Anda di halaman 1dari 20

TUGAS HEALTH CARE SYSTEM

“SISTEM KESEHATAN TERKINI DI NEGARA MALAYSIA”

Oleh :
Gizi A.3.2 Kelompok 1
No absen : 1-25

JURUSAN GIZI KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI NEGARA MALAYSIA SAAT INI

Malaysia sudah berkembang luas dalam hal pelayanan kesehatan. Hal ini
dicerminkan dari sistem pelayanan kesehatan universal, artinya sistem ini banyak
merujuk pada pelayanan kesehatan swasta. Angka kematian bayi (yang digunakan
sebagai standar mengukur efisiensi pelayanan kesehatan secara keseluruhan) pada
tahun 2005 adalah 10, menunjukkan perbandingan yang baik bila dibandingkan
dengan negara Amerika Serikat dan Eropa Barat. Angka harapan hidup pada kelahiran
di tahun 2005 adalah 74 tahun. Sistem kesehatan di Malaysia terbagi menjadi sektor
publik dan sektor swasta.

I. Struktur Organisasi dari Sistem Pelayanan Kesehatan di Negara Malaysia


Beberapa intitusi yang terlibat dalam sistem kesehatan Malaysia adalah :
(1) Menteri Kesehatan
(2) Kantor pemerintah yang berfungsi kesehatan
(3) Lembaga kesehatan sukarela
(4) Perusahaan yang berfungsi kesehatan
(5) Lembaga swasta
Badan pemerintahan yang bertanggung jawab pada pencegahan kesehatan
populasi di Malaysia adalah Menteri Kesehatan (Ministry of Health/MOH), tetapi ada
juga beberapa pelaku di samping pemerintah. Menteri adalah anggota kabinet
nasional dan partisipasi dalam semua aspek politik pemutus kebijakan. Pelayanan
pencegahan termasuk kesehatan keluarga (promosi kesehatan ibu dan anak), sanitasi
lingkungan, perlindungan kesehatan kerja, preventif dan pengendalian penyakit akut
dan penyakit kronik, pendidikan kesehatan, dan pemeliharaan gigi.
Beberapa kantor pemerintah lain dilaksanakan relevan dengan sistem
kesehatan Malaysia, misalnya Kementerian Pendidikan bertanggung jawab pada
pelaksanaan universitas nasional, di antaranya ada tiga sekolah medis, dokter gigi
dilatih dalam universitas, begitu juga dengan ahli farmasi. Institusi yang lebih tinggi
juga mempelajari program-program pelayanan medis. Kementerian Pendidikan juga
ikut mendukung program makanan tambahan yang penting diberikan pada anak
sekolahan. Kementerian Tenaga Kerja melakukan inspeksi ke perusahaan untuk
melaksanakan regulasi proteksi kesehatan sdan keselamatan pekerja. Kementerian
Tanah dan Tambang mengoperasikan RS tang relatif besar untuk penduduk asli.
Program rehabilitasi kecanduan obat dilakuakn oleh Kementerian Rumah Tangga dan
Kementerian Kesejahteraan. Lalu Kementerian juga mengoperasikan institusi untuk
keterbelakangan mental, Kementerian budaya, Pemuda dan Olahraga menyediakan
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan manajemen fasilitas olahraga.
Pada tahun 1985, pemerintah memperbarui sistem kesehatan dengan cara
meng-up grade jumlah dokter dan pusat-pusat pelayanan kesehatan di semua daerah
Malaysia. Sistem yang dinamakan Rural Health Service Scheme (RHSS) ini mampu
menyerap 95% pasien dalam melayani kesehatan.
II. Dasar Terbentuknya Sistem Pelayanan Kesehatan di Negara Malaysia
Ketika Konferensi sejarah diadakan di Alma Ata pada 1978 untuk mengatasi
ketidakadilan pada kesehatan untuk populasi dunia, tujuan utamanya adalah
“Kesehatan untuk semua pada tahun 2000” dianggap dapat dicapai oleh pendekatan
Primary Health Care (PHC). Deklarasi ini diadopsi secara resmi PHC Perawatan
Kesehatan Utama sebagai sarana untuk memberikan pelayan kesehatan yang
komprehensif, universal, perawatan kesehatan yang merata dan terjangkau untuk
semua. Unfortunately for many parts of the world, till today, Health for All has not
been achieved. Sayangnya banyak negara sampai hari ini Kesehatan untuk Semua ini
belum tercapai. As noted by the Director General of the World Health Organization
during her opening remarks at the primary health care conference in Buenos Aires in
August last year, health care is not reaching the poorest sectors at the necessary
scale. Sebagaimana dicatat oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia
selama pidato pembukaannya pada konferensi PHC di Buenos Aires pada Agustus
tahun 2007, pelayanan kesehatan tidak mencapai sektor termiskin pada skala yang
diperlukan. 3.Malaysia, as a nation, had achieved “Health for All by the year 2000” –
theMalaysia, sebagai bangsa yang telah berhasil mencapai "Kesehatan untuk Semua
pada tahun 2000" – sebagaimanaoriginal target set by the Alma Ata Declaration.
target awal yang ditetapkan oleh Deklarasi Alma Ata. However, there are still pockets
of population caught in the vicious cycle of poverty and ill-health, with difficulties in
accessing not only health but also educational and economic services. Namun, masih
ada kantong-kantong penduduk terjebak dalam lingkaran setan kemiskinan dan
kesehatan yang buruk, dengan kesulitan dalam mengakses tidak hanya kesehatan
tetapi juga layanan pendidikan dan ekonomi. That is why the theme of this
conference is still relevant even to Malaysia today, in order to uplift the
disadvantaged sub-sets of the population into the mainstream of Malaysians who are
enjoying the health status of developed countries.
4.When the Alma Ata Declaration was put forth to attain “Health for All by the
year 2000”, the Primary Health Care concept was groundbreaking because its broad-
based interventions not only looked at the health system and at the reduction of the
burden of diseases, but also called for multi-sectoral collaboration to uplift the socio-
economic status of the population which impacts on health.Ketika Alma Ata Deklarasi
dikemukakan untuk mencapai "Kesehatan untuk Semua pada tahun 2000", konsep
Primary Health Care merupakan terobosan paling bagus karena berbasis luas tidak
hanya melihat intervensi sistem kesehatan dan pengurangan beban penyakit, tetapi
juga menyerukan kolaborasi multi-sektoral untuk mengangkat status sosio-ekonomi
penduduk yang berdampak pada kesehatan.
Di Malaysia, Departemen Kesehatan adalah penjaga kesehatan publik, dan
prinsip etika pemandu dalam kesehatan masyarakat adalah ekuitas. Therefore, the
Ministry has always sought to ensure that access to life-saving and health-promoting
interventions is not denied to anyone for unfair reasons, including social or economic
ones. Oleh karena itu, kementerian telah selalu berusaha untuk memastikan bahwa
akses untuk hidup hemat dan kesehatan mempromosikan intervensi-tidak ditolak
kepada siapapun untuk alasan yang tidak adil, termasuk yang sosial atau ekonomi.
7.Since Malaysia's Independence in 1957, the Ministry of Health has not only sought
to ensure the provision of safe water, safe food and quality medicine, but has also
strived to keep the Malaysian public informed of the means to protect their own
health.Sejak Kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957, Departemen Kesehatan tidak
hanya berusaha untuk menjamin penyediaan air bersih, makanan yang aman dan
obat-obatan berkualitas, tetapi juga diupayakan untuk menjaga masyarakat Malaysia
mengenai cara untuk melindungi kesehatan mereka sendiri. The Malaysian health
care system has always been practicing the principles of Primary Health Care, thanks
to the foresight of our post-independence political leadership who placed social
equity high on their agenda and has developed many “pro-poor” policies that see
Malaysia spending more of public funds on the poorest 20% of the population.
Sistem pelayanan kesehatan Malaysia selalu mempraktikkan prinsip-prinsip
Primary Health Care, berkat kejelian pasca-kemerdekaan kepemimpinan politik
Malaysia yang menempatkan keadilan sosial tinggi pada agenda mereka dan telah
mengembangkan banyak "pro-poor" kebijakan yang melihat Malaysia pengeluaran
lebih dana publik pada 20% termiskin dari populasi.
Pada tahun 1956, yaitu, pra-kemerdekaan, kami hanya memiliki 42 fasilitas
perawatan kesehatan primer di negara ini, namun pada tahun 2005 fasilitas
kesehatan primer kami telah tumbuh 2.874, terdiri dari 809 klinik kesehatan, 1.919
dan 146 klinik masyarakat klinik ponsel. The Second National Health and Morbidity
Survey in 1996 found that 88.5% of the population already lived within 5 km of a
health facility and 81% lived within 3 km of one. Kesehatan Nasional dan Survei
Morbiditas Kedua pada tahun 1996 menemukan bahwa 88,5% penduduk sudah
tinggal dalam waktu 5 km dari fasilitas kesehatan dan 81% tinggal dalam jarak 3 km
dari satu. There is not only progress in terms of health facilities, the scope of services
in Primary Health Care has also expanded to include women's health, community
mental health, health of older persons, adolescent health, management of non-
communicable diseases and dental care. Tidak ada kemajuan hanya dalam hal
fasilitas kesehatan, cakupan layanan di PHC juga telah diperluas untuk mencakup
kesehatan perempuan, kesehatan mental masyarakat, kesehatan orang tua,
kesehatan remaja, manajemen non-menular penyakit dan perawatan gigi.
III. Perkembangan Sistem Pelayanan Kesehatan di Negara Malaysia
Globalisasi dan teknologi baru, dalam inovasi proses industri menyebabkan
resiko keselamatan kerja yang lebih besar dan tantangan keamanan. Di Malaysia,
Undang-Undang untuk perusahaan atau pabrik 1967 memuat peraturan untuk
mengatasi masalah awal yang muncul karena industrialisasi di Malaysia pada 1970-
an. Pemberlakuan Keselamatan dan Kesehatan persyaratan yang ditetapkan Undang-
Undang 1994 yang harus dipenuhi melalui promosi kesehatan dan keselamatan kerja
berdasarkan peraturan diri, sesuai dengan kode praktek industri dalam operasi,
menerapkan kesehatan dan keselamatan strategi manajemen serta penanaman akhir
dari suatu kesehatan kerja dan keselamatan.
Adanya industrialisasi yang dijelaskan sebelumnya, pemerintah Malaysia
melakukan perbaikan pelayanan kesehatan dalam bidang kesehatan dan keselamatan
kerja. Dalam perkembangannya, malaysia memberlakukan peraturan yang mana
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. Peningkatan tersebut salah satunya
dalam bentuk peningkatan pelayanan keselamatan kerja dengan membuat Pedoman
Pelayanan Kesehatan kerja. Pedoman ini berfungsi untuk memperkuat penyediaan
pelayanan kesehatan kerja dengan menjelaskan mekanisme tentang bagaimana
menerapkan Pelayanan Kesehatan Kerja, fungsi Pelayanan Kesehatan Kerja,
kualifikasi dan peran dari berbagai praktisi Kesehatan Kerja yang terlibat dalam
memberikan layanan. Pedoman ini lebih lanjut dimasukkan metode untuk menilai
kinerja penyedia Kerja Pelayanan Kesehatan termasuk indikator untuk memastikan
keunggulan program Kesehatan Kerja dan layanan berkualitas yang disediakan.
Malaysia, yang berusaha mendorong pembangunan ekonomi dan industri,
memberlakukan "Keselamatan dan Kesehatan Rencana Guru untuk Malaysia 2015”
untuk memastikan pekerja yang aman, sehat dan produktif. Dengan membangun,
memelihara dan mempertahankan budaya pengaturan diri melalui penegakan
hukum.
Hal ini akan membuka masa depan menuju sebuah era budaya pencegahan yang
kuat pada promosi kesehatan pada akhir 2020, yang menjamin lingkungan kerja yang
dibangun di atas "budaya aman".
Untuk menjamin penyediaan layanan optimal kesehatan kerja pada beberapa
tingkatan seperti badan pemerintah, universitas, lembaga pelatihan, penyedia
kesehatan kerja perawatan dan kurangnya jumlah industri memadai professional ini.
Department of Occupational Safety and Health (DOSH) selalu memiliki jumlah yang
memadai dari para profesional seperti untuk memperkuat pelayanan kesehatan
kerja. Sejak beberapa tahun terakhir, DOSH telah berusaha untuk meningkatkan
jumlah dokter kesehatan kerja untuk memfasilitasi layanan kesehatan kerja yang
diberikan di negara ini, yang dapat dianggap sebagai lompatan kuantum dalam upaya
untuk mengkonsolidasikan pelayanan kesehatan kerja di seluruh wilayah dan sebuah
prestasi untuk mempekerjakan setidaknya satu penyedia pelayanan kesehatan kerja
profesional di setiap wilayah.

A. Statistik Kesehatan
Usia harapan hidup penduduk Malaysia menurut WHO berkisar rata-rata 72
tahun. Sedangkan angka kematian ibu di Malaysia 41 per 100 ribu kelahiran
hidup. Sedangkan angka kematian bayi di Malaysia 8 per 1000 kelahiran hidup.

B. Tingkat Kefokusan Pemerintah Malaysia Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan


Masyarakat Malaysia sangat perduli pada tingkat kepentingan pada
perluasan dan pengembangan kesehatan, 5% anggaran pembangunan sektor
sosial pemerintah adalah untuk kesehatan masyarakat yaitu suatu kenaikan
melebihi 47% dari periode sebelumnya. Ini berarti semua kenaikan menghabiskan
lebih dari 2 miliar ringgit Malaysia (lebih dari 6,5 triliun rupiah). Dengan
meningkatnya harapan hidup dan bertambahnya penduduk, pemerintah Malaysia
mulai memperbaiki banyak sektor, termasuk perbaikan rumah sakit yang ada,
membangun dan melengkapi rumah sakit baru, menambah jumlah klinik umum
dan perbaikan pelatihan serta perluasan pelayanan jarak jauh (telehealth).
Sebelumnya pemerintah Malaysia telah memperkuat usaha untuk memajukan
sistem dan menggaet lebih banyak investor asing.

C. Rumah Sakit
Sistem kesehatan Malaysia memerlukan para dokter untuk melaksanakan
tugas tiga tahun pelayanan di rumah sakit umum untuk meyakinkan sumber daya
manusia rumah-rumah sakit itu tetap terjaga. Baru-baru ini dokter-dokter asing
juga ditugaskan untuk bekerja di sini. Tetapi masih juga sejumlah kekurangan
tenaga medis, khususnya yang berpengalaman spesialis, hasilnya pelayanan dan
perawatan kesehatan tertentu hanya ada di kota-kota besar. Upaya-upaya terbaru
untuk menghadirkan banyak fasilitas ke kota-kota lain dihambat oleh kurangnya
ahli untuk menjalankan peralatan yang tersedia dari para investor. Sebagian besar
rumah sakit swasta berada di perkotaan dan tidak seperti banyak rumah sakit
umum, diperlengkapi dengan fasilitas diagnosis dan visualisasi terbaru. Rumah
sakit swasta umumnya tidak dilihat sebagai investasi ideal atau sedikitnya perlu
waktu sepuluh tahun sebelum investor meraih untung. Namun, situasi itu kini
berubah dan perusahaan kini melihat wilayah ini lagi, terkhusus memperhatikan
kenaikan minat orang asing yang datang ke Malaysia untuk tujuan perawatan
kesehatan dan fokus pemerintah tertuju untuk membangun industri yang disebut
pariwisata kesehatan (Medical Tourism). Pemerintah Malaysia juga telah
mempromosikan negaranya sebagai negara tujuan pelayanan kesehatan secara
regional maupun internasional.

D. Pengobatan
The National Health and Morbidity Survey II yang telah dijalankan pada
tahun 1996 menunjukkan bahwa kira-kira 2.3 % dari rakyat Malaysia
menggunakan pengobatan tradisional ini dan kira-kira 3.8 % menggunakan
kedua-duanya sekali yaitu pengobatan modern dan pengobatan tradisional
secara bersamaan (Kementerian Kesihatan Malaysia, 2009). Anggaran sebanyak
US$500 juta dibelanjakan oleh kerajaan Malaysia setiap tahun untuk
perkembangan pengobatan tradisional, berbanding dari US$300 juta untuk
pengobatan modern (WHO, 2002). Data yang didapatkan dari Tradisional &
Complementary Division di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia
menunjukkan bahwa terdapatnya peningkatan sebanyak 32.5% dari tahun 2008
ke tahun 2009 dalam kelulusan pemohonan tenaga praktek tradisional di
Malaysia. Antaranya adalah dalam bidang pengobatan Cina sebanyak 27%,
tukang urut Thai sebanyak 16%, tukang urut Melayu sebanyak 6%, dan lain-lain
( TCM, 2009).
E. Sistem Jaminan Sosial
Sebagai negara persemakmuran, sistem jaminan sosial di Malaysia
berkembang lebih awal dan lebih pesat dibandingkan dengan perkembangan
sistem jaminan sosial di negara lain di Asia Tenggara. Pada tahun 1951 Malaysia
sudah memulai program tabungan wajib pegawai untuk menjamin hari tua
(employee provident fund, EPF) melalui Ordonansi EPF. Seluruh pegawai swasta
dan pegawai negeri yang tidak berhak atas pensiun wajib mengikuti program EPF.
Ordonansi EPF kemudian diperbaharui menjadi UU EPF pada tahun 1991.
Pegawai pemerintah mendapatkan pensiun yang merupakan tunjangan karyawan
pemerintah. Selain itu, Malaysia juga memiliki sistem jaminan kecelakaan kerja
dan pensiun cacat yang dikelola oleh Social Security Organization (SOCSO). Oleh
karena pemerintah federal Malaysia bertanggung jawab atas pembiayaan dan
penyediaan langsung pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk yang relatif
gratis, maka pelayanan kesehatan tidak masuk dalam program yang dicakup
sistem jaminan sosial di Malaysia. Dengan sistem pendanaan kesehatan oleh
negara, tidak ada risiko biaya kesehatan yang berarti bagi semua penduduk
Malaysia yang sakit ringan maupun berat. Sektor informal merupakan sektor yang
lebih sulit dimobilisasi. Namun demikian, dalam sistem jaminan sosial di
Malaysia, sektor informal dapat menjadi peserta EPF atau SOCSO secara sukarela.
Termasuk sektor informal adalah mereka yang bekerja secara mandiri dan
pembantu rumah tangga. Karyawan asing dan pegawai pemerintah yang sudah
punya hak pensiun juga dapat ikut program EPF secara sukarela.
Di dalam penyelenggaraannya, masing-masing program dan kelompok penduduk
yang dilayani mempunyai satu badan penyelenggara. Program EPF dikelola oleh
Central Provident Fund (CPF), sebuah badan hukum di bawah naungan
Kementrian Keuangan. Lembaga ini merupakan lembaga tripartit yang terdiri atas
wakil pekerja, pemberi kerja, pemerintah, dan profesional. Untuk tugas-tugas
khusus, seperti investasi, lembaga ini membentuk Panel Investasi.
Penyelenggaraan pensiun bagi pegawai pemerintah dikelola langsung oleh
kementrian keuangan karena program tersebut merupakan program tunjangan
pegawai (employment benefit) dimana pegawai tidak berkontribusi. Program
jaminan kecelakaan kerja dan pensiun cacat dikelola oleh SOCSO yang dalam
bahasa Malaysia disebut Pertubuhan Keselamatan Sosial (PERKESO). Manfaat
(benefits) yang menjadi hak peserta terdiri atas: (1) Peserta dapat menarik
jaminan hari tua berupa dana yang dapat diambil seluruhnya (lump-sum) untuk
modal usaha, menarik sebagian lump-sum dan sebagian dalam bentuk anuitas
(sebagai pensiun bulanan), dan menarik hasil pengembangannya saja tiap tahun
sementara pokok tabungan tetap dikelola CPF. (2) Peserta dapat menarik
tabungannya ketika mengalami cacat tetap, meninggal dunia (oleh ahli warisnya),
atau meninggalkan Malaysia untuk selamanya. (3) Peserta juga dapat menarik
dananya untuk membeli rumah, ketika mencapai usia 50 tahun, atau memerlukan
biaya perawatan di luar fasilitas publik yang ditanggung pemerintah. (4) Ahli waris
peserta berhak mendapatkan uang duka sebesar RM 1.000-30.000, tergantung
tingkat penghasilan, apabila seorang peserta meninggal dunia.
Tingkat iuran untuk program EPF, dalam prosentase upah, bertambah dari tahun
ke tahun seperti disajikan dalam tabel berikut. Jumlah iuran tersebut ditingkatkan
secara bertahap untuk menyesuaikan dengan tingkat upah dan tingkat
kemampuan penduduk menabung. Dalam program EPF di Malaysia, sekali
seseorang mengikuti program tersebut, maka ia harus terus menjadi peserta
sampai ia memasuki usia pensiun yang kini masih 55 tahun (Kertonegoro, 1998).

F. Sejarah Sistem Pelayanan Kesehatan di Malaysia


Sistem Pelayanan Kesehatan di Malaysia sudah mengalami transformasi
secara radikal. Pada awal perawatan pre-colonial yang paling digunakan adalah
pengobatan tradisional terutama bagi para penduduk Melayu, China dan
kelompok etnis lainnya. Pada saat akan berakhirrnya penjajahan (masuknya
Inggris) masuklah praktek pengobatan barat. Sejak kemerdekaan negara Malaysia
pada tahun 1957, sistem pelayanan kesehatan dirubah dari aturan koloni Inggris
supaya fokus pada kegawatdaruratan terhadap penyakit, yang juga merupakan
kebutuhan nasional secara politik.

G. Medicine via Pos


Pada Januari 2011, pemerintah Malaysia meluncurkan program terbaru
yaitu pengobatan melalui surat-menyurat (Medicine via Pos). Medicine via Pos
terfokus pada pasien dengan penyakit kronis. Persyaratan pasien untuk
mendapatkan pelayanan ini, pasien harus memperoleh sertifikasi dari apoteker
bahwa kondisi pasien tersebut termasuk stabil dan paham dengan baik cara
penggunaan pengobatan tersebut. Pasien membayar sebesar 3.5 Ringgit bila
berada di Putrajaya dan 8 Ringgit untuk yang berada di Serawak dan Sabah.
Program yang berbasis pada proyek percontohan tersebut mulai dilakukan oleh
Rumah Sakit Putrajaya pada Oktober 2009.

Kekurangan dan Kelebihan dari Sistem Pelayanan Kesehatan di Negara Malaysia


A. Kekurangan Sistem Pelayanan Kesehatan di Negara Malaysia
Dalam survei konsumen yang dilakukan pada tahun 2008, tingkat kepuasan
pasien menurun dari 94,4% pada 2004 menjadi 89% pada tahun 2008. Tingkat
harapan pasien terpenuhi adalah 38,5% pada tahun 2008. Di satu sisi, 89% pasien
puas dengan rumah sakit Depkes tidak buruk. Di sisi lain ekspektasi 38,5%
terpenuhi level terlalu rendah.
Tidak diragukan lagi, ada masalah dengan sistem kesehatan kita, utamanya
adalah:
1. Daftar tunggu yang panjang.
Mayoritas dari masyarakat malaysia sudah terbiasa dengan
keadaan seperti itu atas dorongan pemenuhan konsultasi kesehatan
pada pelayanan kesehatan tersebut.
Hal – hal yang tabu juga sering terjadi, misalnya kadang-kadang
operasi yang sudah dijadwalkan dibatalkan untuk alasan yang sangat
banyak mulai dari "konsultan yang tidak tersedia" sampai alasan yang
sangat kecil misalnya hasil test darah atau EKG (elektrokardiograf) tidak
tersedia untuk diperiksa. Ada juga kasus operasi dibatalkan karena
konsultan senior dipanggil "pada tugas pemerintah" dalam waktu
singkat dan yunior tidak berani melanjutkan.
Beberapa masalah daftar tunggu hanya karena organisasi miskin
sumber daya manusia. Proyek percontohan di beberapa rumah sakit
umum untuk memungkinkan adanya dokter di pelayanan pemerintah
tidak cukup membantu selain itu beberapa hak praktik swasta juga
tampaknya tidak banyak membantu dalam masalah ini.
Hal ini merupakan perumpamaan jika Departemen Kesehatan
(Depkes) adalah menyenangkan, banyak dokter swasta akan lebih
senang untuk mencurahkan satu atau dua hari seminggu, untuk
membantu memperpendek daftar tunggu medis dan bedah.
2. Kompetensi Dokter, Perawat dan Paramedis
Kelemahan terbesar lain dengan rumah sakit umum adalah tingkat
kompetensi, perawat dokter dan paramedis. Pasien menunggu giliran
mereka untuk dilihat oleh seorang petugas medis atau rumah-petugas
yang bahkan tidak peduli untuk mengambil riwayat yang tepat atau
melakukan pemeriksaan medis yang tepat. Dalam satu menit atau lebih,
mereka adalah "mengusir" keluar dari ruang konsultasi dengan resep.
Petugas medis, mungkin karena kurangnya paparan, tidak dapat
mengatur IV menetes, mengatur garis vena sentral atau melakukan
kanulasi arteri dengan aman.
Demikian pula dengan perawat dan petugas medis alinea. Mereka
juga sedang diproduksi missal. Mereka belajar apa pun yang mereka
dapat melalui buku, bagan dan simulasi komputer di dalam kelas.
Namun mereka memiliki eksposur minimal untuk perawatan pasien
yang sebenarnya dalam pelatihan mereka.Untuk alasan yang sangat
banyak, yang lebih senior mencari keberuntungan mereka di tempat
lain, meninggalkan yang junior untuk membantu yang junior.
Dokter semua harus cukup dilatih untuk memenuhi tingkat
tanggung jawab yang dipercayakan dengan mereka. Seorang dokter
setengah matang akan merugikan pasien. Demikian pula, perawat juga
harus cukup terlatih. Untuk mulai dengan, pendaftaran keperawatan
harus memiliki kriteria masuk yang lebih tinggi. Tentu saja, membayar
harus sepadan dengan gaji lulusan. Setiap sekolah perawat harus
memiliki sebuah rumah sakit terlampir untuk perawat mereka untuk
melatih, dan dewan keperawatan harus diperkuat.
3. Penekanan yang Berlebihan pada Perawatan Kuratif
Masyarakat menyalahgunakan tubuhnya. Mereka makan terlalu
banyak, terutama karbohidrat dan lemak. Iklan makanan sangat
menarik. Mereka mempromosikan makanan sebagai tempat wisata.
Mereka menolak untuk berolahraga. Mereka tidak pergi untuk
pemeriksaan rutin sampai sesuatu yang salah dengan tubuh, atau
sampai runtuh (collapse). Depkes harus lebih menekankan pada
perawatan pencegahan. Perempuan yang lebih muda harus pergi untuk
pap smear tahunan mereka dan pemeriksaan payudara. Bahkan jika
pemeriksaan harus didanai oleh SOCSO. Hal ini masih menghemat biaya
dalam jangka panjang. Semua orang dewasa yang tidak jatuh sakit atau
klaim tagihan medis harus diberi rabat pajak. Membayar untuk tetap
sehat.
4. Kurangnya kontrol biaya di rumah sakit swasta.
Keluhan yang paling populer dari siapa pun mendapatkan
perawatan di rumah sakit swasta, adalah BIAYA. Sebagai negara
mendapat lebih makmur, rumah sakit swasta yang lebih dan lebih
banyak mengatur. Beberapa rumah sakit swasta ditetapkan sebagai
embel-embel di mana hiasan mewah sedikit dan pada dasarnya
melayani kelompok ekonomi sosial lebih rendah, untuk memberikan
pelayanan kesehatan swasta terjangkau. Tapi pada dasarnya mereka
bersaing satu sama lain, untuk menjadi lebih mewah daripada yang
lain.
5. Kurangnya kontrol peralatan medis berteknologi tinggi.
Pada hitungan sederhana, ada 15-20 CT scan mesin di Lembah
Klang, populasi sekitar 3 juta orang. Para pemilik mesin (biasanya dokter
dengan mitra bisnis, atau pusat medis, secara terbuka mengiklankan
mesin mereka kepada publik tidak bersalah bahkan menawarkan paket
diskon. Beberapa dari paket ini bahkan terikat dengan perusahaan kartu
kredit sehingga pasien tidak harus membayar dimuka tunai (sehingga
licin) CT scan dilakukan kiri,. kanan dan tengah untuk setiap alasan
sepele. Pertama, scan mahal. Kedua mereka berpotensi berbahaya
(radiasi dari CT scan arteri jantung mungkin setara dengan 500 sinar-X
dada). Ketiga, mereka mungkin tidak seakurat apa yang disebut-sebut.
Memindai tidak murah. Mereka dapat biaya beberapa ribu dolar
masing-masing. Tergantung pada indikasi, tidak dapat membantu dalam
perawatan dari pasien. Mereka hanya dapat menambah biaya
kesehatan Sekali lagi, perkembangan mesin ini dengan mudah dapat
dikontrol oleh otoritas, jika ingin pengendalian biaya kesehatan.
Mungkin yang berwenang juga harus mempertimbangkan bahwa dokter
yang merujuk pasien untuk scan harus tidak memiliki. kepentingan
keuangan dalam perusahaan scan, untuk menghindari situasi konflik
kepentingan.

B. Kelebihan Sistem Pelayanan Kesehatan di Negara Malaysia

1. Penerapan sistem Health Tourism ( Wisata Kesehatan ).


Health Tourism adalah perjalanan dengan motivasi kesehatan. Pada
hakekatnya, dilakukan sehubungan dengan kesehatan, seperti medical check-
up, pemeliharaan (pijat kebugaran, pijat refleksi, spa). Health tourism dapat
diartikan sebagai pariwisata kesehatan berupa perjalanan untuk
pemeliharaan dan atau pemulihan kesehatan yang pada hakekatnya dilakukan
oleh orang yang sehat, tidak menderita suatu penyakit atau orang yang baru
sembuh dari perawatan.
2. Berbagai perawatan medis tersedia di rumah sakit Malaysia. Ada bedah
kecantikan, bedah umum, bedah kardiologi dan kardiovaskular, cuci darah
dan banyak lagi.
3. Peralatan medis yang canggih dan diakui Internasional.
4. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh.
Biaya untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan menyeluruh, mulai dari
500-4000 ringgit Malaysia (sekitar 1,4 juta-11, 2 juta rupiah). Semakin tinggi
harga paket, pasien akan mendapat penanganan konsultan senior atau
spesialis. Konsultan akan merujuk ke dokter spesialis bila diperlukan. Untuk
wanita aktif, tak ada salahnya mencoba well woman package. Paket ini
memberikan nasihat kesehatan dan gaya hidup bagi perempuan dari berbagai
usia.

5. Penggunaan iPHER (Individual Personal Health Electronic Record).


Teknologi berbeda terasa bila kita menjalani pemeriksaan kesehatan
menyeluruh. Normalnya, usai kita melakukan medical check-up, kertas dan
hasil X-ray harus kita bawa pulang. Jika berkonsultasi dengan dokter spesialis,
tentu repot jika membawa setumpuk dokumen di atas. Malaysia Healthcare
memperkenalkan teknologi yang dapat menyimpan semua data medis kita
dalam bentuk digital. Kita akan menerima hasil tes medis dalam USB
berbentuk menyerupai kartu kredit. Pada Mei 2010 lalu, Malaysia Healthcare
meluncurkan iPHER (Individual Personal Health Electronic Record). Perangkat
USB ini otomatis ter-integrasi dengan software komputer. Selain menyimpan,
bisa juga meng-update hasil data medis setiap kita habis melakukan
pemeriksaan. Selain bahasa Inggris, data bisa ditampilkan dalam bahasa
Jerman, Perancis, Spanyol, Arab dan Mandarin. Perangkat iPHER sangat
bermanfaat dalam keadaan gawat darurat. Di alat itu, tersimpan informasi
mengenai nama pasien, kewarganegaraan, nama dokter pasien, keluarga
terdekat dan alergi yang dimiliki pasien. Jadi bila kita pingsan mendadak,
mungkin kartu ini dapat memudahkan tim medis melakukan perawatan yang
tepat. Di Malaysia sudah ada 35 rumah sakit swasta yang ditunjuk pemerintah
Malaysia sebagai tujuan wisata medis. Semua sudah berakreditasi
internasional.

6. Pajak kesehatan di-nol kan.


7. Pelayanan kesehatan warga negara Malaysia sangat diutamakan. Bahkan tidak
ada biaya yang dipungut untuk pelayanan ini.
8. Mengandalkan sumber dana pajak.
Malaysia juga mengandalkan sumber dana pajak. Hanya saja, untuk
rawat
inap penduduk Malaysia harus bayar 3 ringgit per hari, all in. Tidak
ada lagi biaya obat, laboratorium atau jasa dokter. Penduduk yang mampu
dan tidak mau antre membeli layanan di rumah sakit swasta. Hanya
19,6 persen yang melakukan perawatan di rumah sakit swasta karena
layanan rumah sakit publik cukup baik. Model ini sederhana. Hanya saja,
karena dana APBN hanya bisa mengalir ke rumah sakit publik, penduduk yang
tinggal jauh dari rumah sakit publik terpaksa harus ke rumah sakit swasta dan
membayar cukup mahal. Meski demikian, Malaysia mematok harga rumah
sakit swasta, kelas apa pun,
sehingga biaya berobat di rumah sakit swasta di Malaysia hanya sepertiga
dari biaya berobat di rumah sakit publik di Indonesia.

REFERENSI
Masilamani, Retneswari. Recent Development In Occupational Health Services in Malaysia.
Malaysian Journal of Public Medicine 2010, Vol. 10(2):1-5(GUEST EDITORIAL).
http://internationalbusiness.wikia.com/wiki/Malaysian_Healthcare_Reform:_Strengths_
%26_Weaknesses. Di akses pada 31 Desember 2011 pukul 13.42.
Anonymous. 2010. THE CURRENT MALAYSIAN HEALTHCARE SYSTEM: STRENGTHS AND
WEAKNESSES. http://hmatter.blogspot.com/2010/03/current-malaysian-healthcare-
system.html. Diakses pada 31 Desember 2010 pukul 13.05
Ng Swee Choon. 2010. My health, my country. http://thestar.com.my/health/story.asp?
file=/2010/3/14/health/5844405&sec=health. Diakses pada 31 Desember 2010 pukul
12.55

Anda mungkin juga menyukai