Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Diare hingga saat ini, masih merupakan salah satu penyebab utama
kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Semua
kelompok usia bisa terserang diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang
tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak
menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini yang menjadi penyebab
kematian sebesar 15-34% dari semua penyebab kematian. 1 Survei morbiditas yang
dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan Indonesia dari tahun 2000
sampai tahun 2010 terlihat kecenderungan insiden diare meningkat2.
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih cukup sering terjadi Indonesia
dengan case fatality rate (CFR) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB
di sekitar 69 kecamatan dengan jumlah kasus mencapai 8.133 orang dan kematian
sebanyak 239 orang (CFR 2.94%). Selanjutnya pada tahun 2009 terjadi KLB di 24
kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang dan kematian 100 orang (CFR
1.74%). Sedangkan pada tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan
jumlah kasus 4.204 dan angka kematian sebesar 73 orang (CFR 1.74%).2
Di Bali, angka insiden penyakit diare tercatat sebesar 5.0%. Sementara
periode prevalens diare sebesar 5.5%.4 Dari sekian kabupaten yang ada di Provinsi
Bali, Kabupaten Klungkung menurut data profil kesehatan dinkes Bali menduduki
urutan prevalensi penyakit diare tertinggi ke-2 yaitu sebesar 11,6%. Jumlah target
penemuan kasus diare sekitar 88,870 orang meningkat dibandingkan tahun 2014
sebesar 87.845. Sementara kasus Diare yang tertangani sebanyak 79.254 kasus
(89,2%) meningkat dari tahun 2014 sebesar 79,5%, dan angka kesakitan diare 214
per 1000 penduduk.
Puskesmas Banjarangkan II yang terletak di Kabupaten Klungkung
menunjukkan data yang berbeda. Selama tahun 2016-2017 tercatat penyakit diare
menjadi salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak dengan jumlah kasus yang
cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2016, terdapat 47 kasus (5,9%) dari 789 kasus
yang ditemukan dan menempati urutan ke 9. Temuan kasus diare di puskesmas
dan kader dengan target sasaran 359 jiwa memperoleh capaian 100%. Sedangkan

1
pada tahun 2017 trisemester pertama, ditemukan pada bulan Januari 44 kasus
(0,26%), pada bulan Februari 34 kasus (0,2%), dan pada bulan Maret 34 kasus
(0,2%) dari 16778 jumlah total penduduk. Sehingga total terdapat 112 kasus pada
trisemester pertama. Pada bulan Maret 2017, KLB diare ditemukan pada desa
Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung pada semua kelompok umur yang
terdaftar.
Agen infeksius penyakit diare dapat ditularkan melalui makanan dan/atau
minuman yang terkontaminasi serta adanya kontak langsung dengan tangan yang
terkontaminasi. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan peningkatan transmisi
infeksi penyakit diare meliputi faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor sanitasi
lingkungan, faktor sosio-ekonomi dan pengetahun. Faktor lingkungan yang terkait
berupa kepemilikan jamban di setiap rumah, ketersediaan air minum bersih, dan
tempat pembuangan sampan dan air limbah. Sementara faktor perilaku mencakup
kebiasaan mencuci tangan, cara pemberian makan terutama pada bayi dan balita,
kebiasaan memasak air minum, dan pemakaian jamban untuk buang air besar
(BAB).8,9
Cuci tangan sering dianggap sebagai hal yang sepele di masyarakat, padahal
cuci tangan bisa memberi kontribusi pada peningkatan status kesehatan
masyarakat. Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting dalam
pencegahan dan pengontrolan penularan infeksi. Penelitian yang dilakukan oleh
Luby, et al (2009), mengatakan bahwa cuci tangan dengan sabun secara konsisten
dapat mengurangi diare dan penyakit pernafasan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
dapat mengurangi diare sebanyak 31 % dan menurunkan penyakit infeksi saluran
nafas atas (ISPA) sebanyak 21 %. Riset global juga menunjukkan bahwa
kebiasaaan CTPS tidak hanya mengurangi, tapi mencegah kejadian diare hingga
50 % dan ISPA hingga 45 % .
Dalam upaya mengantisipasi masalah kesehatan masyarakat ini, Puskesmas
Banjarangkan II telah melaksanakan berbagai kegiatan yang tercakup dalam
program Kesehatan Lingkungan, Program Pemberantasan Penyakit (P2), dan
Program Promosi Kesehatan Masyarakat. Kegiatan program Kesehatan
Lingkungan terdiri dari monitoring faktor lingkungan sebagai salah satu faktor
risiko kejadian diare seperti pendataan mengenai kualitas sumber air, pelatihan

2
dan pembinaan kader, pemeliharaan sarana dan mutu air bersih, penyuluhan serta
monitoring perumahan dan lingkungan mengenai sarana air bersih, sarana
pembuangan kotoran, sarana pembuangan air limbah dan sarana pembuangan
sampah.. Berdasarkan data tahun 2016 dari program Kesehatan Lingkungan,
Program Pemberantasan Penyakit (P2), dan Program Promosi Kesehatan
Masyarakat diperoleh data bahwa persentase keluarga di wilayah Puskesmas
Banjarangkan II yang memiliki sumber air minum bersih sebesar 96%. Adapun
persentase kepemilikan jamban 96%.
Atas dasar data tersebut di atas, untuk mengurangi kejadian kesakitan akibat
diare, diperlukan penyuluhan kepada anak-anak khususnya anak-anak sekolah
tentang pentingnya mencuci tangan sebelum makan dan cara mencuci tangan yang
benar merupakan salah satu pencegahan dini terjadinya penyakit diare.

3
BAB II
PERENCANAAN PKM DI PUSKESMAS

2.1 Identifikasi Masalah


Kejadian diare selama 5 tahun terakhir masih tetap termasuk dalam urutan 10 besar
penyakit yang paling sering terjadi di wilayah Puskesmas

Di Bali, angka insiden penyakit diare tercatat sebesar 5.0%. Sementara


periode prevalens diare sebesar 5.5%.4 Dari sekian kabupaten yang ada di Provinsi
Bali, Kabupaten Klungkung menurut data profil kesehatan dinkes Bali menduduki
urutan prevalensi penyakit diare tertinggi ke-2 yaitu sebesar 11,6%. Jumlah target
penemuan kasus diare sekitar 88,870 orang meningkat dibandingkan tahun 2014
sebesar 87.845. Sementara kasus Diare yang tertangani sebanyak 79.254 kasus

4
(89,2%) meningkat dari tahun 2014 sebesar 79,5%, dan angka kesakitan diare 214
per 1000 penduduk.
Puskesmas Banjarangkan II yang terletak di Kabupaten Klungkung juga
menunjukkan data yang berbeda. Selama tahun 2016-2017 tercatat penyakit diare
menjadi salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak dengan jumlah kasus yang
cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2016, terdapat 47 kasus (5,9%) dari 789 kasus
yang ditemukan dan menempati urutan ke 9. Temuan kasus diare di puskesmas
dan kader dengan target sasaran 359 jiwa memperoleh capaian 100%. Sedangkan
pada tahun 2017 trisemester pertama, ditemukan pada bulan Januari 44 kasus
(0,26%), pada bulan Februari 34 kasus (0,2%), dan pada bulan Maret 34 kasus
(0,2%) dari 16778 jumlah total penduduk. Sehingga total terdapat 112 kasus pada
trisemester pertama. Pada bulan Maret 2017, KLB diare ditemukan pada desa
Aan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung pada semua kelompok umur yang
terdaftar.
Kejadian penyakit diare pada anak-anak khususnya pada anak sekolah dasar
dimana kurangnya pengetahuan orang tua akan kebiasaan anak-anak mereka
untuk membeli makanan diluar rumah serta pengawasan guru yang kurang akan
kebiasaan murid-murid yang membeli makan diluar sekolah yang belum tentu
sehat dan terjaga dari faktor penyakit. Mengakibatkan angka kejadian akan
terjadinya penyakit diare bisa saja terjadi pada anak-anak yang mengkonsumsi
makanan diluar rumah dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu, salah satu
perilaku hidup bersih dan sehat yang sangat penting adalah kebiasaan mencuci
tangan yang baik sebelum makan.
Anak sekolah merupakan kelompok usia yang rentan untuk terserang diare,
selain itu kelompok usia tersebut memiliki kesadaran yang masih rendah
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Namun disisi lain kelompok usia
sekolah SD dijadikan sasaran kerana kelompok ini merupakan kelompok usia
yang paling dini yang dianggap mampu menangkap informasi yang diberikan
kepada mereka salah satunya seperti cara mencuci tangan yang benar. Sehingga
diharapkan upaya peningkatan pola hidup bersih dan sehat dapat dimulai dari usia
sedini mungkin selain itu mereka juga diharapkan mampu mengajarkannya

5
kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya utamanya dalam lingkungan
keluarga.

2.2 Analisis Masalah


Mencuci tangan dikalangan anak sekolah merupakan salah satu masalah
perilaku hidup bersih dan sehat yang sedang dihadapi di wilayah kerja Puskesmas
Banjarangkan II. Dari wawancara yang dilakukan pada sekitar 5 orang siswa di
SD Negeri 1 Banjarangkan ditemukan hal – hal berikut : hampir semua siswa
belum mengetahui pentingnya mencuci tangan yang benar, 5 orang mengatakan
mencuci tangan sebelum makan atau jajan, dari 5 orang tersebut seluruhnya belum
dapat mencuci tangan dengan benar dan 2 orang siswa mengatakan sempat
mengalami diare selama 2 bulan terakhir. Selain itu dari wawancara terhadap
kepala sekolah ini, diketahui bahwa semua siswa yang diwawancarai tersebut
belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang
benar. Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap pihak Puskesmas, sampai
saat ini dari pihak Puskesmas belum pernah melaksanakan penyuluhan tentang
cara mencuci tangan yang benar di SD ini. Hal tersebut merupakan masalah yang
harus segera mendapat perhatian, sehingga diperlukan pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai cara mencuci tangan yang benar pada siswa khususnya siswa
SD untuk mencegah atau mengurangi kejadian diare dan nantinya dapat pula
mengajarkannya pada anggota keluarganya di rumah sehingga akan menurunkan
risiko masalah kesehatan yang berhubungan dengan diare dan dapat meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat.
SD N 1 Banjarangkan menjadi sasaran penyuluhan ini karena dari segi
geografis sekolah ini sangat dekat dengan Puskesmas Banjarangkan II sehingga
sangat memudahkan koordinasi dan transportasi alat dan tenaga kerja untuk
melakukan penyuluhan ini. Selain itu, siswa-siswa yang belajar di SD N 1 ini
berasal dari semua wilayah sehingga memudahkan informasi yang diberikan pada
saat penyuluhan dapat tersebar ke seluruh desa dengan cepat.

2.3 Tujuan Penyuluhan


2.3.1 Tujuan Umum

6
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah meningkatkan pengetahuan anak-
anak sekolah tentang penularan diare dan pentingnya mencuci tangan yang
benar,dan juga mengubah perilaku tentang cara mencuci tangan yang benar.
2.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penyuluhan ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan anak-anak sekolah tentang diare dan cara
mencuci tangan yang benar.
2. Mengubah perilaku anak-anak sekolah supaya mencuci tangan untuk
mencegah terjadinya diare.
3. Meningkatkan pemahaman serta pengetahuan siswa tentang manfaat
mencuci tangan dalam mencegah terjadinya diare.

2.4 Kelompok Sasaran


Penduduk sasaran kegiatan PKM kami adalah siswa-siswi SD N 1
Banjarangkan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung yang
berjumlah 42 orang. Dipilihnya SD ini karena jarang dilakukan penyuluhan
tentang diare dan cuci tangan di SD ini. Kelas 1 dipilih karena kelompok usia
ini sesuai untuk diberikan penyuluhan yang informatif dan diharapkan
mereka dapat menyebarkan informasi yang diberikan kepada orang-orang
yang ada dilingkungan rumah seperti orang tua dan teman-temannya.

2.5 Strategi Pelaksanaan


2.5.1 Persiapan Penyuluhan

Persiapan penyuluhan terdiri dari beberapa bagian antara lain:

1. Penyusunan materi penyuluhan dalam bentuk power point


presentation/ slide serta gambar/ video yang relevan.
2. Penguasaan materi penyuluhan
3. Penguasaan cara-cara komunikasi atau penyampaian pesan dan
penggunaan alat peraga.
4. Persiapan cuci tangan dan ‘door prize’
5. Persiapan pre dan post tes sebagai alat ukut keberhasilan.
6. Persiapan poster untuk ditempel di sekolah.

7
2.5.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tanggal : Jumat, 19 Mei 2017
Waktu : 10.00 - selesai
Tempat : SD N 1, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten
Klungkung

2.5.3 Pelaksanaan Penyuluhan


1. Tim penyuluh minta ijin kepada pihak sekolah.
2. Tim penyuluh masuk ke kelas.
3. Sebelum penyuluhan, siswa diberikan pre test.
4. Penyuluh menyampaikan materi tentang penyakit diare dan cara
mencuci tangan menggunakan power point.
5. Untuk menghindari kejenuhan siswa, disisipkan pemutaran film
kartun yang berisi pengetahuan tentang cara mencuci tangan yang
benar.
6. Pembagian sabun anak-anak kepada siswa untuk pelaksanaan
demonstrasi mencuci tangan yang baik dan benar.
7. Demonstrasi teknik mencuci tangan yang baik dan benar,
dipraktekkan oleh siswa.
8. Post test tentang materi yang telah disampaikan dan pembagian
door-prize dari hasil post test.
9. Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan dan pembagian
door-prize.

2.6 Isi Penyuluhan


Adapun isi dari penyuluhan, yaitu:
1. Pengetahuan tentang penyakit diare.
2. Pengetahuan tentang penyebab, gejala-gejala, akibat serta pencegahan,
dan penanggulangan penyakit diare.
3. Pengetahuan tentang cara mencuci tangan yang benar.
4. Pengetahuan tentang mencuci tangan secara teratur, cara mencuci tangan
yang benar, dan akibat bila tidak mencuci tangan secara teratur.
5. Memberikan keterampilan mengenai cara mencuci tangan yang benar.

2.7 Metode Penyuluhan

8
Penyuluhan ini dilakukan di ruangan Kelas di SD Negeri 1
Bnajarangkan. Metode yang dilakukan pada penyuluhan ini adalah
penyuluhan dan penyampaian materi secara interaktif tentang penyakit diare
dan demonstrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar yang dipraktekkan
langsung oleh siswa.

2.8 Media Penyuluhan


Dalam penyuluhan kami menggunakan beberapa media untuk mempermudah
dan memperlancar penyampaian materi yaitu sebagai berikut.
1. Alat bantu peraga seperti sabun, air bersih, dan lap kering.
2. Pamflet pentingnya mencuci tangan yang benar.
3. Poster tentang cara mencuci tangan yang benar dan cara-cara penularan
diare.

2.9 Rencana Evaluasi


2.9.1 Penilaian Proses
1. Indikator penilaian
- Dukungan dari pihak Puskesmas Banjarangkan II dan pihak SD
Negeri 1 Banjarangkan
- Ketepatan waktu pelaksanaan
- Sarana yang dipergunakan untuk penyuluhan
- Jumlah cakupan peserta yang datang
- Keseriusan peserta dalam mengikuti ceramah

2. Waktu penilaian
- Penilaian dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan

3. Cara pelaksanaan
- Dengan mengamati pelaksanaan.

4. Penilai
- Mahasiswa FK Unud.

2.9.2 Penilaian Hasil


1. Indikator penilaian
- Pertanyaan dari peserta yang diajukan selama tanya jawab
berlangsung.

9
- Peningkatan pengetahuan tentang diare dan teknik mencuci
tangan yang dinilai berdasarkan keaktifan dan ketepatan
menjawab dalam kuis.

- Untuk evaluasi perilaku dilakukan observasi sebelum dan selepas


penyuluhan.

2. Waktu penilaian
- Waktu penilaian dilakukan selama dan sesudah penyuluhan.

3. Cara penilaian
- Menggunakan pertanyaan lisan dan pengamatan langsung.

4. Penilai
- Mahasiswa FK Unud.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat Penyuluhan

10
Hari/ tanggal : Jumat, 19 Mei 2017
Pukul : 10.00 - selesai
Tempat : Ruang Kelas 1 SD Negeri 1 Banjarangkan

3.2 Peserta
Peserta yang hadir adalah seluruh siswa-siswi kelas 1 SD Negeri 1
Banjarangkan yang berjumlah 42 orang.

3.3 Pelaksana Penyuluhan


Penyuluhan dilakukan oleh tiga orang dokter muda, yang bergiliran
membawakan materi penyuluhan yang berbeda. Penyuluhan ini didampingi
oleh Ibu guru atau Walikelas 1 SD Negeri 1 Banjarangkan

3.4 Proses Penyuluhan


Seminggu sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan yakni pada hari
Jumat tanggal 12 Mei 2017, kami berdiskusi dengan dr.Maria Wahyu Daruki,
selaku Kepala Puskesmas Banjarangkan II untuk melaksanakan penyuluhan
mengenai diare dan cara mencuci tangan yang benar. Pihak puskesmas
menyambut dengan baik keinginan kami, karena menurut mereka masalah
diare pada anak SD masih merupakan salah satu masalah yang cukup serius di
Kecamatan Banjarangkan dan hingga saat ini belum dapat terpecahkan.
Melalui beberapa pertimbangan, Kepala Puskesmas Banjarangkan II
menyarankan untuk menggunakan SD N 1 Banjarangkan sebagai lokasi
penyuluhan. Pihak puskesmas bersedia membantu menyiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk kegiatan tersebut. Sebagai persiapan kami
menggunakan media slide powerpoint mengenai penyakit diare, , dan alat-alat
peraga yang kami peroleh dari puskesmas dan peminjaman ruang kelas 1
milik SD N 1 Banjarangkan. Kami juga memberikan video singkat tentang
cara mencuci tangan yang benar untuk mempermudah pemberian materi
penyuluhan dengan alat LCD. Selain itu, kami menyiapkan sabun cuci tangan
dalam bentuk cair dan tissue bagi semua siswa. Selain itu kami juga

11
menyiapkan beberapa bingkisan door prize untuk diberikan kepada siswa-
siswi pada saat penyuluhan.
Pada hari Rabu, tanggal 17 Mei 2017, kami berkunjung untuk survey
tempat serta meminta izin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan kegiatan
penyuluhan tersebut, yaitu pada hari Jumat, 19 Mei 2017. Saat itu kami
diterima oleh Kepala Sekolah SD N 1 Banjarangkan. Beliau sangat antusias
dengan kegiatan yang kami lakukan ini serta mengharapkan dengan
diadakannya penyuluhan, pengetahuan dan perilaku para siswa tentang
kesehatan akan semakin meningkat.
Pada hari pelaksanaan penyuluhan, kami datang sekitar pukul 09.00 WITA
dan diterima oleh pihak SD N 1 Banjarangkan yang diwakili oleh kepala
sekolah. Setelah berbincang-bincang sejenak, kami dipersilahkan untuk
memulai penyuluhan. Sebelumnya, kami mempersiapkan alat dan bahan
untuk penyuluhan di tempat yang telah disediakan oleh pihak sekolah, dan
penyuluhan akhirnya dimulai pada pukul 10.00 WITA. Pertama-tama, kami
mengadakan perkenalan terlebih dahulu kepada para siswa kemudian
dilanjutkan pemberian materi. Materi diberikan tidak hanya dengan
mengggunakan slide tentang penularan diare, tapi ditunjukkan bagaimana
mencuci tangan yang baik. Kami juga meminta siswa untuk maju
mendemonstrasikan bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar.
Pemberian materi berlangsung kurang lebih selama empat puluh lima menit
diikuti dengan sesi tanya jawab dari peserta. Sesi tanya jawab berlangsung
kurang lebih selama 15 menit. Serta mengajak Siswa mempraktekkan
denngan menggunakan sabun pada air mengalir. Siswa tampak bersemangat
untuk bertanya dan menjawab pertanyaan sampai-sampai mereka berebut
angkat tangan di setiap sesi pertanyaan dari kami.
Setelah acara ceramah, praktek, serta tanya jawab usai, kami memberikan
beberapa bingkisan yang diberikan kepada siswa yang telah aktif bertanya,
memeragakan dan menjawab pertanyaan. Para siswa sangat bersemangat dan
mampu menjawab dengan baik beberapa pertanyaan yang kami berikan.
Beberapa siswa juga kami panggil ke depan untuk mendemonstrasikan cara
mencuci tangan yang baik dan benar di depan teman-temannya dimana

12
sebagian besar dari mereka sudah mampu mempraktekkan materi yang kami
berikan dengan baik.
Di akhir kegiatan, kami memberi pesan kepada seluruh siswa yang
mengikuti penyuluhan agar setiap pagi saling menanyakan kepada teman
duduknya apakah sudah mencuci tangan pada pagi hari setelah makan, dan
kemudian memeriksa kebersihan tangannya. Kami juga telah mengusulkan
pada pihak sekolah melalui kepala sekolahnya agar sekolah proaktif untuk
berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Banjarangkan II dalam hal
penyuluhan dari hari ke hari.

BAB IV
EVALUASI KEGIATAN

13
4.1 Evaluasi Kegiatan
Evaluasi diskusi pemahaman tentang pengetahuan mengenai diare dan
mencuci tangan didasarkan pada beberapa aspek, yaitu dari segi peserta, proses
kegiatan itu sendiri, maupun dari perbandingan antara hasil observasi awal
sebelum penyuluhan dengan hasil observasi akhir setelah dilakukan penyuluhan
mengenai diare dan mencuci tangan yang benar pada seluruh peserta penyuluhan
di SD N 1 Banjarangkan.
Pada penyuluhan diare berisi mengenai materi definisi diare, penyebab diare,
bahaya diare, penanganan diare di rumah, pembuatan oralit, penceganan dan
perujukan penderita diare ke dokter. Sedangkan pelatihan cara mencuci tangan
berisi tentang materi waktu dan cara mencuci tangan yang benar yang kemudian
dilanjutkan dengan demonstrasi di depan kelas dan latihan secara langsung cara
mencuci tangan yang benar. Pertama, jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan
telah sesuai dengan jumlah siswa yang direncanakan yaitu seluruh siswa di kelas I
di SD N 1 Banjarangkan yang berjumlah empat puluh dua orang. Perhatian dan
respon peserta penyuluhan secara umum juga sangat baik. Dari segi proses
penyuluhan yang telah berlangsung, dapat dilaporkan berlangsung dengan baik
dan terlihat bahwa adanya komunikasi yang timbal balik antara peserta dengan
pembicara. Bagi peserta yang mampu menjawab pertanyaan pembicara akan
mendapatkan bingkisan dari dokter muda sekaligus sebagai pendorong semangat
untuk menjawab.
Keberhasilan penyuluhan yang dinilai dengan adanya peningkatan perilaku
siswa mengenai diare dan cara mencuci tangan yang benar dapat dilihat dari
perbandingan hasil observasi awal sebelum dilakukan penyuluhan dengan
observasi akhir yang diadakan setelah dilakukan penyuluhan. Observasi awal dan
observasi akhir yang dilaksankan kepada seluruh peserta (empat puluh dua orang
siswa) untuk mengetahui perilaku mereka sebelum ataupun sesudah penyuluhan
diare dan cara mencuci tangan yang benar. Observasi awal dan observasi akhir
meliputi tahapan-tahapan cuci tangan yang baik dan benar yaitu dengan cuci
tangan enam langkah.
Adapun langkah-langkah mencuci tangan yang baik antara lain:

14
1. Membasuh tangan di air mengalir dan gunakan sabun/tuangkan sabun
secukupnya.
2. Ratakan sabun pada kedua telapak tangan dan gosokkan pada punggung
dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari dan jari-jari dalam dari kedua
tangan saling mengunci.
4. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya
5. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
6. Bilas kedua tangan dengan air mengalir dan keringkan tangan dengan
handuk/tissue sekali pakai.

Dari hasil observasi awal dan observasi akhir yang dilakukan, didapatkan
peningkatan perilaku siswa terhadap cara mencuci tangan yang baik dan benar
yaitu sebanyak 80% ditinjau dari siswa-siswi yang maju sebagai volunteer dalam
memperagakan cara mencuci tangan yang baik dan benar.
Pendapat peserta secara lisan tentang penyuluhan diare dan pelatihan cara
mencuci tangan yang benar adalah sangat bagus serta terlihat dari antusiasme
peserta dalam memperhatikan penyampaian materi dan pelatihan. Kepala sekolah
beserta guru sekolah juga memberikan apresiasi yang cukup tinggi terhadap
kegiatan penyuluhan ini dan mereka berharap dikemudian hari ada penyuluhan
seperti ini dengan tema yang berbeda dan tentunya lebih menarik yang diadakan
oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ataupun dari
Puskesmas Banjarangkan II.

4.2 Hambatan PKM


Hambatan yang kami rasakan dalam penyelenggaraan penyuluhan ini adalah
keikutsertaan seluruh siswa kelas 1 dengan jumlah siswa sebanyak 42 peserta. Ini
menyebabkan proses penyuluhan agak ribut tetapi guru-guru yang turut berada di
sana berjaya mentertibkan siswanya.

15
4.3 Manfaat PKM
Manfaat yang kami rasakan sebagai penyuluh dari pelaksanaan PKM ini
adalah sebagai latihan untuk menjadi penyuluh yang baik di masyarakat nanti,
mulai dari upaya pengumpulan materi, penguasaan materi, dan mengasah
kemampuan bicara di depan orang banyak agar dapat menarik dan dapat dipahami
oleh pendengar. Sedangkan manfaat bagi peserta yakni diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan mereka tentang cara mencuci tangan yang baik dan
benar sehingga nantinya bisa diterapkan dilingkungan sekolah dan keluarga serta
masyarakat.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan penyuluhan yang direncanakan telah dapat direalisasikan dengan
baik. Selama persiapan, dokter muda banyak mendapat bantuan baik dari pihak

16
Puskesmas Banjarangkan II dan pihak SD N 1 Banjarangkan. Selama penyuluhan
berlangsung dan setelah penyuluhan, dapat diketahui bahwa telah terjadi
peningkatan pemahaman peserta mengenai pengertian pencegahan diare dengan
cara mencuci tangan yang baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan
antara sebelum dan sesudah penyuluhan berlangsung.

5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Para peserta penyuluhan hendaknya menerapkan pengetahuan yang mereka
dapatkan dari penyuluhan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2. Para peserta penyuluhan hendaknya meneruskan informasi yang didapatkan
dari penyuluhan dengan memperlihatkan pamflet yang telah diberikan pada
masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurnai Pratama DG, Sousa ID. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Diare di


Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan Desember 2007
[laporan penelitian]. Universitas Udayana; 2007.

17
2. Kementerian Kesehatan RI. (2011), Situasi Diare di Indonesia. Jakarta.
3. Magdarina DA. (2011), Morbiditas dan Mortalitas Diare pada Balita di
Indonesia Tahun 2000-2007. Dalam: Muliadi A, Manullang EV,
penyunting. Situasi Diare di Indonesia Kementerian Kesehatan RI,
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal 26-32.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013), Riset Kesehatan
Dasar 2013. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
5. Putra AS, Suryana A. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Ibu, dan
Lingkungan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Gianyar [proposal
penelitian]. Universitas Udayana; 2012
6. Profil UPT Kesmas Banjarangkan II Tahun 2015.
7. Profil UPT Kesmas Banjarangkan II Tahun 2016.
8. Departemen Kesehatan RI. (2007), Pedoman Pemberantasan Penyakit
Diare. Ditjen PP&PL: Jakarta.

LAMPIRAN – LAMPIRAN DOKUMENTASI

18
Gambar. 1. Pemberian materi penyuluhan di Kelas 1 SD N 1 Sukawati

Gambar. 2. Pelatihan dan demonstrasi cara mencuci tangan yang baik dan benar

19
Gambar. 3. Foto bersama siswa-siswi kelas 1 SD N 1 Sukawati

Gambar. 3. Foto bersama siswa-siswi kelas 1 SD N 1 Sukawati

20
21

Anda mungkin juga menyukai