnozosterid biasanya sebagai serasah. THAYER et al. (1975)
tanpa pertumbuhan algae. Magnozosterid memperkirakan laju produksi Zostera berkisar
tropis dan subtropis sering berassosiasi antara 300 - 600 g berat kering/m2/tahun.
dengan algae hijau (Cauluerpa sp., Halimeda Untuk Thalasia, produksinya berkisar antara
sp., Penicillus sp.,), di mana mereka menjalar 15 - 1500 g berat kering/m2/tahun. Proses
atau membentuk struktur seperti akar. Di dekomposisi berlangsung selama dua kondisi,
antara lamun dapat ditemukan adanya algae yaitu kondisi erobik dan anerobik (FENCHEL
yang melayang karena adanya pasang-surut 1977).
atau arus. Epifit fauna biasanya agak bermacam- RANDALL (1967) di West Indies
macam. Fauna dasar biasanya terlihat erat mendapatkan 30 jenis ikan pemakan lamun
hubungannya dengan area yang tidak dari 59 jenis herbivora yang diamati isi
14
lambungnya. Meskipun demikian proses permukaan di bawahnya dan pada saat yang
dekomposisi merupakan hal yang penting, di sama menjadikan air lebih jernih.
mana dekomposisi akan menghasilkan mated
Pendaur zat hara
yang langsung dapat dikonsumsi oleh hewan
Lamun memegang fungi yang utama
pemakan serasah. Serasah yang mengendap
dalam daur berbagai zat hara dan oleh elemen-
akan dikonsumsi oleh fauna bentik, sedangkan elemen langka di lingkungan laut. Hubungan
partikel-partikel serasah di dalam kolom air kimiawi antar lamun dan alage epifitik baru
merupakan makanan avertebrata pemakan diteliti beberapa tahun yang lalu. HARLIN
penyaring. Kemudian pada gilirannya nanti (1975) mendemonstrasikan bahwa fosfat yang
hewan-hewan tersebut akan menjadi mangsa diambil oleh daun-daun Phyllospadix dan
dari karnivora yang terdiri dari berbagai jenis Zostera dapat bergerak sepanjang helai daun
ikan dan avertebrata. dan masuk ke dalam algae epifitik. Lebih lanjut
Selain itu, materi lamun berupa daun- McROY & BERSDATE (1970) telah
daun yang putus dan tanaman yang tercabut menunjukkan bahwa akar Zostera dapat
akan hanyut ke lingkungan sekelilingnya (Den mengambil fosfat yang keluar dari daun yang
HARTOG 1976). THAYER et al. (1975) membusuk yang terdapat pada celah-celah
memperkirakan bahwa 45% dari produksi lamun sedimen. Zat hara tersebut secara potensial
di Carolina Utara mungkin dibawa ke sistem di dapat digunakan oleh epifit apabila mereka
sekitannya. Beberapa peneliti memperkirakan berada dalam medium yang miskin fosfat.
bahwa padang lamun ini juga memberikan Beberapa jenis algae-biru-hijau yang
sumbangan terhadap produktivitas terumbu bersifat epifitik pada Thalassia, memflksasi
karang. (Den HARTOG 1976) memperkirakan nitrogen dan menyebabkan nitrat yang terlarut
bahwa serasah yang diproduksi oleh lamun mendapatkan jalan masuk ke inangnya
mungkin membantu meningkatkan kelimpahan (GOERING & PARKER 1972). Bakteri-bakteri
fito dan zooplankton di perairan terumbu rhizofora dari Thalassia, Syringodium,
karang. Sementara itu karang dan seluruh Haludole dan Zostera juga memflksasi nitro-
biota pemakan penyaring yang hidup di situ gen (HARLIN 1975) dengan cara yang sama
makan fito dan zooplankton tersebut. Dengan seperti yang dilakukan di ekosistem darat.
cara ini, energi yang diambil oleh lamun akan Nitrogen yang dibawa ke dalam sistem
dialihkan ke ekosistem terumbu karang. tumbuh-tumbuhan , baik oleh algae biru-hijau
epifitik atau bakteri rhizofora akan adapat
Stabilisator dasar perairan dipergunakan oleh jenis algae epifitik, baik
Sebagai akibat dari pertumbuhan daun melalui inangnya atau dari pengayakan
yang lebat dan sistem perakaran yang padat, terhadap air laut. McROY & GOERING (1974)
maka vegetasi lamun dapat memperlambat mendemonstrasikan bahwa nitrogen yang
gerakan air yang disebabkan oleh arus dan diserap oleh akar Zostera ditranslokasikan
ombak serta menyebabkan perairan di melalui daun ke dalam epifit.
sekitarnya tenang. Hal ini dapat dikatakan Sumber makanan
bahwa komunitas lamun dapat bertindak Lamun dapat dimakan oleh beberapa
sebagai pencegah erosi dan penangkap organisme. Dari avertebrata hanya bulu babi
sedimen (RANDALL 1965; KIKUCHI & PERES yang memakan langsung lamun, sedangkan
1977). Lebih lanjut THORHAUG & AUSTIN dari vertebrata yaitu beberapa ikan (Scaridae,
(1976) mengatakan bahwa rimpang dan akar Acanthuridae), penyu dan duyung, sedangkan
lamun dapat menangkap dan menggabungkan bebek dan angsa memakan lamun jika lamun
sedimen sehingga meningkatkan stabilitas tersebut muncul pada surut terendah.
15
16
KIKUCHI, T and J.M. PERES 1977. Consumer Mediterraneen francis. Ann. Inst.
ekology of seagrass beds. In: Seagrass Oceanogr. 27 (3): 157-234.
ecosystem; a scientific perspective.
RANDALL, J.E. 1965. Grazing effect on
Marcel Dekker, Inc. New York. 147-194.
seagrass by herbivorous reef fishes in
McROY, C.P. and R.J. BARSDATE 1970. the West Indies. Ecology 46 : 225-260.
Phosphate absorbtion in eelgrass.
ROESSLER, M.A. and J.C. ZIEMAN 1969.
Limnol. Oceanogr. 51:6-13.
The effects of thermal addition on tyhe
McROY, C.P. and GOERING 1974. Nutrient biota of southern Biscayne Bay, Florida.
transfer between the seagrass Zostera Proc. Gulf. Caribb. Fisheries Institute
marina and its ephiphyythes. Nature 22:136-145.
248 : 105-144
THORHAUG, A. and C.B. AUSTIN 1976.
MENZIES, F., J.S. ZANEVELD and R.M. Restoration of seagrass with economic
PRATT 1967. Transported turtle grass as a analysis. Env. Conserv. 3(4): 259-267.
sources organic enrichment of abysal
THAYER, G.W., S.M. ADAMS and M.W. LA
sediments of North Carolina. Deep-Sea
CROIX 1975. Structural and fluctuation
Research 14 : 111-112.
aspects of a recently established
MOLINIER, R. and J. PICARD 1952. Zoster a marina community. Estuarine
Recherches sur les herbiera de Res. 1:518-540.
phanerogames marines du littoral
17