Disusun Oleh :
KD JANU YUNITA
N 111 16 115
PEMBIMBING:
Drg. Tri Setyawati. M,Sc
dr. NI LUH GEDE FERYANTINI. W, M.Kes(MARS)
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
NO Penyakit Total
1 ISPA 2389 kasus
2 Dispepsia 1325 kasus
3 Penyakit Sistem Otot dan Jaringan 508 kasus
4 Hipertensi 497 kasus
5 Kulit Infeksi 472 kasus
6 Kulit Alergi 467 kasus
7 Diare 234 Kasus
8 Kecelakaan dan Ruda Paksa 218 kasus
9 Penyakit pulpa 204 Kasus
10 TB paru 112 kasus
Tabel 1: Data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Toaya tahun
2017
Oleh karena itu pentingnya deteksi dan penanganan dini pada penyakit
dermatitis kontak alergi bertujuan untuk menghindari komplikasi kronis dan dapat
menurunkan morbiditas serta memperbaiki prognosis dari penyakit dermatitis kontak
alergi. Apabila terpajan oleh alergen yang tidak mungkin dihindari(misalnya
berhubungan dengan pekerjaan tertentu atau yang terdapat pada lingkungan
penderita) dapat menyebabkan prognosis menjadi kurang baik.4
3
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn. SD
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 59 Tahun
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 1 Agustus 2018
Alamat : Toaya Vunta
B. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Gatal pada area kedua tangan dan area wajah
4
bertambah sehingga pasien memberikan bedak herocyn dan minyak kayu
putih pada area yang gatal, namun tidak ada perubahan, sehingga pasien
datang berobbat ke puskesmas Toaya.Tidak ada demam, tidak ada batuk dan
pilek, nafsu makan baik, buang air besar dan buang air kecil lancar dan
normal.
Riwayat sosial-ekonomi:
Pasien berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah.Pasien
bekerja sebagai petani kebun dan isteribekerja sebagai ibu rumah tangga.
Penghasilan pekerjaan pasien tidak menetap kurang lebih berkisar Rp 500.000
- 1000.000 rupiah perbulan.
5
Riwayat kebiasaan dan lingkungan:
Rumah pasien berada di pinggir jalan trans. Rumah terdiri atas 2
tingkat. Pasien tinggal di tingkat 1 dan kakak pasien tinggal di tingkat
2.Pasien tinggal dirumah yang luasnya kurang lebih 5 x 7 meter, dengan 1
ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi.
Tidak semua dinding rumah disemen seperti dapur yang belum terplester dan
masih memakai kayu, lantai disemen namun tidak menggunakan tehel hanya
memakai karpet, dan langit-langit rumah tertutup. Sumber air untuk mandi,
dan air untuk mencuci pakaian, pasien memakai air dari sumur dan air dari
gunung. Adapun sumber air untuk air yang diminum, pasien menggunakan air
galon. Tempat pembuangan sampah tepat berada dibelakang rumah pasien.
Pasien bekerja di perkebunan yang jaraknya 5 kilo meter dari rumah.
Di perkebunan pasien memiliki tanaman pohon pisang, kelapa, sayur-sayuran
serta terdapat tumbuhan lainnya. Sumber air di perkebunan pasien berasal dari
mata air sungai dan air sumur. Pasien juga memiliki hewan ternak berupa
kambing. Menurut pasien di perkebunannya ada terdapat tumbuhan yang
dicurigai menyebabkan pasien terkena gatal-gatal. Sebelumnya pasien sering
kontak dengan tumbuhan tersebut namun pasien belum mengetahui pasti
apakah tumbuhan tersebut penyebabnya. Pasien juga sering berkebun
menggunakan pakaian lengan pendek dan tidak memakai sarung tangan
dikarenakan jika menggunakan sarung tangan pasien merasa tidak nyaman.
Pasien juga memiliki kebiasaan mandi tanpa menggunakan sabun hal ini
dikarenakan dari dulu pasien jarang mandi menggunakan sabun. Pasien sering
menggunakan air hangat untuk mengurangi rasa gatalnya dan mempercayai
bahwa kumannya akan hilang dengan cara itu.
6
Keluarga pasien sehari-sehari mengkonsumsi nasi, disertai lauk pauk
seperti ikan, sayur dan telur serta tahu dan tempe. Pasien memiliki alergi
terhadap makanan yaitu berupa ikan asin, telur, dan mie instan. Namun
terkhusus pasien selama mengetahui bahwa pasien memiliki riwayat alergi
terhadap makanan tersebut pasien sudah lama tidak mengonsumsi ikan asin,
telur dan mie instan. Pasien makan 3 kali dalam sehari.
Riwayat Imunisasi :
Riwayat Imunisasi dasar pasien lengkap.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Ringan
Kesadaran : Composmentis
Berat badan : 60 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Status Gizi : IMT : 24 kg/m2Overwight
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 84 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,8°C
7
Rambut : Tidak mudah tercabut, berwarna hitam dan sedikit rambut
putih
Mata : Edema palpebral (-/-), Conjungtiva: anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Cornea reflex : Normal
Pupil : Isokor (+/+)
Lensa : Normal
Telinga : Otorrhea (-/-)
Hidung : Rhinorrhea (-)
Mulut : Bibir: sianosis (-)
Lidah : Kotor (-)
Gigi : Caries (+)
Gusi : Perdarahan (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
Kelenjar : Pembesaran kelenjar getah bening (-); pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi
intercostal (-)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) normal kiri dan kanan, massa (-),
nyeri tekan (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronchovesiculer (+/+), Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
8
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
- Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V
linea parasternal dextra, batas kiri jantung SIC V linea
axilla anterior
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
- Inspeksi : Permukaan kesan datar
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Tympani (+).
- Palpasi : Organomegali (-), nyeri tekan (+) regio epigastrium,
hepatomegal (-) hepar teraba sekitar 3 cm di bawah batas kosta kanan
pada linea midklavikula.
E. STATUS DERMATOLOGIS
1) Kepala : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
2) Leher : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
3) Wajah : tampak makula eritematous, berukuran plakat
berbentuk irregular, dengan skuama kering dan
tipisdi regio facialis sisi sinistra et dextra
4) Thoraks : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
9
5) Punggung : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
6) Abdomen : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
7) Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan
8) Inguinal : tidak dilakukan pemeriksaan
9) Glutea : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
10) Ekstremitas Superior :tampak erosi disertai makula eritematous,
berukuran plakat berbentuk irregular, skuama
kering dan tipisdi regio antebrachialis sinistra et
dextra.
11) Ekstremitas Inferior : tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
12) Kel. Getah Bening : tidak terdapat pembesaran
10
Gambar 2.1 Ujud Kelainan Kulit regio antebrachialis sinistra et dextra dan
regio facialis sisi sinistra et dextra tampak makula eritematous disertai erosi,
berukuran plakat berbentuk irregular, dengan skuama kering dan tipis.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
G. DIAGNOSIS
Dermatitis Kontak Alergi
H. DIAGNOSIS BANDING
- Dermatitis Kontak Iritan
- Nerodermatitis
I. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
Edukasi:
logam, dll.
11
Hindari kontak dengan tumbuhan di perkebunan yang di duga sebagai
sebagai pemicu timbulnya alergi, yaitu ikan asin, telur dan mie instan.
Memotong kuku – kuku jari tangan dan jaga tetap bersih dan pendek
Medikamentosa :
Sistemik
CTM (Chlorpheniramine Maleat) tablet 3x1
Topikal
Hydrocortisone 0,01% (salep kulit) oles tipis pagi sore setelah mandi.
J. PROGNOSIS
- Qua ad vitam:ad bonam
- Qua ad fungtionam: ad bonam
- Qua ad sanationam : ad bonam
- Qua ad cosmetikam : dubia ad bonam
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
Berdasarkan hasil penelusuran kasus ini, jika mengacu pada konsep kesehatan
masyarakat, maka dapat ditelaah beberapa faktor yang mempengaruhi atau menjadi
faktor resiko terhadap penyakit yang diderita oleh pasien dalam kasus ini yakni
sebagai berikut :
a) Faktor Genetik
b) Faktor Lingkungan
Lingkungan fisik
14
Lingkungan ekonomi
pasien berasal dari mata air sungai dan air sumur. Pasien juga memiliki
c) Faktor Prilaku
Pengetahuan
terjadinya suatu penyakit seperti DKA, dimana pada kasus ini pasien
hanya lulusan SD. Pasien pada kasusu ini hanya membiarkan gatalnya
gatalnya.
Sikap
kebiasaan seperti pasien berkebun menggunakan pakaian lengan pendek dan tidak
15
memakai sarung tangan dikarenakan jika menggunakan sarung tangan pasien merasa
tidak nyaman. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang dapat memicu
terjadinya reaksi kontak alergi di tambah pasien sering kontak dengan tanaman atau
sabun. Hal ini menunjukan bahwa pasien belum bisa menjaga hygenitas diri sendiri.
Serta pasien sering memiliki kebiasaan menggunakan air hangat untuk mengurangi
rasa gatalnya hal ini yang menjadi faktor kerusakan pada kulit yang semakin meluas.
Selain itu pasien juga menggunakan ramuan daun-daun yang ditambahkan dengan
alergen pada pasien dalam hal ini adalah reagen. Hal ini menjadi salah satu
penyebab mengapa reaksi alergi pada pasien terus berulang sehingga tidak
Kaleke.
masyarakat hal ini terlihat bahwa pada kasus ini pasien sering menggunakan air
hangat untuk mengurangi rasa gatalnya dan mempercayai bahwa kumannya akan
16
BAB IV
A. KESIMPULAN
1. Dermatitis kontak alergi adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah
2. Penyakit DKA pada kasus ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
3. Pada faktor perilaku seperti pengetahuan dan sikap saat berperan penting
17
B. SARAN
Five Level Prevention:
1. Promosi kesehatan (health promotion)
mengenai penyakit tersebut sebulan 4 kali dan kerja sama dengan lintas
pasien sering menggunakan air hangat untuk mengurangi rasa gatalnya dan
mempercayai bahwa kumannya akan hilang dengan cara itu. Serta penyakit
terakhir yaitu 2014, 2015 dan 2016 dan masuk dalam 10 besar penyakit
yang terbanyak di puskesmas Kaleke, pada tahun 2017 yang harus menjadi
tersebut.
yang dicurigai sebagai alergen yaitu dengan cara memakai sarung tangan
18
penggunaan air hangat untuk mengurangi rasa gatal karena akan memperluas
dini dan tepat sehingga dapat diberikan pengobatan yang cepat dan
yang dideritanya.
menggaruk yang di sebabkan oleh rasa gatal karena hal ini dapat
alergi seperti menghindari kontak penyebab alergen yang pada kasus ini
19
di curigai tanaman atau tumbuhan yang terdapat di kebun pasien. Serta
DAFTAR PUSTAKA
3. Petugas LB-1. Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) Puskesmas Toaya. Palu:
20
LAMPIRAN DOKUMENTASI
21
Tampak depan dan ruang tamu serta ruang keluarga dari rumah pasien
22
Tampak ruang kamar tidur dan WC serta bagian dapur dari rumah pasien
23
Tempat sampah yang berada di samping depan rumah pasien
24