Anda di halaman 1dari 39

Scenario kasus 1

(Batuk Darah)

Seorang laki-laki berusia 60 tahun MRS dengan keluhan batuk


produktif, batuk berdarah & sesak napas, saat dikaji pasien mengatakan batuk
sudah berlangsung lama, BB↓, nyeri dada dirasakan tidak nyaman, tidak ada
nafsu makan, letih, lemah, lesu, lunglai, taktil vocal promitus↓, ekspansi dada↑,
terdapat bunyi stridor. Pada saat ini klien tidak mengetahui penyakit apa yang ia
alami.

1. Klarifikasi Istilah-Istilah Penting


a. Sesak napas
Sesak napas merupakan gejala nyata yang merupakan adanya
trakeobronkhial, parenkim paru, dan rongga pleura (Muttaqin Arif,
2015).
b. Batuk produktif
Batuk produktif adalah batuk yang menghasilkan dahak atau
lendir (sputum) sehingga lebih dikenal dengan sebutan batuk
berdahak (Junaidi, 2010).
c. Taktil Vocal Premitus
Taktil fremitus yaitu menempelkan telapak dan jatri-jari tangan
pada dinding dada. Kemudian pasien disuruh mengucapkan kata-
kata seperti 77, dengan nada yang sedang. Bandingkan getaran yang
timbul antara hemithorax kiri dan kanan secara simetris dengan cara
menyilangkan tangan pemeriksa secara bergantian.
 Fremitus meningkat ditemukan pada: infiltrat paru,
compressive atelektasis, cavitas paru.

1
 Fremitus menurun ditemukan pada: penebalan pleura, efusi
pleura, pnemothorax, emfisema paru, obstruksi dari
bronkus (Dr. Ivan Medison, SpP , dkk. 2012).
d. Ekspansi dada
Ekspansi dada artinya peluasan dibagian dada. Perluasan dibagian
dada ini dapat disebabkan adanya pertumbuhan sel-sel abnormal
dalam dada (Bambang Riyanto, 2008).
e. Bunyi stridor
Stridor adalah bunyi kasar saat inspirasi, karena penyempitan
saluran udara pada orofaring, subglofis atau trakea. Jika sumbatan
berat, stridor juga bisa terjadi saat ekspirasi. Penyebab utama stridor
berat badan vival viral croup, benda asing, abses retrofaringeal,
difteri, dan trauma laring ( Hospital care for children, 2016).
f. Batuk berdarah
Batuk berdarah atau hemoptisis adalah ekspektorasi darah yang
berasal dari saluran pernapasan bagian bawah dengan jumlah
minimal hingga massif yang bisa membahayakan.
Batuk darah merupakan masalah kesehatan yang berpotensi
menyebabkan kematian karena sulit diprediksi tingkat keparahan dan
perkembangan klinisnya (Wibisono dan Alsagaf ; 2010,
Swidarmoko; 2010).

2. Kata Kunci
a. Bunyi stridor
b. Mudah lelah
c. Batuk berdarah
d. Lemah,letih,lunglai
e. Nyeri dada
f. Berat badan menurun
g. Ekspansi dada↑
h. Taktil vocal promitus↓

2
3. Main Map
Definisi: Kanker paru atau disebut karsinoma
Definisi: Tuberculosis adalah penyakit infeksi bronkogenik merupakan tumor ganas primer sistem
menular yang disebabkan mycobacterium pernapasan bagian bawah yang bersifat epithelia dan
tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir berasal dari mukosa percabangan bronkus.(Sylvia A.
seluruh organ tubuh lainnya. (Sylvia A. Price) Price)
Manifestasi klinis: Manifestasi Klinis:
1. Demam 40-42◦C, serta ada batuk/batuk darah 1. Gejala dapat bersifat lokal:
2. Sesak napas dan nyeri dada - Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk
3. Malaise, keringat malam kronis
4. Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada - Hemoptisis
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi - Mengi( wheezing,stridor) karena ada
limposit obstruksisaluran napas
6. Pada anak - Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa - Atelektasis
sebab yang jelas atau gagal tumbuh CA Paru 2. Invasi lokal
- Demam tanpa sebab jelas, terutama jika - Nyeri dada
berlanjut sampai 2 minggu - Dispnea karena efusi pleura
- Batuk kronik ≥ 3 minggu, dengan atau tanpa - Invasi ke pericardium, terjadi teemponade atau
wheeze aritmia
- Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa. - Sindrom vena cava superior
- Sindrom horoner
- Suara serak
TB Paru
Batuk darah - Sindrom pancoast
- Servikalis
3. 3. Gejala penyakit metastasis
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servikal dan supraklavikula
4. Sindrom paraneoplastik (terdapat pada 10% kanker
paru)
Bronkitis - Sistemik: penurunan berat badan, anoreksia,
demam
Definisi: Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan inflamasi yang mengenai trakea, - Hematologi: leukositsosis, anemia,
bronkus utama dan menengah yang bermanifestasikan sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi hiperkoagulasi
dalam 2 minggu. (Rahajoe, 2012) - Hipertrofi osteoartropati
1. Bronkitis Akut: merupakan infeksi saluran pernapasan akut bawah. Ditandai dengan awitan gejala yang - Neurologik: dementia, ataksia, tremor, neuropati
mendadak dan berlangsung lebih singkat. perifer
2. Bronkitis Kronis: ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama 2 tahun
- Neuromiopati
berturut-turut). Pada bronchitis kronis peradangan bronkus tetap berlanjut selama beberapa waktu dan terjadi
obstruksi/ hambatan pada aliran udara yang normal di dalam bronkus.
- Endokrin: sekresi berlebihan hormone paratiroid
Manifestasi klinis: - Dermatologic: eritema multiform,
1. Bronkitis akut hyperkeratosis, jari tabuh
- Batuk - Renal: syndrome of inappropriate antidiuretic
- Terdengar ronkhi hormone (SIADH)
- Suara yang berat dan kasar 5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
- Wheezing
- Sering terdapat pada perokok dengan
- Menghilang dalam 10-14 hari
- Demam
PPOK/COPD yang terdeteksi secara radiologis
- Produksi sputum - Kelainan berupa nodul soliter.
2. Bronkitis kronis
- Batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab
- Sering mengalami infeksi saluran napas (seperti misalnya pilek atau flu) yang dibarengi dengan batuk
- Gejala bronchitis akut lebih dari 2-3 minggu
- Demam tinggi
- Sesak napas jika saluran tersumbat
- Produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau.

3
No Penyakit Sesak Batuk Bunyi Taktil Ekspansi Nyeri
napas berdara stridor vocal dada dada
h premitus meningkat
menurun
1 CA paru √ √ √ √ √ √
2 TB Paru √ √ √ √ √
3 bronkitis √ √ √ √ √

4. Pertanyaan Penting
1. Pada kasus diatas apa yang menyebabkan pasien menalami batuk
berdarah?
2. Mengapa pada kasus diatas pasien mengalami sesak napas?
3. Pada kasus diatas apa yang menyebabkan pasien mengalami taktil
vocal fremitus menurun?
4. Bagaimana menegakkan diagnosa pada kasus diatas?
5. Pada kasus diatas apa yang menyebabkan adanya bunyi stridor pada
pasien?
6. Intervensi apa yang dapat diberikan jika pasien yang mengalami nyeri
dada?
5. Jawaban Pertanyaan Penting
1. Pada ppasien kanker paru batuk darah dikarenakan adanya tumor
disaluran udara, kemudian tumor tersebut membesar dan menyebar.
Pada batuk darah atau hemoptasis, darah biasanya berasal dari sirkulasi
bronchial yang menyebabkan obstruksi pada bronkus yang
menyebabkan pecahnya pembuluh darah sehingga saat batuk dapat
disertai pengeluaran darah .(styariyanti D., 2012)
2. Pada pasien kanker paru penyebab sesak napas yaitu karena terjadi
perubahan sel epitel silia dan meningkatnya jumlah mukus di bronkus
sehingga menyumbat jalan napas. (Muttaqin. 2014)

4
3. Taktil vocal fremitus menurun atau melemah disebabkan adanya
jaringan lemak yang berlebihan di dada atau di paru-paru yang
mengembang secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan penebalan
pada pleura, efusi pleura, pneumotoraks, emfisema paru dan obstruksi
dari bronkus. (M. Novita, 2016)
4. Penegakkan diagnosis kanker paru dibuat berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, CT-Scan, MRI, foto toraks, pemeriksaan sitologi
sputum, pemeriksaan histopatologi, pemeriksaan serologi.(Amin &
Hardi, 2015)
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunujukkan gejala
klinis. Bila sudah menunjukkan gejala berarti pasien dalam stadium
lanjut.
1. Gejala dapat bersifat local (Tumor tumbuh setempat)
- Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
- Hemoptitis
- Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
- Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
- Atelektasis
2. Invasi local
- Nyeri dada
- Dipsnea Karena efusi pleura
- Invasi ke pericardium, terjadi tamponade atau aritmia
- Sindrom vena cava superior
- Sindrom horoner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
- Suara serak, Karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent
- Sindrom pancoast, Karen invasi pada pleksus brakialis dan
saraf simpati servikalis
3. Gejala penyakit metasis
- Pada otak, tulang, hati, adrenal
- Limfadenopati servial dan suprakalivikula (sering menyertai
metastasis)

5
4. Sindrom paraneoplastik (terdapat pada 10% kanker paru) dengan
gejala:
- Sistemik: penurunan berat badan, anoreksia, demam
- Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
- Hipertrofi osteoartropati
- Neurologik: dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
- Neuromiopati
- Endokrin: sekresi berlebihan hormone paratiroid
(hiperkalasemia)
- Dermatologic: eritmia multiform, hyverkeratosis, jari tabuh
- Renal: syndrome of inappropriate aintidiuretic hormone
(SIADH)
5. Asimtomatik dengan kelainan radioogis
- Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang
mendeteksi secara radiologis
- Kelainan berupa nodul soliter (Sudoyo Aru. 2009)
Jadi pada kasus diatas telah menunjukkan dan memenuhi
kriteria penegakkan diagnosis kanker paru-paru.
5. Pada pasien CA Paru bunyi stridor adalah kondisi abnormal, di mana
suara pernapasan bernada tinggi yang disebabkan oleh sumbatan di
tenggorokan atau kotak suara (laring). Biasanya terdengar saat
mengambil napas. stridor relatif sama dengan wheeze yakni
penyempitan pada saluran pernapasan, namun pada stridor
penyempitan saluran pernapasan ini hanya disebabkan oleh luka pada
saluran pernapasan. Stridor mengindikasikan terdapatnya luka pada
trakea atau pada larik. (LMH Maulidin, 2018)

6
6. Intervensi yang dapat diberikan pada pasien nyeri dada adalah nyeri
kronis:
 Manajemen Pengobatan
1. Monitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesik
narkotik pada pemberian dosis pertama kali atau jika
ditemukan tanda-tanda yang tidak biasanya
2. Ajarkan tentang penggunaan analgesik, strategi untuk
menurunkan efek samping dan harapan terkait dengan
keterlibatan dalam keputusan pengurangan nyeri.
 Manajemen Nyeri
1. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif
2. Tenttukan kebutuhan frekuensi untuk melakukan pengkajian
ketidaknyamanan pasien dan mengimplementasikan rencana
monitor. (Bulechek, 2013)

6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya


Tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin diketahui yaitu Mengetahui
dua jenis pengobatan radioterapi pada pasien kanker paru-paru

7. Informasi Tambahan
Faktor yang berkaitan dengan radioterapi pada pasien kanker paru-paru:
1. Erlotinib (Tarceva)
2. Bevacizumab (Avastin)

8. Klarifikasi informasi
1. Erlotinib (Tarceva)
Erlotinib (Tarceva) merupakan protein yang disebut EGFR
(Epidermal Growth Factor Receptor), protein ini membantu sel-sel
kanker untuk memebelah. Tarceva bekerja dengan tidak mengizinkan

7
EGFR menginstrtuksikan sel-sel kanker untuk tumbuh. Tarceva dapat
diberikan pada pasien NSCLC (kanker paru jenis karsinoma Non-Sel
Kecil) untuk memperpanjang harapan hidupnya.
2. Bevacizumab (Avastin)
Bevacizumab merupakan antibody yang ditujukan untuk melawan
protein yang membantu sel tumor membentuk pembuluh darah baru.
Obat ini mampu memperpanjang kelangsungan hidup pasien NSCLC
(kanker paru jenis karsinoma Non-Sel Kecil) stadium lanjut. Biasanya
obat ini diberikan sebagai kombinasi dengan kemoterapi. Bevacizumab
biasa diberikan melalui infuse intervena dan umumnya memiliki efek
samping berupa perdarahan di bagian paru-paru. (Tim CancerHelps.
2010)

9. Analisa Dan Sintesis Informasi


Berdasarkan kasus, Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun MRS
dengan keluhan batuk produktif, batuk berdarah dan sesak napas saat
dikaji pasien mengatakan batuk sudah berlangsung lama, BB menurun,
nyeri dada dirasakan tidak nyaman, tidak ada napsu makan, letih, lemah,
lesu, lunglai, taktil vocal fremitus menurun, ekspansi dada meningkat dan
terdapat bunyi stridor. Pada saat ini klien tidak mengalami penyakit apa
yang dialami.
Berdasarkan informasi yang tertera pada kasus bahwa tanda dan gejala
yang dirasakan pasien menunjukkan pasien mengalami masalah kanker
paru-paru, dimana dilihat dari tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien
Berdasarakan hal tersebut dapat timbul beberapa diagnosis banding untuk
mengindentifikasi lebih lanjut sebelum ditetapkan penyakit yang dialami
pasien. Diagnosis bandingnya adalah TB Paru, Bronkiti dan CA Paru.
Ketiga diagnosis tersebut ada beberapa manifestasi klinis yang sesuai
dengan tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien serta berdasarkan
pemeriksaan yang telah dilakukan, Namun dari ketiga diagnosa tersebut
yang paling sesuai dengan tanda dan gejala serta pemeriksaan yang

8
didapatkan yaitu kanker paru. Dimana dari tanda dan gejala yang
dikeluhkan pasien serta pemeriksaan fisik yang ditandai dengan adanya
tanda dan gejala yang dikeluhkan pasien serta pemeriksaan fisik yang
ditandai dengan adanya batuk berdarah, sesak napas, BB menurun, nyeri
dada, taktil vocal fremitus menurun, ekspansi dada meningkat dan terdapat
bunyi stridor.
Berikut kami perjelas perbandingan manifestasi klinis dari ketiga
penyakit pembanding yaitu CA paru, TB paru, dan Bronkitis.

No Penyakit Sesak Batuk Bunyi Taktil Ekspansi Nyeri


napas berdara stridor vocal dada dada
h premitus meningkat
menurun
1 CA paru √ √ √ √ √ √
2 TB Paru √ √ √ √ √
3 bronkitis √ √ √ √ √
Jadi dapat kami simpulkan bahwa pada kasus kali ini diagnosis
penyakit yang kami ambil berdasarkan manifestasi klinis yang terdapat
pada skenario kasus adalah CA Paru.

9
10. Laporan Diskusi
1. Konsep medis
A. Definisi
Kanker paru atau disebut karsinoma bronkogenik
merupakan tumor ganas primer sistem pernapasana bagian bawah
yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan
bronkus. Penyakit ini jarang terjadi dan paling sering terjadi di
daerah industri . Sedangkan menurut Susan Wilson dan June
Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang
tidak terkontrol dari sel anaplastik dalam paru (Amin Huda, 2015).
B. Etiologi
Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun
diperkirakan bahwa unhalasi jangka panjang dari bahan;bahan
karsiogenik merupakan faktor utama, tanpa mengesampingkan
kemungkinan peranan predisposisi hubungan keluarga ataupun
suku bangsa atau ras serta status imunologis seperti kekebalan
tubuh. Dari beberapa keputusan kebiasaan merokok menjadi
penyebab utama dan penyebab lain seperti polusi udara, diet yang
kurang mengandung (vitamin A, seleni dan betakoronin), infeksi
saluran pernafasan kronik, dan keturunan/ genetik. (sudoyo Aru,
2009).
Klafikasi/ pentahapan klinik (clinic staging)
Kalasifikasi berdasarkan TNM: tumor, nodul dan
mentastase.
1. T: T0: Tidak tampak tumor primer
T1: Diameter tumor ,3cm, tanpa invalasi ke bronkus
T2: Diameter .3 cm, dapat disertai atelektasi atau pneumonitis,
namun berjarak lebih dari 2cm dari karina, serta belum ada
afusi pleura.
T3: Tumor ukuran besar dengan tanda invasi ke sekitar atau
sudah dekat karina dan atau disetai efusi pleura

10
2. N: N0: tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar limfe regional
N1: terdaoat penjalaran ke kelenjar limfe hilus ipsilateral
N2 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe mediastinum atau
kontralateral
N3: terdapat penjalaran ke kelenjar limfe ekstratorakal
3. M:M0: tidak terdapat metastase jauh
M1 : sudah terdapat metastase jauh ke organ-organ lain.
(Amin Huda, 2015)
C. Manifestasi klinis
Kanker paru primer tidak berbeda dengan TB paru, hanya saja:
a. Kemunduran kondisi pasien berjalan cepat, misalnya: batuk-
batuk selama 1 bulan, berat badan turun > 5kg, nyeri
dada/sesak napas
b. KU mundur secara cepat
c. Tidak selalu dimulai dengan batuk, bisa dimulai dengan nyeri
dada ataupun kemunduran keadaan umum, penurunan BB, dan
sebagainya
d. Salah satu ciri yang agak khas yaitu timbulnya nyeri dada
maupun pada tempat-tempat metastase
e. Nyeri pleuritik bila terjadi serangan sekunder pada pleura atau
penumonia
f. Batuk darah merupakan gejala umum lainnya
g. Stridor lokal atau dispnea ringan yang diakibatkan obstruksi
bronkus
h. Pembengkakan jari-jari

Karsinoma In Situ:

a. Sama sekali belum ada metastasis atau pertumbuhan invansif


b. Proses keganasan masih terbatas pada mukosa bronkus dan
belum menembus membran basalis

11
Pancoast’s Tumor

a. Semua kanker paru berlokasi diawal apeks yang disertai nyeri


bahu ataupun lengan
b. Diakibatkan oleh invasi proses maligna ke jaringan sekitarnya,
yaitu: tulang iga, pleksus brakialis, KGB.
c. Kadang-kadang disertai destruksi tulang-tulang setempat,
atropi otot lengan, edema lengan, gangguan sensoris atau
motoris.

(Amin Huda, 2015)

D. Pemeriksaan penunjang
1. CT-scan
2. MRI
3. Foto toraks
4. Pemeriksaan sitologi sputum
5. Pemeriksaan Histopatologi
6. Pemeriksaan serologi. (Amin Huda, 2015)
E. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Indikasi pembedahan pada paru adalah untuk stadium 1 dan II .
indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan
intervensi bedah.
2. Radio terapi
Radio terapi pada kanker paru dapat menjadi radioterapi kuratif
atau paliatif. Pada terapi kuratif, radio terapi menjadi bagian
dari kemoterapi neoadjuvan untuk penderita stadium IIIA.
Dalam kondisi tertentu, radio terapi saja tidak jarang menjadi
alternatif kuratif. Radiasi sering menjadi tindakak darurat yang
harus dillakukan untuk meringankan keluhan penderitz, seperti

12
sindroma vena kava superior, nyeri tulang akibat invasi tumor
ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.
3. Kemoterpi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru.
Syarat utamanya adalah penetuan jenis histologis tumor dan
tampilan (performance status) yang harus lebih dari 60 menurut
skala karnofsky atau menurut skala WHO.
Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat
anti kanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada
keadaan tertentu, penggunaan satu jenis obat anti kanker dapat
dilakukan.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemberian kemoterapi
adalah timbulnya efek samping atau toksisiti. (Afriani Sofi,
2015)
a. Karsinoma paru jenis karsinoma sel kecil (Small Cell Long
Cancer/SCLC)
1. Dianjurkan kombinasi radiotherapy saja atau dengan
kombinasi kemotherapy.
2. Tidak dianjurkan reseksi
3. Kemotherapi dapat dalam 1 obat saja atau kombinasi yaitu
CAV (cyclophosphamide + Adriamycin + Vinkristine)
b. Karsinoma paru jenis karsinoma bukan sel kecil (Non Small
Cell lung Cancer / NSCLC)
1. Pembedahan ditujukan untuk stadium I, II, dan beberapa
pada kasus stadium IIIA
2. Tergantung apakah tumor masih bisa direseksi
3. Selanjutnya akan dipilih kombinasi radiotherapi
kemotherapi atau kemotherapi saja. (Andra Saferi, 2013)

13
F. Patofisiologi
Bahan karsinogenik Merokok, bahaya
mengendap industry, karena diet &
familial perokok yang
< vitamin A

Perubahan epitel silia


dan mukosa/ulserasi
Karsinoma sel besar Penyebaran neoplastic
bronkus
kemediastium timbul
karena pleuritik
Hiperplasi, metaplasi Kanker paru-paru

Nyeri
Adenokarsinoma Karsinoma sel kronis
bronchial alveolus

Mengandung macus>>
Membesar / metastase

Menyumbat jalan
nafas
Obstruksi bronkus

Sesak nafas

Ketidakefektifan
Malas makan / pola nafas
anoreksi

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

14
G. Komplikasi
1. Anemia
Anemia merupakan komplikasi yang sering pada penderita
kanker paru dengan prevalensi 63%. Anemia berhubungan
dengan prognosis yang buruk pada pasien kanker. Anemia
mengganggu respon pengobatan radiasi, karena anemia
mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen
sehingga jaringan kekurangan oksigen. Anemia menyebabkan
hipoksia tumor sehingga tumor solid resisten terhadap ionisasi
radiasi dan beberapa bentuk kemoterapi.32 Penelitian
retrospektif oleh Hirarki A dan Maeda T, di Jepang terhadap
611 pasien kanker paru menunjukan bahwa kadar
hemoglobin<13g/dl pada laki-laki dan <12g/dl pada
perempuan berhubungan dengan menurunnya median lama
hidup secara signifikan.33,34 Dengan menggunakan cut of
point kadar hemoglobin yang sama untuk anemia, didapatkan
hasil yang tidak berbeda pada penelitian ini. Ketahanan hidup 1
tahun penderita kanker paru tanpa anemia lebih baik, yaitu
sebesar 33,3% dengan median lama hidup 206 hari. Sedangkan
penderita dengan anemia ketahanan hidup 1 tahun hanya
13,1% dengan median lama hidup 122 hari. Meskipun
demikian, ketahanan hidup 1 tahun tidak berbeda makna.
Sebagian besar penderita kanker paru (79%) mempunyai kadar
albumin <3,5g/dl. Ketahanan hidup 1 tahun penderita kanker
paru dengan kadar albumin >3,5 g/dl lebih baik dibandingkan
kadar albumin <3,5 g/dl.35 . ( Purba AF., 2015)
2. Efusi pleura
karena kanker paru dapat terjadi pada semua jenis histologi,
tetapi penyebab yang sering adenokarsinoma. Akumulasi efusi
di rongga pleura terjadi akibat peningkatan permeabilitas
pembuluh darah karena reaksi inflamasi yang ditimbulkan oleh

15
inflitrasi sel kanker pada pleura parietal dan atau visceral,
invasi langsung tumir yang berdekatan dengan pleura dan
obstruksi pada kelenjar limfe. Terdapatnay efusi pleura ganas
pada kanker paru menggambarkan kondisi terminal (end stage)
penyakit keganasan dengan prognosis buruk.10,23 Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Larry Nicholas,MD (2011),
kompilkasi lain dapat terjadi karena adanya metastasis seperti
metastasis kelenjar getah bening sekitar 80%, hati 40%, otak
27%, pleura 21%, tulang 20%, ginjal 18%, perikardium 17%,
pankreas 9%, kerongkongan 7%, tiroid dan dinding dada 5%.
Dengan berbagai komplikasi seperti diatas maka pasien
memiliki resiko untuk meninggal.( Purba AF., 2015)
H. Prognosis
Secara keseluruhan prognosis paru buruk.Angka harapan
hidup sampai 5 tahun pasien kanker paru jenis karsinoma sel kecil
dengan tahap batasan sekitar 20%, sedangkan yang tahap ekstensif
sangat buruk < 1%. Angka harapan hidup sampai 5 tahun pasien
kanker paru jenis sel karsinoma bukan sel kecil berfariasi
berdasarkan stadium, 60%-70% pasien dengan stadium I, dan <1%
pada pasien dengan stadium IIII.Rata-rata pasien kanker paru jenis
sel karsinoma bukan sel kecil yang telah bermetastase jika tidak
diterapi angka harapan hidupnya 6 bulan.Saat ini harapan hidup
pasien kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil stadium dini
maupun lanjut meningkat, dari yang didapat harapan hidup pasien
dengan stadium dini apabila diberikan regimen platinum-based
setelah dilakukan reseksi. Terapi target juga meningkat harapan
hidup pasien dengan stadium 4. Namun pada penyakit yang telah
bermetastase hasilnya masih mengecewaka. .( Purba AF., 2015)

16
2. Konsep Keperawatan
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.

Umur : 60 tahun

Agama : (Tidak dapat dikaji)

Jenis Kelamin : laki-laki

Status : (Tidak dapat dikaji)

Pendidikan : (Tidak dapat dikaji)

Pekerjaan : (Tidak dapat dikaji)

Suku Bangsa : (Tidak dapat dikaji)

Alamat : (Tidak dapat dikaji)

Tanggal Masuk : (Tidak dapat dikaji)

Tanggal Pengkajian : (Tidak dapat dikaji)

No. Register : (Tidak dapat dikaji)

Diagnosa Medis : Ca Paru

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : (Tidak dapat dikaji)

Umur : (Tidak dapat dikaji)

Hub. Dengan Pasien : (Tidak dapat dikaji)

Pekerjaan : (Tidak dapat dikaji)

Alamat : (Tidak dapat dikaji)

17
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Sesak nafas
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat
ini
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : (Tidak dapat
dikaji)
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
1) Penyakit yang pernah dialami : (Tidak dapat dikaji)
2) Pernah dirawat : (Tidak dapat dikaji)
3) Alergi : (Tidak dapat dikaji)
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) : (Tidak dapat
dikaji)
3. Riwayat Penyakit Keluarga : (Tidak dapat
dikaji)
4. Diagnosa Medis dan therapy : Ca Paru

C. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-


spiritual)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan :(Tidak
terkaji)
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit : (Tidak dapat dikaji)
 Saat sakit : (Tidak dapat dikaji)
c. Pola Eliminasi
1. BAB
 Sebelum sakit : (Tidak dapat dikaji)
 Saat sakit : (tidak dapat dikaji)
2. BAK
 Sebelum sakit : (Tidak dapat dikaji)

18
 Saat sakit : (Tidak dapat dikaji)
d. Pola aktivitas dan latihan : (Tidak dapat dikaji)
e. Pola kognitif dan Persepsi : (Tidak dapat dikaji)
f. Pola Persepsi-Konsep diri : (Tidak dapat dikaji)
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit : (Tidak dapat dikaji)
 Saat sakit : (Tidak dapat dikaji)
h. Pola Peran-Hubungan
i. Pola Seksual-Reproduksi
 Sebelum sakit : (Tidak dapat dikaji)
 Saat sakit : (Tidak dapat dikaji)
j. Pola Toleransi Stress : (Tidak dapat dikaji)
k. Pola Nilai-Kepercayaan : (Tidak dapat dikaji)
D. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : badan lemah
- GCS : verbal ; (Tidak dapat dikaji)
Psikomotor ; (Tidak dapat dikaji)
Mata ; (Tidak dapat dikaji)

b. Tanda-tanda Vital :
1) Nadi : (Tidak dapat dikaji)
2) Suhu : (Tidak dapat dikaji)
3) TD : (Tidak dapat dikaji)
4) RR : (Tidak dapat dikaji)
c. Keadaan fisik
a) Kepala
b) Leher
c) Dada/Toraks
 Paru-paru : eksapansi dada meningkat dan adanya
bunyi stridor
d) Paru-paru/Pulmo

19
e) Abdomen : (Tidak dapat dikaji)
f) Genetalia : (Tidak dapat dikaji)
g) Integumen : (Tidak dapat dikaji)
h) Ekstremitas : (Tidak dapat dikaji)
i) Eliminasi : (Tidak dapat dikaji)
j) Neurologis :
 Status mental dan emosi : (Tidak dapat dikaji)
 Pengkajian saraf kranial : (Tidak dapat dikaji)
 Pemeriksaan refleks : (Tidak dapat dikaji)

E. Pemeriksaan penunjang
1) Hasil CT- Scan : (Tidak dapat dikaji)
2) Hasil MRI : (Tidak dapat dikaji)
3) Hasil foto toraks : (Tidak dapat dikaji)
4) Hasil pemeriksaan sitologi sputum : (Tidak dapat dikaji)
5) Hasil pemeriksaan histopotologi : (Tidak dapat dikaji)
6) Hasil pemeriksaan serologi : (Tidak dapat dikaji)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) ketidakefektifan pola napas B.d adanya karsinoma sel bronchial
alveolus yang terus berkembang membesar sehingga
menyebabkan obstruksi bronkus
2) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B.d
adanya adenokarsinoma yang mengandung mucuss yang dapat
menyumbat jalan napas menyebabkan sesak napas sehingga
klien sulit untuk menelan dan menyebabkan anorexia
3) Nyeri Kronis B.d penyebaran neoplastic kemediastinum timbul
karena pleuritik sehingga menekan daerah di dalamnya sebagai
kompensasi tubuh mengeluarkan mediator kimia dan
menyebabkan nyeri

20
3. ANALISA DATA
A. Data Fokus (Subjektif dan Objektif)
Data subjektif Data objektif
 Klien mengeluh sesak nafas 1. Berat badan menurun
 Klien mengatakan batuk sudah 2. Bunyi stridor
berlangsung lama 3. Batuk produktif
 Klien mengeluh tidak nafsu 4. Batuk berdarah
makan 5. Lemah,letih,lunglai

 Klien mengeluh nyeri yang 6. taktil vocal promitus↓


dirasakan sudah tidak nyama. 7. ekspansi dada↑

B. Tabel Analisa Data


No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Data subjektif : Faktor penyebab Ketidakefektif
an pola nafas
 Klien mengeluh terjadinya CA Paru
sesak nafas
Karsinoma sel bronchial
 Klien mengatakan alveolus
batuk sudah
berlangsung lama Membesar / metastase
 Klien mengeluh
tidak nafsu makan Obstruksi bronkus
 Klien mengeluh
nyeri yang dirasakan Ketidakefektifan pola
sudah tidak nyama nafas

Data objektif :
 Bunyi nstridor
 Batuk produktif
 Batuk berdarah
 Ekspansi dada

21
2. Data subjektif : Faktor penyebab Ketidakseimb
angan nutrisi
1. Klien mengeluh terjadinya CHF
kurang dari
Sesak napas kebutuhan
Adenokarsinoma tubuh
2. Klien mengeluh
nyeri yang
Mengandung macus>>
dirasakan tidak
nyaman
Menyumbat jalan nafas
3. Klien mengatakan
batuk sudah
Sesak nafas
berlangsung lama
4. Klien mengeluh
Malas makan / anoreksi
tidak nafsu makan

Ketidakseimbangan
Data objektif : nutrisi kurang dari
 Lemah, letih, kebutuhan tubuh
lunglai
 Bunyi nstridor
 Batuk produktif
 Batuk berdarah
 Ekspansi dada
3. Data subjektif : Faktor penyebab Nyeri kronis
 Klien mengeluh terjadinya CA Paru
sesak nafas
Karsinoma sel besar
 Klien mengatakan
batuk sudah
Penyebaran neoplastic
berlangsung lama kemediastium timbul karena
 Klien mengeluh pleuritik
tidak nafsu makan
 Klien mengeluh
Nyeri kronis
nyeri yang dirasakan
sudah tidak nyama

22
Data objektif :
 Bunyi nstridor
 Batuk produktif
 Batuk berdarah
 Ekspansi dada

23
24
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC Rasional


1 Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi 1. Manajemen gangguan 1. Manajemen
nutrisi kurang dari Kriteria hasil: makan gangguan
kebutuhan tubuh (00002) Setelah dilakukan tindakan Observasi makan
Domain 2 : nutrisi keperawatan selama 3x24 jam a. Monitor intake/asupan Observasi
Kelas 1 : makan masalah Toleransi terhadap dan asupan cairan secara a. Untuk
Definisi : aktivitasteratasi dengan indikator tepat mengetahui
Asupan nutrisi tidak cukup yang dipertahankan pada skala 3 Mandiri pemasukan
untuk memenuhi kebutuhan ditingkatkan ke skala 4. Dengan b. Bantu klien untuk asupan cairan
metabolic indikator : mengembangkan harga pada klien.
Batasan karakteristik : 1. Asupan gizi diri yang sesuai dengan Mandiri
1. Berat badan 20% 2. Asupan makanan berat badan yang sehat b. Agar klien
atau lebih di bawah 3. Energi Kolaborasi mampu
rentang berat badan Keterangan: c. Kolaborasi dengan tim mengembangkan
ideal 1. Sangat menyimpang dari kesehatan lain untuk harga diri sesuai
2. Bising usus rentang normal mengembangkan rencana dengan berat
hiperaktif 2. Banyak menyimpang perawatan dengan badan yang sehat

25
3. Cepat kenyang dari rentang normal melibatkan klien dan Kolaborasi
setelah makan 3. Cukup menyimpang dari orang-orang terdekatnya c. Agar orang-
4. Diare rentang normal dengan tepat orang terdekat
5. Gangguan sensasi 4. Sedikit menyimpang dari He mengetahui
rasa rentang normal d. Ajarkan dan dukung tentang rencana
6. Kehilangan rambut 5. Tidak menyimpang dari konsep nutrisi yang baik perawatan pada
berlebihan rentang normal dengan klien (dan orang klien
7. Kelemahan otot 2. Status nutrisi: Asupan terdekat klien dengan He
pengunyah nutrisi tepat) d. Agar klien
8. Kelemahan otot Kriteria hasil: 2. Manajemen nutrisi mengetahui
untuk menelan Setelah dilakukan tindakan Observasi keefektifan
9. Kerapuhan kapiler keperawatan selama 3x24 jam a. Monitor kalori dan asupan nutrisi
10. Kesalahan informasi masalah Toleransi terhadap makanan 2. Manajemen
11. Kesalahan persepsi aktivitasteratasi dengan indikator b. Monitor kecenderungan nutrisi
12. Ketidakmampuan yang dipertahankan pada skala 3 terjadinya penurunan dan Observasi
memakan makanan ditingkatkan ke skala 4. Dengan kenaikan berat badan a. Untuk membantu
13. Kram abdomen indikator : Mandiri memenuhi
14. Kurang informasi 1. Asupan kalori c. Lakukan atau bantu pasien kebutuhan nutrisi
15. Kurang minat pada 2. Asupan protein terkait dengan perawatan dan kalori yang

26
makanan 3. Asupan lemak mulut sebelum makan di butuhkan
16. Membrane mukosa Keterangan: Kolaborasi pasien
pucat 1. Tidak adekuat - b. Agar mengetahui
17. Nyeri abdomen 2. Sedikit adekuat He peningkatan dan
18. Penurunan berat 3. Cukup adekuat - penurunan status
badan dengan 4. Sebagian besar adekuat gizi
asupan makan 5. Sepenuhnya adekuat Mandiri
adekuat c. Untuk
19. Sariawan rongga membantu
mulut meningkatkan
20. Tonus otot menurun nafsu makan
Faktor yang berhubungan pasien
: Kolaborasi
1. Faktor biologis -
2. Faktor ekonomi He
3. Gangguan -
psikososial
4. Ketidakmampuan
makan

27
5. Ketidakmampuan
mencerna makanan
6. Ketidakmampuan
mengabsorpsi
nutrien
Kurang asupan makanan
2 Ketidakefektifan pola NOC : 1. Manajemen jalan napas 1. Manajemen
napas (00032) 1. Status pernapasan : Observasi jalan napas
Domain 4 : kepatenan jalan napas a. Monitor status pernafasan Observasi
aktivitas/istirahat Kriteria hasil: dan oksigenasi, a. Agar dapat
Kelas 4 : respons Setelah dilakukan tindakan sebagaimana mestinya. memantau status
kardiovaskular/pulmonal keperawatan selama 3x24 jam Mandiri pernapasan
Definisi : masalah Toleransi terhadap b. Bantu dengan dorongan mandiri
Inspirasi dan/atau ekspirasi aktivitasteratasi dengan indikator spirometer, sebagaimana b. Agar pasien
yang tidak memberi yang dipertahankan pada skala 3 mestinya. dapat
ventilasi adekuat ditingkatkan ke skala 4. Dengan Kolaborasi mengetahui
Batasan karakteristik : indikator : c. Kelola nebulizer ukuran dan
1. Bradipnea 1. Frekuensi pernapasan ultrasonic sebagaimana fungsi volume
2. Dispnea 2. Irama pernapasan mestinya dan dinamik

28
3. Fase ekspirasi 3. Kedalaman inspirasi He paru-paru.
memanjang Keterangan : d. Bagaimana agar bisa Kolaborasi
4. Ortopnea 1. Deviasi berat dari kisaran melakukan batuk efektif. c. Agar pasien
5. Penggunaan otot normal 2. Monitor pernapasan dapat bernapas
bantu pernapasan 2. Deviasi yang cukup berat Observasi dengan baik
6. Penggunaan posisi dari kisaran normal a. Monitor status pernapasan He
tiga-titik 3. Deviasi sedang dari dan oksigenasi, sebagai d. Agar pasien
7. Peningkatan kisaran normal mana mestinya mengetahui cara
diameter anterior- 4. Deviasi ringan dari Mandiri untuk melakukan
0posterior kisaran normal b. Posisikan pasien untuk batuk efektif.
8. Penurunan kapasitas 5. Tidak ada deviasi dari memaksimalkan ventilasi 2. monitor
vital kisaran normal Kolaborasi pernapasan
9. Penurunan tekanan 2. Status pernapasan c. Lakukan fisioterapi dada observasi
ekspirasi Kriteria hasil: sebagaimana mestinya a. Agar dapat
10. Penurunan tekanan Setelah dilakukan tindakan He membantu dan
inspirasi keperawatan selama 3x24 jam - mengetahui
11. Penurunan ventilasi masalah Toleransi terhadap irama kedalaman
semenit aktivitasteratasi dengan indikator pernapasan.
12. Pernapasan bibir yang dipertahankan pada skala 3 mandiri

29
13. Pernapasan cuping ditingkatkan ke skala 4. Dengan b. Untuk
hidung indikator : mengetahui suara
14. Perubahan ekskursi 1. Frekuensi pernapasan napas apakah ada
dada 2. Irama pernapasan mengi.
15. Pola napas abnormal 3. Kedalaman inspirasi Kolaborasi
(mis.,irama, Keterangan : c. Agar jalan napas
frekuensi, 1. Deviasi berat dari kisaran pasien berjalan
kedalaman) normal dengan baik.
16. Takipnea 2. Deviasi yang cukup berat He
Faktor yang berhubungan dari kisaran normal -
1. Ansietas 3. Deviasi sedang dari
2. Cedera medulla kisaran normal
spinalis 4. Deviasi ringan dari
3. Deformitas dinding kisaran normal
dada 5. Tidak ada deviasi dari
4. Deformitas tulang kisaran normal
5. Disfungsi
neuromuscular
6. Gangguan

30
muskulokeletal
7. Gangguan
neurologis (mis.,
elektroensefalogram
[EEG] positif,
trauma
kepala,gangguan
kejang)
8. Hiperventilasi
9. Imaturitas
neurologis
10. Keletihan
11. Keletihan otot
pernapasan
12. Nyeri
13. Obesitas
14. Posisi tubuh yang
menghambat
ekspansi paru

31
3. Nyeri kronis (00133) 1. kontrol nyeri 1. Manajemen pengobatan 1. Manajemen
Domain 12 : kenyamanan Kriteria hasil: Observasi pengobatan
Kelas 1 : kenyamanan fisik Setelah dilakukan tindakan a. Monitor efektifitas cara Observasi
a. Agar mengetahui
Definisi : keperawatan selama 3x24 jam pemberian obat yang
cara pemberian
Pengalaman sensorik dan masalah Toleransi terhadap sesuai
obat yang efektif
emosional tidak aktivitas teratasi dengan Mandiri
Mandiri
menyenangkan dengan indikator yang dipertahankan b. Kaji ulang strategi
b. Agar mengetahui
kerusakan jaringan actual pada skala 3 ditingkatkan ke bersama pasien dalam
strategi dalam
atau potensial, atau di skala 4. Dengan indikator : mengelola obat-obatan
mengelola obat-
gambarakan sebagai sesuatu 1. mengenali kapan nyeri Kolaborasi
obatan
kerusakan (international terjadi c. Konsultasi dengan
Kolaborasi
association for the stufy of 2. menggambarkan faktor professional perawatan c. Agar dapat
pain); awitan yang tiba-tiba penyebab kesehatan lainnya untuk meminimalkan
atau lambat dengan 3. menggunakan tindakan meminimalkan jumlah jumlah frekuensi
intensitas dari ringan hingga pencegahan frekuensi obat yang di obat sehingga di
berat, terjadi konstan atau keterangan: butuhkan agar di dapatkan dapatkan efek
bereulang tanpa akhir yang 1. tidak pernah efek terapeutik terpeutik
dapat diantisipasi atau di menunjukkan He He
d. Agar mengetahui
prediksi dan berlangsung 2. jarang menunjukkan d. Ajarkan pasien dan atau

32
lebih dari tiga (>3) bulan 3. kadang-kadang anggota keluarga pemberian obat
Batasan karakteristik : menunjukkan mengenai metode yang sesuai
1. Anoreksia 4. sering menunjukkan pemberian obat yang 2. Manajemen
2. Bukti nyeri dengan 5. secara konsisten sesuai nyeri
menggunakan menunjukkan 2. Manajemen nyeri a. Untuk melihat
standar daftar 2. tingkat nyeri Observasi tingkat
periksa nyeri untuk Kriteria hasil: a. Monitor kepuasan pasien keberhasilan
pasien yang tidak Setelah dilakukan tindakan terhadap manajemen nyeri dalam mengatasi
dapat keperawatan selama 3x24 jam dalam interval yang sesuai nyeri
mengungkapkannya masalah Toleransi terhadap Mandiri Mandiri
(mis.,Neonatal aktivitasteratasi dengan indikator b. Lakukan pengkajian nyeri b. Agar rencana
Infant Pain Scale, yang dipertahankan pada skala 3 komperehensif yang keperawatan
Pain Assessment ditingkatkan ke skala 4. Dengan meliputi lokasi, berjalan sesuai
Cheklist for Senior indikator : karakteristik, onset, dengan hasil
with Limited Ability 1. nyeri yang di laporkan durtasi, pengkajian yang
to Communicate) 2. panjangnya episode nyeri frekuensi,kualitas,intensit konkrit
3. Ekspresi wajah nyeri 3. kehilangan napsu makan as,atau beratnya nyeri dan Kolaborasi
(mis., mata kurang keterangan: faktor pencetus -
bercahaya,tampak 1. Berat Kolaborasi He

33
kacau, gerakan mata 2. Cukup berat - c. Agar klien dapat
berpencar atau tetap 3. Sedang He mengatasi atau
pada satu focus, 4. Ringan c. Ajarkan manajemen mengurangi
meringis) 5. Tidak ada prinsip-prinsip nyeri yang ia
4. Focus pada diri manajemen nyeri rasakan dengan
sendiri d. Ajarkan metode mandiri
5. Hambatan farmakologi untuk d. Agar dapat
kemampuan menurunkan nyeri mengetahui
meneruskan aktivitas metode
sebelumnya farmakologi
6. Keluhan tentang dalam
intensitas menurunkan
menggunakan nyeri
standar skala nyeri
(mis., skala Wong-
Baker FACES, skala
analog visual,skala
penilaian numeric)
7. Keluhan tentang

34
karakteristik nyeri
dengan
menggunakan
instrument nyeri
(mis., McGill Pain
Questionnare,Brief
Pain Inventory
8. Laporan tentang
perilaku
nyeri/perubahan
aktivitas (mis.,
anggota
keluarga,pemberi
asauhan)
9. Perubahan pola tidur
Faktor yang berhubungan
:
1. Agens pencedera
2. Cedera medulla

35
spinalis
3. Cedera otot
4. Cedera tabrakan
5. Distress emosi
6. Fraktur
7. Gangguan genetic
8. Gangguan imun
(mis., neuropati
karena human
immunodeficiency
virus [HIV], virus
varisela zoster)
9. Gangguan iskemik
10. Gangguan metabolik
11. Gangguan
musculoskeletal
kronis
12. Gangguan pola tidur
13. Infiltrasi tumor

36
14. Isolasi social
15. Jender wanita
16. Keletihan
17. Kerusakan sistem
saraf
18. Ketidakseimbangan
neurotransmiter,
neuromodulator dan
reseptor
19. Kompresi otot
20. Kontusio
21. Malnutrisi
22. Mengangkat beban
berat berulang
23. Pasca-trauma karena
gangguan (mis.,
infeksi, inflamasi)
24. Penggunaan
computer lama (>20

37
jam/minggu)
25. Peningkatan indeks
massa tubuh
26. Peningkatan kadar
kortisol lama
27. Pola seksualitas
tidak aktif
28. Riwayat hutang yang
berlalu banyak
29. Riwayat mutilasi
genital
30. Riwayat olahraga
terlalu berat
31. Riwayat
penganiayaan
(mis.,fisik,
psikologis,seksual)
32. Riwayat
penyalahgunaan zat

38
39

Anda mungkin juga menyukai