PENDAHULUAN
Bayi berat lahir rendah yaitu bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
<2500 gram tanpa memandang masa gestasi.BBLR dapat disebabkan oleh:
kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk masa kehamilan atau kombinasi
keduanya.Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu : prematuritas murni
dan dismaturitas. Bayi prematur secara umum ialah bayi dengan usia kehamilan
kurang dari 37 minggu. Penentuan usia kehamilan dapat ditentukan dengan
menggunakan skor Ballard dan Lubchenco. Bayi prematur memiliki berbagai
masalah akibat belum berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap
untuk berfungsi di luar rahim. Masalah yang sering dijumpai pada bayi kurang
bulan dan BBLR adalah: Asfiksia, gangguan nafas, hipoglikemia, hipotermia,
masalah pemberian ASI, ikterus, infeksi, masalah perdarahan. Penatalaksanaan
didasarkan pada masalah yang muncul yang berkaitan dengan berat badan lahir
rendah.(1) (2)
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Anamnesis:
Seorang bayi perempuan lahir di RSUD Undata pada tanggal 14
september 2017 pukul 14.05 wita di kamar bersalin Rumah Sakit Undata secara
caesar sectio atas indikasi ketuban pecah dini. Bayi lahir langsung mengangis , air
ketuban pecah dini. Bayi lahir langsung menangis, air ketuban putih keruh, tidak
tercampur mekonium dan AS 7/9. Ibu bayi tidak memiliki riwayat penyakit
maternal dan tidak menderita diabetes melitus. Usia kehamilan 36-37 minggu.
Riwayat maternal :G3P2A0, saat hamil usia 33. ANC rutin dilakukan tiap
bulan di puskesmas. Tidak ada riwayat demam saat ibu hamil., riwayat
preeklamsia tidak ada, anemia berat tidak ada, tidak ada konsumsi obat-obatan
tertentu selama kehamilan. Ibu tidak mengkonsumsi alcohol ataupun merokok
selama hamil. Saat hamil aktivitas ibu kurang, nafsu makan ibu salama hamil
biasa menurun.
Pemeriksaan Fisik
DJ : 144 x/menit T : 36,4 ºC
R : 64 x/menit CRT : < 2 detik
2
1. Sistem Pernapasan
Sianosis : (+) hilang dengan O2
Merintih : tidak ada
Apnea : tidak ada
Retraksi Dinding Dada : (+) intercostal
Pergerakan Dinding Dada : Simetris Bilateral
Pernapasan Cuping Hidung : tidak ada
Stridor : tidak ada
Bunyi Napas : Bronchovesikular (+/+)
Bunyi Tambahan : Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Skor DOWNE
Frekuensi Napas : 1
Retraksi :1
Sianosis :1
Udara Masuk : 0
Merintih :0
Total Skor :3
Kesimpulan : Tidak ada gawat napas
2. Sistem Kardiovaskuler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II murni reguler
Murmur : tidak ada
3. Sistem Hematologi
Pucat : tidak ada
Ikterus : tidak ada
4. Sistem Gastrointestinal
Kelainan Dinding Abdomen : tidak ada
3
Muntah : tidak ada
Diare : tidak ada
Residu Lambung : tidak ada
Organomegali : tidak ada
Bising usus : + Kesan normal
Umbilikus
pus : tidak ada
Warna Kemerahan : tidak ada
Edema : tidak ada
5. Sistem Saraf
Aktivitas : aktif
Kesadaran : Compos mentis
Fontanela : Datar
Sutura : Belum Menutup
Kejang : Tidak ada
Tonus Otot : Normal
6. Sistem Genitalia
Anus Imperforata : tidak ada
Keluaran : tidak ada
7. Skor Ballard
Maturitas fisik
Sikap tubuh :2 kulit :3
Persegi jendela :2 lanugo :3
Recoil lengan :3 plantar :2
Sudut poplitea :2 payudara :2
Tanda selempang : 3 mata/telinga :2
Tumit ke kuping : 2 genitalia :3
Skor : 29
4
Minggu : 34-36 minggu
Interpretasi : Bayi premature
Pemeriksaan penunjang
Hasil Nilai normal
WBC 11,33 3.8 – 10.6
RBC 4,24 4.4 – 5.9
HGB 15,8 13.2 – 17.3
HCT 47,8 40 – 52
PLT 327 150 – 440
GDS 38 70 – 200
Resume
Seorang bayi perempuan lahir di RSUD Undata pada tanggal 7 juni 2016
pukul 16.00 dengan persalinan normal letak bokong, dengan berat badan lahir
5
1900 gram dan panjang badan lahir bayi 40 cm. Apgar skor 3/5/7. Saat lahir
bayi tidak langsung menangis. Sianosis (+) hilang dengan O2.
Riwayat maternal : G3P2A0. Pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut
jantung 144x/menit, suhu 36,4 ºC, respirasi 64x/menit, skor downe 3 (tidak ada
gawat napas), skor ballard 38 (estimasi kehamilan 38-40 minggu) bayi
tergolong Kurang Bulan, berdasarkan kurva Lubchenso.
Terapi :
- Menjaga kehangatan bayi
- Injeksi Vit. K 1 mg/IV
- Gentamicin tetes mata 1 tetes
- Bolus glukosa 10% 2 cc/kgBB
- IVFD Dex 5% 8 Tpm
- injeksi gentamicin 2x5 mg
- injeksi dexamethasone 3x0,3 mg
6
FOLLOW UP
8 juni 2016
S : Sesak (-), febris (-)
O : TTV : DJ : 126x/menit, R: 46x/menit, S: 36,5ºC, BB: 1900 gram
Keadaan umum : sedang
Sistem pernapasan : sianosis (-), merintih (-), apneu (-), retraksi
dinding dada (-), pergerakan dinding dada simetris (+).
System kardiovaskuler : BJ murni regular (+), murmur (-)
System hematologi : pucat (-), ikterus (-)
System gastrointestinal : kelainan dinding abdomen (-), organomegali
(-)
System saraf : kesadaran komposmentis, kejang (-)
GDS : 83 mg/dl
A : Bayi Prematur + post hipoglikemia
P :IVFD Dex 5% 8 Tpm
injeksi gentamicin 2x5 mg
injeksi dexamethasone 3x0,3 mg
9 juni 2016
S : Sesak (-),
O : TTV : DJ,= : 113, R: 52, S: 37,5ºC, BB: 2000
Keadaan umum : sedang
Sistem pernapasan : sianosis (-), merintih (-), apneu (-), retraksi
dinding dada (-), pergerakan dinding dada simetris (+).
System kardiovaskuler : BJ murni regular (+), murmur (-)
System hematologi : pucat (-), ikterus (-)
System gastrointestinal : kelainan dinding abdomen (-), organomegali
(-)
System saraf : aktifitas tidur, kesadaran komposmentis, kejang (-)
GDS : 83 mg/dL
A: Bayi Prematur + post hipoglikemia
7
P :IVFD Dex 5% 8 Tpm
injeksi gentamicin 2x5 mg
injeksi dexamethasone 3x0,3 mg
ASI/PASI 12x10cc
10 juni 2016
S : sesak (-), febris (-) mec/mix (+/+)
O: DJ,= : 141, R: 48, S: 36,6 ºC, BB: 2000 gram
Keadaan umum : sedang
Sistem pernapasan : sianosis (-), merintih (-), apneu (-), retraksi
dinding dada (-), pergerakan dinding dada simetris (+).
System kardiovaskuler : BJ murni regular (+), murmur (-)
System hematologi : pucat (-), ikterus (-)
System gastrointestinal : kelainan dinding abdomen (-), organomegali
(-)
System saraf : aktifitas tidur, kesadaran komposmentis, kejang (-)
GDS : 83 mg/dL
A: Bayi Prematur + post hipoglikemia
P :IVFD Dex 5% 8 Tpm
injeksi gentamicin 2x5 mg
injeksi dexamethasone 3x0,3 mg
ASI/PASI 12x10cc
11 Juni 2016
S : sesak (-), Demam (-) mec/mix (+/+)
O: DJ,= : 120, R: 50, S: 36,5 ºC, BB: 2000 gram
Keadaan umum : sedang
Sistem pernapasan : sianosis (-), merintih (-), apneu (-), retraksi
dinding dada (-), pergerakan dinding dada simetris (+).
System kardiovaskuler : BJ murni regular (+), murmur (-)
8
System hematologi : pucat (-), ikterus (-)
System gastrointestinal : kelainan dinding abdomen (-), organomegali
(-)
System saraf : aktifitas tidur, kesadaran komposmentis, kejang (-)
GDS : 83 mg/dL
A: Bayi Prematur + post hipoglikemia
P: ASI/PASI 12x20-30cc
PMK
9
BAB III
DISKUSI
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Rerata berat bayi normal ( usia gestasi 37-40 minggu) adalah 3200 gram. Secara
umum, bayi berat lahir rendah dan bayi dengan berat berlebih (≥ 3800 gram) lebih
besar risikonya. Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru
lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Berat
badan lahir rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat lahir <2500
gram tanpa memandang masa gestasi. (1)
BBLR dapat disebabkan oleh: kehamilan kurang bulan, bayi kecil untuk
masa kehamilan atau kombinasi keduanya.Bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu : prematuritas murni dan dismaturitas. Bayi prematur secara
umum ialah bayi dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Penentuan usia
kehamilan dapat ditentukan dengan menggunakan skor Ballard dan kurva
Battaglia dan Lubchenco. Bayi prematur memiliki berbagai masalah akibat belum
berkembangnya organ-organ tubuh, sehingga belum siap untuk berfungsi di luar
rahim. Masalah yang sering dijumpai pada bayi kurang bulan dan BBLR adalah :
Asfiksia, gangguan nafas, hipoglikemia, hipotermia, masalah pemberian ASI,
ikterus, infeksi, masalah perdarahan. Penatalaksanaan didasarkan pada masalah
yang muncul yang berkaitan dengan berat badan lahir rendah. (1) (2)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan lahir bayi 1900 gram
sehingga tergolong bayi berat lahir rendah (BBLR) dan pada skor ballard
didapatkan skor yakni 29 (34-36minggu ) yang diinterpretasikan yakni bayi
prematur. Berdasarkan kurva lubchenco didapatkan bayi tergolong bayi kurang
bulan.
10
produksi glukosa. Meningkatnya pemakaian glukosa (hiperinsulinisme) ataupun
kedua mekanisme tersebut. Tanda klinis hipoglikemia pada bayi baru lahir tidak
spesifik. gejala yang sering terlihat adalah tremor, bayi lemah, sianosis, kejang,
apneu, merintih, hipotoni, masalah minum, dan nistagmus. Diagnosis berdasarkan
gejala klinis cukup sulit karena tidak adanya tanda patognomonik untuk keadaan
ini, secara pasti diagnosis hipoglikemia adalah berdasarkan pengukuran kadar
gula darah.(1,5)
Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pada bayi ini adalah gula darah
sewaktu dengan hasil pemeriksaan 37 gr/dL. Dari hasil ini disimpulkan bahwa
pasien mengalami hipoglikemia
1. Bayi dari ibu dengan diabetes. Ibu dengan diabetes yang tidak terkontrol
memiliki kadar glukosa darah yang tinggi yang bisa melewati plasenta
sehingga merangsang pembentukan insulin pada neonates. Saat lahir,
kadar glukosa darah tiba-tiba menurun karena pasokan dari plasenta
berhenti, padahal kadar insulin masih tinggi, sehingga terjadi
hipoglikemia. Pencegahannya adalah dengan mengontrol kadar glukosa
darah pada ibu hamil.
2. Bayi besar untuk masa kehamilan (BMK). Bayi BMK biasanya lahir dari
iu dengan toleransi glukosa yang abnormal.
3. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK). Selama dalam kandungan, bayi
sudah mengalami kekurangan gizi, sehingga tidak sempat membuat
cadangan glikogen, dan kadang persediaan yang ada sudah terpakai. Bayi
KMK mempunyai kecepatan metabolism lebih besar sehingga
menggunakan glukosa lebih banyak daripada bayi yang berat lahirnya
sesuai untuk masa kehamilan (SMK), dengan berat badan yang sama.
Meskipun bayi KMK bugar, bayi mungkin tampak lapar dan memerlukan
lebih banyak perhatian. Bayi KMK perlu diberi minum setiap 2 jam dan
kadang masih hipoglikemia, sehingga memerlukan pemberian
11
sumplementasi dan kadang memerlukan cairan intravena sambil
menunggu ASI ibunya cukup.
4. Bayi kurang bulan. Deposit glukosa berupa glikogen biasanya baru
terbentuk pada trimester ke-3 kehamilan, sehingga bayi lahir terlalu awal,
persediaan glikogen ini terlalu sedikit dan akan lebih cepat habis terpakai.
5. Bayi lebih bulan. Fungsi plasenta pada bayi lebih bulan sudah mulai
berkurang. Asupan glukosa dari plasenta berkurang, sehingga janin
menggunakan cadangan glikogennya. Setelah bayi lahir, glikogen tinggal
sedikit, sehingga bayi muda mengalami hipoglikemia.
6. Pasca asfiksia. Pada asfiksia, akan terjadi metabolisme anaerob yang
banyak sekali memakai persediaan glukosa. Pada merabolisme anaerob, 1
gram glukosa hanya menghasilkan 2 ATP, sedang pada keadaan normal 1
gram glukosa bisa menghasilkan 38 ATP.
7. Polisitemia. Bayi dengan polisitemia mempunyai risio tinggi untuk
terjadinya hipoglikemia dan hipokalsemia, karena pada polisitemia terjadi
perlambatan aliran darah.
8. Bayi yang dipuasakan, termasuk juga pemberian minum pertama yang
terlambat. Bayi dapat mengalami hipoglikemia karena kadar glukosa
darah tidak mencukupi.
9. Bayi yang mengalami stress selama kehamilan atau persalinan, misalnya
ibu hamil dengan hipertensi. Setelah kelahiran, bayi mempunyai
kecepatan metabolisme yang tinggi dan memerlukan energi yang lebih
besar dibandingkan bayi lain.
10. Bayi yang lahir dari ibu yang bermasalah. Ibu mendapatkan pengobatan
(terbutalin, propanolol), ibu perokok, ibu yang mendapat glukosa
intravena saat persalinan, dapat meningkatkan resiko hipoglikemia bada
bayinya.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Kosim M.S., Yunato A., Dewi R., Sarosa G.I., dan Usman A., 2008. Buku
Ajar Neonatologi. ed I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI., 2011. Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak. Jilid 3. pp: 1124-5. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FKUI.
3. Mustadjab I., 2008. Kumpulan Kuliah Perinatologi Manado. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FK Unsrat.
4. Kliegman, RM. Janin dan Bayi Neonatus, in Behrman, RE, Kliegman, R,
Arvin, AM. (Eds.): Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol. 1. Jakarta:
EGC, 2000.
5. Departemen ilmu kesehatan anak fakultas kedokteran universitas
Indonesia,. 2007. Diagnosis dan tatalaksana penyakit anak dengan gejala
kuning. Jakarta. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
13