Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang
merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia umumnya disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam
memelihara diri mereka sendiri (Self Care). Bila keadaan ini dibiarkan akan
menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok –
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah
menurunnya status kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan
masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan
masyarakat semakin rendah.
Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.
Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan
masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk
memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat
meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.
Masyarakat telah mempunyai organisasi sejak lama atau sejak
kelembagaan masyarakat mulai terbentuk. Masyarakat membentuk organisasi
kemasyarakatan karena hubungan sosial yang mengatur segala kehidupan
secara komunal. Relasi sosial yang menjadi dasar pembentukan
masyarakat biasanya dicerminkan ke dalam bentuk ikatan kerabatan
atau mengenai tata aturan kehidupan bermasyarakat dalam sebuah kawasan.
Tata aturan yang mengatur kehidupan masyarakat jarang sekali tertulis,

1
mengingat tata aturan yang berlaku biasanya diturunkan dari generasi ke
generasi melalui tuturkata.
Proses membangun komunitas mobilizable disebut “Pengorganisasian
masyarakat”. ini melibatkan “kerajinan” dan membangun sebuah jaringan
abadi orang, yang mengidentifikasi dengan cita-cita bersama, dan siapa yang
bias terlibat dalam aksi sosial atas dasar cita-cita. Dalam prakteknya, jauh
lebih dari micromobilization atau strategi franning (snow et al, 1986).
Pengorganisasian masyarakat adalah proses kekuatan bangunan yang
meliputi orang dengan masalah dalam mendefinisikan komunitas mereka,
mengidentifikaikan masalah yang mereka ingin alamat, solusi mereka ingin
mangejar, dan metode yang mereka akan gunakan untuk menacapai solusi
mereka konfrontasi, dan dengan bujukan atau bernogosiasi dengan mereka
untuk mencapai tujuan masyarakat. (Charles tilly, 1984).
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada
pengaturan local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan
membuat tindakan untuk perubahan social.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya
masih menjadi pilihan yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan.
Yang diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pemahaman kritis
masyarakat tentang berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya
sebagai alat dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara
yang lebih demokratis maupun dalam menyelesaikan setiap permasalahan
yang terjadi di masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan masyarakat?
2. Bagaimana prinsip pengembangan masyarakat?
3. Apa saja langkah pengembangan masyarakat?
4. Bagaimana strategi pengembangan masyarakat?
5. Apa bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat?

2
6. Apa pengertian pengorganisasian masyarakat?
7. Bagaimana pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat?
8. Apa saja tahapan pengorganisasian masyarakat?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pengembangan masyarakat.
2. Mengetahui prinsip pengembangan masyarakat.
3. Mengetahui langkah pengembangan masyarakat.
4. Mengetahui strategi pengembangan masyarakat.
5. Mengetahui bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat.
6. Mengetahui pengertian pengorganisasian masyarakat.
7. Mengetahui pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat.
8. Mengetahui tahapan pengorganisasian masyarakat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengembangan Masyarakat
1. Pengertian
Pengembangan masyarakat / CD (Community Development) adalah
upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan
dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling
menghargai. CD mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau
pembuatan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan
mengenai gizi, penyuluhan KB (Keluarga Berencana), bantuan hibah,
bantuan sekolah dan sebagainya.
Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan
Masyarakat antara lain :
a. Menurut “Bhattacarya”, Pengembangan Masyarakat adalah
Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.
Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia
mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat
keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
b. Menurut “T.R. Betten”, Pengembangan Masyarakat bertujuan
mempengaruhi kehidupan rakyat menengah kebawah dimana
keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk
aktif bekerjasama.
c. Menurut “Yayasan Indonesia Sejahtera”, Pengembangan
Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan
menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan
dengan baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun
tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak

4
melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang
lebih baik. Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan pengembangan masyarakat adalah menumbuhkan rasa percaya
diri, menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, meningkatkan
dinamika masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kesejahteran
masyarakat. Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan
sebagai upaya untuk memungkinkan individu maupun kelompok
masyarakat untuk dapat memecahkan masalah-masalah sosial serta
memiliki pilihan nyata yang menyangkut masa depannya sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.

2. Prinsip Pengembangan Masyarakat


Secara garis besar terdapat empat prinsip pengembangan masyarakat
yaitu:
a. Pengembangan masyarakat menolak pandangan yang tidak memihak
pada sebuah kepentingan (disinterest). Pada prinsip ini pengembangan
masyarakat berupaya untuk menampakkan nilai-nilai dan
mengartikulasikannya secara jelas. Pada prinsip ini pengembangan
masyarakat berkomitmen pada masyarakat miskin dan keadilan sosial,
hak asasi manusia dan kewarganegaraan, pemberdayaan dan penentuan
diri sendiri, tindakan kolektif dan keanekaragaman.
b. Mengubah dan terlibat dalam konflik. Pengembangan masyarakat
bertujuan untuk mengubah struktur yang diskriminatif, memaksa dan
menindas di masyarakat. Untuk mencapai tujuan ini pengembangan
masyarakat membangkitkan, menghadirkan informasi yang tidak
menyenangkan dan kadang-kadang mengganggu. Di sini
pengembangan masyarakat melengkapi kegiatannya dengan gerakan
sosial yang baru seperti hak asasi manusia dan gerakan perdamaian.

5
c. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi
partisipatori. Pembebasan atau liberasi adalah reaksi penentangan
terhadap bentuk-bentuk kekuasaan, perbudakan dan penindasan.
Pembebasan menuntut pemberdayaan dan otonomi. Pembebasan
melibatkan perjuangan menentang dan membebaskan dari orang-
orang, idiologi, dan struktur yang sangat berkuasa.
d. Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan
kemasyarakatan. Pengembangan masyarakat menempatkan program-
programnya dilokasi yang strategis dapat diakses oleh masyarakat.
Lingkungan fisik yang diciptakan melelui pengembangan masyarakat
memiliki suasana yang bersahabat dan informal, bukan suasana
birokratis, formal dan tertekan.

3. Langkah-langkah Pengembangan Masyarakat


Untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika masyarakat,
hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Ciptakan kondisi agar potensi (kemampuan) setempat dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan. Potensi setempat sering kali tidak
bisa digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena
adanya berbagai hambatan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan
menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya bersama
masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada
dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada. Tergalinya potensi setempat harus
diikuti dengan peningkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang
optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan
masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan
perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan
pendidikan yang bersifat non formal.
c. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada.
Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada

6
bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut
tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai
hasil daya cipta masyarakat.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar
proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya
terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk
berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-
program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya.

4. Strategi Pengembangan Masyarakat


Secara umum ada empat strategi pengembangan masyarakat yaitu:
a. The growth strategy
Strategi pertumbuhan ini dimaksudkan untuk mencapai
peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis. Melalui pendapatan
perkapita penduduk, produktivitas pertanian, permodalan dan
kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi
masyarakat terutama di pedesaan.
b. The welfare strategy
Strategi kesejahteraan ini dimaksudkan untuk memperbaiki
kesejahteraan masyarakat disetai dengan pembangunan kultur dan
budaya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi sikap ketergantungan
kepada pemerintah.
c. The Responsitive Strategy
Strategi ini dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang
dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar (self need
and assistance) untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan

7
teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses
pembangunan.
d. The Intergrated or Holistic Strategy
Konsep perpaduan dari unsur-unsur pokok etika strategi di atas
menjadi alternatif terbaik. Strategi ini secara sistematis
mengintegrasikan seluruh komponen dan unsur yang dibutuhkan yaitu
mencapai secara simultan tujuan-tujuan yang menyangkut
kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi
aktif masyarakat dalam proses pembangunan masyarakat.

5. Bentuk-Bentuk Program Pengembangan Masyarakat


Menurut Mezirow (1963), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha
Pengembangan Masyarakat, yaitu:
a. Program Integratif
Pengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis
terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral
b. Program Adaptif
Pengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu
Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus
melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama
Lintas Program.
c. Program Proyek
Pengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di
wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan kebutuhan wilayah
tersebut.

B. Pengorganisasian Masyarakat
1. Pengertian
Pengertian pengorganisasian berasal dari kata Organizing yang
mempunyai arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang
terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi

8
satu dengan lainnya. Adapun beberapa definisi dari pengorganisasian
yang diungkapkan oleh para ahli manajemen, antara lain sebagai
berikut:
a. Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud
suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menurut George R. Terry, pengorganisasian sebagai kegiatan
mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara
kelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu serta
tanggungjawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk
setiap komponen dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai
dan tepat.
c. Siagian berpendapat bahwa pengorganisasian merupakan
keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-
tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatukesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan
orang-orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing yang
kesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Pengorganisasian rakyat atau yang lebih dikenal dengan
pengorganisasian masyarakat itu sendiri mengandung makna yang
lebih luas dari kedua akar katanya. Istilah rakyat tidak hanya sekedar
mengacu pada perkauman (community) yang khas dalam konteks yang
lebih luas, juga pada masyarakat (society) pada umumnya.
Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka
menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan
sekaligus membangun tatanan yang lebih adil.

9
Menurut Ross Murray, pengertian pengorganisasian
masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan
keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber
yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar
dengan usaha secara gotong royong.

2. Pendekatan Dalam Pengorganisasian Masyarakat


Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi
kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu menurut “Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat,
terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu:
a. Spesific Content Objective Approach
Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan
tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari
masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal /
program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah
dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh: Program
penanggulangan sampah.
b. General Content Objective Approach
Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang
kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya: Program Posyandu,
yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.
c. Process Objective Approach
Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang
dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari
mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan
penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan
penilaian dan pengembangan kegiatan, dimana masyarakat sendiri

10
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah
Partisipasi masyarakat/Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Kegiatan.

3. Tahapan Pengorganisasian Masyarakat


Menurut “Adi Sasongko (1978)”, tahap-tahap yang harus ditempuh
dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah :
a. Persiapan Sosial
Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran
serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan
perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program
kesehatan masyarakat. Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini
lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan
baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan
yang akan dilakukan. Berikut tahap-tahap dari persiapan sosial:
1) Tahap Pengenalan Masyarakat
Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah
masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk
mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai
prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang
akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur
Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti
Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur
Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru,
Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
2) Tahap Pengenalan Masalah
Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat
mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi
kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan
masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan

11
interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Dalam
tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah
kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas
penanggulangan masalah.

3) Tahap Penyadaran Masyarakat


Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka:
a) Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi.
b) Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapi.
c) Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada.
Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan
mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme
yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan
Masyarakat adalah: Lokakarya Mini Kesehatan, Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD), Rembuk Desa.

b. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam
Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah
Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:
1) Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat.
2) Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penanggulangan masalah.
3) Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya
yang tersedia di masyarakat.

12
4) Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.

c. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu:
1) Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung. Disebut juga Penilaian
Formatif (Monitoring). Dilakukan untuk melihat apakah
pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan
penanggulangan masalah yang telah disusun. Sehingga dapat
diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
2) Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan. Disebut juga
Penilaian Sumatif (Penilaian Akhir Program). Dilakukan setelah
melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Dapat
diketahui apakah tujuan/target dalam pelayanan kesehatan telah
tercapai atau belum.

d. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan,
dan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Perluasan Kuantutatif. Perluasan dengan menambah jumlah
kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun
wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2) Perluasan Kualitatif. Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu
atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat
meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah kondisi
masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip
keadilan sosial dan saling menghargai. Pengembangan masyarakat
mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau pembuatan sarana-sarana
sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan mengenai gizi, penyuluhan
KB (Keluarga Berencana), bantuan hibah, bantuan sekolah dan sebagainya.
Tujuan pengembangan masyarakat adalah menumbuhkan rasa percaya diri,
menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, meningkatkan
dinamika masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kesejahteran
masyarakat.
Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya
untuk memungkinkan individu maupun kelompok masyarakat untuk dapat
memecahkan masalah-masalah sosial serta memiliki pilihan nyata yang
menyangkut masa depannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Pengertian pengorganisasian berasal dari kata Organizing yang mempunyai
arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi
sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan
lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bahar.(2015). Pengorganisasian Masyarakat.


http://baharbtp.blogspot.com/2015/03/pengorganisasian-masyarakat.html
(diakses pada tanggal 28 Januari 2019)
Delivery. 2004. Pemberdayaan Masyarakat.
http://www.deliveri.org/guidelines/policy/pg_3/pg_3_sumary.htm.
Dhakidae, D. 1979. Teknologi. Prisma No.6 (Juni 1979): (Diakses tanggal
28 Januari 2019)

Mardikanto, T. 2010. Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat. Cetakan 1.


UNS Press: Surakarta

15

Anda mungkin juga menyukai