Anda di halaman 1dari 105

LAPORAN KUARTAL II

TIM NUSANTARA SEHAT

PUSKESMAS PASIKOLAGA
KABUPATEN MUNA

SULAWESI TENGGARA

OLEH :

dr. Ida Made Hrisikesa W.J.G.

Nur Idiani Islami, S.Farm., Apt.

Fransiskus Musu Fernandez, Amd.Kep.

Evi Nur Whidya, Amd.Keb.

Irsyadil Haq, AMAK

Lina Citra Sitinjak, Amd.KL.

TIM NUSANTARA SEHAT


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017
Laporan Kuartal II 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya
Laporan Kuartal II tim Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga ini dapat diselesaikan. Laporan kuartal
II ini merupakan laporan triwulan yang secara berkala dilaporkan. Pada laporan kuartal II ini memuat
laporan – laporan kegiatan yang berlangsung dari bulan September hingga November tahun 2016.
Dalam proses penyusunan laporan, tim dihadapkan oleh berbagai kendala sehingga laporan ini tidak
dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut
berbagai hal dalam peningkatan kualitas kesehatan manusia di Pasikolaga. Terdapat total 11 kegiatan
yang telah dilaksanakan. Kegiatan tersebut meliputi bidang Promosi Kesehatan yakni, Penyuluhan
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Cara Sikat Gigi yang Benar, Layar Suluh, Lomba Senam CTPS
(HKN 52), dan Gema Cermat. Dalam bidang Gizi masyarakat, berupa pemeriksaan antropometri balita
dan siswa sekolah serta pengolahan data dan Tindak lanjut hasil dan pemantauan status gizi. Dalam
bidang Kesehatan Lingkungan berupa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan metode Pemicuan
Jamban Sehat. Untuk Kesehatn Ibu dan Anak dan KB, berupa kegiatan kelas Ibu Hamil. Bidang Usaha
kesehatan sekolah berupa pelatihan P3K. Lokakarya Lintas Sektor pada Manajemen Puskesmas.
Sedangkan dalam Upaya Kesehatan Perorangan, Pelayanan Kesehatan Bergerak juga dilakukan.

Dalam laporan ini juga disertakan dokumentasi berupa foto – foto dan tautan video kegiatan.
Lampiran – lampiran memuat daftar hadir peserta serta hasil – hasil yang berkaitan dengan dokumen
kegiatan.

Berbagai kegiatan tersebut telah terlaksana dengan baik walaupun masih banyak kendala dan
kekurangan yang dihadapi. Namun demikian, demi terus meningkatkan pelayanan dan kualitas
kesehatan tim tetap berupaya dalam memberikan yang terbaik.

Pasikolaga, Februari 2017

Tim Nusantara Sehat Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………………………….. 2


Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………………… 3
BAB I Pemetaan Program Berkesinambungan ……………………………………………………………… 4
Bab II Plan Of Action …………………………………………………………………………………………………… 4
Bab III Program Intervensi …………………………………………………………………………………………. 5
III.1. Promosi Kesehatan ……………………………………………..…………………………………………. 6
1. Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun & Cara Sikat Gigi yang Benar …………….. 7
2. Layar Suluh ………………………………………………………………………………………………. 15
3. Lomba Senam CTPS (Perayaan HKN Ke-52) ……………………………………………….. 19
4. Gema Cermat …………………………………………………………………………………………… 25
III.2. Gizi Masyarakat ………………………………………………………………………………………………… 30
1. Pemeriksaan Antropometri Balita & Siswa Sekolah & Pengolahan Data ………. 31
2. Pemantauan Status Gizi ……………………………………………………………………………. 35
III.3. Kesehatan Lingkungan ………………………………………………………………………………………. 40
1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Dengan Metode Pemicuan ............................... 42
III.4. Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana ……………………………………………………… 53
1. Kelas Ibu Hamil ………………………………………………………………………………………………. 55
III.5. Usaha Kesehatan Sekolah ………………………………………………………………………………….. 62
1. Pelatihan P3K ……..………………………………………………………………………………………….. 63
III.6. Manajemen Puskesmas ……………………………………………………………………………………… 69
1. Lokakarya Lintas Sektor ………………………………………………………………………………….. 70
III.7. Upaya Kesehatan Perorangan …………………………………………………………………………… 74
1. Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) ……………………………………………………………….. 74
Lampiran – Lampiran ………………………………….……………………………………………………………... 79
1. Daftar Hadir Peserta Lomba Senam CTPS HKN Ke-52 ………………………………………… 80
2. Daftar Hadir Orang Tua/ Wali Siswa Tindak Lanjut Hasil Pendataan Status Gizi ……. 81
3. Daftar Hadir Peserta Kelas Ibu Hamil ………………………………………………………………… 83
4. Daftar Hadir Peserta Lokakarya Lintas Sektor Puskesmas Pasikolaga …………………… 84
5. Hasil Pre dan Post Test Pelatihan P3K UKS ………………………………………………………… 85
6. Surat Pernyataan Komitmen Bersama Lokakarya Lintas Sektor ……………………………. 87
7. Hasil Pendataan Dan Pengolahan Data Pemeriksaan Antropometri Siswa Sekolah …. 90
8. Daftar Masyarakat Yang Terpicu Dari Hasil Kegiatan Pemicuan Jamban Sehat Di 4
Desa Kecamatan Pasikolaga …………………………………………………………………………… 104

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 4

BAB I

PEMETAAN PROGRAM BERKESINAMBUNGAN


Pemetaan program telah dilaksanakan dan dilaporkan pada Laporan Awal.

BAB II

PLAN OF ACTION
Plan of Action (POA) telah dibuat dan dilaporkan pada Laporan Awal.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 5

BAB III
PROGRAM INTERVENSI

III.1. PROMOSI KESEHATAN

III.1.A. Latar Belakang Utama

Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk meningkatkan dan mengontrol derajat kesehatannya, baik
secara individu, kelompok, maupun masyarakat. sedangkan menurut Permenkes Nomor 74
tahun 2015, pasal 1 butir 3, Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan
masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat
agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal

Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah
pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan
kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses
penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial
masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan),
baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Orientasi pelayanan kesehatan harus digeser dari pelayanan kesehatan yang konvensional
(paradigma sakit) ke pelayanan kesehatan yang sesuai dengan paradigma baru (paradigma
sehat). Paradigma Sehat itu sendiri merupakan Cara pandang atau pola fikir pembangunan
kesehatan bersifat holistik, proaktif antisipatif, Melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah
dan Berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk
agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Untuk itu, ujung tombak dari percepatan pembangunan kesehatan di DTPK adalah
Puskesmas, dan salah satu dari upaya kesehatan wajib puskesmas yang harus ditingkatkan
kinerjanya adalah promosi kesehatan.

III.1.B. Tujuan Utama

 Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat dalam

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 6

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri melalui


pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.

 Tujuan Khusus
 Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para penentu
kebijakan dari berbagai pihak
 Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga
dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
 Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
 Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang efektif
dengan mempertimbangan kearifan lokal.

III.1.C. Metode Pelaksanaan


 Strategi
o Advokasi
o Pemberdayaan Masyarakat
o Kemitraan

 Metode
o Metode Promosi Individual
 bimbingan, penyuluhan, wawancara
o Metode Promosi Kelompok
 Kelompok Besar : Ceramah,Seminar;
 Kelompok Kecil : Diskusi, Brain Storming, Snow Ball, Role Play,
permainan Simulasi

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 7

III.1.D. Uraian Kegiatan

D.1. PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN & CARA SIKAT GIGI YANG BENAR
D.1.1. Latar Belakang

Perilaku kesehatan merupakan salah satu faktor determinan kesehatan seseorang. Berbagai
faktor dapat mempengaruhi perilaku seseorang, terlebih perilaku kesehatan. Baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Perilaku seseorang dapat dibentuk sedemikian rupa,
dimulai dengan proses tahu, mengerti dan mau melakukan.

Salah satu perilaku kesehatan yang cukup sering berdampak terhadap kesehatan sehari –
hari adalah mencuci tangan memakai sabun dan menyikag gigi yang benar. Tangan yang
selalu bersentuhan dengan berbagai hal dapat menjadi tempat penularan penyakit, utamanya
menyebabkan penyakit diare. Untuk itu, sangat penting menjaga kebersihan tangan dengan
cara mencuci tangan memakai sabun. Begitu pula dengan masalah kesehatan gigi dan mulut.
Banyak anak – anak yang mengalami permasalahan kesehatan gigi, antara lain gigi
berlubang. Salah satu penyebabnya adalah karena tidak menyikat gigi dengan baik dan
benar.

Untuk itu, perilaku kesehatan sejak dini harus mulai diperkenalkan dan diterapkan oleh anak
– anak. Dengan demikian upaya pencegahan penyakit yang sering terjadi dapat dicegah
seperti kasus diare dan gigi berlubang.

D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
2. Siswa memahami Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dapat mencegah penularan penyakit
3. Siswa mau dan mampu melakukan tahapan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan benar
4. Siswa memahami cara menyikat gigi yang baik dan benar
5. Siswa mampu melakukan tahapan cara menyikat gigi yang baik dan benar
6. Ikut berpartisipasi dalam peringatan Hari CTPS Sedunia
7. Ikut berpartisipasi dalam Bulan Kesehatan Gigi dan Mulut

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


Pihak Sekolah yaitu Kepala Sekolah dan Guru. Kepala sekolah sebagai pimpinan berperan
dalam memberikan izin kegiatan dan bertanggung jawab atas kesiapan sekolah dalam
menyiapkan para siswa.

Guru yang bersentuhan langsung dengan siswa berperan untuk membimbing dan mendidik
siswa. Dalam kegiatan guru membantu mengatur para siswa untuk mengikuti kegiatan
dangan tertib

D.1.4. Sasaran
Seluruh siswa Sekolah Dasar di enam SD se-kecamatan Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 8

D.1.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan dari tanggal 10 s.d. 15 Oktober 2016. Bertempat di masing – masing
halaman sekolah di SD 1 s.d. SD 6 Pasikolaga. Acara diawali dengan penyuluhan masal yaitu
memberikan penjelasan mengenai pentingnya mencuci tangan dengan sabun. Selanjutnya
siswa didemokan cara cuci tangan pakai sabun yang benar dengan perwakilan beberapa
siswa. Setelah itu praktek mandiri, siswa diajak untuk melakukan tahapan – tahapan cuci
tangan pakai sabun yang benar. Di akhir ditutup dengan penampilan senam CTPS dan
seluruh siswa diajak untuk melakukan senam CTPS.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


 Penyuluhan massal CTPS
 Demo praktek CTPS
 Praktek mandiri CTPS
 Senam CTPS

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
Seluruh siswa mampu melakukan tahapan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Benar
 Rencana Tindak Lanjut
o Advokasi pengadaan tempat cuci tangan dan sabun di sekolah
o Lomba senam CTPS

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Sarana air bersih di sekolah yang belum Advokasi kepala sekolah untuk mengadakan
1.
ada gentong/penampung air sebagai sarana CTPS

 Advokasi setiap pagi sebelum masuk kelas


Belum dilaksanakan secara rutin CTPS di
2. mencuci tangan pakai sabun/ diadakannya
sekolah
hari sehat

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 9

D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan :
Senam CTPS oleh tim Nusantara Sehat : https://youtu.be/bSkUc_XCl4w
Penyuluhan dengan Senam CTPS di SD : https://youtu.be/qYU_-LL-aXs

SD N 1 Pasikolaga
Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yg Benar di SD 1 Pasikolaga : https://youtu.be/ajZH-filZYQ

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 1 Pasikolaga

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 1 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 10

SD N 2 Pasikolaga
Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yg Benar di SD 2 Pasikolaga : https://youtu.be/SVVmfWPLl24

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 2 Pasikolaga

SD N 3 Pasikolaga
Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yg Benar di SD 3 Pasikolaga : https://youtu.be/pm4sFLrKFw4

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 2 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 11

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 3 Pasikolaga

SD N 4 Pasikolaga
Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yg Benar di SD 4 Pasikolaga : https://youtu.be/9cz4JnZfL7c

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 4 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 12

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 4 Pasikolaga

SD N 5 Pasikolaga
Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yg Benar di SD 4 Pasikolaga : https://youtu.be/7qutE97_1FA

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 5 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 13

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 5 Pasikolaga

SD N 6 Pasikolaga
Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yg Benar di SD 6 Pasikolaga : https://youtu.be/KAHUnq_P6IU

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 6 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 14

Penyuluhan CTPS dan Cara Sikat Gigi yang Benar di SD 6 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 15

D.2. LAYAR SULUH


D.2.1. Latar Belakang

Perilaku kesehatan atau usaha – usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Pengetahuan adalah hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan tindakan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada enam tingkatan
domain pengetahuan yaitu 1). Tahu, 2). Memahami; 3). Aplikasi; 4). Analisis; dan 5). Sintesa.
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni, kesadaran, tertarik, evaluasi, mencoba, dan menerima.

Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan


dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan. Dengan demikian,
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan
anjuran yang berhubungan dengan kesehatan.

Pemilihan media menjadi penting sebagai sarana dalam penyuluhan. Tidak sekedar berbicara
didepan orang banyak menyampaikan materi, dengan media/alat bantu, peserta penyuluhan
akan lebih paham dan mengerti. Salah satu contoh media penyuluhan adalah menggunakan
metode audio visual (film). Kombinasi metode ceramah dengan promosi kesehatan
menggunakan media film dirasa sangat membantu dalam menyampaikan bahan materi
kepada masyarakat. Masyarakat tidak hanya mendengar dari narasumber mengenai
penjelasan materi tetapi juga terbantu dengan gambaran visual yang ada di film.

Oleh karena itu, tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesadaran
menjaga kesehatan salah satunya dirasa perlu dilakukan dengan kegiatan penyuluhan
dengan menggunakan media film.

D.2.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingya menjaga kesehatan
3. Mengajak masyarakat lebih aktif dalam memeriksakan kesehatannya ke puskesmas

D.2.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan

Kepala Desa persiapan Matampe. Sebagai pimpinan di wilayahnya, kepala desa memberikan
izin untuk mengadakan kegiatan ini di pasar desa. Kepala desa dalam kapasitasnya
mendorong masyarakat sekitar untuk mennyiapkan berbagai sarana pendukung seperti
pembersihan tempat kegiatan, penyiapan Layar, sound sistem dan lainnya. Kepala Desa juga
mensosialisasikan kegiatan ini kepada warganya.

D.2.4. Sasaran
Masyarakat Umum yang datang ke pasar sore Desa persiapan Matampe

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 16

D.2.5. Rincian Kegiatan

Kegiatan Layar Suluh ini bertempat di pasar sore Desa persiapan Matampe, pada tanggal 12
November 2016. Dimulai dengan pemutaran video iklan layanan masyarakat dan video lucu
sekitar pukul 18.00 wita, acara penyuluhan menggunakan media film dimulai sekitar pukul
19.00. Selama kurang lebih satu jam penyuluhan yang dilakukan.

D.2.6. Metode Pelaksanaan

Penyuluhan menggunakan Media Film dan ceramah

D.2.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Masyarakat yang hadir cukup banyak saat pelaksanaan kegiatan.

 Rencana Tindak Lanjut


o Mengadakan penyuluhan menggunakan media film setiap satu bulan sekali
dengan tema dan film yang berbeda.

D.2.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Penyebaran informasi kegiatan lebih diperluas.


1. Sosialisasi belum maksimal
Perbanyak pamflet kegiatan

 Advokasi pengadaan sarana peminjaman


2. Sound system kurang maksimal
sound system yang lebih bagus

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 17

D.2.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan Layar Suluh : https://youtu.be/XuSOWjwiLPE

Penyuluhan dengan menggunakan film (Layar suluh) di Pasar Sore Desa Matampe

Penyuluhan dengan menggunakan film (Layar suluh) di Pasar Sore Desa Matampe

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 18

Penyuluhan dengan menggunakan film (Layar suluh) di Pasar Sore Desa Matampe

Penyuluhan dengan menggunakan film (Layar suluh) di Pasar Sore Desa Matampe

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 19

D. 3. LOMBA SENAM CTPS (PERAYAAN HKN KE-52)

D.3.1. Latar Belakang

Seseorang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni, kesadaran, tertarik, evaluasi, mencoba, dan menerima. Begitu pula dengan siswa
sekolah dasar yang diharapkan bisa menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satu
perilaku tersebut adalah mencuci tangan memakai sabun dapat dilakukan dalam
kesehariannya. Namun, untuk membentuk suatu perilaku baru harus dimulai dengan
kebiasaran, yang artinya perilaku itu dilakukan terus menerus hingga menjadi rutinitas.

Penyuluhan kesehatan yang telah dilakukan sebelumnya, yakni penyuluhan cuci tangan pakai
sabun dikombinasikan dengan senam CTPS, diharapkan mampu dipraktekan sehari-hari oleh
para siswa. Dengan senam CTPS yang lebih interaktif dan lirik lagu yang tepat, maka
penyuluhan yang dilakukan hanya dengan ceramah menjadi nilai tambah saat senam CTPS
dilakukan oleh para siswa.

Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52, menjadi momen tepat untuk
mengajak masyarakat terutama anak sekolah untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Untuk itu, lomba senam CTPS dipandang tepat sebagai representasi pemahaman penyuluhan
CTPS yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan diadakannya lomba senam ini, harapannya
kampanye ber-CTPS di kalangan siswa sekolah semakin meluas.

D.3.2. Tujuan
1. Meningkatkan kesadaran siswa sekolah dasar dalam melakukan CTPS
2. Sebagai tindak lanjut penyuluhan CTPS yang dilakukan sebelumnya
3. Sebagai ajang kreativitas siswa sekolah dasar
4. Sebagai bentuk partisipasi aktif siswa sekolah dasar setelah dilakukan penyuluhan
5. Ikut berpartisipasi dalam perayaan HKN ke-52

D.3.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


 Kepala Sekolah berperan sebagai penanggung jawab institusi sekolah, membantu dalam
mensosialisasikan lomba kepada siswa
 Guru berperan mendampingi siswa yang mengikuti lomba

D.3.4. Sasaran
Siswa Sekolah Dasar

D.3.5. Rincian Kegiatan


Lomba senam CTPS siswa SD tidak hanya bagian dari peringatan Hari Kesehatan Nasional
(HKN) ke-52, namun juga sebagai tindak lanjut dari penyuluhan yang telah dilakukan
sebelumnya. Promosi kesehatan dengan senam dipilih untuk memudahkan siswa dalam
menghapal gerakan cuci tangan pakai sabun. Dengan senam dan lagu yang dinyanyikan
pengenalan CTPS menjadi lebih menarik untuk siswa. Siswa yang telah diajarkan sebelumnya
melakukan senam CTPS, diundang untuk mengikuti lomba. Lomba dipilih sebagai sarana
menunjukan kreativitas dan kemampuan dalam berkompetisi. Sebanyak masing-masing 10

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 20

orang siswa perwakilan dari enam SD di kecamatan Pasikolaga, mengikuti kegiatan lomba
senam CTPS yang bertempat di halaman Puskesmas Pasikolaga. Bertepatan dengan Hari
Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 yakni hari sabtu, tanggal 12 November 2016 kegiatan ini
dilaksanakan. Hadir juga guru – guru mendampingi para siswa. Kegiatan dimulai pukul 08.00
wita dengan acara pertama senam CTPS bersama. Setelah itu dilanjutkan dengan lomba
senam CTPS. Sambil menunggu pengumuman pemenang lomba, acara games/ permainan
antar siswa juga memeriahkan suasana. Di penghujung acara selain pengumaman pemenang
lomba, juga dilakukan pemilihan Duta CTPS.

D.3.6. Metode Pelaksanaan


 Senam massal
 Lomba Senam CTPS
 Games

D.3.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Seluruh sekolah dasar di kecamatan pasikolaga (sebanyak 6 SD) berpartisipasi
dalam kegiatan ini
o Seluruh siswa perwakilan hafal gerakan

 Rencana Tindak Lanjut


o Dilakukan perekaman video senam CTPS yang dibawakan oleh juara 1 lomba
senam
o Menyebarluaskan video tersebut di media sosial
o Terus mempromosikan senam CTPS

D.3.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No. Evaluasi Rekomendasi

Melihat antusiasme peserta dan pihak


Lomba senam CTPS merupakan lomba
sekolah, diharapkan adanya lomba –
1. yang pertama kali diadakan oleh puskesmas
lomba lain yang bertujuan sebagai
Pasikolaga
promosi kesehatan

Perlunya strategi mengenai


Kegiatan tidak mendapat dukungan
2. pembiayaan kegiatan diluar program
Anggaran puskesmas
rutin puskesmas

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 21

D.3.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan HKN-57 : https://youtu.be/onSppggJLEk
https://youtu.be/S24zQjZJ_p0

Senam CTPS oleh SD N 3 Pasikolaga : https://youtu.be/_YOpot0f4YY

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Pembukaan

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Lomba Senam

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 22

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Games Outbound

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Games tanya jawab

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 23

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Games Tanya Jawab

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Pemilihan Duta CTPS

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 24

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Penyerahan Trophy & Hadiah

Perayaan HKN ke-52 Lomba Senam CTPS tingkat SD – Foto Bersama

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 25

D. 4. GEMA CERMAT

D.4.1. Latar Belakang


Gema Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) merupakan sebuah gerakan
yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan guna mewujudkan masyarakat yang bijak
dan cerdas dalam menggunakan obat sehari-hari. Mulai dari mendapatkan obat,
menggunakannya, menyimpannya di rumah, serta membuang obat yang sudah rusak dan
kadaluarsa.

Gerakan ini memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang bijak
dalam penggunaan obat. Karena dewasa ini, peredaran obat-obatan ditengah masyarakat
sudah sulit untuk dipantau, pada umumnya mereka bisa mendapatkan obat di warung dan
kios terdekat tanpa mengetahui apa sebenarnya fungsi dari obat yang dikonsumsi. Bahkan
obat-obat golongan keras dan antibiotik diperjualbelikan dengan bebas.

Permasalahan terbesar yang terjadi ditengah masyarakat, khususnya di wilayah kerja


Puskesmas Pasikolaga adalah penggunaan antibiotik secara sembarangan. Bagi mereka
antibiotik adalah obat yang dapat digunakan untuk semua jenis penyakit. Bahkan di warung
dan kios antibiotik dijual bebas tanpa adanya pengawasan dari pihak yang terkait. Hal ini
tentu akan meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik.

Hasil evaluasi terhadap penggunaan obat pasien, rata-rata pasien tidak paham dengan aturan
pakai obat yang tertera pada etiket, sehingga obat-obatan dengan aturan pakai khusus tidak
memberikan efek terapi pada pasien, karena kesalahan dalam penggunaan obat. Akibatnya
mereka menganggap obat yang diperoleh dari puskesmas tidak bagus dan tidak
menyembuhkan penyakitnya.

Sehingga dengan adanya gerakan ini, diharapkan masyarakat bisa bijak dalam menggunakan
obat, baik yang didapatkan di fasilitas kesehatan, apotek, maupun toko terdekat. Dengan
adanya gerakan ini, masyarakat diedukasi untuk peduli terhadap obat-obatan yang mereka
gunakan dan mengetahui bahaya dari obat tersebut jika tidak digunakan sesuai dengan
aturan pakainya. Sehingga paradigma masyarakat akan berubah dan kesalahan-kesalahan
dalam penggunaan obat dapat dihindari.

D.4.2. Tujuan
1. Mewujudkan masyarakat yang bijak dan cerdas menggunakan obat
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara penggunaan obat yang benar
3. Menurunkan faktor resiko resistensi antibiotik
4. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap obat-obatan yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan, apotek, maupun toko obat.

D.4.3. Pihak Yang Dilibatkan dan Peranan


Pihak yang dilibatkan dalam gerakan ini adalah semua lapisan masyarakat, mulai dari tenaga
kesehatan, kader kesehatan, dan masyarakat umum.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 26

D.4.4. Sasaran
Pengunjung Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan PKB.

D.4.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan Gema Cermat dilakukan selama bulan Desember 2016 pada setiap Posyandu Balita
dan Lansia setiap Desa (4 Desa) di Kecamatan Pasikolaga. Sebelum dilaksanakan kegiatan
posyandu terlebih dahulu diadakan penyuluhan. Selain ceramah menggunakan media lembar
balik, juga dipraktekkan cara penggunaan obat yang benar, seperti puyer, salep, tetes mata,
salep mata, tetes telinga, dll menggunakan alat peraga.

Materi yang diberikan terdiri dari:


a. Penggolongan Obat
b. Obat Generik dan Obat Paten
c. Bahaya penyalahgunaan antibiotik
d. Bentuk sediaan obat dan cara menggunakannya
e. DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang).
Di sesi terakhir diberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan jika ada
yang belum dimengerti.

D.4.6. Metode Pelaksanaan


1. Penyuluhan/Ceramah
2. Demo cara penggunaan Obat yang benar.

D.4.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


D.1.7.1 Capaian Indikator Keberhasil
Masyarakat yang mengikuti penyuluhan mengerti dengan materi yang disampaikan
terbukti dengan evaluasi yang dilakukan pada saat menerima obat dari apoteker,
mereka sudah mengetahui cara pakai obat yang didapatkan tanpa dijelaskan terlebih
dahulu.

D.1.7.2 Rencana Tindak Lanjut


Untuk kegiatan selanjutnya akan dilakukan secara berkelompok dan ada pendamping
dari tenaga kesehatan untuk masing-masing kelompok. Serta adanya pre-test dan
post-test sebagai media evaluasi yang memadai dalam gerakan ini.
Kegiatan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu untuk tenaga kesehatan, kader
kesehatan, dan masyarakat.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 27

D.4.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No. Evaluasi Rekomendasi

1. Tidak ada parameter yang terukur, untuk Diberikan pre test dan post test, sehingga
mengetahui pemahaman peserta terhadap terlihat pemahaman peserta terhadap materi
materi yang diberikan. yang diberikan.

2. Peserta sering bosan ketika mendengarkan Menggunakan media film/video dalam


penyuluhan berupa ceramah. menyampaikan materi (cara menggunakan
obat)

D.4.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan Gema Cermat : https://youtu.be/Zuq0Rd7nIl0

Penyuluhan di Desa Kolese

Penyuluhan di Desa Tampunabale

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 28

Demo Penggunaan Obat yang Benar

Penyuluhan DAGUSIBU

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 29

Penyuluhan Penggolongan Obat

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 30

III.2. GIZI MASYARAKAT

III.2.A. Latar Belakang Utama

Data Global Nutrition Report (2014) menyebutkan bahwa Indonesia termasuk Negara yang
memiliki masalah gizi yang kompleks. Hal ini ditunjukan dengan tingginya prevalensi stunting,
prevalensi wasting, dan masalah gizi lebih. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
menunjukan prevalensi gizi kurang pada balita fluktuatif dari 18,4% pada 2007, menurun
menjadi 17,9% pada 2010. Namun, meningkat lagi menjadi 19,6% pada 2013. Adapun
masalah stunting atu pendek pada balita ditunjukan dengan angka nasional 37,2%.

Masalah gizi memiliki dampak yang luas, tidak saja terhadap kesakitan, kecacatan, dan
kematian, tapi juga terhadap pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dengan
produktivitas optimal. Kualtias anak ditentukan sejak terjadinya konsepsi hingga masa balita.
Kecukupan gizi ibu selam hamil hingga anak berusia di bawh 5 tahun, serta pola pengasuhan
yang tepat akan memberikan kontribusi nyata dalam mencetak generasi unggul.

Perlu dukungan seluruh lapisan masyarakat dan lintas sector untuk menanggulangi
permasalahan gizi di negeri ini. Masalah gizi juga dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti
ekonomi, sosial, budaya, pola pengasuhan, pendidikan juga lingkungan, dan bukan hanya
masalah kesehatan saja.

III.2.B. Tujuan Utama


 Menurunkan angka permasalahan gizi (cth. Stunting, Wasting, Underweight, & Obese)
 Memperbaiki keadaan gizi masyarakat
 Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang

III.2.C. Metode Pelaksanaan


 Pemantauan/screening status gizi
 Pelayanan Gizi
 Penyuluhan/pendidikan gizi
 Pemberdayaan masyarakat

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 31

III.2.D. Uraian Kegiatan

D.1. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI BALITA & SISWA SEKOLAH & PENGOLAHAN DATA
D.1.1. Latar Belakang

Secara nasional gizi masih menjadi masalah prioritas yang harus ditangani. Terkait dengan
data riskesdas 2013, bahwa secara nasional data stunting sebesar 37,2%. Namun tidak
hanya stunting, baik kekurangan dan kelebihan gizi menjadi masalah kompleks yang dihadapi
bangsa ini. Untuk itu diperlukan penanganan yang tepat sasaran langsung ke masyarakat.
Namun, untuk membuat suatu perencenaan harus ditunjang pula dengan data – data yang
akurat. Data tersebut mampu memetakan permasalahn gizi yang ada di daerah tersebut.

Pasikolaga yang berada di kabupaten Muna, tidak terlepas dari permasalahan gizi, terutama
yang melanda usia belia. Namun, data yang menggambarkan kondisi gizi masyarakat
khususnya balita dan anak sekolah belum memadai. Untuk menunjang perencanaan program
gizi, maka dipandang perlu dilakukan pemeriksaan status gizi yang dilakukan dengan
pemeriksaan antropometri kepada balita dan siswa sekolah.

Tidak hanya dilakukan pemeriksaan, data yang ada kemudian diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik. Dari penyajian data ini harapannya memudahkan pihak stakeholder
dalam memahami tentang permasalahn gizi di masyarakat pasikolaga dan mau berkerjasama
dalam memperbaiki status gizi masyarakat.

D.1.2. Tujuan
1. Mengetahui status gizi balita dan siswa sekolah
2. Sebagai dasar dalam melakukan perencanaan program gizi masyarakat
3. Edukasi pentingya mengetahui status gizi

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


 Kepala sekolah : sebagai penanggung jawab insititusi tempat pelaksanaan kegiatan di
sekolah
 Guru : membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan
 Kader Kesehatan : membantu pemeriksaan antropometri pada bayi dan balita

D.1.4. Sasaran
 Bayi & Balita
 Siswa sekolah dasar kelas 1, 2, dan 3; Siswa SMP/MTs; dan Siswa SMA/MA

D.1.5. Rincian Kegiatan

Pemeriksaan antropometri untuk Balita dilakukan di masing – masing posyandu. Pada


posyandu dilakukan pengukuran antropometri yaitu berat badan dan panjang/ tinggi badan.
Khusus tinggi badan belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk siswa sekolah dasar dan
menengah pemeriksaan antropometri dilakukan bersamaan dengan kegiatan tahunan
penjaringan kesehatan. Setelah data antropometri terkumpul kemudian dilakukan input data
ke aplikasi Anthro/Anthro plus dari WHO. Kemudian perhitungan z-score yang muncul dari

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 32

aplikasi tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam indeks masing-masing penilaian


anthropometri yaitu, indeks berdasarkan BB/U, TB/U, BB/TB, dan IMT/U. Kegiatan ini
dilangsungkan pada bulan agustus – september 2016

D.1.6. Metode Pelaksanaan


 Pemeriksaan Anthropometri
 Tabulasi Data
 Input Data antropometri ke aplikasi Anthro/Anthro plus WHO
 Olah Data Z-score dari aplikasi Anthro/Anthro plus dengan Microsof Excel

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Pemeriksaan Anthropometri Bayi & Balita
 Pelaksanaan di 7 Posyandu (4 Desa)
 Jumlah balita yang diperiksa sebanyak 207 Balita
o Pemeriksaan anthropometri siswa sekolah
 Pelaksanaan di 6 SD, 2 SMP/MTs, 1 SMA/MA
 Jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 513 siswa
o Pengolahan Data
Pengolahan Data antropometri yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik
memudahkan bagi stakeholder dalam memahami permasalahan gizi yang ada.
Data tersebut dikelompokan berdasarkan kategori indeks antropometri yang
meliputi keadaan Gizi Kurang/buruk, Kurus, dan Pendek

 Rencana Tindak lanjut


o Hasil data antropometri yang telah diolah disampaikan kepada para stakeholder
saat lokakarya lintas sektor.
o Pertemuan dengan orangtua/wali murid sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan.

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Posyandu belum melakukan pemeriksaan Kader dibina dan diberikan pemahaman


anthropometeri dengan baik. Hanya dilakukan bahwa dalam melaksanakan pemeriksaan
1.
penimbangan BB yang rutin, sedangkan anthropometri tidak hanya BB yang diukur
lainnya belum. namun juga TB/PB.

Umur belum akurat. Tanggal lahir tidak sedikit


2. Perlunya data yang valid mengenai usia
yang lupa.

Pihak sekolah sudah bekerjasama dengan


baik, memberikan kesempatan untuk
Hasil dari pemeriksaan disampaikan kepada
3. melakukan kegiatan ini di sekolah namun
pihak sekolah
tahun – tahun sebelumnya belum pernah
disampaikan umpan balik hasil pemeriksaan

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 33

D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/xj2KAsbfe6A

Penjaringan kesehatan di SDN 4 Pasikolaga

Penjaringan Kesehatan di SD N 4 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 34

Pemeriksaan Antropometri

Penjaringan Kesehatan di SDN 1 Pasikolaga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 35

D.2. PEMANTAUAN STATUS GIZI


D.2.1. Latar Belakang

Dari hasil pemeriksaan status gizi yang telah dilakukan sebelumnya, khusus untuk siswa SD
didapatkan data sebagai berikut, Sebanyak enam sekolah dasar yang ada di kecamatan
Pasikolaga yang dilakukan penjaringan kesehatan. Dari enam SD tersebut, siswa kelas 1, 2,
dan 3 yang dilakukan pengukuran antropometri sebanyak 293 siswa. Kecuali siswa kelas 1 SD
1 Pasikolaga tidak dapat dilakukan penghitungan status gizi dikarenakan belum ada data
tanggal lahir untuk seluruh siswa kelas 1. Untuk SD 1 sebanyak 19 siswa (37%) yang
memiliki masalah gizi sedangkan 33 siswa (63%) dengan status gizi baik. untuk SD 2
Pasikolaga sebanyak 37 siswa (52%) dengan masalah gizi dan 34 siswa (48%) dengan status
gizi baik. Untuk SD 3 Pasikolaga 21 siswa 68% memiliki permasalahan gizi sedangkan 10
siswa (32%) dengan status gizi baik. Untuk SD 4 Pasikolaga sebanyak 21 siswa (54%)
memiliki permasalahan gizi dan 18 siswa (46%) dengan status gizi baik. Untuk SD 5
Pasikolaga 21 siswa (44%) memiliki permasalahan gizi dan 27 siswa (56%) dengan status
gizi baik. Untuk SD 6 Pasikolaga sebanyak 34 siswa (65%) memiliki permasalahan gizi
sedangkan 18 siswa (65%) dengan status gizi baik. Secara keseluruhan untuk semua SD
sebanyak 153 siswa memiliki permasalahan gizi (52%) sedangkan 140 siswa (48%) dengan
status gizi baik.

Berdasarkan indeks Berat badan menurut umur, kategori status gizi dikelompokan menjadi
gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih. Secara keseluruhan untuk semua SD,
sebanyak 22 siswa (8%) gizi buruk, 80 siswa (28%) gizi kurang, 183 siswa (64%) dengan
gizi baik, dan satu siswa dengan gizi lebih.

Berdasarkan indeks Tinggi/panjang badan menurut umur, terdapat tiga kategori status gizi
meliputi sangat pendek, pendek, normal. Secara keseluruhan SD sebanyak 10 siswa (3%)
sangat pendek, 53 siswa (18%) pendek, dan 230 siswa (79%) normal.

Berdasarkan indeks IMT menurut umur kategori status gizi dibagi menjadi sangat kurus,
kurus, normal, gemuk, dan obese. Secara keseluruhan untuk semua SD sebanyak 20 siswa
(7%) sangat kurus, 53 siswa (18%) kurus, 212 siswa (72%) normal, 6 siswa (2%) gemuk,
dan 2 siswa (1%) obese.

Dengan data tersebut maka dipandang perlu dilakukan tindak lanjut penanganan pada anak-
anak yang memiliki permasalahan status gizi, khususnya siswa SD.

D.2.2. Tujuan
1. Tindak lanjut dari pemeriksaan anthropometri yang telah dilakukan sebelumnya
2. Mengurangi angka permasalahan gizi (wasting, stunting, )
3. Edukasi kepada orangtua/ wali dalam menyediakan gizi seimbang keluarga

D.2.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


 Kepala Sekolah : Sebagai penanggung jawab institusi, membantu dalam pertemuan
terhadap orang tua/wali murid
 Kader : Membantu mensosialisasikan kegiatan pemantauan status gizi
 Orangtua/Wali : Melakukan perbaikan gizi dalam tingkat keluarga

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 36

D.2.4. Sasaran
 Orangtua/Wali Balita & Siswa
 Balita & Siswa Sekolah yang memiliki masalah gizi

D.2.5. Rincian Kegiatan

Setelah data status gizi diolah, didapatkan balita dan anak sekolah yang mengalami masalah
gizi. Selanjutnya diadakan pertemuan dengan orangtua/wali murid tersebut untuk
memberikan penjelasan dan rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan. Setelah
kesepakatan tercapai selanjutnya mengatur jadwal pemeriksaan anthropometri ulangan. Anak
– anak yang bermasalah gizi tersebut kemudian diukur ulang BB, TB serta dilakukan
pemeriksaan HB. Disaat pemeriksaan berlangsung, juga dilakukan penyuluhan mengenai gizi
seimbang kepada orang tua murid dan memberikan makanan tambahan kepada anak-anak.
Untuk SD 3, 5, dan 2 Pasikolaga pemantauan gizi dilakukan di Pustu desa Mataindaha,
sedangkan SD 1, 4, dan 6 Pasikolaga pemantuan gizi di Puskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan november 2016.

D.2.6. Metode Pelaksanaan


 Pertemuan dengan Orangtua/Wali murid (Diskusi/sharing)
 Pemantauan status gizi (pemeriksaan anthropometri & pemeriksaan Hb)
 Penyuluhan Gizi Seimbang

D.2.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Orangtua/wali murid yang memiliki masalah gizi hadir saat pertemuan di sekolah
(6 SD) masing – masing diadakan.
o Disepakatinya anak – anak yang memiliki masalah gizi berdasarkan pemeriksaan
anthropometri sebelumnya untuk dilakukan pemantauan/pengukuran ulang.
o Orangtua/wali murid membawa anak – anak nya saat dilakukan pemantuan gizi

 Rencana tindak lanjut :


o Pemantauan gizi tetap dilakukan. Jadwal pemantauan gizi setiap satu kali sebulan.
o Perlunya diadakan Klinik Gizi.
o Pemanfaatan sumber pangan setempat sebagai sumber gizi masyarakat.

D.2.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Advokasi kepada pihak sekolah untuk lebih


Masih ada orangtua/ wali murid yang tidak
1. aktif mensosialisasikan kepada orangtua/wali
hadir saat pertemuan di sekolah
murid yang anaknya memiliki masalah gizi

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 37

Masih ada orangtua/wali murid yang tidak


datang membawa anaknya ke pos/pustu
 Sosialisasi lebih aktif kepada pihak sekolah
2.
untuk dilakukan pemeriksaan antropometri dan orangtua/wali murid
lanjutan

 Sosialisasi jadwal tetap untuk pemantauan gizi


3. Jadwal yang masih berubah – ubah
anak sekolah kepada orangtua/wali murid

 Perlunya pengadaan lembar rekam medik


4. Berkas administrasi yang belum lengkap
status gizi dan berkas lainnya

 Pengadaan media penyuluhan seperti pamflet,


5. Media penyuluhan yang belum memadai
brosur dll

D.2.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/uvJ9CRCIYog

Pertemuan dengan orang tuas/wali siswa membahas tindak lanjut hasil pemeriksaan status gizi

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 38

Penyuluhan gizi seimbang pada saat pemantauan status gizi

Pemeriksaan Antropometri

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 39

Pemeriksaan HB

Pemberian makanan tambahan oleh swadaya orangtua siswa

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 40

III.3. KESEHATAN LINGKUNGAN


III.3.A. Latar Belakang Utama

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup: perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (limbah) dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha
kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan
lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya (Notoadmodjo, 2003).
Sedangkan menurut, WHO (World Health Organization) Kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia & lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia

Program kesehatan lingkungan adalah salah satu program pokok puskesmas yang berupaya
untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang
dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.

Ada (5) upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling

1) Penyehatan sumber air bersih (SAB)


Kegiatan upaya penyehatan air meliputi ; surveilans kjualitas air, inspeksi sanitasi
SAB, pemeriksaan kualitas air, pembinaan kelompok pemakai air.
2) Penyehatan lingkungan pemukiman (Pemeriksaan Rumah)
Sarana sanitasi dasar yang dipantau meliputi jamban keluarga (jaga), saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan tempat pengelolaan sampah (TPS).
3) Penyehatan tempat-tempat umum (TTU)
Penyehatan tempat-tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain,
pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas
rambut, dilakukan upaya pembinaan institusi rumah sakit dan sarana kesehatan
lain, sarana pendidikan dan perkantoran
4) Penyehatan tempat pengelola makanan (TPM)
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan
pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap-siagaan
dan penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan
makanan
5) Pemantauan Jentik nyamuk dan PSN (pemberantasan Sarang Nyamuk)
Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang
mungkin menjadi perindukan nyamuk.
6) Konsultasi kesling klinik sanitasi
Pemberian konsultasi gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit
yang berhubungan dengan lingkungan seperti; diare, kecacingan, penyakit kulit, TB
Paru, dan lainnya

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 41

III.3.B. Tujuan Utama

Tujuan utama kesehatan lingkungan adalah untuk melakukan Koreksi,


memperkecil/memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan serta
kesejahteraan hidup manusia dan untuk pencegahan, mengefisienkan pengaturan berbagai
sumber lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan juga kesejahteraan hidup manusia
serta untuk menghindarkan dari bahaya penyakit.

III.3.C. Metode Pelaksanaan

 Strategi
o Advokasi
o Pemberdayaan Masyarakat
o Kemitraan
 Metode
o Konseling/ penyuluhan
o Pemicuan/Ceramah

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 42

III.3.D. Uraian Kegiatan

D. 1. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN METODE PEMICUAN


D.1.1. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,
maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor risiko lingkungan. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
akan berkontribusi terhadap berbagai kasus penyakit berbasis lingkungan, seperti diare,
kecacingan, dll

Salah satu cara untuk meningatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi serta dalam
upaya mengendalikan penyakit bebasis lingkungan adalah dengan kegiatan terpadu
melalui pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat. STBM (Sanitasi Total Bebasis
Masyarakat) adalah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan jamban sehat.

Kecamatan Pasikolaga merupakan wilker Puskesmas Pasikolaga yang terdiri dari 4 Desa.
Dari hasil survey dan data kepemilikan jamban di 4 Desa Kecamatan Pasikolaga ditemukan
masih banyak masyarakat yang tidak memiliki jamban sehingga masyarakat BABS ( dilaut
dan dikebun ). Hal ini sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat Pasikolaga dan sangat
mengganggu nilai estetika. Oleh sebab itu, pemicuan jamban sehat sangat penting
dilakukan untuk Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku
masyarakat sehingga masyarakat sadar akan pentingnya jamban, mau merubah pola
kebiasaan buang air besar sembarangan, mau dan mampu membangun/membuat jamban
sehat tanpa bantuan maupun subsidi dari pemerintah.

Pemicuan merupakan suatu upaya untuk menimbulkan suatu “energy lebih” dalam
diri sesorang atau kelompok, sehingga terjadi suatu mata rantai gerakan yang exponensial
(menggelora, menggelegar bagai ombak samudra). Pemicuan kepada masyarakat untuk
stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) pada prinsipnya dapat dikelompokan
dalam 3 tahap, yaitu tahap pra pemicuan, tahap pelaksanaan pemicuan dan tahap pasca
pemicuan. Pentahapan tersebut tidak berarti ada pembagian atau pembatasan waktu yang
rigid, tetapi merupakan suatu proses yang mengalir dengan teratur dan
berkesinambungan, sebagai suatu kesatuan proses yang utuh dan dinamis.

D.1.2. Tujuan

Mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana masyarakat tidak berperilaku buang
air besar sembarang, dan masyarakat mau dan mampu membuat jamban sehat tanpa
subsidi/bantuan dari pemerintah.

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan

Yang berperan dalam kegiatan pemicuan jamban sehat adalah :

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 43

 Tenaga Sanitarian berperan sebagai lead facilitator yang menjadi motor utama kegiatan
pemicuan
 Tenaga kesehatan puskesmas berperan sebagai:
o co-facilitator yang membantu fasilitator utama sesuai dengan kesepakatan awal
atau tergantung situasi
o content recorder yang bertugas sebagai perekam proses, mencatat proses dan
hasil untuk kepentingan dan dokumentasi/pelaporan kegiatan
o process facilitator sebagai penjaga alur proses kegiatan , mengontrol supaya
sesuai dengan alur dan waktu dengan cara mengingatkan fasilitator .
 Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pemicuan jamban sehat
 Fasilitator PAMSIMAS
 Masyarakat
 Camat, Kepala Desa, TOMA, TOGA
 Petugas Dinkes

D.1.4. Sasaran

Sasaran dalam kegiatan ini adalah Seluruh masyarakat Kecamatan Pasikolaga, TOGA, TOMA,
Kades dan Camat

D.1.5. Rincian Kegiatan


1. Melengkapi data kepemilikan jamban
2. Koordinasi dengan kepala Desa untuk mengundang masyarakat hadir pada saat
pemicuan
3. Berkoordinasi dengan PAMSIMAS
Sehubungan dengan adanya program PAMSIMAS ( Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
berbasis Masyarakat) di Kecamatan Pasikolaga, Maka Puskesmas, Pemerintah Desa dan
PAMSIMAS bekerjasama dalam menjalankan program, dimana sebelum pengadaan air
minum tahap awal dalam program ini adalah Pemicuan jamban sehat, dimana masyarakat
harus berkomitmen membangun jamban dan stop BABS. Ketika masyarakat mau
berkomitmen maka tahap kedua program PAMSIMAS bisa dilaksanakan.

Adapun tahapan pemicuan adalah sebagai berikut :

1. Perkenalan tim
2. Pengantar dan menjelaskan bahwa kegiatan pemicuan tidak memberikan
subsidi/sumbangan kepada masyarakat.
3. Identifikasi penggunaan jamban
4. Pemetaan: masyarakat menggambar peta desa tersebut menggunakan tepung dan
membuat batas dusun dan tempat-tempat umum
5. Fasilitator membagikan kertas yang bertuliskan nama KK dan jumlah ART kemudian
masyarakat meletakkan posisi rumah masing-masing pada peta yang sudah digambar.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 44

6. Masyarakat mengambil serbuk dan meletakkan lokasi BAB. Jika di jamban maka serbuk
diletakkan diatas kertas, jika di laut/kebun maka serbuk diletakkan diluar kertas
7. Masyarakat mengamati peta desa tersebut dan melihat apa yang terjadi jika BAB
sembarangan
8. Menghitung volume tinja : menghitung jumlah KK,jiwa, berapa kali BAB sehari, berapa
yang dihasilkan kemudian kalikan dengan jumlah jiwa dan hitung volume yang dihasilkan
perhari,perminggu,perbulan dan pertahun kemudian bertanya kepada masyarakat
kemana semua kotoran tersebut.
9. Oral Fecal ( alur kontaminasi ) yang lebih rinci dijelaskan oleh dokter
10. Simulasi air yang terkontaminasi
11. Ajukan pertanyaan kepada masyarakat siapa yang mau berubah/stop BABS dan mau
buat jamban
12. Masyarakat yang mau berubah ( terpicu ) berkomitmen membuat jamban dan langsung
membuat kapan rencana mulai membuat jamban dan kapan selesai kemudian tanda
tangan
13. Penanda tanganan komitmen kontrak sosial (jadwal pembuatan jamban) antara
masyarakat dan pemerintah Desa

D.1.6. Metode Pelaksanaan

Kegiatan Koordinasi dengan Koordinasi Dengan


Pemicuan PAMSIMAS Pemerintah Desa

Penandatanganan
Kontrak SoSial

Metode pelaksanaan kegiatan pemicuan jamban sehat ini dimulai dari pemetaan kepemilikan
jamban dan menghitung persentase masyarakat yang tidak memiliki jamban. Dari hasil
pemetaan tersebut diketahui data kepemilikan jamban , kemudian koordinasi dengan
pemerintah Desa supaya masyarakat di undang pada saat kegiatan pemicuan, baik yang
memiliki jamban maupun tidak memiliki. Dari hasil pemicuan, masyarakat yang terpicu
berkomitmen untuk membangun jamban yang di tandatangani oleh masyarakat dan
diketahui oleh pemerintah Desa setempat.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 45

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Pencapaian dari kegiatan pemicuan jamban sehat Kecamatan Pasikolaga yaitu :
 Sebagian besar Peserta pemicuan yang hadir pada saat kegiatan tersebut terpicu dan
berkomitmen mau mengubah higienitasnya dengan cara membuat jamban sehat di
RUTA masing-masing
 Pemerintah Desa Tampunabale mencanangkan program jambanisasi 2017
 Mendapatkan dukungan dari stake holder untuk kegiatan pemicuan jamban sehat (
Kepala Desa, Camat, Dinkes )
 Rencana Tindak Lanjut

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

NO Evaluasi Rekomendasi

Masyarakat yang di undang tidak


Sebaiknya masyarakat antusias dalam kegiatan
1 semua hadir pada saat kegiatan
pemicuan
pemicuan

Masyarakat yang di undang rata- Sebaiknya yang di undang pada saat kegiatan
2
rata yang sudah memiliki jamban pemicuan mayoritas masyarakat yang tidak
memiliki jamban
Pada saat kegiatan pemicuan, pemerintah Desa
Pada saat kegiatan pemicuan, sebaiknya tidak menjanjikan memberikan
pemerintah Desa menjanjikan sumbangan/subsidi untuk membantu masyarakat
3 sumbangan/subsidi untuk dalam membuat jamban karna tujuan pemicuan
membantu masyarakat dalam adalah masyarakat mau dan mampu mengubah
membuat jamban pola kebiasaan BABS dengan membuat jamban
tanpa subsidi melainkan kesadaran sendiri.

Sebaiknya pemerintah Desa tidak


merekomendasikan pembangunan jamban umum
dikarenakan jamban umum kurang efektif jika
Pemerintah Desa berinisiatif digunakan bersama karna terkait dengan
4
membangun jamban umum kebersihan jamban dan jika pada malam
hari/musim hujan masyarakat BAB di kebun/dilaut
karena posisi jamban tidak berada dalam ruta
masing-masing.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 46

D.1.9. Dokumentasi
Tautan Video Kegiatan : https://youtu.be/FsLrvLbn7M0

1. DESA LAMBELU

Kegiatan Pemicuan di Desa Lambelu yang dihadiri oleh : Camat, Kepala Desa, Petugas Dinas
Kesehatan, Fasilitator Pamsimas, Tim Nusantara Sehat,Kepala Puskesmas dan Petugas Puskesmas
Pasikolaga

Proses Kegiatan Pemicuan di Balai Desa Lambelu

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 47

2. DESA TAMPUNABALE

Proses kegiatan pemicuan, Menggambar Peta Desa

3. DESA KOLESE

Kegiatan Pemicuan Yang Dihadiri Oleh Kepala Desa Kolese, Fasilitator Pamsimas, Tim Nusantara Sehat,
Kepala Puskesmas Dan Masyarakat Setempat.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 48

Masyarakat Meletakkan Lokasi Rumah Masing-Masing, Batas Dusun Dan Tempat-Tempat Umum Pada
Peta

Simulasi Air Yang Terkontaminasi

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 49

Foto Bersama Dengan Masyarakat Desa Kolese Yang Berkomitmen Membuat Jamban Di Ruta Masing-
Masing

Penandatanganan Kontrak Sosial Masyarakat Dan Pemerintah Setempat

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 50

4. DESA MATAINDAHA

Kegiatan Pemicuan Yang Dihadiri Oleh Kepala Desa, Fasilitator Pamsimas, Kepala Puskesmas, Tim
Nusantara Sehat Dan Nakes Puskesmas

Masyarakat Meletakkan Serbuk Lokasi Tempat BAB

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 51

Foto Bersama Dengan Masyarakat Yang Berkomitmen Membuat Jamban Di Ruta Masing-Masing

Penandatangan Komitmen Oleh Masyarakat Yang Mau Membuat Jamban

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 52

Penandatangan kontrak social oleh KaDes Mataindaha

Lembar Komitmen Kontrak Social Antara Masyarakat Dengan Pemerintah Desa

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 53

III.4. KESEHATAN IBU ANAK DAN KELUARGA BERENCANA

III.4.A. Latar Belakang Utama


Salah satu program pokok pelayanan kesehatan di puskesmas adalah pelayanan kesehatan
ibu dan anak. Pelayanan KIA yaitu program pelayanan kesehatan di puskesmas yang
ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk
berpartisipasi sebagai peserta KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan
bayi dan balita.

Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dapat mencegah tingginya
angka kematian. Di Indonesia, angka kematian bayi baru lahir pada anak-anak yang ibunya
mendapatkan pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh profesional medis adalah
seperlima dari angka kematian pada anak-anak yang ibunya tidak mendapatkan pelayanan
ini.

Proporsi persalinan di fasilitas kesehatan masih rendah, yaitu sebesar 55 persen. Lebih dari
setengah perempuan di 20 provinsi tidak mampu atau tidak mau menggunakan jenis fasilitas
kesehatan apapun, sebagai penggantinya mereka melahirkan di rumah mereka sendiri.
Perempuan yang melahirkan di fasilitas kesehatan memungkinkan untuk memperoleh akses
ke pelayanan obstetrik darurat dan perawatan bayi baru lahir, meskipun pelayanan ini tidak
selalu tersedia di semua fasilitas kesehatan.

Sekitar 61 persen perempuan usia 10-59 tahun melakukan empat kunjungan pelayanan
antenatal yang disyaratkan selama kehamilan terakhir mereka. Kebanyakan perempuan hamil
(72 persen) di Indonesia melakukan kunjungan pertama, tetapi putus sebelum empat
kunjungan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan. Kurang lebih 16 persen
perempuan (25 persen dari perdesaan dan 8 persen perempuan perkotaan) tidak pernah
mendapatkan pelayanan antenatal selama kehamilan terakhir mereka. Kualitas pelayanan
yang diterima selama kunjungan antenatal tidak memadai. Kementerian Kesehatan Indonesia
merekomendasikan komponen-komponen pelayanan antenatal yang berkualitas sebagai
berikut: (i) pengukuran tinggi dan berat badan, (ii) pengukuran tekanan darah, (iii) tablet zat
besi, (iv) imunisasi tetanus toksoid, (v) pemeriksaan perut, (vi) pengetesan sampel darah dan
urin dan (vii) informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan. Sekitar 86 dan 45 persen
perempuan hamil masing-masing telah diambil sampel darah mereka dan diberitahu tentang
tanda-tanda komplikasi kehamilan. Akan tetapi, hanya 20 persen perempuan hamil
mendapatkanl lima intervensi pertama secara lengkap, menurut Riskesdas 2010. Kementerian
Kesehatan merekomendasikan agar perempuan mendapatkan suntikan tetanus toksoid
selama dua kehamilan pertama, dengan suntikan penguat sekali selama setiap kehamilan
berikutnya untuk memberikan perlindungan penuh.

Kira-kira 31 persen ibu nifas mendapatkan pelayanan antenatal “tepat waktu.” Ini berarti
pelayanan dalam waktu 6 sampai 48 jam setelah melahirkan, seperti yang ditentukan oleh
Kementerian Kesehatan. Pelayanan pasca persalinan yang baik sangat penting, karena
sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi pada dua hari pertama dan pelayanan
pasca persalinan diperlukan untuk menangani komplikasi setelah persalinan.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 54

III.4.B. Tujuan

 Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif untuk ibu dan anak, menciptakan kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang yang optimal dan berkualitas.

 Khusus
1. Menyediakan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, ibu hamil, ibu besalin, ibu
nifas, keluarga berncana, ibu menyusui, pasangan usia subur dan anak
prasekolah secara komprehensif dan berkualitas.
2. Meningkatkan kemampuan ibu yaitu pengetahuan, sikap dan prilaku dengan
cara Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
3. Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas.
4. Melakukan deteksi dini kelainan/ penyakit/ gangguan yang diderita oleh ibu
hamil, bersalin dan nifas
5. Melakukan intervensi pada kelainan/ penyakit/ gangguan yang diderita oleh ibu
hamil, bersalin dan nifas secepat mungkin.
6. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan sistem
rujukan yang ada.
7. Meningkatkan kemampuan dan peran masyarakat, keluarga dan anggota
keluarganya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu,bayi balita, anak prasekolah
melalui peran ibu dan keluraga.

III.4.C. Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam pelayanan KIA adalah promosi kesehatan (penyuluhan
individu atau massal), pemeriksaan, pelayanan medis, dan kunjungan.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 55

III.4.D. Uraian Kegiatan

D. 1. KELAS IBU HAMIL


D.1.1. Latar Belakang

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak tersebut,
maka dapat dilakukan suatu penyuluhan kesehatan ibu dan anak. Dewasa ini masih banyak
Penyuluhan yang dilakukan melalui konsultasi perorangan atau perkasus yang diberikan
bidan atau petugas lain pada saat pemeriksaan antenatal atau pada kegiatan posyandu.
Namun demikian kegiatan tersebut terkadang tidak dapat dilaksanakan dengan optimal
mengingat pengetahuan yang diperoleh ibu hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi tersebut. Disamping itu, petugas biasanya tidak mempunyai cukup
waktu untuk dapat memberikan penyuluhan secara perorangan.

Salah satu upaya untuk dapat memberikan pengetahuan yang cukup kepada ibu hamil dan
keluarga adalah melalui kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil merupakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui sarana belajar kelompok tentang kesehatan ibu hamil dengan
memanfaatkan buku KIA. Dengan kegiatan kelas ibu hamil ini suami dan keluarga akan
dilibatkan sehingga dapat memahami kondisi ibu hamil sampai dengan melahirkan dan
merawat bayi.

Kelas lbu hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu ibu mengenai kehamilan, persalinan, nifas KB psca
persalinan pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik/senam hamil.
Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah peserta peserta
maksimal 10 orang. Dikelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar
pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta
dapat dilakukan terjadwal dan berkesinambungan serta di fasilitasi oleh tenaga kesehatan
bidan

D.1.2. Tujuan Umum dan Khusus


 Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

 Khusus :
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 56

2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang:


a. Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,perubahan
tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya,
apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk
pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia).
b. Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan
suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi
oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan P4K(perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi).
c. Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
d. Perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ekslusif?, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e. KB pasca persalinan.
f. Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1 injeksi,
g. tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
h. pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
i. Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak.
j. Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan
k. penanganan malaria pada ibu hamil).

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


a. Kepala Puskesmas bertanggung jawab dalam monitoring dan evaluasi kegiatan kelas ibu
hamil.
b. Bidan Puskesmas, Bidan desa dan Bidan Koordinator sebagai fasilitator dalam kegiatan
kelas ibu hamil. Mempersiapkan Materi yang akan disampaikan, mempersiapkan media
dan tempat, dan memimpin berjalannya kegiatan berlangsung serta melakukan
pencatatan, pelaporan monitoring dan evaluasi.

D.1.4. Sasaran
Sasaran kelas ibu hamil adalah ibu hamil dan suami/keluarga. Peserta kelas ibu hamil adalah
ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi
ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah
peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta
minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya
materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

D.1.5. Rincian Kegiatan


Kelas ibu hamil adalah kegiatan yang merupakan pengembangan dari pemeriksaan antenatal
terpadu. Pada kegiatan ini di wilayah kerja Puskesmas Pasikolaga yang terdiri dari 4 desa
dilakukan 1 kali setiap bulan pada minggu ketiga. Dengan rincian kegiatan dengan melakukan

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 57

pertemuan ibu hamil, pembentukan kelas hamil, perencanaan jadwal dan tempat untuk
pertemuan berikutnya, sosialisasi kelas ibu hamil di masyarakat,pelaksanaan kelas ibu hamil
serta pencatatan & pelaporan.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


Dalam kegiatan kelas ibu hamil ini menggunakan metode Balajar Orang Dewasa (BOD) yaitu:

Pemaparkan materi (ceramah)

Penugasan (peserta ditugaskan untuk membaca buku KIA / leaflet

(Agar peserta aktif sehingga terbangun komunikasi interaktif dan suasana yg kondusif)

Tanya Jawab

Demonstrasi & Praktek

(Peserta dapat belajar melalui praktik langsung agar lebih paham atas materi yang didemonstrasikan)

Monitoring dan Evaluasi

(Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta masalah dalam
pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan dan
pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya).

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
 Sebagian besar ibu hamil datang dan mengikuti kelas ibu hamil
 Ibu bersalin dengan tenaga kesehatan.
 Ibu memahami materi yg diberikan sehingga pengetahun ibu hamil yang hadir dapat
bertambah sehingga ibu dapat berperilku sehat dikehamilan saat dan siklus
hidupnya.
 Bidan desa rutin mengadakan kelas ibu hamil setiap bulannya.

 Rencana Tindak Lanjut


 Memonitoring dan evaluasi pada setiap kegiatan kelas ibu hamil

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 58

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Ada beberapa ibu hamil di desa yang tidak Meningkatkaan informasi tentang jadwal
1.
hadir di kelas ibu hamil. dan memotivasi peserta (ibu hamil)

Ibu hamil yang mengikti kelas ibu hamil Peserta yang datang diharapkan tetap

mempunyai usia kehamilan yang berbeda memperhatikan materi yang diberikan

sehingga materi yang diberikan berdasarkan walaupun tidak sesuai dengan usia

2. usia kehamilan dengan peserta terbanyak kehamilanya karena semua materi sangat

karena tidak bisa dibagi dalam beberapa bermanfaat.

kelas sesuai umur kehamilan karena kelas


ibu hamil sedikit.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 59

D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/KZpwNb_RZOY

 Desa Tampunabale

Optimalisasi kelas ibu hamil di desa tampunabale, mayoritas peserta ibu hamil trimester 3

Optimalisasi kelas ibu hamil di desa tampunabale, mayoritas peserta ibu hamil trimester 3

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 60

Optimalisasi kelas ibu hamil di desa tampunabale, mayoritas peserta ibu hamil trimester 3

Optimalisasi kelas ibu hamil di desa tampunabale, mayoritas peserta ibu hamil trimester 3

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 61

 Desa Lambelu

Kelas ibu hamil di desa lambelu bersama dengan bidan koordinator puskesmas pasikolaga dan bidan
desa Lambelu.

 Desa Mataindaha

Kelas ibu hamil di desa Matahindaha bersama bidan Desa Mataindaha

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 62

III.5. USAHA KESEHATAN SEKOLAH


III.5.A. Latar Belakang Utama

UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah
dan lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang
pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA.

Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah. Sebagai suatu institusi
pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi
kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan
lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Dari segi populasi, promosi kesehatan
di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat
umum/keluarga.

Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS secara langsung berhubungan dengan
Promosi kesehatan di sekolah yang merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah
melalui kegiatan utama ;
1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah Trias UkS

III.5.B. Tujuan Utama

Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.

Tujuan khusus
Agar peserta didik ;
1. Memiliki pengetahuan/sikap/keterampilan untuk berprilaku hidup sehat.
2. Sehat jasmani/rohani/sosial
3. Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol
dan obat berbahaya lainnya

III.5.C. Metode Pelaksanaan


 Pembentukan Tim Pembina dan Pelaksana UKS
 Pembinaan dan Pelatihan UKS

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 63

III.5.D. Uraian Kegiatan

D. 1. PELATIHAN P3K
D.1.1. Latar Belakang

UKS (Usaha Kegiatan Sekolah) merupakan suatu wahana untuk meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik. Dalam mencapai tujuannya, ruang lingkup UKS terdiri atas
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah. Pendidikan
kesehatan melingkupi segala kegiatan yang bersifat promosi kesehatan, berupa transfer
informasi dan pengatahuan kepada peserta didik. Begitu pula dengan pembinaan lingkungan
sekolah, peserta didik dituntut untuk berprilaku aktif menjaga kesehatan di lingkungan
sekolah. Walaupun sebagian besar kegiatan UKS meliputi promotif dan preventif, upaya
pelayanan kesehatan tidak dapat dikesampingkan.

Salah satu kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah adalah penanganan masalah kesehatan
yang dapat ditangani segera oleh tim pelaksana uks sebelum di rujuk ke faskes selanjutnya.
Masalah kesehatan sehari-hari yang dapat dijumpai di sekolah berupa kegawatdaruratan yang
mungkin terjadi pada peserta didik selama melangsungkan aktifitas di sekolah. Hal – hal
tersebut seperti, kejadian luka, pingsan, sesak nafas akibat tersedak, kecelakaan bermain di
sekolah dan sebagainya.

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) sangat penting dilakukan pada korban sebelum
di rujuk ke faskes. Sebab, dengan pertolongan pertama yang tepat keparahan yang terjadi
pada korban dapat dicegah. Untuk itulah, pengetahuan dan keterampilan dasar P3K tersebut
sudah tentu wajib dipahami oleh tim pelaksana UKS. Sehingga, ketika ada kecelakaan
terhadap peseta didik, dapat dilakukan penanganan awal yang cepat dan tepat.

D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan tim pelaksana UKS dalam hal P3K
2. Meningkatkan keterampilan tim pelaksanan UKS dalam hal P3K
3. Dapat melakukan secara mandiri penanganan P3K

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


 Kepala Sekolah : Sebagai pimpinan di institusi sekolah selaku penanggung jawab
 Guru : Sebagai pembina UKS dan pendamping siswa yang mengikuti
pelatihan

D.1.4. Sasaran
Guru dan Siswa sekolah SD, SMP, & SMA

D.1.5. Rincian Kegiatan


Pelatihan P3K UKS dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2016 bertempat di Puskesmas
Pasikolaga. Sebanyak masing – masing 3 orang siswa dan 1 orang guru sebagai perwakilan
masing – masing Sekolah Dasar dan Menengah. Sebanyak siswa 21 orang dan 6 guru hadir
saat kegiatan. Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 pagi, diawali dengan registrasi dan

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 64

pembukaan. Selanjutnya, soal pre-test diberikan kepada peserta. Penyampaian materi secara
umum dibagi menjadi dua, yaitu materi penanganan luka secara umum dan penanganan
kegawatdaruratan sehari – hari. Sebelum praktek dimulai, demo di kelas besar dilakukan
untuk memberikan gambaran mengenai tahapan penanganan luka dan kegawatdaruratan.
Setelah itu, kelas dibagi menjadi tiga, masing – masing kelas didampingi untuk memandu
demo prakte secara terpimpin. Kemudian, peserta melakukan mandiri praktek penanganan
luka dan kegawatdaruratan yang telah diajarkan. Terakhir ditutup dengan peserta menjawab
soal – soal post test.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


 Penyampaian Materi secara umum
 Demo praktek besar
 Demo terpimpin per kelompok
 Praktek mandiri
 Pre – Post Test

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator Keberhasilan
o Enam sekolah mengirimkan perwakilan untuk mengikuti kegiatan pelatihan
o Terjadi peningkatan pengetahuan dilihat dari hasil pre test (rata-rata 3,6) dan
post test (rata-rata 7,5)
o Peserta mampu melakukan praktek mandiri penanganan luka dan
kegawatdaruratan

 Rencana Tindak Lanjut


o Penyegaran materi pelatihan
o Pelatihan dokter kecil
o Pembentukan/ pembinaan TP UKS

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Adanya perwakilan Sekolah yang tidak Memaksimalkan sosialisasi akan pentingnya


1.
hadir acara pelatihan kepada pihak sekolah

 Dipertimbangkan pelatihan dibagi menjadi


2. Materi cukup padat namun waktu terbatas
beberapa sesi/ hari yang berbeda.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 65

D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/k7Jwo93YLW4

Pelatihan P3K UKS (Pembukaan)

Pelatihan P3K UKS (Penyampaian Materi)

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 66

Pelatihan P3K UKS (Demo Praktek)

Pelatihan P3K UKS (Praktek Terpimpin)

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 67

Pelatihan P3K UKS (Praktek Mandiri)

Pelatihan P3K UKS (Praktek Mandiri)

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 68

Pelatihan P3K UKS (Pre & Post Test)

Pelatihan P3K UKS (Foto bersama)

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 69

III.6. MANAJEMEN PUSKESMAS

III.6.A. Latar Belakang Utama

Pelayanan kesehatan di puskesmas akan diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna
layanan jika pelayanan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti
menggunakan pendekatan manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan
produktif. Untuk bisa menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf harus
menerapkan prinsip – prinsip manajemen.

Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi untuk
membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga dapat
digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan
kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan
atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatn dan non-petugas kesehatan masyarakat
melalui program kesehatan.

Untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien, pimpinan Puskesmas dituntut
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan
oleh pimpinan Puskesmas secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan. Banyak
ahli manajemen mengemukakan teori tentang fungsi-fungsi manajemen, tergantung dari
sudut pandangnya. Ada beberapa rumusan fungsi-fungsi manajemen, sebagai berikut yaitu,
Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan
Pelaksanaan), Controlling (Pengawasan/Pembimbingan), dan Evaluating (Penilaian).

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas bertujuan untuk mendukung


tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah
kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tinginya. Untuk mewujudkan
tujuan Puskesmas tersebut, perlu dijabarkan dalam tujuan, sasaran, dan target rencana
operasional Puskesmas.

Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan
berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen. Penerapan manajemen kesehatan di puskesmas terdiri dari, Lokakarya Mini
Puskesmas dan Lokakarya Lintas Sektor.

III.6.B. Tujuan Utama


Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui program – program kesehatan
yang dilakukan secara efisien, efektif, dan produktif.

III.6.C. Metode Pelaksanaan


Rapat

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 70

III.6.D. Uraian Kegiatan

D. 1. LOKAKARYA LINTAS SEKTOR


D.1.1. Latar Belakang

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, petugas


puskesmas tidak hanya menjalankan fungsinya memberikan pelayanan pengobatan namun
diperlukan suatu manajemen yang baik yang dilakukan oleh pimpinan puskesmas agar semua
pelayanan berjalan efektif dan efisien.

Namun, dalam pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja puskesmas, tidak dapat
dilakukan oleh dari segi kesehatan saja. Pembangunan kesehatan harus melibatkan berbagai
pihak apakah aparat pemerintah, tokoh masyarakat, tenaga pendidik, ataupun pihak swasta.
Karena kompleksitas permasalahan kesehatan yang ada tidak memungkinkan masalah
tersebut diselesaikan oleh tenaga kesehatan saja.

Untuk itulah pelibatan lintas sektor menjadi penting. Bersama – sama memberikan kontribusi
terhadap penanganan masalah kesehatan yang ada. Tetapi untuk melibatkan berbagai pihak
diluar tenaga kesehatan tersebut tidaklah mudah. Oleh karena nya, data – data yang
menampilkan kondisi kesehatan masyarakat disajikan kepada stakeholder, setelah pemaparan
permasalahan kesehatan dan dengan diskusi yang baik harapannya seluruh pemangku
kepentingan memahami dan mau berkontribusi.

D.1.2. Tujuan
1. Mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas sektoral sebelumnya
2. Membahas masalah dan hambatan yang dihadapi
3. Merumuskan mekanisme/ rencan kerja berikutnya
4. Meminta dukungan berbagai pihak dalam komitmen pembangunan kesehatan

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


Camat sebagai pimpinan wilayah berperan sebagai koordinator dalam kegiatan ini.

D.1.4. Sasaran
Camat, Kepala Desa, Kepala Sekolah, dan Kader.

D.1.5. Rincian Kegiatan


Lokakarya lintas sektor yang dihadiri oleh Camat, para kepala desa, kepala sekolah, dan
kader kesehatan dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2016, bertempat di puskesmas
pasikolaga. Diawali pembukaan oleh camat pasikolaga, selanjutnya penyampaian mater –
materi yaitu sekilas pandang program Indonesia Sehat, perkenalan tim Nusantara Sehat,
kondisi status kesehatan masyarakat pasikolaga (capaian program), dan hasil survei cepat
Keluarga sehat. Kemudian dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Setelah terjalinnya
kesepahaman, surat pernyataan komitmen bersama ditandatangani oleh berbagai pihak
sebagai bentuk komitmen dalam mendukung berbagai program kesehatan.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 71

D.1.6. Metode Pelaksanaan


 Penyampaian Materi
 Diskusi
 Penandatanganan komitmen

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


 Capaian Indikator keberhasilan
o Hadirnya Camat, Kepala Desa, Kepala Sekolah dan Kader sesuai dengan harapan
o Terjalinnya kesepahaman dan kesepakatan bersama dengan ditandatanganinya
surat pernyataan komitmen bersama

 Rencana Tindak Lanjut


o Masalah – masalah kesehatan yang telah dipaparkan akan ditindaklanjuti dengan
kerjasama antar pihak yang berkepentingan

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

- Surat pernyataan komitmen bersama


yang telah ditandatangani agar
ditindaklanjuti, agar berbagai pihak
Peran Lintas sektor masih kurang terlibat dalam lintas sektor terlibat aktif dalam
1.
aktif dalam pembangunan kesehatan pembangunan kesehatan
- Tindaklanjut kerjasama secara khusus
terhadap pemangku kebiijakan, berupa
perjanjian atau MoU

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 72

D.1.9. Dokumentasi
Tautan Video Kegiatan : https://youtu.be/hv4a-eVHYnk

Penyampaian materi saat lokakarya lintas sektor

Penyampaian materi saat lokakarya lintas sektor

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 73

Penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen Bersama

Lokakarya Lintas Sektor – Foto bersama

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 74

III.7. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

III.1.A. Latar Belakang Utama


Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, eterintegrasu dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Puskesmas wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit, pelaporan


penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah serta
dalam melaksanakan program prioritas pemerintah. Lingkup upaya kesehatan Puskesmas
meliputi Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang
saling berkaitan.

Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas
untuk ememlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.

III.1.B. Tujuan Utama


Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan, pencegaran, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.

III.1.C. Metode Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam melaksanakan upaya kesehatan perseorangan meliputi
pemeriksaan kesehatan umum, pelayanan laboratorium sederhana, kefarmasian, dan
konseling kesehatan.

III.1.D. Uraian Kegiatan

D. 5. Pelayanan Kesehatan Bergerak


D.1.1. Latar Belakang
Pelayanan Kesehatan Bergerak merupakan sebuah terobosan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah yang sulit diakses
karena terhalang oleh kondisi geografis. Selain itu PKB juga ditujukan untuk daerah yang
sangat jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.

Kebanyakan masyarakat terutama di daerah Pasikolaga, sangat jarang ke Puskesmas, mereka


lebih memilih menunggu pelayanan yang dilakukan saat Posyandu (1 kali dalam sebulan)
untuk memeriksakan kesehatannya. PKB terutama ditujukan untuk pasien hipertensi yang
harus mendapatkan obat dan pemeriksaan berkelanjutan dan jumlah kasusnya lumayan
banyak di Desa Mataindaha dan Kolese. Desa ini terletak di sepanjang pantai dan cukup jauh
dari Puskesmas. Sehingga PKB ini akan sangat membantu bagi pasien disana.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 75

D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan bagi desa yang jauh dari fasilitas kesehatan dan
terhalang kondisi geografis
3. Memudahkan masyarakat untuk berobat

D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan


a. Kepala desa, Mendukung terlaksananya Pelayanan Kesehatan Bergerak serta
memfasilitasi tempat PKB.
b. Kader kesehatan, Mensosialisasikan kegiatan kepada masyarakat untuk berobat pada
jadwal yang telah disepakati.
c. Bidan desa, Bekerjasama dengan Tim PKB untuk melakukan pelayanan dan
mensosialisasikan kegiatan ini.
d. Tim PKB (Dokter, Aopoteker, Perawat, Analis Laboratorium), melakukan pelayanan
kesehatan.

D.1.4. Sasaran
Masyarakat Desa Mataindaha

D.1.5. Rincian Kegiatan


Kegiatan PKB dilakukan dari bulan Oktober 2016 minggu ke tiga, minggu pertama dan ketiga
November 2016. Kegiatan ini dilakukan pada minggu pertama dan ketiga setiap bulannya.
Karena pada minggu kedua dilakukan posyandu balita dan minggu keempat posyandu lansia.
Sehingga setiap minggu masyarakat dapat berobat dan melakukan pengecekan kesehatan
lainnya. PKB dilakukan di Pustu Desa Mataindaha, pada hari jumat mulai dari jam 08:00-
12:00 WITA.
Kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah:
a. Registrasi Pasien
Pasien yang mendaftar untuk berobat dibuatkan rekam medisnya, dan dicantumkan
nomor urut, agar memudahkan saat berobat selanjutnya.
b. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan Tekanan Darah
Perawat melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan (jika diperlukan), dan
pengukuran tekanan darah sebelum diperiksa oleh dokter.
c. Pemeriksaan dan Konsultasi dengan Dokter
Selanjutnya pasien masuk ke ruang dokter dan membawa rekam medis. Dokter
melakukan pada pemeriksaan dan memberikan resep kepada pasien.
d. Pelayanan kefarmasian (Penyerahan Obat, Pemberian Informasi Obat, dan Konseling)
Pasien menyerahkan resep dan rekam medis kepada apoteker untuk disiapkan obatnya.
Kemudian apoteker menjelaskan obat yang didapat oleh pasien, jika termasuk kedalam
kriteria konseling maka dilakukan konseling dan dicatat. Pelayanan pada pasien di catat
dalam Patient Medical Record (PMR)
e. Pemeriksaan Laboratorium (Gula darah, Kolesterol, Asam Urat, dan Hb)

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 76

Bagi pasien yang ingin melakukan pemeriksaan darah, atau yang direkomendasikan oleh
dokter, maka diperiksakan terlebih dahulu oleh analis, kemudian hasilnya diserahkan ke
dokter untuk ditindaklanjuti.

D.1.6. Metode Pelaksanaan


- Pengobatan
- KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
- Pelayanan Farmasi Klinik

D.1.7. Capaian Indikator Keberhasilan dan Rencana Tindak Lanjut


D.1.7.1 Capaian Indikator Keberhasilan
Jumlah pasien yang dilayani adalah

D.1.7.2 Rencana Tindak Lanjut


Bulan selanjutnya, diadakan di dua desa yaitu Mataindaha dan Kolese. Dilakukan
survey kepuasan pasien, dan meningkatkan soaialisai kepada masyarakat untuk
datang pada saat PKB.

D.1.8. Evaluasi dan Rekomendasi

No Evaluasi Rekomendasi

Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat untuk


1. Jumlah pasien yang masih belum banyak.
datang pada saat PKB.

Fasilitas yang belum lengkap, seperti meja


 Melengkapi fasilitas yang belum ada, dan
2. dan kursi, serta alat kesehatan dan obat- bekerjasama dengan pihak aparat desa dalam
obatan. melengkapi peralatan tersebut.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 77

D.1.9. Dokumentasi

Pemeriksaan Tekanan Darah pada pasien

Pemeriksaan kesehatan dan konseling pada pasien

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 78

Pemberian dan konseling penggunaan obat kepada pasien

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 79

LAMPIRAN
-
LAMPIRAN

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 80

Lampiran 1

DAFTAR HADIR PESERTA

LOMBA SENAM CTPS HKN KE-52

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 81

Lampiran 2

DAFTAR HADIR ORANG TUA/ WALI SISWA


TINDAK LANJUT HASIL PENDATAAN STATUS GIZI

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 82

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 83

Lampiran 3

DAFTAR HADIR PESERTA KELAS IBU HAMIL

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 84

Lampiran 4
DAFTAR HADIR PESERTA
LOKAKARYA LINTAS SEKTOR
PUSKESMAS PASIKOLAGA

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 85

Lampiran 5

Hasil Pre dan Post Test

Pelatihan P3K UKS

1. Tabel Nilai Hasil Pre Test & Post Test

No Nama Sekolah Nilai Pre Test Nilai Post Test


1 Siti Samaji S.Pd. SMP N 1 Pasikolaga 4 10
2 LD. Nawirudin MAS Al Muhajirin 3 10
3 Safrin SD N 1 Pasikolaga 3 8
4 Arnianti MAS Al Muhajirin 3 10
5 Hermawan MTS N 5 Muna 4 7
6 Sukma Akhir P. SD N 2 Pasikolaga 2 6
7 Fatimatul Husna SD N 4 Pasikolaga 1 7
8 Mudini Arifin SD N 4 Pasikolaga 2 7
9 Dedi SD N 4 Pasikolaga 2 3
10 Andika SD N 1 Pasikolaga 1 1
11 Muh Kelfin SD N 1 Pasikolaga 2 7
12 Rasni S.Pd. SD N 2 Pasikolaga 4 9
13 Tiara SD N 1 Pasikolaga 2 9
14 Yusriani SMP N 1 Pasikolaga 5 10
15 Wulan Hasrianti MAS Al Muhajirin 4 10
16 Danil Diwali SD N 6 Pasikolaga 2 4
17 Fauzlin SD N 6 Pasikolaga 4 5
18 Nora Visya SD N 6 Pasikolaga 4 4
19 Raziun SD N 1 Pasikolaga 1 9
20 WD Anggun SD N 2 Pasikolaga 5 7
21 Fifen Nilam SMP N 1 Pasikolaga 3 9
22 Alufin SD N 4 Pasikolaga 7 9
23 Indra Tafa S.Pd. MAS Al Muhajirin 6 10
24 Marni Samudi SD N 6 Pasikolaga 6 10
25 LM. Mustazan SD N 2 Pasikolaga 7 6
26 Salmitu MTS N 5 Muna 5 8
27 WD Indra K MTS N 5 Muna 5 7
Ʃ 97 202
Rata-rata 3,6 7,5

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 86

2. Tabel Perbandingan Jumlah Jawaban Benar Pre Test & Post Test

JAWABAN BENAR PRE TEST POST TEST

<25% 9 1

25 - 50% 6 3

50 - 75% 12 9

>75% 0 14

3. Grafik Perbandingan Jumlah Jawaban Benar Pre test & Post Test

30

25

20
>75%

15 50 - 75%
25 - 50%
10 <25%

0
Pre Test Post Test

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 87

Lampiran 6

SURAT PERNYATAAN KOMITMEN BERSAMA

LOKAKARYA LINTAS SEKTOR

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 88

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 89

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 90

Lampiran 7

HASIL PENDATAAN DAN PENGOLAHAN DATA PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI


SISWA SEKOLAH

1.1. Penjaringan Status Gizi Balita dan Siswa Sekolah

Salah satu program kesehatan prioritas nasional dalam bidang gizi adalah menurunkan angka
stunting (pendek). Untuk mengetahui dan melakukan upaya kesehatan bidang gizi diperlukan data
status gizi balita dan anak sekolah. Kegiatan penjaringan status gizi dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran antropometri diantaranya pengukuran berat badan dan tinggi badan/panjang
badan. Pengukuran status gizi balita dilakukan pada saat pelaksanaan posyandu sedangkan siswa
sekolah saat penjaringan kesehatan di sekolah masing-masing. Kegiatan tersebut dilakukan dari bulan
agustus – september 2016. Sebanyak 297 Balita dan 513 Anak sekolah yang telah diukur. Untuk anak
sekolah yang diukur BB dan TB nya adalah kelas 1, 2, dan 3 siswa SD, SMP, SMA. Data yang
terkumpul tersebut kemudian di input ke dalam aplikasi Anthro dan Anthro plus dari WHO. Hasil z-
score yang muncul pada aplikasi tersebut kemudian di rekap dan di interpretasikan status gizinya.

Berikut hasil rekapitulasi status gizi balita dan anak sekolah di Pasikolaga :

1.1.1. Status Gizi Balita


Dari tabel dan Grafik dibawah untuk desa Kolese terdapat 35 Balita (42%) mengalamai permasalahn
gizi, sedangakan 48 Balita (58%) dengan status Gizi baik dari total balita yang diukur sebanyak 83
orang. Desa Mataindaha terdapat 28 Balita (44%) mengalami permasalahan gizi dan 35 balita (56%)
dengan status gizi baik dari total balita yang diukur sebanyak 63 orang. Sebanyak 33 balita (42%)
yang mengalami permasalahan gizi dan 45 balita (52%) dengan status gizi baik yang diukur di desa
Lambelu dengan total balita 78 orang. Sedangkan untuk desa Tampunabale sebanyak 31 balita
(42%) mengalami masalah gizi dan 42 balita (58%) dengan status gizi baik dari total 73 balita yang
diukur. Secara keseluruhan untuk kecamatan Pasikolaga dari 297 balita yang diukur sebanyak 127
balita (43%) mengalami permasalahan gizi dan 170 balita (57%) dengan status gizi baik.

Jumlah Balita
Jumlah Balita Jumlah total Balita
No Desa dengan status Gizi
dengan Masalah Gizi yang diukur
baik
1 Kolese 35 48 83
2 Mataindaha 28 35 63
3 Lambelu 33 45 78
4 Tampunabale 31 42 73
5 Pasikolaga 127 170 297

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 91

Kolese Mataindaha

Jumlah Balita Jumlah Balita


42% dengan dengan Masalah
44%
Masalah Gizi Gizi
58% 56%
Jumlah Balita Jumlah Balita
dengan status dengan status
Gizi baik Gizi baik

Lambelu Tampunabale

Jumlah Balita Jumlah Balita


42% dengan
42% dengan Masalah
Masalah Gizi Gizi
58% 58%
Jumlah Balita Jumlah Balita
dengan status dengan status
Gizi baik Gizi baik

Pasikolaga

43%
Jumlah Balita dengan Masalah Gizi
57%
Jumlah Balita dengan status Gizi baik

1.1.1.1. Indeks BB/TB


Berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi/Panjang Badan terdapat empat kategori status gizi
yaitu Sangat Kurus, Kurus, Normal, dan Gemuk. Hasil Pengukuran Berat Badan dan Tinggi/Panjang
Badan Balita dihitung Z-score nya sesuai standar WHO kemudian hasil z-score tersebut di
interpretasikan kedalam empat kategori yang ada. Untuk desa Kolese sebanyak 6 Balita (10%)
Sangat Kurus, 6 Balita (11%) kurus, 43 balita normal (77%) dan 1 balita gemuk (2%). Untuk desa
Mataindaha tidak ada balita yang sangat kurus, 3 balita (5%), 47 balita normal (93%), 1 balita
gemuk (2%). Untuk desa Lambelu 1 balita sangat kurus (1%), 4 balita (5%) kurus, 66 balita (87%)
normal, dan 5 balita (7%) gemuk. Untuk desa Tampunabale terdapat 4 balita (6%) sangat kurus, 7
balita (10%) kurus, 57 balita normal (81%), 2 balita gemuk (3%). Untuk keseluruhan kecamatan
Pasikolaga terdapat 11 balita (4%) sangat kurus, 20 balita kurus (8%), 222 balita (85%) normal, dan
9 balita (3%) gemuk.

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 92

No Desa Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

1 Kolese 6 6 43 1
2 Mataindaha 0 3 57 1
3 Lambelu 1 4 66 5
4 Tampunabale 4 7 57 2
5 Pasikolaga 11 20 222 9

Kolese Mataindaha

2%
0%5%
2% 10%
11% Sangat Kurus Sangat Kurus
Kurus Kurus
77%
Normal 93% Normal
Gemuk Gemuk

Lambelu Tampunabale
3% 6%
7%1%5% 10%
Sangat Kurus Sangat Kurus
Kurus Kurus
87% Normal 81% Normal
Gemuk Gemuk

Pasikolaga
3% 4% 8%

Sangat Kurus
Kurus
Normal
85%
Gemuk

1.1.1.2. Indeks BB/U


Terdapat empat kateogri status gizi menurut Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) yaitu Gizi
Buruk, Gizi Kurang, Gizi Baik, dan Gizi Lebih. Untuk desa Kolese terdapat 8 balita (10%) yang
menderita gizi buruk, 14 balita (17%) gizi kurang, 59 balita (67%) gizi baik, 2 balita (2%) gizi lebih.
Untuk desa Mataindaha 3 balita gizi buruk (5%), 9 balita gizi kurang (14%), 50 balita gizi baik (79%),
1 balita gizi lebih (2%). Untuk desa Lambelu 3 balita gizi buruk (4%), 9 balita (11%) gizi kurang, 60

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 93

balita gizi baik (71%), dan 6 balita gizi lebih (8%). Untuk desa Tampunabale 5 balita gizi buruk (7%),
10 balita dengan gizi kurang (14%), 53 balita (72%) gizi baik, dan 5 balita gizi lebih (7%). Secara
keseluruhan untuk kecamatan Pasikolaga 19 balita (6%) gizi baik, 42 balita gizi kurang (14%), 221
balita gizi baik (75%), dan 14 balita (5%) dengan gizi lebih.

No Desa Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih

1 Kolese 8 14 59 2
2 Mataindaha 3 9 50 1
3 Lambelu 3 9 60 6
4 Tampunabale 5 10 53 5
5 Pasikolaga 19 42 221 14

Kolese Mataindaha
2% 5%
2% 10% 14%
17% Gizi Buruk Gizi Buruk
Gizi Kurang Gizi Kurang
71% 79%
Gizi Baik Gizi Baik
Gizi Lebih Gizi Lebih

Lambelu Tampunabale
7% 7%
8% 4% 11% 14%
Gizi Buruk Gizi Buruk
Gizi Kurang Gizi Kurang
77% Gizi Baik 72% Gizi Baik
Gizi Lebih Gizi Lebih

Pasikolaga
5% 6%

14%
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
75%
Gizi Lebih

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 94

1.1.1.3. Indeks TB/U


Kategori status gizi menurut indeks TInggi/Panjang Badan menurut umur terdapat tiga kategori yaitu
sangat pendek, pendek, dan normal. Untuk desa Kolese 5 balita (9%) sangat pendek, 11 balita
(20%) pendek, 40 balita normal (71%). Untuk desa Mataindaha 11 balita sangat pendek (18%), 11
balita (18%) pendek, 39 balita normal (64%). Untuk desa Lambelu 9 balilta sangat pendek (12%), 12
balita (15%) pendek, 56 balita (73%) normal. Untuk desa Tampunabale 6 balita (9%) sangat pendek,
8 balita pendek (11%), dan 56 balita normal (80%). Secara keseluruhan kecamatan Pasikolaga 31
balita (12%) sangat pendek, 42 balita (16%) pendek, dan 190 balita (72%) normal.

No Desa Sangat Pendek Pendek Normal

1 Kolese 5 11 40
2 Mataindaha 11 11 39
3 Lambelu 9 12 56
4 Tampunabale 6 8 56
5 Pasikolaga 31 42 190

Kolese Mataindaha

9% 18% 18%
20%
Sangat Pendek Sangat Pendek

71% Pendek 64% Pendek


Normal Normal

Lambelu Tampunabale

12% 9%
11%
15%
Sangat Pendek Sangat Pendek

73% Pendek Pendek


80%
Normal Normal

Pasikolaga

12%
16%
Sangat Pendek
Pendek
72%
Normal

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 95

1.1.2. Status Gizi Anak Sekolah


1.1.2.1. Sekolah Dasar

Sebanyak enam sekolah dasar yang ada di kecamatan Pasikolaga yang dilakukan penjaringan
kesehatan. Dari enam SD tersebut, siswa kelas 1, 2, dan 3 yang dilakukan pengukuran antropometri
sebanyak 293 siswa. Kecuali siswa kelas 1 SD 1 Pasikolaga tidak dapat dilakukan penghitungan status
gizi dikarenakan belum ada data tanggal lahir untuk seluruh siswa kelas 1. Untuk SD 1 sebanyak 19
siswa (37%) yang memiliki masalah gizi sedangkan 33 siswa (63%) dengan status gizi baik. untuk SD
2 Pasikolaga sebanyak 37 siswa (52%) dengan masalah gizi dan 34 siswa (48%) dengan status gizi
baik. Untuk SD 3 Pasikolaga 21 siswa 68% memiliki permasalahan gizi sedangkan 10 siswa (32%)
dengan status gizi baik. Untuk SD 4 Pasikolaga sebanyak 21 siswa (54%) memiliki permasalahan gizi
dan 18 siswa (46%) dengan status gizi baik. Untuk SD 5 Pasikolaga 21 siswa (44%) memiliki
permasalahan gizi dan 27 siswa (56%) dengan status gizi baik. Untuk SD 6 Pasikolaga sebanyak 34
siswa (65%) memiliki permasalahan gizi sedangkan 18 siswa (65%) dengan status gizi baik. Secara
keseluruhan untuk semua SD sebanyak 153 siswa memiliki permasalahan gizi (52%) sedangkan 140
siswa (48%) dengan status gizi baik.

Jumlah Siswa Jumlah Siswa


Jumlah Siswa yang
No Sekolah dengan Masalah dengan Status Gizi
Diperiksa
Gizi baik
1 SD 1 Pasikolaga 19 33 52
2 SD 2 Pasikolaga 37 34 71
3 SD 3 Pasikolaga 21 10 31
4 SD 4 Pasikolaga 21 18 39
5 SD 5 Pasikolaga 21 27 48
6 SD 6 Pasikolaga 34 18 52
Total 153 140 293

SD 1 Pasikolaga SD 2 Pasikolaga

Jumlah Siswa Jumlah Siswa


37%
dengan 48% dengan Masalah
Masalah Gizi 52% Gizi
63%
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
dengan Status dengan Status
Gizi baik Gizi baik

SD 3 Pasikolaga SD 4 Pasikolaga

Jumlah Siswa Jumlah Siswa


32%
dengan 46% dengan Masalah
Masalah Gizi 54% Gizi
68%
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
dengan Status dengan Status
Gizi baik Gizi baik

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 96

SD 5 Pasikolaga SD 6 Pasikolaga
44%
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
dengan 35% dengan Masalah
Masalah Gizi Gizi
56% 65%
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
dengan Status dengan Status
Gizi baik Gizi baik

Total

48% Jumlah Siswa dengan Masalah


52% Gizi
Jumlah Siswa dengan Status Gizi
baik

1.1.2.1.1. Indeks BB/U

Berdasarkan indeks Berat badan menurut umur, kategori status gizi dikelompokan menjadi gizi buruk,
gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih. Untuk SD 1 Pasikolaga sebanyak 3 siswa (6%) gizi buruk, 8 siswa
gizi kurang (15%), 40 siswa (77%) gizi baik, dan 1 siswa gizi lebih (2%). Untuk SD 2 Pasikolaga
sebanyak 3 siswa (5%) gizi buruk, 18 siswa (27%) gizi kurang, 45 siswa gizi baik (68%), dan tidak
ada yang gizi lebih. Untuk SD 3 Pasikolaga sebanyak 2 siswa (7%) gizi buruk, 10 siswa (32%) gizi
kurang, 19 siswa (61%) gizi baik, dan tidak ada siswa dengan status gizi lebih. Untuk SD 4
Pasikolaga sebanyak 1 siswa yang gizi buruk (3%), 15 siswa gizi kurang (38%), 23 siswa gizi baik
(59%) dan tidak ada siswa dengan status gizi lebih. Untuk SD 5 Pasikolaga sebanyak 3 siswa (6%)
gizi buruk, 11 siswa (23%) gizi kurang, 22 siswa (71%) dengan gizi baik, dan tidak ada siswa dengan
gizi lebih. Untuk SD 6 Pasikolaga sebanyak 10 siswa (20%) gizi buruk, 18 siswa (36%) gizi kurang, 22
siswa (44%) gizi baik, dan tidak ada gizi lebih. Secara keseluruhan untuk semua SD, sebanyak 22
siswa (8%) gizi buruk, 80 siswa (28%) gizi kurang, 183 siswa (64%) dengan gizi baik, dan satu siswa
dengan gizi lebih.

Gizi
No Sekolah Gizi Buruk Gizi Baik Gizi Lebih
Kurang
1 SD 1 Pasikolaga 3 8 40 1
2 SD 2 Pasikolaga 3 18 45 0
3 SD 3 Pasikolaga 2 10 19 0
4 SD 4 Pasikolaga 1 15 23 0
5 SD 5 Pasikolaga 3 11 34 0
6 SD 6 Pasikolaga 10 18 22 0
Total 22 80 183 1

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 97

SD 1 Pasikolaga SD 2 Pasikolaga
0% 5%
2% 6%
15%
Gizi Buruk 27% Gizi Buruk
Gizi Kurang Gizi Kurang
77% 68%
Gizi Baik Gizi Baik
Gizi Lebih Gizi Lebih

SD 3 Pasikolaga SD 4 Pasikolaga
0% 3%
0% 7%
Gizi Buruk Gizi Buruk
38%
32% Gizi Kurang Gizi Kurang
61% 59%
Gizi Baik Gizi Baik
Gizi Lebih Gizi Lebih

SD 5 Pasikolaga SD 6 Pasikolaga
6% 0%
0%
23% Gizi Buruk 20% Gizi Buruk
44%
Gizi Kurang Gizi Kurang
71% 36%
Gizi Baik Gizi Baik
Gizi Lebih Gizi Lebih

Total
0%
8%
28% Gizi Buruk
Gizi Kurang
64%
Gizi Baik
Gizi Lebih

1.1.2.1.2. Indeks TB/U

Berdasarkan indeks Tinggi/panjang badan menurut umur, terdapat tiga kategori status gizi meliputi
sangat pendek, pendek, normal. Untuk SD 1 Pasikolaga sebanyak 3 siswa (6%) sangat pendek, 10
siswa (19%) pendek, 39 siswa (75%) normal. Untuk SD 2 Pasikolaga sebanyak 1 siswa (1%) sangat

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 98

pendek, 6 siswa (9%) pendek, 64 siswa (90%) normal. Untuk SD 3 Pasikolaga sebanyak 1 siswa
(3%) sangat pendek, 2 siswa (7%) pendek, dan 28 siswa normal (90%). Untuk SD 4 Pasikolaga
sebanyak 3 siswa (8%) sangat pendek, 17 siswa (43%) pendek, dan 19 siswa (49%) normal. Untuk
SD 5 Pasikolaga tidak ada siswa yang sangat pendek, 10 siswa (21%) pendek, dan 38 siswa (79%)
normal. Untuk SD 6 Pasikolaga seabanyak 2 siswa (4%) sangat pendek, 8 siswa (15%) pendek, dan
42 siswa (81%) normal. Secara keseluruhan SD sebanyak 10 siswa (3%) sangat pendek, 53 siswa
(18%) pendek, dan 230 siswa (79%) normal.

No Sekolah Sangat Pendek Pendek Normal

1 SD 1 Pasikolaga 3 10 39
2 SD 2 Pasikolaga 1 6 64
3 SD 3 Pasikolaga 1 2 28
4 SD 4 Pasikolaga 3 17 19
5 SD 5 Pasikolaga 0 10 38
6 SD 6 Pasikolaga 2 8 42
Total 10 53 230

SD 1 Pasikolaga SD 2 Pasikolaga
1% 9%
6%
19%
Sangat Pendek Sangat Pendek

75% Pendek Pendek


90%
Normal Normal

SD 3 Pasikolaga SD 4 Pasikolaga

3% 7% 8%

Sangat Pendek 49% Sangat Pendek


Pendek 43% Pendek
Normal Normal
90%

SD 5 Pasikolaga SD 6 Pasikolaga
4%
0% 21% 15%
Sangat Pendek Sangat Pendek

79% Pendek Pendek


81%
Normal Normal

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 99

Total
3%

18%
Sangat Pendek
Pendek
79%
Normal

1.1.2.1.3. Indeks IMT/U

Berdasarkan indeks IMT menurut umur kategori status gizi dibagi menjadi sangat kurus, kurus,
normal, gemuk, dan obese. Untuk SD 1 Pasikolaga tidak ada siswa yang sangat kurus, 3 siswa (6%)
kurus, 47 siswa (90%) normal, dan masing-masing 1 siswa (2%) gemuk dan obese. Untuk SD 2
Pasikolaga sebanyak 6 siswa (8%) sangat kurus, 21 siswa (30%) kurus, 43 siswa (61%) normal,
tidak ada siswa yang gemuk, dan 1 siswa (1%) obese. Untuk SD 3 Pasikolaga sebanyak 3 siswa
(10%) sangat kurus, 6 siswa (19%) kurus, 22 siswa (71%) normal, dan masing-masing tidak ada
siswa gemuk dan obese. Untuk SD 4 Pasikolaga tidak ada siswa dengan sangat kurus dan kurus, 37
siswa (95%) normal, 2 siswa (5%) gemuk, dan tidak ada siswa dengan obese. Untuk SD 5 Pasikolaga
sebanyak 2 siswa (4%) dengan status gizi sangat kurus, 5 siswa (11%) kurus, 39 siswa (81%)
normal, 2 siswa (4%) gemuk, dan tidak ada siswa dengan obese. Untuk SD 6 Pasikolaga sebanayk 9
siswa (17%) sangat kurus, 18 siswa (35%) kurus, 24 siswa (46%) normal, dan 1 siswa (2%) gemuk,
dan tidak ada siswa yang obese. Secara keseluruhan untuk semua SD sebanyak 20 siswa (7%)
sangat kurus, 53 siswa (18%) kurus, 212 siswa (72%) normal, 6 siswa (2%) gemuk, dan 2 siswa
(1%) obese.

No Sekolah Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obese

1 SD 1 Pasikolaga 0 3 47 1 1
2 SD 2 Pasikolaga 6 21 43 0 1
3 SD 3 Pasikolaga 3 6 22 0 0
4 SD 4 Pasikolaga 0 0 37 2 0
5 SD 5 Pasikolaga 2 5 39 2 0
6 SD 6 Pasikolaga 9 18 24 1 0
Total 20 53 212 6 2

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 100

SD 1 Pasikolaga SD 2 Pasikolaga
2% 2%0%
6% Sangat Kurus
0% 1% 8%
Sangat Kurus
Kurus Kurus
30%
Normal 61% Normal
90%
Gemuk Gemuk
Obese Obese

SD 3 Pasikolaga SD 4 Pasikolaga
0% 0% 5%0%
0%
10% Sangat Kurus Sangat Kurus
19%
Kurus Kurus
71% Normal
95% Normal
Gemuk
Gemuk
Obese
Obese

0%
SD 5 Pasikolaga SD 6 Pasikolaga
0%
4% 4% 2% 17%
11% Sangat Kurus Sangat Kurus
Kurus Kurus
46%
81% Normal 35% Normal
Gemuk Gemuk
Obese Obese

Total
2% 1% 7%

Sangat Kurus
18%
Kurus
Normal
72%
Gemuk
Obese

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 101

1.1.2.2. Sekolah Menengah

Penjaringan kesehatan untuk sekolah menengah dilakukan kepada seluruh siswa kelas 1, 2,
dan 3. Terdapat tiga sekolah menengah yang ada di Pasikolaga yaitu SMP N 1 Pasikolaga,
MTsN 5 Muna, dan MAS Muhajirin dengan total siswa yang dilakukan pemeriksaan
antropometri sebanyak 220 siswa. Untuk SMPN 1 Pasikolaga sebanyak 39 siswa (44%)
memiliki permasalahan gizi dan 49 siswa (56%) dengan status gizi baik. Untuk MTsN 5
Muna sebanay 44 siswa (46%) memiliki permasalahan gizi dan 51 siswa (54%) dengan
status gizi baik. Untuk MAS Muhajirin sebanyak 16 siswa (43%) memeiliki permasalahan gizi
dan 21 siswa (57%) dengan status gizi baik. Secara keseluruhan sebanyak 99 siswa (45%)
memiliki permasalahan gizi dan 121 siswa (55%) dengan status gizi baik.

No Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa


yang Memiliki yang Memiliki yang Diperiksa
Masalah Status Status Gizi Baik
Gizi
1 SMP N 1 Pasikolaga 39 49 88
2 MTsN 5 Muna 44 51 95
3 MAS Muhajirin 16 21 37
Muna
Total 99 121 220

SMP N 1 Pasikolaga MTsN 5 Muna


Jumlah Siswa Jumlah Siswa
yang Memiliki yang Memiliki
44% Masalah 46% Masalah Status
Status Gizi 54% Gizi
56%
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
yang Memiliki yang Memiliki
Status Gizi Status Gizi Baik
Baik

MAS Al Muhajirin Total


Lambelu
Jumlah Siswa
yang Memiliki
45% Masalah Status
43%
Jumlah Siswa Gizi
yang Memiliki 55%
57% Jumlah Siswa
Masalah
yang Memiliki
Status Gizi
Status Gizi Baik

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 102

1.1.2.2.1. Indeks TB/U


Berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut umur status gizi dikategorikan menjadi sangat
pendek, pendek, dan normal. Untuk SMPN 1 Pasikolaga sebanyak 9 siswa (10%) sangat
pendek, 17 siswa (19%) pendek, dan 62 siswa (71%) normal. Untuk MTsN 5 Muna
sebanyak 7 siswa (7%) sangat pendek, 13 siswa (14%) pendek, 75 siswa (79%) normal.
Untuk MAS Muhajirin sebanayak 1 siswwa (3%) sangat pendek, 13 siswa (35%) pendek,
dan 23 siswa (62%) normal. Secara keseluruhan sebanyak 17 siswa (8%) sangat pendek,
43 siswa (19%) pendek, dan 160 siswa (73%) normal.

No Sekolah Sangat Pendek Pendek Normal


1 SMPN 1 Pasikolaga 9 17 62
2 MTsN 5 Muna 7 13 75
3 MAS Muhajirin 1 13 23
Total 17 43 160

SMPN 1 Pasikolaga MTsN 5 Muna


7%
10% 14%
19%
Sangat Pendek Sangat Pendek

71% Pendek Pendek


79%
Normal Normal

MAS Al Muhajirin Total


Lambelu
8%
3% 19%
35% Sangat Pendek
Sangat Pendek
73% Pendek
62% Pendek
Normal
Normal

1.1.2.2.2. Indeks IMT/U


Berdasarkan indeks IMT menurut Umur status gizi dikategorikan menjadi sangat kurus,
kurus, normal, gemuk, dan obese. Untuk SMPN 1 Pasikolaga sebanyak 4 siswa (5%) sangat
kurus, 14 siswa (16%) kurus, 64 siswa (73%) normal, 3 siswa (3%) gemuk, dan 3 siswa
(3%) obese. Untuk MTsN 5 Muna sebanyak 4 siswa (4%) sangat kurus, 21 siswa (22%)
kurus, 62 siswa (65%) normal, 9 siswa (9%) gemuk, dan tidak ada siswa yang obese. Untuk

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 103

MAS Muhajirin tidak ada siswa dengan sangat kurus, 1 siswa (3%) kurus, 35 siswa (94%)
normal, 1 siswa (3%) gemuk, dan tidak ada siswa yang obese. Secara keseluruhan
sebanyak 8 siswa (4%) sangat kurus, 36 siswa (16%) kurus, 161 siswa (73%) normal, 12
siswa (6%) gemuk, dan 3 siswa (1%) obese.

No Sekolah Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk Obese


1 SMPN 1 Pasikolaga 4 14 64 3 3
2 MTsN 5 Muna 4 21 62 9 0
3 MAS Muhajirin 0 1 35 1 0
Total 8 36 161 12 3

SMPN 1 Pasikolaga MTsN 5 Muna


3% 3% 5% 9% 0% 4%
16% Sangat Kurus Sangat Kurus
Kurus 22% Kurus
73% Normal Normal
65%
Gemuk Gemuk
Obese Obese

MAS Al Muhajirin Total


Lambelu
6% 1% 4%
16% Sangat Kurus
3%3%
0%
0% Sangat Kurus
Kurus
Kurus
Normal
Normal 73%
94% Gemuk
Gemuk
Obese
Obese

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 104

Lampiran 8

DAFTAR MASYARAKAT YANG TERPICU DARI HASIL KEGIATAN PEMICUAN JAMBAN


SEHAT DI 4 DESA KECAMATAN PASIKOLAGA

 Desa Lambelu : Senin, 27 September 2016


 Desa Tampunabale : Kamis, 29 September 2016
 Desa Kolese : Senin, 10 Oktober 2016
 Desa Mataindaha : Kamis, 19 Oktober 2016

RENCANA PEMBUATAN JAMBAN

DESA NO NAMA KK MULAI SELESAI

LAMBELU 01

TAMPUNABALE 01 WD Rozalina Oktober 2016 Desember 2016

02 Wa Iba September 2016 November 2016

03 LD Gamsir Oktober 2016 Desember 2016

04 Darman 2017 2017

05 La Zani 2017 2017

06 Wa Ode Mingki 2017 2017

07 La Ode Zalimin 2017 2017

08 WD Hanifa 2017 2017

09 WD Maya 2017 2017

10 Wa Paima 2017 2017

11 LD Resi 2017 2017

KOLESE 01 La Idu Oktober 2016 Desember 2016

02 LD Ali Dalfin Oktober 2016 Desember 2016

03 LD Tolo Januari 2017 2017

04 LD Ntaamu 2017 2017

05 LD Andi 2017 2017

06 La Beo 2017 2017

07 La Tini Februari 2017 2017

08 M.Tarsan November 2016 Desember 2016

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga


Laporan Kuartal II 105

09 Labobo November 2016 Desember 2016

10 Ajirudin November 2016 Desember 2016

11 Lifayati 2017 2017

12 LD Marwan Oktober 2016 Desember 2016

13 Ajirudin 2017 2017

14 Lifayati 2017 2017

MATAINDAHA 01 La Zani Oktober 2016 Januari 2017

02 La Ngkalumisa Januari 2017 Februari 2017

03 La Ize Januari 2017 Februari 2017

04 La Peke 2017 2017

05 La Muna 2017 2017

06 La Nama 2017 2017

07 Gamrin Desember 2016 Januari 2017

08 Lanci Januari 2017 Februari 2017

09 Lamutu 2017 2017

10 Sarufia 2017 2017

11 Burhan 2017 2017

12 Abo S 2017 2017

13 Lasumili 2017 2017

14 LD.Imron 2017 2017

15 LD Bari 2017 2017

16 La Sabali 2017 2017

17 La Ramu 2017 2017

18 Wa Ime 2017 2017

19 La Mane 2017 2017

20 Wd.Kabe 2017 2017

Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga

Anda mungkin juga menyukai