Anda di halaman 1dari 4

Erosi Kornea Akibat Trauma Benda Asing Pada Mata

Abstrak

Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak sengaja yang dapat menimbulkan
perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata.
Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan
kehilangan mata.
Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul
ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea
sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder. Insidensi erosi kornea pada dokter keluarga di
Amerika Serikat mencapai 8% dari seluruh kunjungan pasien per tahun.
Kejadian tersebut terutama dikaitkan karena adanya trauma mata pada tempat kerja. Erosi
kornea sering kali diawali dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau masuknya benda
asing, penderita akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang mempunyai serat
sensibel yang banyak, mata menjadi berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh media
yang keruh. Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan sulit
dibuka.
Penegakkan diagnosis pada kasus erosi kornea dapat dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik terutama pada mata, serta pemeriksaan tambahan seperti tes fluoresein. Kertas tes
fluoresein dapat digunakan untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea.
Jika tidak terdapat penyulit, erosi kornea dapat sembuh sendiri, namun dapat juga diberikan
obat berupa antibiotik, analgesic, yang disesuaikan dengan keluhan penderita.
Kata kunci: erosi kornea, trauma benda asing, mata
Isi
Seorang laki-laki, 70 tahun datang ke Poliklinik Mata dengan keluhan mata kanan kelilipan,
merah, nrocos, dan terasa sakit. Kurang lebih 5 hari yang lalu, mata kanan penderita terkena serpihan
batok kelapa. Dari hasil pemeriksaan fisik, pada mata kanan didapatkan injeksi perikornea, erosi
kornea, kornea tampak keruh, serta tes fluoresein menunjukkan hasil positif.

Tes fluoresein merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui terdapatnya


kerusakan epitel kornea. Hasil positif pada tes ini dilihat dari permukaan kornea yang berwarna hijau
setelah kertas fluoresin disisipkan pada sakus konjungtiva inferior.

Zat warna fluoresein jika menempel pada epitel kornea yang mengalami kerusakan akan
memberikan warna hijau karena jaringan epitel yang rusak bersifat lebih basa.
Diagnosis: Erosi Kornea akibat Trauma pada Mata

Terapi
Terapi yang diberikan pada kasus ini berupa preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Terapi promotif berupa edukasi untuk menjaga higienitas, banyak mengkonsumsi sayur dan buah,
serta segera berobat ke dokter spesialis mata jika obat habis atau terdapat keluhan.

Preventif, yaitu dengan menggunakan kaca mata sebagai pelindung mata, serta rajin
membersihkan mata dengan kapas yang dipilin, lalu disterilkan dengan cara direndam dalam air
panas.

Terapi kuratif adalah dengan pemberian obat antibiotik oral, antibiotik topikal berupa tetes
mata, penghilang sakit dengan analgesik Asam Mefenamat, serta vitamin C dan B komplek.

Sementara terapi rehabilitatif pada pasien ini adalah dengan mengkonsumsi obat secara
teratur, mengikuti saran dan nasehat dokter, serta kontrol ke dokter spesialis mata jika obat habis atau
terdapat keluhan pada daerah mata.
Diskusi
Dalam kasus ini mata kanan penderita terkena serpihan batok kelapa saat penderita mencoba
memecahkan kelapa. Penderita mengeluhkan mata kanannya yang terasa sakit, merah, dan nrocos.
Trauma pada mata dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan penglihatan, hal tersebut antara
lain dapat disebabkan karena terjadinya erosi kornea.

Erosi kornea merupakan keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul
ataupun tajam pada kornea. Defek pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea
sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder.

Terdapat dua kategori erosi kornea, yaitu erosi kornea yang dangkal, yaitu erosi yang tidak
melibatkan lapisan Bowman, erosi kornea yang dalam, yaitu erosi yang menembus lapisan Bowman
tetapi tidak menembus membran Descemet.

Luka pada kornea dapat terjadi akibat benda asing, lensa kontak, bahan kimia, kuku, sikat
rambut, cabang-cabang pohon, dan debu. Kornea memiliki sifat penyembuhan yang luar biasa. Epitel
yang berdekatan dapat mengembang untuk mengisi daerah yang luka, biasanya dalam waktu 24-48
jam. Lesi yang murni pada epitel sering sembuh dengan cepat dan tanpa jaringan parut, sementara
lesi yang menembus hingga lapisan Bowman lebih cenderung meninggalkan bekas luka permanen.
Pada penderita ini termasuk erosi kornea yang dangkal, karena kerusakan kornea tidak sampai
menembus membran Descemet. Hal tersebut terlihat dari hasil pemeriksaan tes fluoresein yang
menunjukkan warna hijau yang masih sedikit.

Erosi kornea sering kali diawali dengan trauma pada mata. Segera sesudah trauma atau
masuknya benda asing, penderita akan merasa sakit sekali, akibat erosi merusak kornea yang
mempunyai serat sensibel yang banyak, mata berair, fotofobia dan penglihatan akan terganggu oleh
media yang keruh. Dapat pula disertai dengan blefarospasme, yaitu kelopak mata menjadi kaku dan
sulit dibuka. Pada penderita ini didapatkan riwayat trauma mata disertai dengan keluhan sakit, mata
merah, nrocos, dan pandangan kabur.

Penegakkan diagnosis erosi kornea dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan lainnya. Penatalaksanaan pada erosi kornea bila tidak
timbul penyulit dapat sembuh sendiri karena adanya serbukan aktif epitel konjungtiva dan kornea di
sekitar erosi.
Namun, dapat juga diberi pengobatan sikloplegik untuk mengurangi rasa sakit dan
mengistirahatkan mata.
antibiotik topikal berupa tetes mata, untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, mata
ditutup, agar pertumbuhan epitel tidak terganggu oleh kedipan, mencari kemungkinan adanya benda
asing yang masih terdapat di mata dengan membalik palpebra superior ke arah atas. Pada erosi
kornea, tidak boleh diberikan steroid, karena steroid dapat menghambat penyembuhan epitel,
menambah aktifnya kolagenase, selain itu juga dapat memudahkan terjadinya infeksi jamur maupun
virus karena daya tahan kornea menurun akibat steroid.
Pada penderita ini diberikan obat antibiotik oral, antibiotik topikal berupa tetes mata,
penghilang sakit dengan analgesik Asam Mefenamat, serta vitamin C dan B komplek untuk memacu
sintesis kolagen.

Kesimpulan
Trauma pada mata dapat mengakibatkan terjadinya erosi kornea. Erosi kornea merupakan
keadaan terlepasnya epitel kornea yang disebabkan trauma tumpul ataupun tajam pada kornea. Defek
pada epitel kornea memudahkan kuman menyerang kornea sehingga mengakibatkan terjadinya
infeksi sekunder. Untuk menegakkan diagnosis erosi kornea dapat diperoleh berdasarkan hasil
anamnesis, yaitu fotofobia, lakrimasi, blefarospame, gangguan visus, serta pada pemeriksaan
didapatkan injeksi perikornea. Dapat juga menggunakan pemeriksaan lain seperti tes Placido, tes
Fluoresin, tes sensitivitas atau kultur. Pada kasus ini penderita mengalami erosi yang dangkal,
sehingga diberi antibiotic, dan terapi lain sesuai keluhan penderita. Penanganan yang cepat dan tepat
dapat mencegah terjadinya hal yang lebih buruk atau komplikasi yang buruk seperti ulkus kornea.

Anda mungkin juga menyukai