Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

OLEH:

NAMA KELOMPOK

1. JIHAN IRANI LUBIS


2. SYAHIDANNUR MUKMINAH PULUNGAN
3. ELSYAH JUNIATY
4. RISKI ADITYA BIMANTORO
5. ALWI SYAPUTRA
6. BONARDO SADATUA

SMA NEGERI 1 SIBOLGA

TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Nasionalisme
Jepang”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Nasionalisme Jepang ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................


KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................
A. Pengertian Nasonalisme .................................................................................................
B. Nasionalisme di Jepang .................................................................................................
BAB III PENUTUP ......................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Negara di dunia itu pasti memiliki sejarah masing-masing tentang
kemerdekaannya, entah itu atas perjuangan dari rakyatnya sendiri atau atas pemberian dari
Negara lain yang pernah menjajah. Nasionalisme merupakan suatu proses pembentukan, atau
pertumbuhan bangsa-bangsa, suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan, suatu
bahasa dan simbolisme bangsa, suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.
Nasionalisme sebenarnya boleh didefinisikan sentimen kecintaan terhadap sebuah negara.
Sentimen itu hanya ditumpukan kepada satu negara bangsa saja yang dapat mendorong kepada
keinginan untuk berjuang mebebaskan tanah air dari cengkaman kuasa asing.
Semangat nasionalisme ini wujud hasil daripada keinginan untuk
menebus perubahan bangsa serta membentuk nasib dan masa depan sebuah bangsa dan Negara.
Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan individu dan negara dari
cengkaman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing. Oleh karena itu perlu dibahas masalah
Nasionalisme suatu Negara, agar para rakyatnya dapat mengerti akan perjuangan para pahlawan
yang telah memperjuangkan kemerdekaan negaranya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari Pengertian Nasonalisme ?
2. Bagaimana nasionalisme di jepang ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasonalisme
NASIONALISME nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta tehadap
bangsanya yang tinggi namu tidak merendahkan bangsa lain dalam artian dia sangat mecintai
negara,tanaha airnya yang sangat kuat namun tetap menjunjung tinggi nilai nilai toleransi
terhadapa negara laain ( tidak merendahkan)
Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan“isme” yaitu paham kebangsaan yang
mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai
bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan
kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan
kesatuanNasionalisme berasal dari kata “nasional” dan“isme” yaitu paham kebangsaan yang
mengandung makna : kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai
bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan
kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan
Menurut Ensiklopedi Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai sikap politik dan sosial
dari kelompok-kelompok suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa, dan
wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian, merasakan adanya kesetiaan
mendalam terhadap kelompok bangsa itu. Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu ikatan
antara manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan, klan, dan kesukuan.

B. Nasionalisme di Jepang
a. Masa Keshogunan
Sejak pemerintahan Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang
melakukan politik isolasi (artinya menarik diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi
ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para
penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk menjamin tetap tegaknya pemerintahan
Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing (Barat). Selama Jepang menutup diri,
dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa
Barat membutuhkan daerah pasaran hasil industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu
bangsa Barat yang ingin masuk ke Jepang untuk membuka hubungan dagang.
Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di
bawah pimpinan Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1853,
mengirimkan lagi utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan
Matthew Commodore Perry. Perry menghadap Shogun dan meminta agar Jepang mau
membuka kota-kota pelabuhannya untuk perdagangan internasional. Pemerintah Jepang
minta waktu untuk memikirkan permintaan Amerika Serikat. Perry beserta rombongan
kembali ke Amerika.
Pada tahun 1854, rombongan Perry lengkap dengan tujuh kapal perangnya
mendarat lagi di Yedo, dan berhasil memaksa Shogun Iyesada (1853–1858) untuk
menandatangani Perjanjian Kanagawa (31 Maret 1854) yang isinya kota pelabuhan
Shimoda dan Hokodate dibuka untuk perdagangan asing. Dengan demikian, runtuhlah
politik isolasi Jepang sehingga negara tersebut terbuka untuk bangsa asing. Sejak saat itu,
Jepang menyadari akan ketinggalannya dengan bangsabangsa Barat. Yang menjadi
sasaran kemarahan rakyat Jepang ialah pemerintahan Shogun. Yoshinobu dipaksa turun
takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada
tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji memerintah Jepang dari tanggal 25
Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.
b. Nasionalisme Jepang
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya
kekuasan Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya
nasionalisme Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter
Outh (Sumpah Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut:
1) Akan dibentuk parlemen.
2) Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan.
4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.
5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan
negara.
Untuk mencapai cita-cita tersebut maka Meiji Tenno melaksanakan
pembaharuan (restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan Meiji
Restorasi. Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik, ekonomi,
pendidikan dan militer.
1) Bidang Politik
Langkah pertama yang diambil oleh Meiji Tenno ialah memindahkan ibu kota dari
Kyoto ke Yedo yang kemudian diganti menjadi Tokyo (yang berarti ibu kota timur).
Selanjutnya, diciptakan bendera kebangsaan Jepang Hinomoru dan dan lagu
kebangsaan Jepang, Kimigayo. Shintoisme dikukuhkan sebagai agama nasional.
Jabatan shogun dan daimyo dihapuskan (1868) dan samurai dibubarkan. Para daimyo
kemudian diangkat menjadi pegawai negeri, sedangkan para samurai dijadikan tentara
nasional. Di bawah pimpinan Ito Hirobumi (kemudian dikenal Bapak Konstitusi
Jepang) pada tahun 1889 berhasil disusun konstitusi Jepang.
2) Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi, meliputi bidang pertanian, perindustrian, dan
perdagangan, namun yang paling berhasil di bidang perindustrian dan perdagangan.
Perdagangan Jepang maju pesat berkat dumping policy. Di bidang industri muncul
golongan baru yang disebut Zaibatsu yang terdiri atas keluarga Mitsui, Mitsubishi,
Sumitomo, dan Jassuda.
3) Bidang pendidikan
Sistem pendidikan di Jepang meniru sistem pendidikan Barat. Dasar moral yang
diajarkan di semua sekolah ialah Shintoisme dan Budhisme. Pada tahun 1871,
dibentuklah Departemen Pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1872 dikeluarkan
Undang-Undang Pendidikan yang mewajibkan belajar untuk anak-anak umur 6–14
dan bebas uang sekolah. Sistem pendidikannya semimiliter.
4) Bidang Militer
Dalam pembaharuan angkatan perang yang mempunyai peranan besar ialah keluarga
Choshu dan Satsuma. Keluarga Choshu menangani pembaharuan Angkatan Darat
dengan mencontoh Prusia (Jerman), sedangan keluarga Satsuma menangani
pembaharaun Angkatan Laut dengan mencontoh Inggris. Bersamaan dengan
modernisasi angkatan perang ini dihidupkan kembali ajaran bushido sebagai jiwa
kemiliteran.
c. Jepang Muncul sebagai Negara Imperialis
Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara
Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara Barat.
Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperti negara-
negara Barat. Faktor-faktor yang mendorongnya:
1) Adanya pertambahan penduduk yang cepat.
2) Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan
mentah.
3) Adanya pembatasan migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat.
4) Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga), di mana
Jepang terpanggil untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-Pasifik).
Ambisi imperialisme Jepang menyebabkan Jepang terlibat dalam
peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang selalu mendapatkan
kemenenangan. Perang Cina–Jepang I (1894–1895) dimenangkan oleh Jepang dan
diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895). Hasilnya, Jepang memperoleh Kepulauan
Pescadores dan Taiwan. Perang Rusia–Jepang (1904–1905) dimenangkan oleh pihak
Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth (1905). Hasilnya Jepang mendapatkan
Shakalin Selatan dan menggantikan posisi Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini
memberikan pengaruh yang besar bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia
dan Afrika. Dalam Perang Dunia I, Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak kepada
Sekutu. Jepang berhasil menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun di Pasifik.
Itulah sebabnya setelah perang berakhir dengan kekalahan di pihak Jerman, Jepang
memperoleh daerah bekas jajahan Jerman, seperti Shantung (di Cina), Kepulauan
Marshal, Mariana, dan Caroline (di Pasifik). Dengan demikian, sampai dengan
berakhirnya Perang Dunia I, Jepang telah berhasil menguasai banyak daerah. Jepang telah
muncul menjadi negara besar (the great powers)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Nasionalisme adalah suatu gejala psikologis berupa rasa persamaan dari sekelompok
manusia yang menimbulkan kesadaran sebagai bangsa. Nasionalisme muncul dibelahan
negara-negara dunia.Nasionalisme pada umumnya bertujuan mewujudkan kebebasan individu
dan negara dari cengkaman dan kongkongan pemerintah dan kuasa asing
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan
Shogun dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme
Jepang. Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah
Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut.

B. SARAN
Sebagai manusia yang tidak lepas dari berbagai kekurangan kai sadar makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu mohon bantuan serta kritik dan sarannya agar bisa
lebih baik lagi dalam membuat makalah di waktu yang selanjutnya. Untuk kritik dan sarannya
kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai