Anda di halaman 1dari 16

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

1. Percobaan Analisa Kualitatif Anion

Eksperimen ini bertujuan untuk mengamati reaksi bahan kimia sederhana

yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan mengidentifikasi

unknown melalui test reaktivitasnya.

2. Percobaan Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat

Pada percobaan ini mahasiswa dapat membuat larutan baku asam oksalat 0,1

M secara teliti sebanyak 50 mL.

3. Percobaan Titrasi Asam-Basa

Pada percobaan ini mahasiswa dapat:

a. Menetapkan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan standar asam

oksalat.

b. Menetapkan konsentrasi larutan HCl.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatatif berkaitan dengan

identifikasi zat-zat kimia: mengenali unsur atau senyawa apa yang ada dalam

suatu sampel. Umumnya ketika dihadapkan dengan analisis kualitatif ketika

sejumlah unsur dipisahkan dan diidentifikasi melalui pengendapan dengan

hidrogen sulfida. Produk-produk organik yang disintesis dalam laboratorium bisa

diidentifikasi dengan menggunakan teknik-teknik instrumentasi seperti

spektroskopi inframerah dan resonansi magnet nuklir. Analisis kuantitatif

berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung

dalam suatu sampel (Day, 1998).

Tahap pengukuran dalam suatu analisis dilakukan dengan cara kimia, fisika,

atau biologi. Teknik laboratorium yang digunakan menghasilkan

pengelompokkan metode-metode kuantitatif menjadi subdivisi titrimetrik

(volumetrik), gravimetrik, dan instrumental. (Day, 1998).

Pada analisis volumetri yang mengembangkan kompetensi dalam

menimbang, membuat larutan standar, preparasi larutan sampel, melakukan

titrasi, menghitung kadar atau konsentarsi sampel serta keselamatan kerja

merupakan dasar-dasar dalam melakukan praktikum lebih lanjut dalam kimia atau

penelitian (Sudrajat et al., 2011)

Analisa gravimetri adalah proses isolasi dalam pengukuran berat suatu unsur

atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan saecara analisa gravimetri

meliputi transfortasi unsur ke senyawa murni stabil yang dapat segera di ubah
menjadi bentuk yang dapat di timbang dan di teltiti. Berat unsur dihitung

berdasarkan rumus senyawa dan atom-atom penyusunya (Keenan, 1998).

Istilah instrumental digunakan dengan agak luas; aslinya istilah ini merujuk

ke penggunaan suatu instrumen khusus dalam tahap pengukuran. Sebenarnya,

instrumen-instrumen dapat digunakan dalam salah satu atau bahkan tahap semua

analisis, dan dalam pengertian luas, buret serta neraca analitis adalah instrumen

juga (Day, 1998).

Indikator asam-basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH

lingkungannya berubah. Apabila dalam suatu titrasi, asam maupun basanya

merupakan elektrolit kuat, larutan pada titik ekivalen akan mempunyai pH = 7.

Tetapi bila asamnya ataupun basanya merupakan elektrolit lemah, garam yang

terjadi akan mengalami hidrolisis dan pada titik ekivalen larutan akan mempunyai

pH > 7 (bereaksi basa) atau pH < 7 (bereaksi asam). Harga pH yang tepat dapat

dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebu dan dari

konsentrasi larutan yang diperoleh. Titik akhir titrasi asam basa dapat ditentukan

dengan indikator asam basa (Day, 1983).

Apabila suatu indikator digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi,

maka:

1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen

dengan titrat.

2. Perubahan warna itu harus terjadi secara mendadak, agar tidak ada

keraguan-keraguan tentang kapan titrasi harus dihentikan (Haryadi, 1986)


III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Percobaan Analisa Kualitatif Anion

Alat yang digunakan meliputi tabung reaksi, filler, pipet tetes, buret, dan

kertas pH. Bahan yang digunakan dalam percobaan antara lain, 1 mL larutan

baking soda 10%, tiga tetes Ba(OH)2, 1 mL larutan 10% garam dapur, 1 mL

AgNO3, beberapa tetes HNO3, 1 mL larutan 0,1 M MgSO4, 1 mL barium

chlorida (BaCl2), 1 mL larutan 0,1 M KI, 1 mL larutan pemutih, dan tiga

tetes larutan kanji.

2. Percobaan Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat

Alat yang digunakan meliputi gelas piala, batang pengaduk, labu takar 50

mL, gelas ukur, corong, kertas saring, botol semprot, pipet tetes, dan label

kertas. Bahan yang digunakan antara lain asam oksalat padat dan aquades.

3. Percobaan Titrasi Asam-Basa

Alat yang digunakan meliputi buret, labu Erlenmeyer 250 mL, pipet

seukuran, statif, manice, dan klem. Bahan yang digunakan antara lain

larutan NaOH, 10 mL larutan standar asam oksalat 0,1 M, dua tetes larutan

indikator fenolftalein, 10 mL HCl.

B. Prosedur Kerja

1. Percobaan Analisa Kualitatif Anion

a. Test CO2 gas

1) 1 mL larutan 10% baking soda dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


2) Tabung resaksi ditutup menggunakan jempol tangan sambil

dikocok.

3) Kertas pH dibasahi dengan cara dimasukkan ke dekat permukaan

cairan dalam tabung reaksi.

4) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.

5) Tiga tetes Ba(OH)2 diteteskan ke dalam tabung reaksi yang berisi 1

mL larutan 10% baking soda.

6) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.

b. Test untuk Ion Chloride (Cl-)

1) 1 mL larutan 10% garam dapur dimasukkan ke dalam tabung

reaksi.

2) Tabung resaksi ditutup menggunakan jempol tangan sambil

dikocok.

3) Kertas pH dibasahi dengan cara dimasukkan ke dekat permukaan

cairan dalam tabung reaksi.

4) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.

5) 1 mL AgNO3 dimasukkan serta beberapa tetes HNO3 ditambahkan

ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan 10% garam dapur.

6) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.
c. Test untuk Ion Sulfat (SO42-)

1) 1 mL larutan 0,1 M MgSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2) 1 mL barium chlorida (BaCl2) dimasukkan serta beberapa tetes

HNO3 ditambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 mL

larutan 0,1 M MgSO4.

3) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.

d. Test untuk Iodida (I-)

1) 1 mL larutan 0,1 M KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

2) 1 mL larutan pemutih dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang

berisi1 mL larutan 0,1 M KI.

3) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.

4) Tiga tetes larutan kanji ditambahkan ke dalam tabung reaksi

tersebut.

5) Perubahan warna larutan, terbentuknya pengendapan, dan pH

diamati.

2. Percobaan Pembuatan Larutan Baku Asam Oksalat

a. Asam oksalat yang digunakan untuk membuat larutan baku asam

oksalat 0,1 M sebanyak 50 mL ditimbang.

b. Asam oksalat diencerkan dengan aquades dan diaduk dengan batang

pengaduk samapi homogen di dalam gelas piala 100 mL.


c. Pada mulut labu takar 50 mL dipasang corong dan diganjal dengan

gulungan kertas saring.

d. Larutan asam oksalat dipindahkan dengan bantuan batang pengaduk ke

dalam labu takar 50 mL dengan hati-hati.

e. Gelas piala dan batang pengaduk dibilas dengan botol semprot minimal

5 kali sampai semua larutan asam oksalat tidak ada yang tertinggal di

dalam gelas piala dan batang pengaduk.

f. Aquades ditambahkan ke dalam labu takar dengan gelas ukur sampai

mendekati volume 50 mL.

g. Gulungan kertas saring dan corong diambil, sambil dibilas aquades

dengan botol semprot ke dalam labu takar.

h. Mulut dan leher labu takar dibilas dengan botol semprot air mendekati

tanda miniskus.

i. Dinding leher labu takar dikeringkan dengan kertas saring dan jangan

sampai menyentuh larutan.

j. Tetes demi tetes aquades ditambahkan ke dalam labu takar degan

bantuan pipet tetes sampai permukaan air tepat pada miniskus.

k. Labu takar ditutup dan pegang mulut labu takar dengan tangan kanan

dan labu diletakkan di atas lengan sambil dibolak-balikkan sebanyak 25

kali supaya diperoleh larutan yang homogen.

l. Label molaritas larutan asam oksalat 0,1 M ditempelkan pada labu

takar.

3. Percobaan Titrasi Asam-Basa


a. Buret dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai sebanyak dua

kali, setiap kali pembilasan dengan 5 mL.

b. Larutan NaOH yang akan dicari konsentrasinya dimasukkan ke dalam

buret dengan hati-hati.

c. Labu Erlenmeyer 250 mL diisi dengan 10 mL larutan standar asam

oksalat 0,1 M menggunakan pipet seukuran. Pipet tidak boleh ditiup,

tetapi cukup digesekkan ujungnya pada bibir labu Erlenmeyer.

d. Dua tetes larutan indikator fenolftalein ditambahkan ke dalam labu

Erlenmeyer. Dengan hati-hati kran buret dibuka dan titrasi dimulai

sambil menggojok labu Erlenmeyer.

e. Jika larutan sudah berubah warna menjadi merah muda, titrasi

dihentikan karena sudah mencapai titik ekivalen. Dan kran buret segera

ditutup.

f. Volume larutan NaOH yang diperlukan untuk menetralkan 10 mL 0,1 M

asam oksalat dicatat. Titrasi dilakukan dua kali, kemudian hasilnya

dirata-rata.

g. Perhitungan konsentrasi larutan NaOH:

h. Konsentrasi HCl ditentukan dengan cara yang sama dengan prosedur

untuk NaOH, yaitu memipet 10 mL larutan HCl dimasukkan ke dalam

labu Erlenmeyer 250 mL, ditambah 2 tetes larutan indikator

fenolftalein, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH yang telah

diketahui konsentrasinya sebesar X M.

i. Perhitungan konsentrasi larutan HCl:


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Analisis Kualitatif


Hasil
No. Jenis Test Reaksi Perubahan pH
Endapan
Warna
a. NaHCO3 + Ba(OH)2 →

BaCO3 + NaOH + H2O

Test CO2 (baking soda) Bening → Terbentuk


1. 10
gas b. CaCO3 + Ba(OH)2 → putih endapan

BaCO3 + Ca(OH)2

(kapur tulis)
Test untuk
Bening → Terbentuk
Ion NaCl + AgNO3 → AgCl +
2. putih endapan .7
Chloride NaNO3
keruh (AgCl)
(Cl-)
Test untuk Bening → Terbentuk

3. Sulfat MgSO4 + BaCl2 → putih endapan 7

(SO42-) keruh (BaSO4)


Bening →

Test untuk coklat → Pro


4. .......................................... 7
-
Iodida (I ) hitam Analisis

pekat
B. Pembahasan
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A. JR. dan A.L. Underwood. 1983. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.

Jakarta.

. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga.

Jakarta.

Haryadi. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Keenan, C.W. 1998. Ilmu Kimia untuk Universitas Edisi Keenam. Erlangga.

Jakarta

Sudrajat, A., A. Permanasari, A. Zainul, dan Buchari. 2011. Pengembangan

Rubrik Asesmen Kinerja untuk Mengukur Kompetensi Mahasiswa

Melakukan Praktikum Kimia Analisis Volumetri. Jurnal Chemica 12 (1): 1-

8.

Departemen Agama. 2002. Panduan Teknis Pengelolaan Laboratorium

Kimia. Jakarta. Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Gunawan, B. 2012. Uji Coba Ensiklopedia Peralatan Laboratorium Kimia

SMA/MA sebagai Sumber Belajar Mandiri yang Dikembangkan oleh Sri

Nugraha SaptariawatiI S. Pd. Si. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Pusat Kurikulum. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Balitbang Depdiknas.

Jakarta.
Rahmiyati, S. 2008. The Effectiveness of Laboratory Use in Madrasah Aliyah in

Yogyakarta. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 1, Tahun XI.


LAMPIRAN
BIODATA

Nama : Anggita Rokhmah Pratiwi

Nama Panggilan : Anggit

TTL : Kebumen, 13 Desember 1996

Alamat Rumah : RT 003/RW 003, Bejiruyung, Sempor

Alamat Kos : Jln. Gunung Srandil, RT 004/RW 003, Karangwangkal

Hobi : Membaca

Motto : Man Jadda Wajada

Anda mungkin juga menyukai