NAMA KELOMPOK:
UNIVERSITAS MATARAM
2017
BAB I
IDENTIAS DIRI
A. IDENTITAS ANAK
Nama : DZAKWAN AL MADISA
Tempat, tanggal lahir : Mataram, 2 Maret 2012
Usia : 5 tahun, 8 bulan, 15 hari
Anak ke : 1 ( Pertama )
Jumlah saudara : 2 ( Dua )
Status dalam keluarga : Anak kandung
Agama : Islam
Alamat : Jl. BATU BOLONG No.53 BTN GRIYA INDAH
2. Ibu
Nama : Dini Fihriani Kahar
Tempat,tanggal lahir : Jakarta, 23 Mei 1987
Usia : 30
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Jl. BATU BOLONG No.53 BTN GRIYA INDAH
Pendidikan Terakhir : S1
BAB II
Pola asuh demoratis adalah jenis pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan
tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap realistis
terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak.
Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepadaanak untuk memilih dan melakukan suatu
tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat. Pola asuh demokratis akan
menghasilkan karakteristik anak-anak mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik
dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan
kooperatif terhadap orang-orang lain.
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang dianggap paling baik karena pola asuh ini
menempatkan anak dan orang tua sejajar. Tidak ada hak anak yang dilanggar juga hak orang tua
yang dilanggar. Kewajiban anak dan orang tua sama-sama dituntut dalam pola asuh demokratis
ini.
Pada hari pertama kami melakukan observasi di rumah Dzakwan pada hari 13 November
2017. Di rumah anak, kami menemui Dzakwan dan adiknya Aish sedang bermain bersama
ayahnya. Ini karena, sebelum kami datang Ibu dari Dzakwan sudah memberitahu kepada
anaknya bahwa salah satu anggota kelompok kami yang memang sepupu Dzakwan akan
datang bermain dan menemaninya. Sehingga Dzakwan, adik, dan ayahnya sudah menunggu
kami dan menyiapkan mainan yang ingin dia mainkan. Dzakwan merupakan anak pertama
dari dua bersaudara. Dzakwan berusia 5 tahun 8 bulan 15 hari pada hari pertama kami
melakukan observasi tersebut. Awalnya Dzakwan sedikit kaget karena melihat dua anggota
kelompok kami yang tidak ia kenal sehingga kami harus melakukan pendekatan ulang
terlebih dahulu. Pada saat melakukan pendekatan, kami juga di bantu oleh orang tua
Dzakwan. Sehingga Dzakwan tetap merasa aman saat bermain bersama kami. Pada saat hari
pertama observasi, kami melihat bahwa oran tua Dzakwan cukup mendukung segala kegiatan
yang di lakukan anaknya. Contohnya, saat ibu dari Dzakwan memperlihatkan kepada kami
video saat Dzakwan pentas di sekolahnya. Ibunya mengatakan bahwa Dzakwan sangat suka
menari dan gampang di atur jika menyukai sesuatu. Ibu dan Ayah Dzakwan juga terlihat mau
memotivasi Dzakwan untuk berprestasi dan menyalurkan minat dan bakatnya. Kami juga
melihat, pada saat Dzakwan mengganggu adiknya Ayah dari Dzakwan bertanya telebih
dahulu mengapa ia melakukan hal tersebut. Saat Dzakwan memberikan alasan, barulah
ayahnya menasehati bahwa yang ia lakukan tidak baik dan memberi masukan apa yang
sebaiknya Dzakwan lakukan.
Kami melakukan observasi kedua pada tanggal 16 November 2017 di rumah salah satu
anggota kelompok kami yang kebetulan adalah sepupu dari Dzakwan. Pada saat itu, Dzakwan
hanya datang di temani ibu dan adiknya saja karena ayahnya sedang keluar kota untuk
bekerja. Dzakwan dan adiknya bermain seperti biasa. Saat Dzakwan dan adiknya bermain,
Ibunya akan membiarkan mereka bermain selama mereka mengikuti aturan yang sudah di
berikan oleh Ibunya. Pada saat itu, Dzakwan terlihat mengganggu adiknya. Ia terlihat mau
merebut mainan yang sedang di pegang adiknya. Melihat itu, awalnya Ibu dari Dzakwan
hanya mengingatkan Dzakwan untuk tidak mengganggu adiknya tetapi Dzakwan terus
menerus mengulangi perbuatannya. Ibunya lalu memisahkan Dzakwan dan adiknya. Tetapi,
Dzakwan tetap mengejar dan mengganggu adiknya lagi. Sampai akhirnya Ibunya memukul
Dzakwan sambil memarahi Dzakwan. Ibunya lalu memberitahu bahwa Dzakwan melakukan
hal yang tidak baik dan meminta Dzakwan tidak mengulangi perbuatannya itu. Saat keadaan
sudah kembali tenang dan mereka bermain lagi seperti biasa, kami melihat bahwa Ibu dari
Dzakwan sangat kooperatif saat bermain bersama anaknya. Ia sesekali terlihat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang di berikan oleh kedua anaknya. Kami juga melihat, Ibu dari
Dzakwan selalu mendengr keluhan atau kesulitan yang di alami anaknya. Ia biasanya
merespon dengan beberapa pertanyaan sehingga anak-anaknya menceritakan sesuatu lebih
rinci dan ibunya dapat memberikan masukan atau solusi untuk anaknya. Terlihat saat Aish,
Adik dari Dzakwan memberitahu bahwa sikunya terluka. Lalu ibunya menanyakan mengapa
siku Aish bisa terluka dan Aish dapat menceritakan kejadianyang dia alami secara lebih
lengkap. Saat mendengar kejadiannya secara lengkap,barulah Ibunya memberikan solusi agar
Aish lebih hati-hati agar ia tidak mengalami cedera.
Kami juga melakukan wawancara untuk mengetahui pola asuh yang di terapkan oleh
orangtua dari Dzakwan. Kami melakukan dialog singkat berdasarkan tabel model pola asuh
orang tua yang kami dapatkan. Saat melakukan wawancara tersebut, kami melihat bahwa
bahwa Ibu dan Ayah Dzakwan sangat mengetahui hasil perkembangan anak-anaknya. Ibu
dari Dzakwan juga mengatakan, jika ayah Dzakwan sedang pergi keluar kota untuk bekerja,
Ibunya akan memberitahu atau mengirimkan video perkembangan anak-anaknya kepada
ayahnya melalui aplikasi whatsap sehingga ayahnya juga dapat mengetahui perkembangan
anak-anaknya walaupun tidak bersama mereka. Ibunya juga bercerita jika Dzakwan selalu
menelfon ayahnya saat ayahnya tidak berada di rumah untuk bercerita kegiatan apa saja yang
ia lakukan di sekolah atau sekedar bercerita tentang masalah apa yang ia dan adiknya alami di
rumah atau di sekolah. Sehingga, Ibu atau ayah Dzakwan yang mendengar cerita anak-
anaknya dapat memberikan solusi atau motivasi terhadap prilaku Dzakwan dan adiknya.
BAB III
DESKRIPSI KEMATANGAN SOSIAL (VSMS)
Kategori :
<61 = Kurang Sesuai Usia
61-64 = Sesuai Usia
65-76 = Di Atas Rata-Rata
77> = Tinggi
A. Kesimpulan VSMS
Diketahui:
Usia Anak : 5 tahun 8 bulan 15 hari
Skor Dasar : 56
Skor Tambahan : 12
Skor Total : Skor Dasar + Skor Tambahan
= 56 + 12
= 68
SA 68 = 7,6
Ditanyakan:
SQ (Social Question) ?
Penyelesaian:
𝑆𝐴
SQ = x 100 %
𝐶𝐴
7,6
= x 100%
5,255
= 144,6 %
Waktu Pengambilan data dilakukan selama dua kali yaitu pada tanggal 13 November
2017 pada pukul 12. 58 WITA dan 16 November 2017 pada pukul 16.50 WITA. Observasi
ini kami lakukan di rumah anak tersebut yang bertempat....................................................
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah kami lakukan, kami dapat
mendeskripsikan perkembangan anak melalui Veneland Social Maturity Scale (VSMS) yang
ada. Kami juga mencoba mencoba mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak di
rumah ataupun di tempatnya bermain bersama orang tua, saudara, ataupun teman-temannya.
Kami juga sesekali meminta anak untuk melakukan kegiatan yang berada pada kuisioner
VSMS jika pada saat bermain mereka tidak menunjukkan kemampuan untuk mengerjakan
tugas perkembangan tersebut.
USIA 4-5 TAHUN
KESIMPULAN
A. Pola Asuh
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah kami lakukan pada tanggal 13
November 2017 dan 16 November 2017, kami dapat menyimpulkan bahwa Pola Asuh dari
orang tua Dzakwan adalah Pola Asuh Demokratis.
B. Hasil Observasi VSMS
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang mengacu pada VSMS dan setelah dihitung
secara manual anak memperoleh skor kematangan sebesar 144,6% dan termasuk dalam
kategori tinggi untuk kematangan sosial anak usianya.
C. Hubungan antara pola asuh dengan hasil Observasi
Dari hasil Observasi dan wawancara yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa anak
dapat memiliki tingkat kematangan yang tinggi untuk usianya di karenakan pola asuh orang
tuanya yang demokratis dengan cara membiarkan anaknya bereksplorasi dan memperingatkan
anaknya saat melakukan kesalahan dengan terlebih dahulu menanyakan mengapa anaknya
melakukan hal tersebut.
REKOMENDASI
A. ORANG TUA
Rekomendasi untuk orang tua, dengan pola asuh yang di jalankan oleh orang tua kepada anak
sudah bagus dengan menerapkan pola asuh demokratis, di mana salah satunya orang tua
memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan yaitu
ketika orang tua dzakwan memberikan kebebsan kepada dzakwan untuk memilih kegiatan
yang ia sukai, sehingga orang tua biasa memotivasi anak terhadap kegiatan yang disukainya.
Telihat dari sikap dzakwan yang tergolong anak yang aktif orang tua perlu mengawasi
dzakwak dalam kegiatan-kegiatang yang ia lakukan.
B. GURU
Dengan sikap dzakwan yang tergolong aktif guru biasa megarahkan anak untuk
mengembangkan minat dan bakat anak sehingga sikap aktif anak bias tersalurkan melalui
kegiatan yang disukainya.
DOKUMENTASI