Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu famakognosi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahan alam

khususnya tumbuhan, hewan dan mineral yang berkhasiat sebagai obat. Agar

suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka tumbuhan menjadi

alternatif cara untuk melindungi keberadan tumbuhan. Salah satu pengawetan

tumbuhan adalah dengan herbarium. Herbarium adalah koleksi spesimen yang

telah dikeringkan atau di awetkan biasanya di susun berdasarkan klasifikasinya.

Herbarium berfungsi sebagai pusat refrensi, sebagai pusa tembaga dan

dokumentasi, dan sebagai pusat penyimpanan data. Ada 2 jenis herbarium yaitu

herbarium kering dan herbarium basa.

Herbarium kering adalah pengoleksian herbarium ketika kadar air dalam

herbarium rendah sedangkan herbarium basa adalah pengoleksian herbarium

ketika kadar air tinggi. Herbarium banyak terdapat dilingkungan dan untuk

mendapatkannya dapat dilakukan dengan pengumpulan herbarium dilingkungan

sekitar kita. Banyak herbarium disekitar kita yang sangat bermanfaat dalam

kehidupan kita dan tanpa diketahui juga bermanfaat dalam pengobatan.

Herbarium sangat berhubungan erat dengan ilmu farmasi. Dengan adanya

herbarium ini seorang farmasis dapat mengambil senyawa yang terkandung dalan

tanaman tersebut untuk diracik dan akan berkhasiat menjadi bahan obat.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 1


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

B. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari percobaan ini yaitu:

Untuk mengetahui dan memahami tentang herbarium dalam hal ini tanaman,

hewan, dan mineral yang berkhasiat obat.

C. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :

1) Untuk mengetahui tanaman yang dapat dijadikan herbarium kering.

2) Untuk mengetahui tanaman yang berkhasiat obat.

3) Untuk mengetahui pembutan herbarium kering.

D. Prinsip Praktikum

Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu pengambilan dan pengumpulan

tanaman yang ada dilingkungan sekitar untuk dilakukan dijadikan herbarium

kering.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 2


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani

yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi

spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistim

klasifikasi (Onrizal.2005).

Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah

dimatikan dan diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-

data mengenai tumbuhan tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan

tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidak boleh diabaikan

yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan dilakukan pembuatan

herbarium. (Stacey.2004).

Herbarium merupakan karya referensi tiga dimensi, herbarium bukan

hanya untuk mendefinisikan suatu pohon, namun segala sesuatu dari pohon.

Mereka memegang bagian yang sebenarnya dari bagian mereka itu. Nama latin

untuk koleksi ini ataupun herbarium adalah Siccus Hortus, yang secara harfiah

berarti taman kering, dan setiap spesimen menekan yang terpasang pada

selembar kertas yang diulisi dengan apa tanaman yang dikumpulkan itu, kapan

dan dimana ditemukannya (Stacey.2004).

Herbarium merupakan tempat penyimpanan contoh koleksi spesiemen

tanaman atau tumbuhan yaitu herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 3


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

yang baik selalu disertai identitas, pengumpul (nama pengumpul atau kolektor

dan nomor koleksi). (Moenandir.1996).

Pada masa sekarang herbarium tidak hanya merupakan suatu spesimen

yag diawetkan tetapi juga mempunyai suatu lingkup kegiatan botani tertentu,

sebagai sumber informai dasar untuk para ahli taksonomi dan sekaligus berperan

sebagai pusat penelitian dan pengajaran , juga pusat informasi bagi masyarakat

umum. Herbarium diartikan juga sebagai bank data dengan sejumlah data

mentah yang belum diolah. Masing-masing specimen dapat memberikan

bermacam-macam informasi, tergantung kelengkapan spesimen, data dan

asalusul materialnya (Balai Taman Nasional Baluran.2004).

Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan pangan sangat beranekaragam,

antara lain sebagai sumber karbohidrat, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-

bijian, sayuran dan sebagainya. Banyak jenis tumbuhan hutan memiliki

kandungan gizi tinggi seperti vitamin A, vitamin C, zat besi dan kandungan

mineral lainnya yang merupakan unsur penting bagi kesehatan sehingga

tumbuhan hutan dapat sebagai persediaan sumber pangan pada saat kondisi

darurat atau situasi perang (Ramadhani.2003).

Keanekaragaman dan potensi tumbuhan hutan sebagai sumber penyedia

bahan pangan masih banyak belum terungkap, sementara itu luasan hutan

semakin berkurang mengemukakan bahwa untuk mengungkap keanekaragaman

tumbuhan hutan perlu dilakukan survei eksplorasi ke beberapa tipe hutan dan

dalam setiap kali survei penelitian selalu akan mendapatkan catatan baru.

(Ramadhani.2003).

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 4


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

Herbarium basah, setelah material herbarium diberi label gantung dan

dirapikan, kemudian dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Satu lipatan

kertas koran untuk satu spesimen. Tidak benar digabungkan beberapa spesimen

di dalam satu lipatan kertas. Selanjutnya, lipatan kertas koran berisi material

herbarium tersebut ditumpuk satu diatas lainnya. Tebal tumpukan disesuaikan

dengan dengan daya muat kantong plastik (40 × 60) yang akan digunakan.

Tumpukkan tersebut dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disiram alkohol

70 % atau spiritus hingga seluruh bagian tumbukan tersiram secara merata,

kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan isolatip atau hekter supaya

alkohol atau spiritus tidak menguap keluar dari kantong plastic.

(Setyawan.2005).

Herbarium kering, cara kering menggunakan dua macam proses yaitu:

(Setyawan.2005).

a. Pengeringan langsung

Pengeringan langsung yaitu tumpukan material herbarium yang tidak

terlalu tebal di pres di dalam sasak, untuk mendpatkan hasil yng optimum

sebaiknya di pres dalam waktu dua minggu kemudian dikeringkan diatas

tungku pengeringan dengan panas yang diatur di dalam oven. Pengeringan

harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material

herbarium rontok daunnya dan cepat menjadi busuk.

b. Pengeringan bertahap

Pengeringan bertahap yakni material herbarium dicelup terlebih

dahulu di dalam air mendidih selama 3 menit, kemudian dirapikan lalu

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 5


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

dimasukkan ke dalam lipatan kertas koran. Selanjutnya, ditempuk dan dipres,

dijemur atau dikeringkan di atas tungku pengeringan. Selama proses

pengeringan material herbarium itu harus sering diperiksa dan diupayakan

agar pengeringan nya merata. Setelah kering, material herbarium dirapikan

kembali dan kertas koran bekas pengeringan tadi diganti dengan kertas baru.

Kemudian material herbarium dapat dikemas untuk diidentifikasi.

(Setyawan.2005).

B. Klasifikasi

Klasifikasi Rimpang Kunyit

Kerajaan : Plantae

Sub-diviso : Angiospermae

Kelas : Monocotylledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zungiberaceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma domestica Val

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 6


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

BAB III

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan yang Digunakan

1. Alat yang Digunakan

a. Cuter

b. Gunting

c. Isolasi bening

d. Kantong plastik

e. Parang

f. Pisau

g. Kardus

h. Lakban

i. Tali rafia.

2. Bahan yang Digunakan

a. metanol

b. tanaman kunyit

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 7


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

B. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Diambil bahan baku suatu tanaman yang mau dijadikan sebagi herbarium.

3. Disortasi basah sampel.

4. Dicuci tanaman tersebut dengan metanol untuk menghindari pertumbuhan

jamur.

5. Dibaringkan diatas kardus sampel sambil diangin-anginkan, lalu semua sisi di

tempeli dengan isolasi kemudian ditutup kembali dengan kardus diatasnya

sampai semua sisi tertutup rapat.

6. Disimpan ditempat yang rata dan ditindisi dengan benda berat selama 2

minggu.

7. Setelah 2 minggu dan dipastikan herbarium benar-benar kering dipindahkan

herbarium diatas kertas karton dan diberi keterangan lalu dibingkai.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 8


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Gambar Tanaman Asli

B. Gambar herbarium kering

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 9


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

BAB V

PEMBAHASAN

Herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan atau diawetkan

biasanya disusun berdasarkan sitem klasifikasi. Biasanya herbarium yang dibuat

untuk tumbuhan yang berukuran kecil hingga besar. Kegunaan hebarium yaitu:

sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran, sebagai media peneliti, sebagai

alat bantu identifikasi, sebagai bukti adanya keanekaragaman, sebagai spesimen

acuan untuk mempublikasikan spesimen baru. Dalam praktikum herbarium, aspek

penting yang diperhatikan adalah persiapan pengoleksian. Suatu koleksi

tumbuahan harus mempunyai seluruh bagian tumbuhan dan harus ada keterangan

yang memberikan seluruh infomasi yang tidak nampak pada sepsimen herbarium.

Agar suatu tumbuhan dapat dilihat keberadaannya, maka pegawetan

tumbuhan menjadi alternatif cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan.

Pembuatan herbarium pada percobaan ini yaitu hebarium kering. Hebarium

kering ialah pengawetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap

terlihat ciri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan

perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.

Hal-hal yang diperhatikan dalam pembuatan herbarium ialah

perlengkapan, pengumpulan tanaman, cara mengeringkan, pengawetan,

pembuatan herbarium atau penyelesaian. Pada pembuatan herbarium kering kali

ini digunakan metanol sebagai pengawat, hal ini dikarenakan tanaman yang

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 10


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

kering merupakan tanaman yang higroskopis sehingga mudah untuk ditumbuhi

oleh jamur.

Sampel yang diambil untuk pembuatan herbarium kering kali ini yaitu

tanaman kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat yang biasa dijadikan jamu.

Kunyit mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia yang terdapat pada

rimpangnya, seperti minyak atsiri, arabinosa, fraktosa, glukosa, pati, tanin, damar,

mineral dan curcuminoid. Kurkuminoid terdiri atas kurkumin dan

bidesmetoksikurkumin, monodesmetoksicurcumin, dan dihidrokurkumin yang

bermanfaat menetralkn racun, menghilangkan nyeri sendi meningkatkan sekresi

empedu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah, antibakteri,

antiinflanmasi, mencegah kanker dan anti tumor serta menurunkan kadar lemak

darah dan anti oksidan sedangkan minyak atsiri menyimpan khasiat untuk

meningkatkan produksi getah empedu dan menekan pembengkakan jaringan.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 11


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang di peroleh dari percobaan ini adalah:

1. Herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan atau diawetkan

biasanya disusun berdasarkan sitem klasifikasi.

2. Fungsi herbarium adalah pusat refrensi, dokumentasi dan pengolahan data.

3. Pembuatan herbarium kering yaitu mengawetkan sampel atau tanaman dengan

cara dikeringkan atau disimpan ditempat yang rata lalu ditindis dengan benda

berat.

B. Saran

Diharapkan kepada para asisten dan dosen agar terus mendampingi dan

membimbing praktikan agar praktikum dapat berjalan dengan baik.

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 12


LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI DIPLOMA - III

DAFTAR PUSTAKA

Onrizal. 2005. “Teknik Pembuatan Herbarium”. http://ocw.usu. ac.id.diakses pada

tanggal 14 Juni 2012.

Stacey, Robyn and Ashley Hay. 2004. “Herbarium”. Cambridge University Press:

New York (P: 36)

Moenandir, J. 1996. “Ilmu Gulma dalam Sistem Pertanian”. PT.Raja Grafindo

Persada; Jakarta (P: 121)

Balai Taman Nasional Baluran. 2004. “Pembuatan Herbarium” http;//

balurannationapar.web.id/Wpcontent/uploads/201104/Pembuatan

Herbarium Flora Di Taman NasionalBaluran04FIX.pdf.diakses pada tanggal 14 Juni

2012

AKADEMI FARMASI BINA HUSADA Page 13

Anda mungkin juga menyukai