6173 6150 1 PB

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

OPTIMASI MODEL SACRAMENTO UNTUK MENGHITUNG DEBIT

BULANAN DAS BOLANGO DI BOIDU


Salma Karim 1), Barry Yusuf Labdul 2), Aryati Alitu 3)
1)
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo
email: salma_karim02@yahoo.com
2)
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo
email: barry_labdul@yahoo.com
3)
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo
email: aryati_nining@yahoo.com

Abstrak
Sungai Bolango merupakan salah satu sungai yang besar yang berada di Provinsi
Gorontalo. DAS Bolango memiliki beberapa Sub DAS dan memiliki data hidrologi yang
lengkap dibandingkan Sub DAS lainnya, sehingga diadakan penelitian mengenai
penyimpangan model Sacramento. Dalam pemakaiannya dilakukan kalibrasi terhadap
beberapa parameter yang dipakai yang diformulasikan dalam skripsi yang berjudul “
Optimasi Model Sacramento untuk Menghitung Debit Bulanan DAS Bolango di Boidu ”
Model Sacramento sebagai suatu pendekatan perkiraan debit bulanan yang
menstimulasikan kesetimbangan air pada suatu daerah tangkapan yang ditujukan untuk
menghitung total run off dari nilai curah hujan bulanan, evapotranspirasi, kelembaban
tanah, dan ketersediaan air tanah.
Model Sacramento menggunakan 16 parameter yang mewakili prilaku hidrologi di daerah
aliran sungai, sehingga untuk mencapai hasil simulasi yang baik, diperlukan proses
kalibrasi dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel-Solver. Tujuan kalibrasi
ini adalah untuk mendapatkan hasil simulasi yang mirip dengan data observasi.Hasil
penelitian Model Sacramento yang mengalih-ragamkan hujan menjadi aliran DAS
Bolango, menghasilkan debit bulanan berkisar antara 0.84 m3/s sampai dengan 18.392
m3/s, dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.984 dan besarnya nilai VE 3.751%
dalam kalibrasi, sedangkan dalam Verfikasi nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.891 dan
VE sebesar 3.343%, dimana hal ini menunjukkan bahwa kesalahan volume yang
memungkinkan adalah <5%.

Kata kunci : Optimasi, Model Sacramento, Boidu

Abstract
Bolango River is one of main rivers in Gorontalo. It consists of several tributaries
flowing into the main river. Besides, it has more complete hydrological data compared to
that of other watersheds. The study entitled “Sacramento Model Optimation for
Calculating the Bolango River Monthly Discharge at Boidu” was conducted as to
determine the effect of calibrating the Sacramento Model parameters on Bolango river
monthly discharge. The Sacramento Model has been frequently employed to simulate
water balance on a watershed in order to determine total runoff resulted from monthly
rainfall, evapotranspiration, soil moisture, as well as groundwater abailability. The
model has 16 parameters representing hydrological characteristics of a watershed. In
order to obtain a better fit simulation result, calibration method has been conducted
using the Microsoft Excel-Solver. The calibration was performed as to obtain results that
best fitted to the observed data. The result revealed that by calibrating rainfall data
would result in monthly discharge between 0.84 m3/s and 18.392 m3/s, with correlation

1
coefficient (r) of 0.984 and VE of 3.751% for calibration. In addition, verification for r
value was 0.891 and VE of 3.343% indicating that the possible volume error was <5%.

Keywords: Boidu, Sacramento Model, Optimizing

2
1. PENDAHULUAN 2.2 Siklus Hidrologi
Siklus Hidrologi merupakan proses
1.1 Latar Belakang kontinyu air dimana air bergerak dari
Sungai pada umumnya memiliki bumi ke atmosfir dan kemudian kembali
peran yang strategis sebagai salah satu lagi ke bumi.
sumber daya alam yang mendukung
kehidupan masyarakat. Untuk menjaga 2.3 Parameter Hujan
agar air yang keluar dari daerah aliran Jumlah hujan yang jatuh di
sungai tidak melebihi dari kapasitas permukaan bumi dinyatakan dalam
penerimaan dihilir, perlu dilakukan kedalaman air (biasanya mm) yang
perhitungan debit air pada DAS Boidu dianggap terdistribusi secara merata pada
dengan menggunakan Model seluruh daerah tangkapan air. Intensitas
Sacramento. Model ini merupakan salah hujan adalah jumlah curah hujan dalam
satu model yang pengujiannya suatu waktu, dan Intensitas hujan rerata
menggunakan beberapa parameter, untuk adalah perbandingan antara kedalaman
melakukan proses pengujian yang sering hujan dan durasi hujan. Distribusi hujan
digunakan untuk suatu pemodelan yaitu sebagai fungsi waktu menggambarkan
proses kalibrasi dan verifikasi. variasi kedalaman hujan selama
terjadinya hujan, yang dapat dinyatakan
1.2 Rumusan Masalah dalam bentuk diskrit atau kontinyu.
Berdasarkan latar Belakang di atas Intensitas hujan bervariasi dalam ruang
dapat dirumuskan beberapa masalah : dan waktu, yang tergantung pada lokasi
1. Apakah parameter Model Sacramento geografis dan iklim.
untuk menghitung debit bulanan di
DAS Boidu dapat memberikan 2.4 Curah Hujan
pengaruh yang cukup sesuai sifat fisik 1. Melengkapi Data yang Hilang
dan karakteristik DASnya ? Data hujan yang hilang di suatu
2. Apakah diperlukan kalibrasi terhadap stasiun pada saat tertentu dapat diisi
parameter-parameter Model dengan nilai perkiraan berdasarkan data-
Sacramento sesuai sifat fisik dan data yang tersedia dari tiga atau lebih
karakteristik DASnya ? stasiun terdekat di sekitarnya pada saat
yang sama.
1.3 Tujuan Metode yang dapat digunakan untuk
Tujuan penelitian ini adalah : melakukan koreksi data, yaitu:
1. Menganalisis debit bulanan di sungai a. Metode perbandingan normal
Bolango dengan Metode Sacramento. (normal ratio method).
2. Mengetahui hasil kalibrasi Model b. Reciprocal method
Sacramento di Sungai Bolango.
2. Hujan Kawasan (DTA)
2. LANDASAN TEORI Dalam analisis hidrologi dikenal ada
tiga macam cara yang umum dipakai
2.1 Karakteristik Sungai dalam menghitung curah hujan rata-rata
Sungai merupakan jaringan alur-alur untuk suatu kawasan yaitu :
pada permukaan bumi yang terbentuk a. Metode rata-rata aljabar
secara ilmiah mulai dari bentuk kecil b. Polygon thiessen
dibagian hulu hingga bentuk besar c. Isohyet
dibagian hilirnya/muara. Sungai terdiri
dari 3 bagian yaitu bagian hulu, bagian 2.5 Evapotranspirasi
tengah, dan bagian hilir. Evapotranspirasi adalah gabungan
dari evaporasi dan transpirasi tumbuhan

3
yang hidup dipermukaan bumi. Evaporasi
merupakan pergerakan air ke udara dari
berbagai sumber seperti tanah, atap, dan
badan air, sadangkan transpirasi
merupakan pergerakan air di dalam
tumbuhan melalui stomata yang diuapkan
oleh daun.

2.6 Limpasan
Limpasan permukaan (surface
runoff) yang merupakan air hujan yang
mengalir dalam bentuk lapisan tipis di
atas permukaan lahan akan masuk ke
parit-parit dan selokan-selokan yang
kemudian bergabung menjadi anak
sungai dan akhirnya menjadi aliran
sungai. Di daerah pegunungan ( bagian Gambar 1. Konsep Model
hulu DAS) limpasan permukaan dapat Sacramento
masuk ke sungai dengan cepat, yang
dapat menyebabkan debit sungai Sacramento menggunakan 16
meningkat. parameter untuk simulasi neraca air pada
level DAS, yaitu:
2.7 Debit a. 5 parameter menggunakan tempat
Debit aliran diperoleh dengan penyimpanan air, digunakan untuk
mengalikan luas tampang aliran dan mengetahui kelembaban tanah.
kecepatan aliran. Kedua parameter Terbagi dalam dua tempat, yaitu
tersebut dapat diukur pada suatu tampang upper dan lower zone.
lintang (stasiun) di sungai. Luas tampang b. 3 parameter untuk menghitung
aliran diperoleh dengan mengukur interflow dan baseflow, yaitu UZK,
elevasi permukaan air dan dasar sungai. LZPK, dan LZSK.
Kecepatan aliran juga dihitung c. 3 parameter untuk menghitung
bersamaan dengan pengukuran elevasi perkolasi air dari upper zone ke
muka air. Dengan demikian dapat lower zone, yaitu ZPERC, REXP,
dihitung debit untuk berbagai kondisi dan PFREE.
aliran. d. 2 parameter untuk menghitung
direct run-off yang menuju lapisan
2.8 Model Sacramento kedap air, yaitu PCTIM, dan
Model sacramento digunakan ADIMP.
untuk menghitung debit aliran harian dari e. 3 parameter untuk menghitung
masukan data hujan dan evaporasi. kehilangan air (losses) dari system,
Model Sacramento merupakan salah satu yaitu SIDE, SSOUT, dan SARVA.
model konseptual dimana parameter-
parameternya berkaitan dengan fisik 2.9 Kalibrasi Model Sacramento
daerah pengaliran sungai yang secara Tahap ini merupakan tahap yang
prinsip memodelkan proses hujan digunakan untuk menentukan nilai
menjadi debit aliran sungai (rainfall ran- parameter DAS yang belum diketahui.
off), dapat dilihat pada gambar dibawah Dalam proses kalibrasi, nilai-nilai
ini : awalnya dianggap berlaku untuk semua
parameter dan periode alirannya
disimulasikan serta dibandingkan dengan
debit-debit terukur. Bila memang

4
diperlukan, maka parameter- 3.3 Tahapan Penelitian
parameternya diubah dan pembandingnya Tahapan-tahapan yang dilakukan
diulangi sampai didapat kesesuaian pada saat penelitian adalah sebagai
antara data pengamatan dan data hasil berikut:
kalibrasi. 1. Studi pustaka, yaitu dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin
materi sebagai bahan acuan dalam
3. METODE PENELITAN melakukan pengambilan data dan
analisis data yang telah
3.1 Lokasi Penelitian dikumpulkan.
Penelitian ini dilakukan di DAS 2. Pengumpulan data, dalam
Bolango terletak di Kabupaten Bone pengumpulan data penelitian
Bolango, Provinsi Gorontalo. DAS ini menggunakan data sekunder yaitu
terdiri dari beberapa Sub DAS data curah hujan dan debit banjir.
diantaranya Sub DAS Bolango Boidu Data ini menjadi parameter
dengan titik koordinat 00o 37.716’ LU kelengkapan dalam melakukan
dan 123o 04.951’ BT, yang dipilih analisis data.
sebagai lokasi penelitian. Lokasi 3. Data lengkap, jika data sekunder
penelitian dapat di lihat pada gambar sudah lengkap maka dapat
berikut: dilanjutkan pada tahapan berikutnya
yaitu, metode dan analisis data,
tetapi jika data sekunder yang
dibutuhkan belum lengkap maka
dilakukan tahapan pengumpulan
data kembali.
4. Metode pengolahan dan analisis
data, adapun metode yang
digunakan dalam menganalisis data
yaitu dengan menggunakan Metode
Sacramento.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar.2 Daerah Aliran Sungai
Bolango DAS Bolango Boidu memiliki luas
sebesar 423.64 km2, dengan panjang
3.2 Pengumpulan Data sungai ± 28,87 km,dan kedalaman rata –
Data-data yang digunakan dalam rata 7,6 m. Dalam penggambaran
penelitian tugas akhir ini yaitu: Data distribusi curah hujan bulanan di DAS
sekunder yang berhubungan dengan Bolango menunjukkan adanya 2 puncak
penulisan diperoleh dari instansi-instansi hujan yaitu puncak pertama terjadi pada
terkait yaitu dari Balai Wilayah Sungai bulan Desember dengan curah hujan
Sulewasi II. bulanan maksimum sebesar 410,37 mm
Adapun data-data yang telah diperoleh dan puncak kedua terjadi pada bulan
adalah: September dengan curah hujan sebesar
1. Data curah hujan dan 367,37 mm. Sedangkan musim kemarau
klimatologi berlangsung antara bulan Agustus –
2. Data debit sungai Oktober dengan curah hujan 7,47 mm.
3. Peta topografi Seperti pada gambar berikut :
4. Pengembangan lokasi di DAS

5
450.00
Rata-rata
dengan cara menghubungkan antara
400.00 Maksimum
prosentase luas dan elevasi catchment
Minimum
350.00
area sebagai berikut:
300.00
Curah Hujan (mm)

250.00

200.00
Tabel.2 Prosentasi Luas dan Elevasi C.A
150.00
Bolango
100.00
Elevasi
50.00
Elevasi rata2 Luas Proses
Km2 Kumulatif
0.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
(m) (m) %
Waktu (bulan)

< 300 124.9 29.48 100

Gambar 3. Grafik Curah Hujan 301 - 500 400 88.35 20.85 70.52

DAS Bolango 501 - 700 600 65.14 15.38 49.67

701 - 800 800 48.8 11.42 34.29


Pengukuran curah hujan pada DAS
Bolango dengan menggunakan 3 titik 801 - 900 1000 37.27 8.8 22.87

pengamatan hujan menggunakan rata-rata 901 - 1100 1200 34.28 8.1 14.07

aljabar, seperti terlihat pada tabel berikut: 1101 - 1300 1400 18.34 4.33 5.97

1301 - 1500 1600 6.96 1.64 1.64


Tabel.1 Curah Hujan dengan Metode
Rata-rata Aljabar Tahun 423.64 100

2003-2012
D.I. Bolango 2500
Bulan Stasiun Rerata
St. St. St. Aljabar
Boidu Longalo Dulamayo (mm) 2000

Jan 105.53 132.13 184.87 140.84


H (m)

Feb 102.63 101.32 157.89 120.61 1500


Mar 142.36 142.41 181.95 155.57
Apr 144.52 143.88 249.25 179.22 1000
Mei 95.20 94.91 192.32 127.48
Jun 118.00 105.13 193.44 138.86 700
Jul 110.29 91.29 188.84 130.14 500
Agu 56.71 54.01 80.47 63.73
Sep 60.61 59.95 101.61 74.06 0
Okt 104.09 105.57 223.15 144.27 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 %
Nov 178.41 140.77 205.33 174.84
Des 187.87 157.62 276.76 207.42 Elevasi Rata-rata = 700 m
Tahunan 1,406.22 1,328.99 2,235.88 1,657.03 DPL
Bulanan 117.19 110.75 186.32 165.70

Gambar.4 Hubungan Presentasi Luas


DAS Bolango beriklim tropika dan elevasi C.A Bolango
basah atau iklim khatulistiwa yang
dicirikan oleh suhu yang tinggi dengan Adanya beda ketinggian antara
variasi musiman yang kecil, kelembaban Stasiun Jalaluddin (18 m dpl) dengan
relatif tinggi sepanjang tahun, kecepatan elevasi rata-rata catchment area Bolango
angin pada umumnya rendah serta (700 m dpl) menyebabkan adanya beda
penyinaran matahari yang hampir sama temperatur yang dapat dihitung dengan
setiap bulannya . Data iklim untuk area rumus :
catchment area Bolango diambil dari
Stasiun Meteorologi Jalaluddin T = 0,006 . ( x1 – x2 )
Gorontalo (18 m dpl) yang dianggap
mewakili untuk catchment area Bolango. Dengan demikian untuk catchment
Untuk mendapatkan ketinggian rata-rata area sungai Bolango akan terjadi
catchment area Bolango diperoleh penurunan temperature sebesar :

6
T = 0,006 . ( x1 – x2 ) Tabel.4 Nilai Parameter Sebelum
= 0,006 . (18 – 700) Kalibrasi
= -4,09 Parameter Range
Berdasarkan hasil hitungan
UZTWM (mm) 107,118 1 – 150
temperatur di atas maka disimpulkan
bahwa DAS Bolango memiliki LZFSM (mm) 62,694 1 – 1000

temperatur sedikit berbeda dengan UZWFM (mm) 136,016 1 – 150


temperatur yang ada di Stasiun Jalaluddin LZFPM (mm) 579,5 1 – 1000
Gorontalo. Akan tetapi iklim yang LZTWM (mm) 938,188 1 – 1000
lainnya seperti kelembaban relatif, PFREE(-) 0,461 0,0 - 0,6
penyinaran matahari dan kecepatan angin
ZPERC (-) 18 1 – 250
dianggap sama. Rangkumannya dapat di
lihat pada tabel berikut : RSERV (-) 0,3 0,3
Tabel.3 Rangkuman Data Iklim 2003- UZK (day ) -1
0,456 0,1 - 0,5
2012 -1
Prosentas LZPK (day ) 0,016 0,0001 - 0,0025
Kelemb Kecepa e
Suhu LZSK (day-1) 0,237 0,01 - 0,25
aban tan Penyinar
Bln Udara
Relatif Angin an REXP (-) 1
(oC)
(%) (m/dtk) Matahari
(%) ADIMP (-) 0,2
Jan 22.73 83.02 2.00 10.99 PCTIM (-) 0,01
Feb 22.15 81.84 2.50 58.27 RIVA (-) 0

Mar 22.84 84.38 2.30 59.54 SIDE (-) 0

Apr 22.82 82.03 1.50 59.80


Setelah dilakukan kalibrasi
Mei 23.24 82.09 1.70 63.03
dengan memasukkan nilai interval yang
Jun 22.47 82.22 1.90 58.35 ada maka nilai parameter – parameter
Jul 22.43 81.42 2.10 58.36 tersebut akan berubah sesuai dengan data
Agu 22.70 76.76 3.60 68.88
yang di input.
Sep 23.03 74.27 2.90 70.82
Tabel.5 Nilai Parameter dan hasil
Okt 23.61 77.12 2.10 68.24 Kalibrasi Model Sacramento
Nov 22.97 81.60 1.50 59.98 INPUT (MASUKAN)

Des 22.88 83.29 1.60 56.88 UZTWM (mm) 52


-1
Rata2 22.82 80.84 2.14 57.76 UZK (day ) 0.5
ADIMP (-) 0,4
ZPERC (-) 18
Selain itu data-data penunjang LZTWM (mm) 938
dalam menghitung parameter Model
LZFPM (mm) 580
Sacramento yaitu evapotranspirasi
potensial selama 10 tahun, tercatat dari LZPK (day-1) 0,016
tahun 2003 sampai tahun 2012. Model RSERV (-) 0,3
Sacramento menggunakan 16 parameter UZWFM (mm) 40
karateristik DAS yang menggambarkan PCTIM (-) 0,01
bagian kelebihan air hujan yang masuk
RIVA (-) 0
kedalam tampungan air tanah. Nilai-nilai
parameter yang digunakan sebelum dan REXP (-) 1
sesudah kalibrasi ditunjukkan pada tabel LZFSM (mm) 63
berikut : LZSK (day ) -1
0,24

7
PFREE(-) 0,46 8 0

7
SIDE (-) 0 200

6
OUT PUT (HASIL) 400

5
600

Curah hujan (mm)


SSE 147.51

Debit (m3/s)
4
800
Qobs 1.83
3
1000
Qcomp 10.458
2
1200
Koefisien Korelasi 98.4%
1

1400
Korelasi Rainfall-runoff 78.3% 0
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt

Bulan

Dari hasil kalibrasi pemodelan yang Curah hujan Debit terhitung Debit terukur

dihitung dapat dijabarkan seperti pada


No Tingkat ketelitian Verifikasi Hasil
gambar berikut, dimana dalam kalibrasi
memiliki nilai rata-rata ΔVE <5% 1 Korelasi r 0.891
sedangkan Verifikasi nilai ΔVE <5%. 2 Kesalahan Volume VE 3.343

8 0
Gambar.6 Grafik Hasil Verifikasi
7 200

6
400
Dari hasil kalibrasi dan verikasi
5
600 menunjukkan antara nilai hasil model
Curah hujan (mm)
Debit (m3/s)

4
800 dengan nilai hasil observasi memiliki
3
1000
tingkat ketelitian verifikasi yang baik,
2
1200
dengan kedekatan yang digambarkan
1

1400
oleh kofisien korelasi sebesar (r) 0.891
0
Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt
dan kesalahan volume (VE) sebesar
Bulan 3.343%.
Curah hujan Debit terhitung Debit terukur

No Tingkat ketelitian Kalibrasi Hasil


5. KESIMPULAN DAN SARAN
1 Korelasi r 0.984
Kesimpulan:
2 Kesalahan Volume VE 3.751 1. Penggunaan Model Sacramento
pada DAS Bolango Boidu
Gambar.5 Grafik Hasil Kalibrasi memberikan nilai debit yang cukup
berbeda dengan nilai debit observasi
Dari hasil kalibrasi dilakukan juga yang ada.
verifikasi dengan menggunakan debit 2. Hasil kalibrasi dan verifikasi dari
hasil kalibrasi dan debit observasi selama parameter Sacramento menunjukkan
3 tahun yaitu debit 2010 -2012. Hasil nilai ketelitian yang baik. Hal ini
verifikasi dapat dilihat pada grafik dibuktikan melalui hasil analisis
dibawah ini : data, dimana dalam kalibrasi
diperoleh nilai korelasi (r) sebesar
0.984 dengan kesalahan volume
(VE) sebesar 3.751%, sedangkan
dalam verifikasi diperoleh nilai (r)
sebesar 0.891 dan (VE) sebesar
3.343%.

8
Saran : Parameters. Original Version-
California.
Agar kalibrasi dan verifikasi Marta J, Adidarma W. 1987. Mengenal
yang dihasilkan bagus, maka yang harus Dasar-dasar Hidrologi. Penerbit
diperhatikan adalah kelengkapan data. Nova. Bandung.
Selain itu data yang ada harus sesuai, Mock. F.j, 1976. Land Capability
yaitu antara hujan yang jatuh dan debit Appraisal. Bogor
yang terbentuk harus memiliki pola yang R.M et. al. 2006. Using SSURGO data to
sama. Oleh karena faktor data sangat improve Sacramento Model a
penting sehingga harus dipilih data yang priori parameter estimates. Journal
benar-benar sesuai untuk digunakan pada of Hidrologi. 320, 103-116.
proses kalibrasi dan verifikasi. Soemarto, 1989. Hidrologi Teknik Edisi
Pertama. Erlangga. Jakarta.
6. REFERENSI Soemarto, C.D. 1995. Hidrologi Teknik.
Erlangga. Jl. H. Baping Raya
, 2010. Kegiatan Perencanaan dan No.100. Ciracas, Jakarta.
Program, Kementerian PU/Balai Soesanto B dan Emanda H 1991.
Wilayah Sungai II Pengantar Hidrologi. Fakulatas
Alitu, A.,2005. Studi Neraca Air di Pertanian Jember.
Daerah Aliran Sungai Bone. Sosrodarsono, S. 1985. Hidrologi untuk
Manado: Universitas Sam Pengairan . PT. Pradnya Paramita.
Ratulangi. Jakarta.
Anonim, 2003b. Modul Pelatihan Setiawati. 2005. Uji Keandalan Model
NRECA dan SACRAMENTO. Sacramento pada DAS Bedadung
Institut Teknologi Nasional. dan DAS Kloposawit.
Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Jurnal.unej.ac.id/index.php/JAGT/a
Pengelolaan Daerah Aliran rticle/.../39/18. Diakses 12
Sungai. Gajah Mada. University. Desember 2013.
Bandung. Triadmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan.
I Made Kamiana. 2010. Teknik Beta Offset. Yogyakarta
Perhitungan Debit Rencana
Bangunan Air. Graha Ilmu.
Palangka Raya
Blosch et Graison, Wahyuningsi. 2000.
Uji Keandalan Model Sacramento
Pada DAS Bedadung dan DAS
Kloposawit. Jurnal Staf Pengajar
Jurusan Teknik Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian. Jember.
Harto, Sri. 1983. Mengenal Dasar
Hidrologi Terapan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.
Indarto. 2010. Hidrologi Dasar Teori dan
Contoh Aplikasi Model Hidrologi.
PT. Bumi Aksara. Jember
Limantara, L. M. 2010. Hidrologi
Praktis. Lubuk Agung. Jakarta.
Lipinsky, D. M. 1997. Estimating
Sacramento Soil Moisture
Accounting (SAC- SMA)

Anda mungkin juga menyukai