Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji bagi Alloh SWT, yang tiada tuhan selain diri-
Nya yang menguasai alam semesta ini, dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanaan Pada Ibu Hamil Ny. P Umur 35 Tahun Dengan Abortus Imminens Di Puskesmas
Sentolo 1” dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan dan pengarahan dari semua
pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Sandrawati Said, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Sentolo I
2. dr.Andi selaku pembimbing lahan
3. dr. Arum Ermi Wijayanti selaku pembimbing lahan
4. Ibu Dwi Martiningsih, Amd.Keb selaku pembimbing lahan
5. Ibu Era Revika, SST. M.Kes selaku pembimbing akademik
6. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Kebidanan Yogyakarta
7. Semua pihak yang telah member dukungan dan doa dalam kelancaran penyusunan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati penulisnmenyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran dan evaluasi demi peningkatan
makalah ini.

Kulon Progo, Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………
BAB I TINJAUAN KASUS……………………………………………………
A. PENGKAJIAN
BAB II PEMBAHASAN KASUS……………………………………………………….
BAB III TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………….
A. DEFINISI
B. JENIS
C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
E. EFEK SAMPING
F. PELAKSANAN
G. PENCABUTAB IMPLAN
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLAN
PADA Ny. P USIA 24 TAHUN P1A0AH1
DI PUSKESMAS SENTOLO I

PENGKAJIAN
Hari/Tangga1 : 17 Maret 2014
Oleh : Dwi Martiningsih Amd.keb
I. PENGKAJIA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. P Nama Suami : Tn. Legiman
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sentolo Alamat : Sentolo

DATA SUBYEKTIF
1. Alasan ke puskesmas : ingin menggunakan KB implan dan ini merupakan kunjungan pertama.
2. Riwayat Menstruasi :

 Haid pertama : Umur 14 tahun


 Siklus : 28 hari lamanya 7 hari
 Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
 Sifat darah : encer
 Warna : Merah
1. Riwayat perkawinan
 Kawin ke :1
 Lama Perkawinan : 5 tahun
 Status Perkawinan : Syah
2. Riwayat Obstetri
 P1A0AH1
6. Riwayat persalinan yang lalu
 Tanggal Persalinan terakhir : 26-07-2008
 Jenis persalinan : Spontan
 Apakah sedang menyusui : Tidak
1. Riwayat KB sebelumnya
Ibu mengatakan ini merupakan pertama menggunakan KB.
2. Riwayat Medis
Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : tidak.
Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak.
1. Riwayat sosial
Merokok : tidak
Minuman keras : tidak

2. Riwayat ginekologi
Tumor ginekologi : Tidak ada
Operasi ginekologi yang pernah dialami : Tidak ada
Penyakit kelamin : - GO : Tidak ada
- Sifilis : Tidak ada
- Herpes : Tidak ada
- Keputihan : Tidak ada
Perdarahan tanpa sebab yang jelas : Tidak pernah

A. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36o C
Respirasi : 20 x/menit
d. Antropometri
BB : 57,5 kg
TB : 154 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata, tidak ada rambut rontok
b. Muka : Simetris, tidak oedem
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
d. Hidung : bersih, tidak ada polip.
e. Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
f. Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik

g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan
kelenjar limfe
h. Dada : pergerakan nafas teratur, tidak ada benjolan abnormal
i. Payudara : simetris, puting menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak adaa benjolan/ massa di
kedua payudara.
j. Abdomen : tidak ada bekas operasi, terdapat linea alba dan striae gravidarum
k. Genitalia : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada varises
l. Punggung : Lordosis karena kehamilan
m. Ekstremitas atas : simetris,tidak ada oedema, tidak ada luka, pergerakan aktif, tidak ada
kelainan
n. Ekstremitas bawah: simetris,tidak ada oedema,tidak ada varises, pergerakan aktif, tidak ada
kelainan
B. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. P usia 24 tahun P1A0AH1 akseptor KB implan.

D. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan konseling KB Implant ke pada calon akseptor dengan menjelaskan :


 Pengertian KB Implant
KB Implant adalah jenis alkon efektif berupa kapsul kecil yang mengandung hormon dan
ditanamkan dibawah kulit akseptor.
 Jenis – jenis Implan
- Norplant terdiri dari 6 batang yang dapat digunakan selama 5 tahun.
- Implanon terdiri dari 1 batang yang dapat digunakan selama 3 tahun.
- Jadena dan indolent terdiri dari 2 batang yang dapat digunakan selama 3 tahun.

 Keuntungan
- Dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.
- Tidak memiliki efek samping yang sistemik
- Dapat langsung digunakan setelah persalinan/keguguran
- Tidak mengurangi efektifitas bila digunakan bersamaan dengan obat lain
- Tidak mempengaruhi produksi ASI
- Dapat dicabut kapan saja sesuai dengan kebutuhan akseptor
- Mengurangi nyeri haid
 Kerugian
- Dapat menimbulkan bekas luka insersi
- Dapat mempengaruhi kenaikan/penurunan BB
- Nyeri kepala/pusing, mual
- Tidak dapat melindungi akseptor dari penyakit seksual (PMS)
- Siklus haid tidak teratur
- Sebagian kecil akseptor mengalami kehamilan diluar rahim
 Indikasi
- Usia reprouksi
- Telah memiliki anak / belum memiliki anak
- Pasca keguguran
 Kontraindikasi
- Hamil / diduga hamil
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Ibu yang sedang/pernah menderita Lever (hepatitis),jantung,stroke,hepertensi,Ca payudara.
 Efektifitas
 EfekSamping Pemasangan
Evaluasi : ibu mengerti penjelasan
2. Melakukan informed concent kepada calon akseptor sehingga persetujuan yang di berikan oleh
klien / keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap klien.
Evaluasi : ibu bersedia

3. Melakukan persiapan pemasangan implant yaitu dengan cara melengkapi data data pasien(
anamnesa), memberikan lembar informed concent, mempersiapkan alat alat pemasangan implant
seperti: trokat dan pendorongnya, implant jenis jadena, betadin, alkohol, spuit 5 cc, lidokain, kasa
steril, doek steril, hansaplast, gunting, neirbeken, kom steril, nald, handscoone,pinset, dan klem.
Evaluasi : persiaan telah dilaksanakan
4. Melakukan tindakan implant yaitu dengan cara:
 Sambut pasien dengan ramah dan berkelan
 Melakukan plano test pada klien, dan membacanya dengan benar
 Menimbang BB dan TB pasien
 Melakukan anamnesa dan informed concent
 Pasien mencuci tangan yang akan di pasang implant
 Petugas mencuci tangan
 Memasang handscoone dengan benar
 Menggambar pola di daerah tangan yang akan di insersi,kemudian pasang doek bolong steril,
patahkan ampul lidokain,biarkan obat bekerja, kemudian lukai tangan dengan bisturi, dan masukan
trokat sesuai pola yang telah di gambar, setelah trokat masuk ke dalam lengan yang sudah dilukai
masukan implan ke dalam trokat,dan dorong sampai kedalam sambil menarik trokat keluar, ambil
trokat keluar, setelah kedua impaln masuk ke dalam lengan keluarkan trokat perlahan lahan, beri
betadin dan deep dengan kasa steril, lalu tutup tangan dengan hansaplast untuk menutupi luka.
Evaluasi : sudah terpasang
5. Memberikan obat-obatan analgetika dan antibiotika
Evaluasi : ibu sudah mendapat Parasetamol 3x500mg dan Amoxilin
6. Menganjurkan pasien untuk datang memeriksakan diri kepuskesmas setelah 3 hari setelah
pemasangan.
Evaluasi : ibu bersedia

BAB II
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny”P” umur 24 tahun dengan akseptor baru
KB implant. Pengumpulan data yang telah dilakukan dalam mengkaji data dari pasien tidak
mengalami kesulitan. Data subyektif dan obyektif semua dapat dikaji sesuai dengan konsep asuhan
kebidanan. Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan. Analisa
ditentukan berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh saat pengkajian data. Dalam
hal ini tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus.
Pada tahap penatalaksanaan pada tinjauan teori dapat dilakukan pada tinjauan kasus tanpa
ada hambatan. Sehingga dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan, karena sudah terjadi interaksi
saling percaya sehingga terjalin kerjasama yang baik antara nakes, klien dan keluarga. Pelaksanaan
intervensi terhadap klien dapat dilakukan semua pada tinjauan teori dan tinjauan kasus. Dan
didukung juga dengan adanya sarana dan prasarana ynag tersedia dan memungkinkan untuk
melakukan asuhan kebidanan sesuai intervensi.
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada ibu yang melakukan pemasangan KB impalant, tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Jadi tidak ada hal-hal yang
perlu dikhawatirkan

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit
pada bagian tangan yang dilakukan oleh bidan. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas
sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai kontrasepsi ini, tidak harus
minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai
2-5 tahun. Dan bila ingin berenca hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang
ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur .
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan
yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih (dokter,bidan,dan perawat)
yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan.untuk mengurangi masalah yang timbul
setelah pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,
dengan menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).

B. JENIS
1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter
2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang
diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama
kerja 3 tahun

Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :


1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi
zygote
3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
4. Mengurangi transportasi sperma.

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Indikasi
 Pemakaian KB yang jangka waktu lama
 Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
 Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
 Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
 Wanita dalam usia reproduksi
 Telah atau belum memiliki anak
 Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
 Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
 Pasca persalinan dan tidak menyusui
 Pasca keguguran
 Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
 Riwayat kehamilan ektopik
 Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit
(sickle cell)
 Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
 Sering lupa menggunakan pil

 Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya


 Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
 Miom uterus dan kanker payudara.
 Gangguan toleransi glukosa.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai
cara KB yang baru.
Alasan-alasan tersebut antara lain :
 Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat
mengembalikan kesuburan secara sempurna
 Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan
apa-apa misalnya pada penggunaan pil
 Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun
 Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu
kebahagiaan dalam hubungan seksual
 Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila seorang akseptor menginkan anak lagi,
kesuburannya dapat langsung kembali setelah norplant diangkat
 Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan
tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
1. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2. Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3. Bebas dari pengaruh estrogen
4. Tidak mengganggu ASI
5. Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6. Perdarahan lebih ringan

7. Tidak menaikkan tekanan darah


8. Mengurangi nyeri haid
9. Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan pada alat kontrasepsi implant adalah
1. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara,
perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
2. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)

E. EFEK SAMPING

3. Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid, yang terjadi pada kira-kira
6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan pertama dari pemakaian.
4. Yang paling sering terjadi:
a. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus haid
b. Perdarahan bercak (spotting)
c. Berkurangnya panjang siklus haid
d. Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
5. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri
akseptor. Meskipun terjadi perdarahan lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang
tetap tidak berubah.

6. Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan berkurang dengan berjalannya waktu.
7. Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
8. Perubahan dalam periode menstruasi merupakan keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-
kadang ada akseptor yang mengalami kenaikan berat badan.

F. PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun
pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai)
di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
 Mamiliki pencahayaan yang cukup
 Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di bersihkan
 Terbebas dari debu dan serangga
 Memiliki ventilasi udara yang baik
 Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran
dan lain-lain).
2. Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan,
petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas
perlu melakukan hal-hal sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang akan dipasang implan dan
membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal (sisa sabun dapat mengurangi efektifitas
beberapa anti septik). Langkah ini sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan
batang, cuci tangan dengan sabun selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang
mengalir sudah cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT. (Gunakan sepasang sarung tangan
yang berbeda untuk tindakan guna menghindari kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah diberi anti septik: gunakan
forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah pemasangan/pencabutan implan.
e. Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan batang implan,dan sebelum malepas sarung
tangan, dekontaminasi instrumen dengan larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam
jarum dan alat suntik,isi dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari
trokar. Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam selama 10
menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
f. Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah
kering dan bertutup
g. Dengan tetap memakai sarung tangan, buang bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll)
kedalam wadah tertutuprapat atau kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali
pakai (disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
h. Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan clorin 0,5%.
Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.

3. Persiapan
a. Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik
pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di
daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi
resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant

b. Kunci Keberhasilan Pemasangan


1. Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan klien yang jarang digunakan
2. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3. Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media
lengan
4. Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar
tajam untuk membuat insisi.
5. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit.
Waktu memasang trokar jangan dipaksakan
6. Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk memastikan memastikan pemasangan
tepat dibawah kulit
7. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk
mencegah kerusakan kapsul sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masuk trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan
luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9. Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh
posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan
pada bidang yang sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
Persiapan Pemasangan
- Langkah 1
Persilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta membilasnya.
Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan efektivitas antisetik tertentu). Langkah
ini sangat penting bila klien kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan
mencegah penularan penyakit.
- Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
- Langkah 3
Mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan
kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik
dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk
memudahkan pemasangan.
- Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
- Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
- Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan
jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat.
Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu
dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam
kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Tindakan Sebelum Pemasanagan
a. cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
b. Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah
kontaminasi silang).
c. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
d. Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati
jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai
mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar
8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga
berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
e. Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang
tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga
dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
f. Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi .
Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
g. Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat
gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit
sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian
tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1
ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
2. Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan
membuat insisi yang panjang atau dalam.
3. Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
a. dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap
kapsul.
b. dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap
kapsul.
4. Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar
melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan
trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
5. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup
dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
6. Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
7. Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem
untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan
pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
8. Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa.
9. Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung
trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di
tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah
ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
10. Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul
saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk
memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari
trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul
berikutnya.
11. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan
lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-
25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan
masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal
ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang
dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar
dan lakukan seperti sebelumnya.
12. Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan
bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
13. Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
14. Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu
dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
15. Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
16. Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
i. Menutup luka insisi
1. Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup
luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
2. Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan
mengurangi memar (perdarahan subkutan)
ii. Perawatan klien
1. Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul dan kejadiian tidak umum yang mungkin
terjadi selama pemasangan.
2. Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek
lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi
G. PENCABUTAN IMPLANT
Dilakukan atas indikasi :
1. Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
2. Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan
biasa
3. Sudah habis masa pakainya
4. Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1. Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul
Norplant diperlukan pula satu forceps lurus dan satu furseps bengkok.
2. Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat insisi
akan dilakukan.
3. Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup dengan kain steril yang berluban
4. Lakukan anastesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6. Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah
ujung forceps, selanjutnya forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7. Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu dengan
mendorong kapsul dengan jari tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan
sekitarnya dalm hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-
pelan sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
8. Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika
sewaktu mengeluarkan kapsul terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril
kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat kontrasepsi susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan di
bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Indikasi penggunaan KB
susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi
jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB
yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat efektif
dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna, tidak
merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa
misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak amau
mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi

B. Saran.
a. Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan pemakaian implan, segera kunjungi pekerja
kesehatan yang memasangnya, atau yang terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
b. Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar dapat menjaga kualitas yang sudah ada di
Puskesmas sentolo I.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).


KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-( Diakses
hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember
2010).
Kusumaningrum, Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.

Anda mungkin juga menyukai