PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang
merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat
perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia umumnya disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi
masyarakat yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam
memelihara diri mereka sendiri (Self Care). Bila keadaan ini dibiarkan akan
menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok –
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah
menurunnya status kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan
masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan
masyarakat semakin rendah.
Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.
Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan
masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk
memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat
meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh.
Masyarakat telah mempunyai organisasi sejak lama atau sejak
kelembagaan masyarakat mulai terbentuk. Masyarakat membentuk organisasi
kemasyarakatan karena hubungan sosial yang mengatur segala kehidupan
secara komunal. Relasi sosial yang menjadi dasar pembentukan
masyarakat biasanya dicerminkan ke dalam bentuk ikatan kerabatan
atau mengenai tata aturan kehidupan bermasyarakat dalam sebuah kawasan.
Tata aturan yang mengatur kehidupan masyarakat jarang sekali tertulis,
1
mengingat tata aturan yang berlaku biasanya diturunkan dari generasi ke
generasi melalui tuturkata.
Proses membangun komunitas mobilizable disebut “Pengorganisasian
masyarakat”. ini melibatkan “kerajinan” dan membangun sebuah jaringan
abadi orang, yang mengidentifikasi dengan cita-cita bersama, dan siapa yang
bias terlibat dalam aksi sosial atas dasar cita-cita. Dalam prakteknya, jauh
lebih dari micromobilization atau strategi franning (snow et al, 1986).
Pengorganisasian masyarakat adalah proses kekuatan bangunan yang
meliputi orang dengan masalah dalam mendefinisikan komunitas mereka,
mengidentifikaikan masalah yang mereka ingin alamat, solusi mereka ingin
mangejar, dan metode yang mereka akan gunakan untuk menacapai solusi
mereka konfrontasi, dan dengan bujukan atau bernogosiasi dengan mereka
untuk mencapai tujuan masyarakat. (Charles tilly, 1984).
Pengorganisasian masyarakat adalah pekerjaan yang terjadi pada
pengaturan local untuk memberdayakan individu, membangun hubungan, dan
membuat tindakan untuk perubahan social.
Sekarang ini menata diri dan memberdayakan masyarakat nampaknya
masih menjadi pilihan yang patut kita pertimbangkan untuk terus kita lakukan.
Yang diharapkan dapat mendorong kesadaran dan pemahaman kritis
masyarakat tentang berbagai aspek yang senantiasa berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Mendorong digunakannya kearifan-kearifan budaya
sebagai alat dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat dan negara
yang lebih demokratis maupun dalam menyelesaikan setiap permasalahan
yang terjadi di masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan masyarakat?
2. Bagaimana prinsip pengembangan masyarakat?
3. Apa saja langkah pengembangan masyarakat?
4. Bagaimana strategi pengembangan masyarakat?
5. Apa bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat?
2
6. Apa pengertian pengorganisasian masyarakat?
7. Bagaimana pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat?
8. Apa saja tahapan pengorganisasian masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pengembangan masyarakat.
2. Mengetahui prinsip pengembangan masyarakat.
3. Mengetahui langkah pengembangan masyarakat.
4. Mengetahui strategi pengembangan masyarakat.
5. Mengetahui bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat.
6. Mengetahui pengertian pengorganisasian masyarakat.
7. Mengetahui pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat.
8. Mengetahui tahapan pengorganisasian masyarakat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Masyarakat
1. Pengertian
Pengembangan masyarakat / CD (Community Development) adalah
upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan
dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling
menghargai. CD mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau
pembuatan sarana-sarana sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan
mengenai gizi, penyuluhan KB (Keluarga Berencana), bantuan hibah,
bantuan sekolah dan sebagainya.
Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan
Masyarakat antara lain :
a. Menurut “Bhattacarya”, Pengembangan Masyarakat adalah
Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya.
Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia
mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai
lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat
keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
b. Menurut “T.R. Betten”, Pengembangan Masyarakat bertujuan
mempengaruhi kehidupan rakyat menengah kebawah dimana
keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk
aktif bekerjasama.
c. Menurut “Yayasan Indonesia Sejahtera”, Pengembangan
Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan
menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan
dengan baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun
tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak
4
melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang
lebih baik. Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan
masyarakat.
Tujuan pengembangan masyarakat adalah menumbuhkan rasa percaya
diri, menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, meningkatkan
dinamika masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kesejahteran
masyarakat. Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan
sebagai upaya untuk memungkinkan individu maupun kelompok
masyarakat untuk dapat memecahkan masalah-masalah sosial serta
memiliki pilihan nyata yang menyangkut masa depannya sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.
5
c. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi
partisipatori. Pembebasan atau liberasi adalah reaksi penentangan
terhadap bentuk-bentuk kekuasaan, perbudakan dan penindasan.
Pembebasan menuntut pemberdayaan dan otonomi. Pembebasan
melibatkan perjuangan menentang dan membebaskan dari orang-
orang, idiologi, dan struktur yang sangat berkuasa.
d. Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan
kemasyarakatan. Pengembangan masyarakat menempatkan program-
programnya dilokasi yang strategis dapat diakses oleh masyarakat.
Lingkungan fisik yang diciptakan melelui pengembangan masyarakat
memiliki suasana yang bersahabat dan informal, bukan suasana
birokratis, formal dan tertekan.
6
bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut
tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai
hasil daya cipta masyarakat.
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar
proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya
terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk
berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
Pembangunan ekonomi terjadi bila masyarakat melaksanakan program-
program pembangunan fisik tanpa mengembangkan kapasitas manusianya.
7
teknologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses
pembangunan.
d. The Intergrated or Holistic Strategy
Konsep perpaduan dari unsur-unsur pokok etika strategi di atas
menjadi alternatif terbaik. Strategi ini secara sistematis
mengintegrasikan seluruh komponen dan unsur yang dibutuhkan yaitu
mencapai secara simultan tujuan-tujuan yang menyangkut
kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahteraan dan partisipasi
aktif masyarakat dalam proses pembangunan masyarakat.
B. Pengorganisasian Masyarakat
1. Pengertian
Pengertian pengorganisasian berasal dari kata Organizing yang
mempunyai arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang
terintegrasi sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi
8
satu dengan lainnya. Adapun beberapa definisi dari pengorganisasian
yang diungkapkan oleh para ahli manajemen, antara lain sebagai
berikut:
a. Pengorganisasian adalah aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud
suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menurut George R. Terry, pengorganisasian sebagai kegiatan
mengalokasikan seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan antara
kelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu serta
tanggungjawab masing-masing yang bertanggung jawab untuk
setiap komponen dan menyediakan lingkungan kerja yang sesuai
dan tepat.
c. Siagian berpendapat bahwa pengorganisasian merupakan
keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-
tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
suatukesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan.
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengorganisasian adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan
orang-orang dengan tugas dan fungsinya masing-masing yang
kesemuanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi.
Pengorganisasian rakyat atau yang lebih dikenal dengan
pengorganisasian masyarakat itu sendiri mengandung makna yang
lebih luas dari kedua akar katanya. Istilah rakyat tidak hanya sekedar
mengacu pada perkauman (community) yang khas dalam konteks yang
lebih luas, juga pada masyarakat (society) pada umumnya.
Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka
menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan
sekaligus membangun tatanan yang lebih adil.
9
Menurut Ross Murray, pengertian pengorganisasian
masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas
dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan
keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber
yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar
dengan usaha secara gotong royong.
10
yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang
mereka miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah
Partisipasi masyarakat/Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan
Kegiatan.
11
interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Dalam
tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah
kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas
penanggulangan masalah.
b. Pelaksanaan
Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam
Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah
Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah
disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah:
1) Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat.
2) Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya
penanggulangan masalah.
3) Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya
yang tersedia di masyarakat.
12
4) Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah.
c. Evaluasi
Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam
jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu:
1) Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung. Disebut juga Penilaian
Formatif (Monitoring). Dilakukan untuk melihat apakah
pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan
penanggulangan masalah yang telah disusun. Sehingga dapat
diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai.
2) Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan. Disebut juga
Penilaian Sumatif (Penilaian Akhir Program). Dilakukan setelah
melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Dapat
diketahui apakah tujuan/target dalam pelayanan kesehatan telah
tercapai atau belum.
d. Perluasan
Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan,
dan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1) Perluasan Kuantutatif. Perluasan dengan menambah jumlah
kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun
wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
2) Perluasan Kualitatif. Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu
atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat
meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah kondisi
masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip
keadilan sosial dan saling menghargai. Pengembangan masyarakat
mengutamakan pembangunan dan perbaikan atau pembuatan sarana-sarana
sosial ekonomi masyarakat. Misalnya; pelatihan mengenai gizi, penyuluhan
KB (Keluarga Berencana), bantuan hibah, bantuan sekolah dan sebagainya.
Tujuan pengembangan masyarakat adalah menumbuhkan rasa percaya diri,
menimbulkan rasa bangga, semangat, dan gairah kerja, meningkatkan
dinamika masyarakat untuk membangun dan meningkatkan kesejahteran
masyarakat.
Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya
untuk memungkinkan individu maupun kelompok masyarakat untuk dapat
memecahkan masalah-masalah sosial serta memiliki pilihan nyata yang
menyangkut masa depannya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Pengertian pengorganisasian berasal dari kata Organizing yang mempunyai
arti menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi
sehingga mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan
lainnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15