Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Imunisasi atau vaksinasi merupakan teknologi yang sangat berhasil di
dunia kedokteran yang oleh Katz (1999) dikatakan sebagai “sumbangan ilmu
pengetahuan yang terbaik yang pernah diberikan para ilmuwan di dunia ini”, satu
upaya yang paling efektif dan efisien dibandingkan dengan upaya kesehatan
lainnya. Pada tahun 1974, cakupan imunisasi baru mencapai 5% dan setelah
dilaksanakannya imunisasi global yang disebut dengan expanded program in
immunization (EPI) cakupan terus meningkat dan hampir setiap tahun minimal
sekitar 3 juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750.000 anak
terhindar dari kecacatan. Namun demikian, masih ada satu dari empat orang anak
yang belum mendapatkan vaksinasi dan dua juta anak meninggal setiap tahunnya
karena penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi.
Imunisasi telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956 dan mulai
tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi program pengembangan imunisasi
dalam rangka pencegahan penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD31). Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun
1956, saat ini telah dikembangkan tujuh jenis vaksinasi yaitu BCG, Campak,
Polio, DPT, DT, TT, Hep.B.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat, ini terbukti
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan
bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi
menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di
Indonesia (Depkes RI/2009). Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari
perhitungan untung rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan
bukan kerugian. Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk
materi.Mungkin pula secara langsung dirasakan. Anak yang tidak mendapat
imunisasi mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular.

1 | IMUNISASI
Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan kematian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Imunisasi ?


2. Apa saja tujuan dilakukannya Imunisasi ?
3. Apa saja jenis-jenis Imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah?
4. Siapa saja sasaran dilakukannya Imunisasi ?
5. Kapan saja jadwal pemberian Imunisasi ?
6. Dimana saja tempat pelayanan Imunisasi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa pengertian dari Imunisasi


2. Mengetahui tujuan dilakukannya Imunisasi
3. Mengetahui apa saja jenis-jenis Imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah
4. Mengetahui siapa yang menjadi sasaran dilakukannya Imunisasi
5. Mengetahui kapan saja pemberian Imunisasi secara teratur
6. Mengetahui dimana saja tempat pelayanan Imunisasi

2 | IMUNISASI
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Imunisasi

Kata imun berasal dari bahasa Latin (immunitas) yang berarti pembebasan
(kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan
mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan.
Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah
menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit
menular (Theophilus, 2000; Mehl dan Madrona, 2001).

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman termasuk antigen yang masuk ke
dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut
dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi
tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman”. Pada reaksi
yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali
antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih
cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis
penyakit yang dianggap berbahaya, perlu dilakukan tindakan imunisasi atau
vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak
terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan
menimbulkan akibat yang fatal (Gordon, 2001).

Di Indonesia imunisasi mempunyai pengertian sebagai tindakan untuk


memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak, agar
terlindung dan terhindar dari penyakit-penyakit menular dan berbahaya bagi bayi
dan anak (RSUD DR. Saiful Anwar, 2002).

3 | IMUNISASI
2.2 Tujuan Imunisasi

Tujuan dalam memberikan suatu imunitas dari imunisasi bagi anak yakni
mengurangi angka dari penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
bagi kesehatan dan bahkan dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Manfaat imunisasi dapat menghindarkan kita dari penyakit seperti campak,
difteri, batuk rejan, cacar air, polio, hepatitis B, TBC, gondongan dll.
Tidak hanya itu, imunisasi tidak hanya bermanfaat hanya untuk individu anak
yang diimunisasi saja, akan tetapi juga mempunyai manfaat yang lebih luas

2.3 Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

1. Penyakit TBC

Penyakit TBC sangat menular dan menyerang semua umur. Banyak


terdapat pada masyarakat dengan ekonomi rendah, kurang gizi dan pada
daerah perumahan padat. Ditandai dengan :

 Batuk lebih dari 2 minggu, dahak dapat bercampur darah.


 Nafsu makan menurun, BB menurun.
 Berkeringat malam tanpa aktifitas.

Contoh Tes Mantoux : untuk menguji apakah pernah terinfeksi kuman TBC.

2. Penyakit Difteri

Difteri merupakan penyakit menular, teutama menyerang anak kecil.


Ditandai dengan :

 Leher bengkak, terbentuk selaput putih kelabu dikerongkongan dan


hidung sehingga menyumbat jalan napas.
 Anak gelisah karena sesak napas yang makin berat.
 Anak tekak dan amandel membengkak dan merah.

4 | IMUNISASI
3. Penyakit Batuk Rejan / Batuk Seratus Hari

Batuk Rejan adalah penyakit menular yang menyerang anak-anak.


Ditandai dengan :

a) Diawali batuk pilek biasa yang berlangsung sekitar 7 – 14 hari. Kemudian


diikuti batuk hebat yaitu lebih keras dan menyambung terus 10 – 30 kali
disertai tarikan napas dan berbunyi, kemudian muntah, muka merah
sampai biru dan mata berair.
b) Batuk batuk berlangsung beberapa minggu kemudian berkurang. Penyakit
ini dapat menyebabkan radang apru-paru dan terjadi kerusakan otak
sehingga dapat menyebabkan kejang, pingsan sampai terjadi kematian.

4. Penyakit Tetanus

Penyakit Tetanus menyerang semua umur, yang menyebabkan masalah


yang cukup besar di Indonesia karena banayk bai yang baru lahir mati akibat
penyakit tersebut. Ditandai dengan :

a) Kejang / kaku seluruh tubuh.


b) Mulut kaku dan sukar dibuka, punggung kaku dan melengkung.
c) Kejang dirasakan sangat sakit.
d) Pada bayi yang baru lahir (5 – 28 hari) mendadak tidak dapat menetek
karena mulutnya kaku dan mencucu seperti mulut ikan.

5. Penyakit Polimielitis

Polimielitis sanagt cepat menular di daerah perumahan padat dan


lingkungan kumuh. Ditandai dengan :

a) Anak rewel, panas dan batuk, dua hari kemudian leher kaku, sakit kepala,
otot badan dan kaki terasa kaku.
b) Lumpuh anggota badan tetapi biasanya hanya satu sisi.

5 | IMUNISASI
Penyakit ini dapat menyerang otot pernapasan dan otot menelan yang dapat
menyebabkan kematian.

6. Penyakit Campak

Penyakit ini sangat menular dan menyerang hampir semua bayi.

Tanda-tanda campak :

a) Badan panas, batuk, pilek, mata merah dan berair.


b) Mulut dan bibir kering serta merah.
c) Beberapa hari kemudian keluar bercak-bercak di kulit dimulai di belakang
telinga, leher muka, dahi dan seluruh tubuh. Akibat lanjut dari penyakit ini
adalah radang telinga sampai tuli,radang mata sampai terjadi kebutaan,
diare dan menyebabkan radang paru-paru serta radang otak yang dapat
menyebabkan kematian.

7. Hepatitis Virus B

Penyakit ini adalah penyakit menular yang menyerang semua umur.

Tanda-tanda :

a) Mual, muntah serta nafsu makan menurun.


b) Nyeri sendi, nyeri kepala dan badan panas

2.4 Jenis-jenis Imunisasi

Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia


(IDAI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan Program
Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian penyakitnya cukup tinggi
dan menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan imunisasi yang dianjurkan
untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak seberat kelompok pertama.
Jenis imunisasi wajib terdiri dari: (Sri Rezeki, 2005)

6 | IMUNISASI
1). BCG (Bacille Calmette Guerin)

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis berat.


Misalnya TB paru berat. Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia
2 – 3 bulan. Dosis untuk bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml.
Disuntikkan secara intra dermal di bawah lengan kanan atas. BCG tidak
menyebabkan demam. Tidak dianjurkan BCG ulangan. Suntikan BCG akan
meninggalkan jaringan parut pada bekas suntikan. BCG tidak dapat diberikan
pada pasien pengidap leukemia, dalam pengobatan steroid jangka panjang, atau
pengidap HIV. Apabila BCG diberikan pada usia lebih dari 3 bulan, sebaiknya
dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.

2). Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir. Pemberian


imunisasi Hepatitis B pada bayi baru lahir harus berdasarkan apakah ibu
mengandung virus Hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan. Ulangan
imunisasi Hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Apabila
sampai usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi hepatitis B maka
diberikan secepatnya. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia yang
disebabkan virus Hepatitis B. Penyakit ini sangat menular dan disebabkan virus
yang menimbulkan peradangan pada hati. Pada bayi respon imun alami tidak
dapat membersihkan virus dari dalam tubuh. Kurang lebih 90 persen bayi dan 5
persen orang dewasa akan terus membawa virus ini dalam tubuhnya setelah masa
akut penyakit ini berakhir.

3). DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT untuk mencegah bayi dari tiga penyakit, yaitu difteri,
pertusis, dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri Corynebacteriumdiphtheriae
yang sangat menular. Dimulai dengan gangguan tenggorokan dan dengan cepat
menimbulkan gangguan pernapasan dengan terhambatnya saluran pernapasan oleh
karena terjadi selaput di tenggorokan dan menyumbat jalan napas, sehingga dapat

7 | IMUNISASI
menyebabkan kematian. Selain itu juga menimbulkan toksin atau racun yang
berbahaya untuk jantung.

Batuk rejan yang juga dikenal Pertusis atau batuk 100 hari, disebabkan
bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini membuat penderita mengalami batuk
keras secara terus menerus dan bisa berakibat gangguan pernapasan dan saraf.
“Bila dibiarkan berlarut-larut, pertusis bisa menyebabkan infeksi di paru-paru.”
Selain itu, karena si penderita mengalami batuk keras yang terus menerus,
membuat ada tekanan pada pembuluh darah hingga bisa mengakibatkan kerusakan
otak.

Tetanus merupakan penyakit infeksi mendadak yang disebabkan toksin


dari clostridium tetani, bakteri yang terdapat di tanah atau kotoran binatang dan
manusia. Kuman-kuman itu masuk ke dalam tubuh melalui luka goresan atau luka
bakar yang telah terkontaminasi oleh tanah, atau dari gigi yang telah busuk atau
dari cairan congek. Luka kecil yang terjadi pada anak-anak pada saat bermain
dapat terinfeksi kuman ini. Apabila tidak dirawat penyakit ini dapat
mengakibatkan kejang dan kematian. Manusia tidak mempunyai kekebalan alami
terhadap tetanus sehingga perlindungannya harus diperoleh lewat imunisasi.

Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak anak umur dua bulan dengan
interval 4 – 6 minggu. DPT 1 diberikan umur 2 – 4 bulan, DPT 2 umur 3 – 5
bulan, dan DPT 3 umur 4 – 6 bulan. Ulangan selanjutnya, yaitu DPT 4 diberikan
satu tahun setelah DPT 3 pada usia 18 – 24 bulan, dan DPT 5 pada usia 5 – 7
tahun. Sejak tahun 1998, DPT 5 dapat diberikan pada kegiatan imunisasi di
sekolah dasar. Ulangan DPT 6 diberikan usia 12 tahun mengingat masih dijumpai
kasus difteri pada umur lebih besar dari 10 tahun. Dosis DPT adalah 0,5 ml.

Imunisasi DPT pada bayi tiga kali (3 dosis) akan memberikan imunitas
satu sampai 3 tahun. Ulangan DPT umur 18 – 24 bulan (DPT 4) akan
memperpanjang imunitas 5 tahun sampai umur 6-7 tahun. Dosis toksoid tetanus
kelima (DPT/DT 5) bila diberikan pada usia masuk sekolah akan memperpanjang

8 | IMUNISASI
imunitas 10 tahun lagi, yaitu sampai umur 17-18 tahun. Imunisasi ini akan
melindungi bayi dari tetanus apabila anak-anak tersebut sudah menjadi ibu kelak.
Dosis toksoid tetanus tambahan yang diberikan tahun berikutnya akan
memperpanjang imunitas 20 tahun lagi.

4). Polio

Untuk imunisasi dasar (3 kali pemberian) vaksin diberikan 2 tetes per oral
dengan interval tidak kurang dari dua minggu. Mengingat Indonesia merupakan
daerah endemik polio, sesuai pedoman PPI imunisasi polio diberikan segera
setelah lahir pada kunjungan pertama. Dengan demikian diperoleh daerah cakupan
yang luas.

Pemberian polio 1 saat bayi masih berada di rumah sakit atau rumah
bersalin dianjurkan saat bayi akan dipulangkan. Maksudnya tak lain agar tidak
mencemari bayi lain oleh karena virus polio hidup dapat dikeluarkan melalui tinja.
Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisai polio 4. Selanjutnya
saat masuk sekolah usia 5-6 tahun.

5). Campak

Vaksin campak diberikan dalam satu dosis 0,5 ml pada usia 9 bulan.
Hanya saja, mengingat kadar antibodi campak pada anak sekolah mulai
berkurang, dianjurkan pemberian vaksin campak ulangan pada saat masuk sekolah
dasar pada usia 5-6 tahun. Biasanya melalui program Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS).

2.5 Sasaran Imunisasi Dasar

a) Bayi 0 – 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.
b) 2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.
c) 3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

9 | IMUNISASI
2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi
Table pemberian imunisasi

2.7 Tempat Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi dapat diperoleh pada :

1) Posyandu
2) Puskesmas
3) Bidan / dokter praktek
4) Rumah bersalin
5) Rumah sakit

10 | IMUNISASI
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Imunisasi merupakan bagian yang penting dalam tahap kehidupan seorang
anak karena berfungsi sebagai pencegahan primer terhadap penyakit infeksi.
Dalam imunisasi aktif atau vaksinasi, sistem imunitas tubuh dirangsang untuk
mengenali dan memproduksi antibodi terhadap suatu bakteri atau virus penyebab
penyakit tertentu sehingga tubuh memiliki pertahanan yang lebih baik jika
sewaktu-waktu terinfeksi. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua dan
petugas kesehatan untuk memastikan seorang anak mendapatkan imunisasi sesuai
jadwalnya.

3.2 Saran
a. Bagi ibu agar pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap
kelengkapan imunisasi dasar, yang berarti bahwa semakin baik
pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi akan berpengaruh
meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
b. Bagi Tenaga Kesehatan berupaya untuk meningkatan pengetahuan ibu
tentang manfaat imunisasi dasar bagi bayi sehingga ibu yang
mempunyai bayi berusaha meningkatkan kelengkapan imunisasi bayi
melalui penyuluhanpenyuluhan di masyarakat.
c. Bagi Mahasiswa Keperawatan yaitu agar tau bagaimana penting nya
Imunisasi bagi bayi dan juga bagi anak.

11 | IMUNISASI
DAFTAR PUSTAKA

https://ejjariza.wordpress.com/2013/02/15/satuan-acara-penyuluhan-sap-promosi-
kesehatan-imunisasi/. Diakses pada tanggal 10 November 2017

https://rahmanbudyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah-kesehataan_imunisasi/.
Diakses pada tanggal 10 November 2017

12 | IMUNISASI

Anda mungkin juga menyukai